Laporan Praktikum Crustacea
Laporan Praktikum Crustacea
AVERTEBRATA AIR
“CRUSTACEA”
Disusun oleh:
Riko
(2021611035)
Riko
2021611035
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dapat mengamati dan mengetahui morfologi, anatomi
dan fisiologi dari spesies yang termasuk dalam filum Crustacea dan menyusun
klasifikasinya.
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2
Beberapa ciri-ciri umum Arthropod, antara lain sebagai berikut.
1. Semua Arthropoda memiliki perpanjangan tubuh (apendiks) bersendi,
termasuk kaki dan antenanya. Dengan adanya sendi dan perpanjangan tubuh,
maka arthropoda dapat bergerak lebih bebas dan lentur.
2. Tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen-segmen. Pada beberapa spesies,
segmen tubuh ada yang menyatu membentuk kepala, dada, dan perut.
3. Semua Arthropoda memiliki kepala yang terpisah dengan dada. Namun,
udang dan laba-laba memiliki kepala dan dada yang menyatu membentuk
sepalotoraks.
4. Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin.
5. Memiliki mata majemuk. Mata majemuk ( faset ) terdiri dari ribuan satuan
penyusun mata yang disebut omatidium Beberapa jenis Arthropoda memiliki
mata berlensa tunggal yang disebut oselus yang hanya dapat membedakan
keadaan gelap dan terang.
6. Alat pengeluaran arthropoda darat berupa buluh malpigi. Filum Arthropoda
dibagi menjadi empat subkelas yaitu crustacea, myriapoda, arachnida dan
insecta (Budi, 2011).
2.2 Crustaceae
Setiap anggota Crustacea subphylum (Arthropoda phylum), kelompok
hewan invertebrata yang terdiri dari beberapa spesies 45.000 didistribusikan di
seluruh dunia, pada umumnya hidup di air (akuatik), ada yang hidup di laut, air
tawar, dan di tempat yang lembab. Crustacea yang hidup di laut sebagian besar
merupakan zooplankton. Ukuran tubuh bervariasi, ada yang kecil (plankton)
sampai dengan ukuran yang besar, seperti kepiting dan udang. Anggota
Crustacea antara lain meliputi udang, teritip, dan lobster. Beberapa larva dari
beberapa spesies anggota kelas ini tingga di dalam
liang, sedangkan yang lain bersifat pelagic, bahkan ada yang menghuni laut dal
am. Sebagian besar hidup bebas dan ada yang hidup dalam kelompok-
kelompok besar.
1. Morfologi dan Anatomi
Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat
kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras.
3
Tubuhnya dibedakan menjadi sefalotoraks dan abdomen yang terdiri dari
segmen-segmen (kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan
satu pasang anggota tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh
dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura
(lateral tubuh) (Kastawi, 2009). Sefalotoraks terdiri atas 13 segmen yang
terlindung oleh karapak. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antena
dan antenula merupakan struktur indera. Kaki jalan berfungsi untuk bergerak,
memegang makanan, dan membersihkan tubuhnya. Kaki renang sebagai alat
renang, respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina (Kastawi, 2009).
2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri atas mulut, esophagus, lambung, usus, dan
anus. Lambung dibedakan atas dua bagian yaitu bagian yang besar (anterior)
disebut kamar kardiaka dan yang kecil adalah pylorus. Usus merupakan tabung
kecil yang mengarah ke arah posterior tubuh dan bermuara pada anus yang
terletak pada permukaan ventral telson. Di dalam usus terjadi penyerapan zat-
zat makanan oleh dinding usus (Kastawi, 2009). Makanan udang
pada prinsipnya adalah hewan-hewan yang masih hidup antara lain, siput,
berudu, larva insekta, dan ikan-ikan kecil. Namun udang juga memakan
material organik yang membusuk.
3. Sistem Sirkulasi
Alat peredaran terdiri atas darah dan pembuluh darah. Darah terdiri atas
cairan darah yang hampir tidak berwarna dan corpuscula darah atau amoebocyt
yang berupa sel-sel ameboid. Fungsi darah yaitu mengangkut material
makanan dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain,mengangkut oksigen dari
insang menuju jaringan-jaringan tubuh, mengangkut CO2 menuju ke insang
dan mengangkut urea menuju alat ekskresi (Kastawi, 2009).
4. Sistem Respirasi
Diantara bagian lateral karapak dan dinding badan terdapat rongga-
rongga atau kamar-kamar yang berisi insang dan bagian ventral kamar tersebut
terbuka. Insang merupakan penjuluran dinding badan yang berbentuk
bulu dan mengandung pembuluh darah. Skafognatit (bagian berbentuk sadel)
4
dari maxilla II bergerak ke depan dan ke belakang menarik air yang kaya
oksigen menuju ke filamen insang (Kastawi, 2009).
5. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa sepasang bangunan yang lebar, disebut “kelenjar
hijau” terletak di bagian bawah kepala, anterior esophagus. Setiap kelenjar
terdiri atas bagian glanduler berwarna hijau, vesica urinaria, terbentuk dari dilat
asi dinding yang tipis dan saluran yang bermuara keluar melalui suatu pori terle
tak di bagian ventral pada segmen basal antena. Fungsi kelenjar hijau adalah
membuang sisa metabolisme tubuh (Kastawi, 2009).
6. Sistem Saraf
Sistem saraf udang mirip cacing tanah, tetapi relative lebih besar.
Sistem saraf terdiri atas ganglion supraesofageal (otak) yang bercabang ke
saraf-saraf mata, antenula, dan antenna. Sepasang saraf penghubung yang
berhubungan dengan ganglion subesophageal yang terletakdi belakang mulut
bagian ventral (Kastawi, 2009).
7. Sistem Reproduksi
Udang bersifat diesius, yang betina memiliki abdomen yang lebih besar
di bandingkan yang jantan. Alat reproduksi udang jantan terdiri atas
sepasang testis, sepasang vas deferens, dansepasang vesikula seminalis. Alat
reproduksi udang betina terdiri atas sepasang ovari dan sepasang oviduk
(Kastawi, 2009). Pembuahan terjadi di luar tubuh. Ketika musim reproduksi
udang jantan dan udang betina mengadakan kopulasi. Pada saat kopulasi
spermatozoa akan di tampung dalam penampung sperma, kemudian kedua
hewan berpisah. Beberapa hari kemudian, udang betina membersihkan daerah
abdomennya dengan menggunakan kaki renagnya. Kemudian
udang betina membalikkan tubuhnya, melipat tubuh dan keluarlah sekresi beru
pa lendir yangmenyelaputi kaki renang. Ovum akan keluar dari oviduk sekitar
200-400 buah dan akandibuahi oleh spermatozoa yang keluar dari kantong
penampung spermatozoa. Telur tetapmelekat pada kaki renang sampai menetas
(Kastawi, 2009).
5
8. Sistem Endokrin
Hormon berperan utama dalam mengkoordinasikan fisiologi crustacea.
Organ endokrin yangterpenting adalah komplek X organ sinus gland (XOSG)
complex yang terletak dekat sarafoptic. Organ endokrin yang terpenting
lainnya adala Y organ, terletak pada bagian dasarsetiap maksila. Hormon-
hormon yang dihasilkan oleh sistem XOSG adalah molt-inhibitinghormone
(MIH). MIH tersebut akan merintangi terjadinya molting dengan
menghambatsekresi ekdison dari organ Y (Kastawi, 2009).Ketika terjadi
perubahan lingkungan sekitarnya seperti perubahan suhu atau panjang
hari,maka sekresi organ X terhambat dan organ Y terstimulus untuk
mensekresikan ekdison. Olehkarena itu, terjadinya molting hanya ketika
adanya perubahan lingkungan yang akan memicu kerja organ Y. Kompleks
XOSG juga mensekresikan hormone yang berfungsi mengontrolkromatofor,
sehingga memungkinkan hewan mengubah warna kulitnya (Kastawi, 2009).
Salah satu hormone yang menyebabkan pigmen menjadi lebih
terkonsentrasi di sebelah dalam kromatofor merah, akibatnya warna kulit
hewan menjadi kurang merah. Hasil sekresi lain adalah crustacean
hyperglycemic hormone yang analog dengan adrenalin glucagon didalam
vertebrata. Hormone ini membantu meningkatkan glikogen yang disimpan
menjadiglukosa. Sistem XOSG juga mensekresi distal retinal-pigment hormone
yang berperanmembantu proses adaptasi mata majemuk dalam cahaya redup.
Udang karang dan crustacealain memiliki androgenic glands yang
menyebabkan sifat maskulin (Kastawi, 2009).
9. Regenerasi dan Autotomi
Udang memiliki daya regenerasi pada bagian-bagian tubuh yang rusak
atau hilang. Struktur baru tidak selalu sama dengan yang digantikan.
Contohnya pada Orconectes pellucidus testii memiliki mata yang tidak
berfungsi. Namun setelah terjadi regenerasi terbentuk bangunanseperti antena
yang berfungsi sebagai alat peraba. Regenerasi semacam ini
disebutheteromorfis karena struktur baru tidak serupa dengan struktur yang
digantikan. Udang juga memiliki kemampuan autotomi yaitu pemutusan kaki
pada titik tertentu (Kastawi, 2009).
