Anda di halaman 1dari 15

Kelas : A Praktikum 1

LAPORAN HASIL PENGAMATAN


Identifikasi Kebutuhan Input Pada Budidaya Ayam Broiler Kampus Diploma IPB

Diajukan sebagi tugas mata kuliah Teknik Budidaya Ternak


Disusun Oleh :
Kelompok 1

Amalia Ratna Mustika Dewi (J3J116020)


Atikah Nur Amalina (J3J116045)
Heri Irawan (J3J116118)
Lutfiansyah Hawari Ahmad (J3J116146)
Riska Diana (J3J116226)
Rizkiandra Dwitama (J3J116229)

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
Laporan

A. Kandang Ayam Ras Pedaging


Kandang merupakan sarana pokok untuk terselenggarakannya pemeliharaan
ayam secara intensive, berdaya guna dan berhasil guna. Ayam akan terus menerus
berada di dalam kandang, oleh karena itu kandang harus dirancang dan ditata agar
menyenangkan dan memberikan kebutuhan hidup yang sesuai bagi ayam-ayam
yang berada di dalamnya. Orientasi kandang sedapat mungkin melintang dari
timur ke barat untuk mengurangi jumlah cahaya matahari yang masuk ke dalam
kandang atau sinar matahari yang memanasi sisi samping bangunan kandang
(tirai).
Kandang ayam tipe potong biasanya kandang berbentuk postal dengan alasnya
memakai tanah atau semen dan diberi litter berupa serbuk gergaji atau sekam.

Gambar Kandang Ayam Potong / Broiler

Gambar Kandang ayam pedaging kampus Diploma IPB


Ukuran kandang ayam yanga ada di Kampus Diploma IPB

a. Panjang kandang bagian luar : 15,75 m


b. Panjang kandang bagian dalam : 15,48 m
c. Lebar kandang bagian luar : 6,65 m
d. Lebar kandang bagian dalam : 6,37 m
e. Tinggi kandang : 2,90 m
f. Tinggi tembok : 0,41 m
g. Tinggi kawat : 1,47 m

Berdasarkan data tersebut, maka:


Volume kandang = Panjang x Lebar x tinggi
= 15,75 m x 6,65 m x 2,90 m
= 303,7 m3
Luas kandang pemeliharaan = Panjang kandang bagian dalam x lebar kandang
bagian dalam
= 15,48 m x 6,37 m
= 98, 61 m2
Kapasitas kandang = luas kandang pemeliharaan x 15 kg/m2
1,5 kg/ekor

= 98,61 m2 x 15 kg/m2
1,5 kg/ekor
= 1.479,15 kg
1,5 kg/ekor
= 986,1 ekor
= 986 ekor

Bentuk atap kandang di Kampus Diploma IPB bertipekan monitor. Bentuk


tersebut baik untuk pertukaran udara sehingga pembuangan gas beracun, seperti
H2S, NH3, dan CO2 bisa lebih maksimal. Bahan atapnya adalah asbes.
Gambar skema atap kandang monitor

B. Peralatan
Peralatan kandang ayam broiler harus dilengkapi peternak agar dapat
memperlancar proses peternakan ayam broiler. Berikut adalah peralatan kandang
yang ada di kandang ayam Kampus Diploma IPB

1. Tempat pakan (feeder tray)


Feeder chick tray adalah tempat pakan bagi DOC yang berbentuk seperti
nampan untuk memudahkan DOC makan. Feeder chick dapat digunakan sampai
umur 8 hari. Tempat pakan yang ada di peternakan Diploma IPB sebanyak 16
buah untuk 800 ekor DOC. Tempat pakan yang digunakan, yaitu feeder tray
dengan kapasitas 40-50 ekor DOC per satu buah. Kebutuhan = 800 ekor/40 ekor =
20 tempat pakan

Gambar Feeder Tray

2. Tempat minum
a. Tempat minum manual (galon)
Tempat minum yang digunakan dalam usaha peternakan adalah galon manual
atau tempat minum otomatis yang mempunyai diameter sebesar 40 untuk 25 ekor
DOC sebanyak lima liter. Kebutuhan air minum harus selalu tersedia di tempat,
kebutuhan air minum dua kali kebutuhan pakan
Keunggulannya adalah harganya yang relatif murah dan mudah dalam
perawatan. Namun, kelemahan dari tempat minum jenis ini adalah perlunya
penanganan yang lebih, terutama saat mencuci. Hal itu karena bagian dalam
tabung juga harus dibersihkan. Selain itu, tempat minum galon mudah sekali kotor
tercampur sekam dan mudah tercecer sehingga sekam cepat basah. Tempat minum
jenis galon dapat digunakan untuk 34 ekor DOC. Kebutuhan tempat minum galon
kandang Kampus Diploma IPB sebanyak 800 ekor/34 ekor = 24 tempat minum
untuk ukuran 5 L.

