Anda di halaman 1dari 6

2.

Atman

2.1 Pengertian

Kata Atman berasal dari akar kata “an” yang berarti bernafas. Dengan demikian, dapat disimpulkan,
bahwa nafas merupakan suatu kehidupan.

Berdasarkan pengertian istilah Atman tersebut, pengkajian mengenai Atman semakin berkembang pada
segala aspek kehidupan, roh dan pribadi roh itu sendiri, di mana Atman merupakan hakikat dasar dalam
kehiduan manusia yang menyebabkan manusia itu hidup, mengalami rasa senang dan duka. Seperti
yang dijelaskan oleh Sankara, di mana Atman juga berarti “memperoleh”, “makan”, “melingkupi
segalanya”.

Berdasrakan Kitab Prasna Upanisad, Atman dikatakan sebagai sumber yang menyebabkan mahluk itu
hidup. Atman bersemayam dalam tubuh manusia atau mahluk hidup dan seseorang yang mengerti akan
Atman akan dapat mencapai Brahman atau Moksa.

“Atmana esa prano jayate

Yatha isa puruse

Chayaitasminnta atatam

Mano krtena yatyasmin sarire”

Prasna Upanisad III. 3.

“Prana ini dilahirkan dari Atman, ibarat baying-bayang mengikuti badan, demikian Prana terikan pada
Atman, ia memas

uki (menghidupi) tubuh sesuai dengan pikirannya, baik atau buruk perbuatannya”

2.2 Atman adalah Brahman

Berdasarkan kitab –kitab Upanisad, Atman adalah percikan terkecil dari Brahman yang mempunyai sifat
dan keadaan yang sama seperti Brahman, sehingga disebutkan Atman dan Brahman itu tunggal
Atmabrahma Aikyam.
Menurut Manduka Upanisad, terdapat syair yang berbunyi:

“Dva suparna sayujya sakhaya

Samanam vrksam parisasvajate

Tayor anyah pippalam svadv

atty anasnann anyo’ bhicakasiti”.

Manduka Upanisad III.1.

“Ada dua ekor burung yang selalu berkeadaan menjadi satu , yang dijuluki dengan satu nama yang sama,
yang tinggal di sebuah pohon. Salah satu dari kedua burung itu menghayati kenikmatan dalam memakan
buah dari pohon itu, sedang yang satunya lagi mengawasinya sebagai Sang Saksi”

Syair di atas mengandung sebuah pengertian, di mana burung yang sedang memakan buah digambarkan
sebagai Tman, sedangkan burung yang satu lagi degambarkan sebagai Brahman yang bertugas
mengawasi Atman.

Kesadaran terhadap tunggalnya Atman dan Brahman juga terdapat dalam ajaran Tattwamasi
(chandogya Upanisad V.8.7) yang berbunyi:

“Dia adalah engkau, engkau adalah mereka juga, aku engkau dan mereka juga, aku engkau dan mereka
adalah juga sama, yakni sama-sama berasal dari Brahman dan hakikatnya akan kembali kepada
Brahman”.

2.3 Panca Kosa Atma

Berdasarkan kitab-kitab Upanisad, di mana Chandogya Upanisad menjelaskan fungsi dan kedudukan
Atman dalam badan atau tubuh manusia dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Sebagai yang menghidupi badan kasar

b. Sebagai jiwa individu yang bebas dari ikatan badan

c. Sebagai jiwa tertinggi yang identik dengan Brahman


(Duessen, 1905 : 94)

Taittiriya Upanisad II.2, menjelaskan adanya lima macam selubung Panca Kosa yang membelenggu
Atma, yaitu:

a. Annamaya Atma, Atman yang tergantung pada tubuh yang terbuat dari sari-sari makanan yang
berasal dari bumi;

b. Pranamaya Atma, Atman yang terbelenggu oleh prana atau nafas atau energy dalam tubuh’

c. Manomaya Atma, Atman yang terbelenggu oleh manas atau pikian;

d. Vijnanamaya Atma, Atman yang terbelenggu oleh kesadaran dan;

e. Anandamaya Atma, Atman yang terbelenggu oleh kebahagiaan.

Pengertian Atman

Share

Atman atau Atma (IAST: Ātmā, Sansekerta: आआआआ ) dalam Hindu merupakan percikan kecil dari
Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup. Atman di dalam badan manusia disebut:
Jiwatman atau jiwa atau roh yaitu yang menghidupkan manusia. Demikianlah atman itu menghidupkan
sarwa prani (makhluk di alam semesta ini). Indria tak dapat bekerja bila tak ada atman. Misalnya telinga
tak dapat mendengar bila tak ada atman, mata tak dapat melihat bila tak ada atman, kulit tak dapat
merasakan bila tak ada atman. Atman itu berasal dari Brahman, bagaikan matahari dengan sinarnya.

