Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum yang menjadi tuntunan masyarakat merupakan cita cita sosial
yang tidak pernah berhenti dikejar sampai akhir hayat, baik hukum dari norma
berkehidupan sosial maupun hukum dalam ajaran agama yang dianut, dalam
konteks kali ini lebih mengarah kepada hukum Islam sebagai agama yang kita
anut dan kita yakini eksistensinya.
Dalam setiap keberadaan hukum pasti tidak akan terlepas dari tujuan dan
harapan subjek hukum, subjek hukum dalam hal ini adalah manusia seperti
yang telah diurai pemakalah sebelumnya mengenai keberadaan subjek hukum
atau manusia itu sendiri sebagai pelaku hukum. Mengurai lebih lanjut tentang
keberadaan hukum dan tujuannya maka dalam makalah kali ini kami akan
menjabarkan bagaimana tujuan hukum Islam yang berkaitan langsung dengan
pelaku hukum atau subjek hukum itu sendiri.
Kesimpulan awal yang dapat kami ambil dari tujuan hukum Islam adalah
kemashlahatan manusia seluruhnya, baik kemashlahatan di dunia ataupun
kemaslahatan di akhirat kelak.

B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatad dapat diambil rumusan masalah yaitu Bagaimana
Islam menetapkan tujuan hukumnya bila dikaitkan dengan manusia sebagai
pelaku hukum atau subjek hukumnya ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Tujuan Hukum Islam
2. Mengetahui Tujuan Hukum Islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tujuan Hukum Islam


Tujuan Hukum Islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidi wa jalbul
mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan),
mengarahkan manusia pada kebenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup
mereka dunia dan akhirat, dengan jalan mengambil segala yang berguna dan
mencegah yang mudlarat dalam kehidupan manusia.

B. Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum Islam sejatinya adalah tujuan Pencipta hukum Islam itu
sendiri. Tujuan hukum Islam adalah arah setiap perilaku dan tindakan
manusianya dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup dengan mentaati serta
menghindari apa yang telah menjadi hukumNya. Dalam FirmanNya Allah
tegas memberikan segala ciptaannya pada manusia itu tidaklah sia-sia. Surat
Al-Muminun ayat 115:1



Artinya : Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada kami? (QS Al-Muminun ayat
115)2
Tujuan hukum Islam sesuai dengan fitrah manusia dan fungsi-fungsi daya
fitrah manusia. Fitrah manusia mempunyai tiga daya atau potensi yaitu : aql,
syahwat, gadlab yang akan dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 1
Fungsi dan Fitrah Manusia
Daya-daya manusia Fungsi daya manusia Tujuan
Aql Mengetahui dan Mendapat tuntunan dan

1
Ismail Muhammad Syah, Filsafat Hukum Islam. (Jakarta : Radar Jaya Offset)65
2
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung : LPPM Universitas Islam Bandung)101

2
mengEsakan Allah keridhaan Allah
Syahwat Menginduksi objek- Mencapai kebahagiaan
objek menyenangkan hidup
Gadlab Mempertahankan diri Mempertahankan
dan kesenangan kebahagiaan

Tujuan hukum Islam secara global atau bisa dikategorikan tujuan


umumnya adalah untuk kemaslahatan manusia seluruhnya baik kemaslahatan
di dunia fana ini, maupun kemashlahatandi hari yang baqa (kekal) kelak.
Seperti yang telah disinggung dalam latar belakang pengambilan
judul ini, keberadaan hukum tidak dapat terlepas dengan tujuan dan harapan
manusia sebagai pelaku atau subjek hukum, dan harapan manusia sebagai
pelaku hukum disini dapat kita kategorikan sebagai tujuan khusus diantaranya :
1. Kemashlahatan hidup bagi diri dan orang lain
2. Tegaknya Keadilan
3. Persamaan hak dan kewajiban dalam hokum
4. Saling control di dalam kehidupan bermasyarakat
5. Kebebasan berekspresi, berpendapat, bertindak dengan tidak melebihi batas-
batas hukum dan norma sosial.
6. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggung jawab
Asy Syatibi mengatakan bahwa tujuan syariat hukum Islam adalah
mencapai kemashlahatan hambanya, baik di dunia maupun diakhirat.
Kemashlahatan tersebut didasarkan kepada 5 hal mendasar, diantaranya:
memelihara agama (hifzh ad-din), memelihara jiwa (hifzh an-nafs), memelihara
akal (hifzh al-aql), memelihara keturunan (hifzh an-nashl), memelihara
kekayaan (hifzh al-mal). Sementara pengertian memelihara itu sendiri ada dua
aspek dasar :
1. Hifzh ad-din min janib al wujud, aspek yang menguatkan unsure-unsurnya
dan mengokohkan landasanya.
Contoh : mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, puasa, dan naik haji.

3
2. Hifzh ad-din min janib al-adam, aspek yang mengantisipasi agar kelima
tersebut tidak terganggu dan terjaga dengan baik.
Contoh : adanya hukum jinayah.
Kembali kepada dasar dari tujuan syariat Islam yang lima tadi, yakni Al
Maqaashidu l-Khamsah, yaitu :
1. Memelihara Kemashlahatan Agama
Beragama merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi
karena agamalah yang dapat menyentuh hati nurani manusia. Agama juga
harus terpelihara dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang hendak merusakkan akidah, ibadah, dan akhlaknya.
Hal ini didasarkan dengan Firman Allah Surat Asy-Syura ayat 13 :











Artinya : Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim,
Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).(QS. As-
Syura ayat 13)

Agama yang disebut dalam ayat ini ialah meng-Esakan Allah


S.W.T., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.3
2. Memelihara Jiwa

