Anda di halaman 1dari 3

1) PROSES PENCERNAAN RUMINANSIA

Proses pencernaan pakan pada ternak ruminansia terdiri dari:

1. Pencernaan Mekanis, dilakukan di dalam mulut.

2. Pencernaan Fermentatif, dilakukan oleh mikroba daalam rumen.

3. Pencernaan Hidrolisis, dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan

Proses pengolahan pakan dilakukan dengan cara memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) akan
disimpan sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan akan ditarik kembali ke mulut
(proses regurgitasi),untuk dikunyah (proses remastikasi). Selanjutnya pakan akan ditelan (proses
redeglutasi)., untuk dicerna oleh enzim-enzim mikroba rumen.

Di dalam perut, pakan akan diolah di 4 kompartemen perut, yaitu : 1. Retikulum (perut jala). 2. Rumen
(perut beludru). 3. Omasum (perut buku,tersusun dari +/- 100 lipatan ). 4. Abomasum (perut/lambung
sejati,karena baik anatomis maupun fisiologisnya sama dengan lambung non-ruminansia).

1. Proses Pencernaan di Mulut

Setelah masuk kedalam mulut sapi, pakan akan diolah secara mekanis (dihancurkan) oleh gigi.
Kemudian pakan akan bercampur dengan saliva (air liur), yang disekresikan oleh 3 pasang glandula
saliva, yaitu glandula parotid yang terletak di depan telinga, glandula submandibularis (sumbaxillaris)
yang terletak pada rahang bawah, dan glandula sublingualis yang terletak dibawah lidah.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi
makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa
oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan
akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan
yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua
kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat
kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses
pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.

pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya
dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak
hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio
gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat
mikroba dengan jumlah bermilyar-milyar. 3. Omasum Omasum sering juga disebut dengan perut
buku, karena permukaannya berbuku-buku. Derajat Keasaman (pH) omasum berkisar antara 5,2
sampai 6,5. Antara omasum dan abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
Fungsi omaso abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke
omasum. 4. Abomasum Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Derajat keasaman (pH)
pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Permukaan abomasums dilapisi oleh
mukosa yang berfungsi untuk melindungi dinding sel agar tidak tercerna oleh enzim yang dihasilkan
oleh abomasum (Priyono, 2009).

PERBEDAAN PENCERNAAN RUMINANSIA DAN AVES

AVES

A. Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut tunggal) yang
berkapasitas kecil.
B. Makanan ditampung di dalam crop (tembolok) kemudian di empedal/gizzard terjadi penggilingan
sempurna hingga halus.
C. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system.
D. Unggas tidak memerlukan peranan mikroorganisme secara maksimal, karena makanan berupa
serat sedikit dikonsumsi.
E. Perbedaan itu terletak didaerah mulut dan perut, unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah,
namun memiliki lidah yang kaku untuk menelan makanannya.
F. Perut unggas memiliki keistimewaan yaitu terjadi pencernaan mekanik dengan batu-batu kecil
yang dimakan oleh unggas di gizzard.

RUMINANSIA

A. terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang
sulit dicerna.
B. terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar),
retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
C.

2) PROSES ABSORBSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK


a. Proses absorbsi lipid
Transport bahan yang diserap oleh usus terjadi melalui dua lintasan:
a. sistem portal hepatik yang berjalan langsung menuju hati dan mengangkut nutrien
larut air
b. pembuluh limfe, yang menuju darah melalui duktus torasikus dan mengangkut nutrien
yang
larut dalam lemak
Sebelum dapat diserap oleh tubuh, lemak harus dicerna dulu menjadi gliserol dan asam
lemak Asam lemak rantai pendek (atom C 4-8) dapat langsung diserap masuk ke dalam
peredaran darah, sementara asam lemak rantai panjang harus diangkut oleh protein
pembawa di dalam sel usus menjadi molekul kilomikron ke dalam saluran limfe, sebelum
akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Proses penyerapan lemak terjadi di usus halus
(jejunum) dengan bantuan empedu.
b. pencernaan lemak dapat dibedakan berdasarkan pada panjangnya rantai C yaitu: Asam
lemak berantai C pendek akan mudah diserap, biasanya langsung penyerapannya melalui
vena portal hati
c. Asam lemak berantai sedang : gliserol, trigliserida berantai sedang diserp dalam jejunum
melalui system darah portal (melalui vena portal hati)
d. Asam lemak berantai panjang : monogliserida, digliserida, digliserida, diserap melalui system
limfatik. Jadi gliserol yang larut dalam air dapat langsung diserap dinding ususu melalui vena
portal hati, sedangkan
e. asam lemak yang tidak larut dalam air akan berikatan dengan garam empedu, sertelah
melalui membran usus, asam lemak melepaskan lagi ikatannya dengan empedu, selanjutnya
melakukan ikatan kembali dengan gliserol dan sejumlah kecil protein (disebut chilomicron)
yang diserap ke dalam lacteral/sistem limfatik dan selanjutnya disampaikan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh limfe ductus thoracicus jantung.
f. Mekanisme Absorbsi Karbohidrat
Semua jenis karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, proses penyerapan ini
terjadi di usus halus. Glukosa dan galaktosa memasuki aliran darah dengan jalan
transfer aktif, sedangkan fruktosa dengan jalan difusi.
Starch atau pati setelah mengalami proses pencernaan sempurna yang dimulai di lambung,
akan diserap melalui pump mechanism yang membutuhkan energy dan perlu bantuan
Carrier (transporting agents). berbagai jenis gula di dalam tubuh akan diubah menjadi
glukosa. Glukosa ini akan dikirim ke hati melalui pembuluh darah vena porta, setelah itu
akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh sesuai kebutuhan.Sebagian glukosa disimpan di otot
dan di hati sebagai cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini
sangat terbatas, kelebihan karbohidrat akan diubh menjadi lemak dan ditimbun di dalam
jaringan lemak /jaringan adiposa. Fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa
terutama di hati dan akan disirkulasikan di dalam darah dalam bentuk glukosa (gula darah).

g. Mekanisme Penyerapan Protein


penyerapan mudah dilakukan yaitu melalui : proses difusi pasif dan selektif diantara yang
aktif. Dengan demikian lebih memudahkan dalam penyerapannya. Penyerapan berlangsung
setelah melaui membrane usus vena portal hati masuk sirkulasi darah ke jaringan di
seluruh tubuh. Penyerapan asam amino terutama berlangsung pada bagian atas usus.
Jelasnya: 60 % dari asam amino bebas diserap di usus halus, 28 % di usus besar atau colon,
12 % telah di mulai di lambung

Anda mungkin juga menyukai