Brahman sebagai matahari dan atma-atma sebagai sinar-Nya yang terpencar memasuki dalam hidup
semua makhluk.

Sifat-sifat Atman

Dalam Bhagavad Gita dijabarkan mengenai sifat-sifat Atman, diantaranya adalah:

Achedya : tak terlukai oleh senjata


Adahya : tak terbakar oleh api

Akledya :tak terkeringkan oleh angin

Acesyah : tak terbasahkan oleh air

Nitya : abadi

Sarwagatah : di mana- mana ada

Sthanu : tak berpindah- pindah

Acala : tak bergerak

Sanatana : selalu sama

Awyakta : tak dilahirkan

Acintya : tak terpikirkan

Awikara : tak berubah dan sempurna tidak laki- laki ataupun perempuan.

ATMAN

Om Swastyastu …..

Kata Atman, diambil dari kata “an” yang berarti bernafas. Setelah secara bertahap diperluas, maka
artinya kemudian menjadi meliputi kehidupan, roh, sang diri dan inti dari pribadi.

Dalam sastra-sastra Weda disebutkan bahwa pengertian Atman, tak dapat dipisahkan dari pengertian
Brahman. Karena adanya pembatas yang fana maka Atman terlihat berbeda dengan Brahman. Atman
adalah prinsip kesadaran pribadi dan Brahman adalah prinsip kesadaran semesta. Begitu kesadaran
murni timbul pada manusia, perbedaan antara keduanya akan lenyap dan keduanya akan menjadi
identik. Tuhan selain sebagai sesuatu yang mengatasi kategori manusia, juga sekaligus masuk dan hidup
di dalam manusia.

Sariram brahma pravis at

Sarire adhi prajapatih


Atharvaveda XI.8.30

Tuhan Yang Esa memasuki tubuh manusia dan Dia menjadi raja atas tubuh itu.

Atman adalah unsur abadi pada manusia, ia merupakan suatu bagian yang tidak terlahirkan
sebagaimana ia tidak pernah akan mati. Pengertian Atman tidak boleh dicampur adukkan dengan
pengertian badan, unsur kehidupan, pikiran atau kecerdasan.

Na mrtyave-ava tasthe kadacana

Rgveda X.48.5

Jiwa tidak bisa dihancurkan (kekal)

Hubungan antara atman dan Brahman kiranya dapat dijelaskan dengan salah satu sloka dalam Rgveda.

Dva suparna sayuja sakhaya

Samanam vrksam pari sasvajate

Tayor anyah pippalam svadu-atti

Anasnan anyo abhi cakasiti

Rgveda I.164.20

Ada dua ekor burung (jiwa individual dan jiwa yang agung) yang dipersatukan dengan ikatan
persahabatan, yang tinggal dalam pohon yang sama, salah satu dari mereka (jiwa individual) menikmati
buah matang yang manis (karma) sedangkan yang lainnya (jiwa yang agung) menyaksikan segalanya
tanpa menikmati buahnya.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa bukan hanya manusia yang diresapi oleh Brahman, hewan
dan tumbuhanpun dilingkupi oleh-Nya.

Mahad brahmayena prananti virudhah

Atharvaveda I.32.1

Tuhan adalah sumber kehidupan di dalam tanam-tanaman dan tumbuhan rempah


Semua pengertian tentang logika dan yang terpikirkan bukanlah Atman. Semua pengertian tersebut
hanya melingkupi pengungkapan luar dari “Diri Sesungguhnya” , yang merupakan suatu kesadaran diri
dan keberadaan diri yang murni. Atman dalam pengertian yang sesungguhnya adalah diri sejati yang
mutlak. Ia bukan suatu kategori fisika dan juga bukan suatu kategori metafisika abstrak. Ia adalah diri
spiritual yang sejati. Dalam hubungannnya dengan manusia sebagaimana yang umum dipahami sebagai
mahluk biologis dan psikologis, maka Atman harus dipandang sebagai sesuatu yang mengatasi dua
kondisi ini. Implikasi lebih lanjut dari konsep Atman sangat luas, seperti Tat Twam Asi, Ahimsa dan lain
sebagainya.

Terdapat suatu perbedaan pengertian yang mendasar dalam konsep Roh agama-agama timur tengah
apabila dibandingkan dengan konsep Atman di Hindu. Konsep Roh menyatakan bahwa tubuh memiliki
roh yang akan meninggalkan tubuh pada saat kematian badan biologis. Fokus pada konsep ini adalah
pada badan biologis. Sedangkan dalam konsep Atman, disebutkan bahwa Atman memiliki tubuh biologis
dan pada saat kematian badan biologis, Atman masih tetap eksis. Fokus dalam konsep ini adalah pada
Atman.

Om Santih Santih Santih Om ….

Anda mungkin juga menyukai