3
Beni Ahmad Saebani., Filasafat Hukum Islam. (Bandung : Pustaka Setia)243

4
Islam melarang pembunuhan dan pelaku pembunuhan diancam
denngan hukuman qiyas (pembalasan yang seimbang), diharapkan agar
orang-orang yang akan melakukan pembunuhan berfikir seribu kali karena
balasannya akan sama, yakni pembunuh juga akan dibunuh.
Allah telah berfirman didalam surat Al Baqarah 178-179 :















Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka
dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita
dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu
pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara
yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui
batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang sangat pedih. Dan
dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu,
Hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.4

3. Memelihara Akal
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, diciptakan Allah
dengan bentuk yang paling sempurna diantara ciptaan Allah yang lainnya,
begitupula dengan akal yang anugerahkan Allah hanya kepada manusia,
bahwa akal sangat penting peranannya dalam hidup di dunia ini. Oleh
karena itu Allah mensyariatkan peraturan untuk manusia guna memelihara

4
Ibid.245

5
akal yang sangat penting itu, seperti Allah melarang meminum-minuman
keras, untuk apa ? untuk menjaga akal manusia. Allom menjelaskan ini
melalui surat Al Maidah ayat 90-91 :












Artinya : Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

4. Memelihara Keturunan
Islam mengatur pernikahan dan mengaharamkan zina, menetapkan siapa-
siapa yang boleh dan tidak boleh dinikahi, bagaimana cara perkawinan itu
dilakukan dan syarat apa yang harus dipenuhi, agar pernikahan itu sah, dan
anak-anak yang lahir dari hubungan itu dianggap sah pula menjadi
keturunan dari ayahnya. Firman Allah surat An Nisa ayat 3 dan 4 :









6


Artinya : dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja,
atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah
lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. Berikanlah maskawin
(mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan
kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati,
Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan)
yang sedap lagi baik akibatnya.
5. Memelihara Harta Benda dan Kehormatan
Sejatinya memang harta benda itu milik Allah, namun Islam juga
mengakui hak pribadi seseorang. Manusia terkadang tamak terhadap harta
benda, mendapatkan harta benda itu dengan jalan apapun, maka dari itu
Allah mengatur mengenai muamalat seperti jual-beli, sewa menyewa,
gadai, melarang penipuan, riba dan sebagainya. Maka dari itu Allah
berfirman dalam Al Quran surat Al Baqarah 188 :







Artinya : dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu
dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.

Lima tujuan syariat diatas difokuskan menjadi tiga peringkat kebutuhan


berdasarkan skala prioritas masing-masing, yaitu : 5
1. Kebutuhan Dharuriyah

5
Ahmad Saebani., Filasafat Hukum Islam. (Bandung : Pustaka Setia)H.247

7
Kebutuhan dharuriyah atau kebutuhan utama, yang menjadi skala
prioritas yang paling essential, yakni kelima tujuan syariat itu sendiri
memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keturunan, dan memelihara harta.
2. Kebutuhan Hajjiyah
Kebutuhan hajjiyah ditujukan untuk menghilangkan kesulitan di dalam
pelaksanaannya, karena hukum Islam tidak menghendaki kesulitan yang
tidak wajar.
3. Kebutuhan Tahsiniyah
Kebutuhan tahsiniyah ditujukan untuk mengendalikan kehidupan
manusia agar selalu harmoni, serasi dan penuh dengan nilai-nilai
estetika sehingga terjaminlah manusia oleh perilaku atau akhlaqnya
yang terpuji.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan Hukum Islam secara umum adalah untuk kemaslahatan manusia
seluruhnya baik kemaslahatan di dunia fana ini, maupun kemashlahatan di
hari yang baqa (kekal) kelak. Tujuan Hukum Islam khusus diantaranya :
1. Kemashlahatan hidup bagi diri dan orang lain
2. Tegaknya Keadilan
3. Persamaan hak dan kewajiban dalam hukum
4. Saling control di dalam kehidupan bermasyarakat
5. Kebebasan berekspresi, berpendapat, bertindak dengan tidak melebihi
batas-batas hukum dan norma sosial.
6. Regenerasi sosial yang positif dan bertanggung jawab
Yang didasarkan juga pada kelima tujuan syariat itu sendiri memelihara
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara keturunan, dan
memelihara harta.

B. Saran
Demikianlah pembahasan makalah yang saya susun semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. oleh karena itu saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat saya harapkan, demi perbaikan makalah saya
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof, H. Mohammad daud ali, hukum islam, PT. Raja Grafindo Persada, jakarta,
2005
Dr. H. Ismail Muhammad, filsafat hukum Islam, Bumi Aksara, jakarta, 1999
Hasbi Ash-Shiddieqy, falsafah hukum Islam, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1993
Dr. Asafri jaya bakri, konsep Maqasid Syariah menurut Al-Syatiby, PT.Raja
Grafindo Persada, jakarta, 1996
Usman, suparman, Prof. Dr. M.A, S.H, 2002, Hukum Islam, Jakarta selatan: gaya
media pratama Jakarta

10
DAFTAR ISI.

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
C. Tujuan Masalah ..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tujuan Hukum Islam ........................................................
B. Tujuan Hukum Islam ..........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
11
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah
ini berisikan tentang penjelasan Tujuan Hukum Islam
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .

Sungai Penuh, November 2017

12
TUJUAN HUKUM ISLAM
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Filsafat Hukum Islam

Disusun Oleh:
GINA DEVINA

Dosen Pembimbing:
HALIL KHUSAIRI, M.Ag

JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A.2017/2018

13

Anda mungkin juga menyukai