6
2.3 Klasifikasi Crustacea
Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai
berikut (Kahispama,Raga, 2011) :
1. Entomostraca (udang tingkat rendah)
Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton,
adalah melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun
pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain:
a. Branchiopoda
Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus. Hewan ini sering
disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton. Pembiakan
berlangsung secara parthenogenesis.
b. Ostracoda
Contoh: Cypris candida, Codona suburdana. Hidup di air tawar dan
laut sebagai plankton, tubuhkecil dan dapat bergerak dengan antena.Gambar
2. Contoh Ostracodac.
Copepoda Contoh: Argulus indicus, Cyclops. Hidup di air laut dan air
tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya jelas.Gambar
3. Contoh Copecodad
Ciri pedia Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina. Tubuh dengan
kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di laut
melekat pada batu atau benda lain. Cirri pedia ada yang bersifat parasit.
Cara hidup Cirri pedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah
Bernakel yang terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang
terpancang di laut atau mengapung di laut.
4. Malakostraca (udang tingkat tinggi)
Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar.
Tubuhnya terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta
perut (abdomen). Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda,
Stomatopoda dan Decapoda. IsopodaTubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
Contoh: Onicus asellus (kutu perahu) dan Limnoria lignorum. Keduanya
adalah pengerek kayu.
5. Kutu Perahu
7
Stomatopoda Contoh: Squilla empusa (udang belalang). Hidup di laut,
bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang mencolok.
Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua segmen
anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
6. Udang belalangc
Decapoda (si kaki sepuluh) Yang termasuk ordo ini adalah udang dan
ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan merupakan kelompok udang
yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Decapoda banyak
digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya
adalah udang,kepiting, ketam dan rajungan. Kepala dada menjadi satu
(cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki
atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan sikaki sepuluh. Hidup di air
tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:a) Udang1.
Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak
dibudidayakan. 2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan,
hidup di air tawar dan payau.3. Cambarus virilis (udang air tawar)4. Panulirus
versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.5.
Palaemon carcinus (udang sotong) b) Ketam:1. Portunus sexdentatus
(kepiting)2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.3. Parathelpusa
maculata (yuyu) 4. Scylla serrata (kepiting) 5. Birgus latro (ketam kenari)7.
Kelompok Malakostraca (Anonimus, 2011).
2.4.Peranan Crustacea
Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa
hal, antara lain:
1. Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misalnya udang, lobster dan
kepiting.
2. Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan,misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
3. Udang rebon merupakan bahan baku pembuatan terasi.
4. Telur artemia banyak diperdagangkan karena naupliusnya merupakan makan
an awal bagi anakik atau udang.
8
Sedangkan beberap Crustace yang merugikan antara lain:
1. Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
2. Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
3. Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
4. Copepoda merupakan inang perantara penyakit cacing pita ikan Dibotrio
Cephalus Latus
5.Tritip, yang merupakan pengganggu bagi manusia karena mengotori lunas
kapal, pelampung dan tiang-tiang dilaut populasi tritip yang padat dapat
mengurangi kecepatan kapal.
9
BAB III. METODOLOGI
10
BAB V. KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penaeus monodon, Ocypode ceratophthalma, Thenus orientalis, dan
Portunus pelagicus merupakan filum yang termasuk kedalam kelas
Anthropoda.
2. Habitat Crustacea berbeda-beda; Penaes monodon hidup di laut dan sebagian
di air tawar, Ocypode ceratophthalma hidup di laut, air tawar, darat dan
lingkungan udara, Portunus pelagicus hanya bisa hidup bila ada air baik di
laut maupun air tawar dan Thenus orientalis biasa hidup di air laut daerah
berpasir.
3. Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen).
4. Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas dan 5
pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki
jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas,
dan rahang bawah
5.2 Saran
Kepada pemerintah dan masyarakat mengingat besarnya manfaat dari
crustacea ini bagi tubuh yakni kandungan proteinnya yang tinggi, maka
pembudidayaan crustacea ini sangat diperlukan. Selain memberikan manfaat
bagi tubuh juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat pesisir
dengan memanfaatkan olahan udang-udangan menjadi produk makanan yang
bisa dipasarkan seperti terasi sehingga akan membuka sumber pekerjaan yang
baru bagi masyarakat. Dan kepada para praktikan penelitian habitat yang akan
dijadikan pembudidayaan serta ilmu mengenai kehidupan crustacea ini sangat
penting dilakukan supaya keberlangsungan hidupnya tetap terjaga.
17
DAFTAR PUSTAKA