Gambar Galon

b. Sistem tertutup (nipple)


Nipple adalah tempat minum otomatis yang biasa digunakan di kandang close
house, terutama breeding. Nipple berbentuk memanjang seperti pipa, lalu air
minum keluar dari pipa yang menjulur ke bawah dan akan keluar air jika disentuh
paruh ayam. Kelebihannya adalah air minum tidak terkontaminasi kotoran, lebih
mudah dalam pemberiannya, tidak boros air, dan tidak perlu dibersihkan setiap
hari.
Kelemahannya adalah memerlukan investasi tinggi dan perawatan yang baik.
Selain itu, diperlukan pengamatan secara teliti untuk memastikan semua nipple
berfungsi dengan baik. Tempat minum niple drinken ini cocok untuk 80-1000
ekor DOC, yang satu buah alat ini cocok untuk 12 ekor DOC
Gambar Nipple

3. Chick guard atau Brooder


Chick guard berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin, hewan liar
dan membantu panas tetap terkonsentrasi di dalam area brooding. Bahannya
menggunakan seng atau bahan lain yang bersifat konduktor namun tentu saja
memperhatikan aspek ekonomi juga. Ketinggian seng chick-guard adalah 50-
60cm. Chick guard dibentuk lingkaran atau ellips untuk mengindari penumpukan
ayam pada sudut dan penyebaran panas lebih merata. Luas indukan dihitung
berdasar standar kepadatan. Kepadatan pada DOC yaitu sekitar 50 ekor/m2.
Kapasitas ayam tiap indukan buatan adalah sekitar 1.000 ekor. Luas lingkaran
brooding dihitung dengan rumus: L (m) = π r 2

Jumlah DOC 800 ekor dengan kepadatan 50 ekor/m2


800 : 50 = 16 m2 untuk 800 ekor
Rumus lingkaran : L= 𝜋𝑟 2
16 = 22/7 x r2
16 x 7=22 . r2
122= 22 r2
122/22= r2
5 = r2
.
4. Pemanas Gasolec
Gasolec ialah pemanas DOC saat ayam baru menetas dengan bahan bakar
LPG. Gasolek (pemanas) yang digunakan untuk beternak ayam menggunakan
ukuran gas 12 kg yang habis dalam 4 hari dengan suhu 34 oC. Pemanas berfungsi
memberikan kehangatan pada DOC. Pemanas ada beberapa jenis, diantaranya
adalah Semawar/cimawar, Tungku batu bara dan Gasolec. Pemanas yang
digunakan di kandang Kampus Diploma IPB adalah jenis Gasolec. Bentuk
gasolek lebih kecil dibandingkan dengan semawar dan lebih mudah
pengoperasiannya. Kekuranganya adalah panas kurang menyebar dengan merata
ke seluruh bagian kandang serta harganya relatif lebih mahal. Kebutuhan Gasolec
untuk ternak ayam DOC sebanyak 1 brooder untuk 500 ekor DOC. Jika terdapat
800 DOC maka dibutuhkan 2 Gasolec.

Gambar Gasolec

5. Alat timbang
Fungsi timbangan adalah mengukur bobot ayam pada saat pemeliharaan
maupun pada saat panen.

Gambar Timbangan
6. Lampu
Untuk dapat tumbuh secara optimal, perlu pencahayaan yang optimal
terutama pada masa brooding. Pada minggu pertama broiler membutuhkan
pencahayaan baik siang maupun malam hari selama 24 jam. Adanya pencahayaan
akan menstimulasi ayam untuk selalu mengonsumsi rensum. Pencahayaan yng
digunakan di petrnakan kampus Diploma IPB adalah lampu pijar 5 watt/ m3 dan
lampu neon 1 watt/ m3.

Gambar Lampu Pijar

7. Thermometer
Fungsi Termometer adalah untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun
perubahan suhu di dalam kandang. Satu buah thermometer cukup untuk satu
kandang DOC.

Gambar Thermometer
8. Kebutuhan Litter atau Sekam
Sekam yang digunakan sebagai litter atau alas harus bersih, baru, dan tidak
terkontaminasi oleh penyakit serta bebas dari kotoran dan jamur. Sekam yang
bagus memiliki warna cerah, tidak terlalu berdebu. Sekam yang dipakai harus
sering dikontrol dan dijaga agar selalu kering. Kandang ayam yang memiliki 800
ekor ayam ini mempunyai ketebalan litter 8-10 cm dan litter harus sering dibolak-
balik untuk menjaga kelembapannya. Kebutuhan litter untuk delapan ratus ekor
DOC sebesar 40 ball per karung dengan ukuran 25 kg. Litter yang terbuat dari
sekam ini merupakan pembatas dengan lantai, tempat aktivitas ayam sepanjang
hari, serta berfungsi juga sebagai penyerap air yang dikeluarkan dari kotoran
ayam dan tumpahan air minum.

Gambar Litter

9. Obat-Obatan, Vitamin, dan Hormon Pertumbuhan


Selain pakan, perlu disiapkan juga obat-obatan untuk ayam pedaging. Obat-
obatan yang digunakan sebaiknya adalah obat yang sudah terdaftar. Penggunaan
obat-obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada periode akhir masa
pemeliharaan ayam pedaging, ternak dijaga supaya tidak mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan patah tulang atau luka memar pada kulit.
Usaha peternakan ayam pedaging harus bebas dari penyakit-penyakit ayam
yang berbahaya dan menular seperti :
a. Avian In"uenza,
b. Newcastle Disease (ND),
c. Infectious Laryngotracheitis,
d. Fowl Cholera, Fowl Pox,
e. Fowl Typhoid,
f. Infectious Bursal Disease,
g. Marek Disease,
h. Avian Mycoplasmosis (M. Gallisepticom)
i. Avian Chlamydiosis,
j. Avian Encephalomyelitis,
k. Swollen head syndrome,
l. Infectious coryza.

Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi


adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin
dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Vaksin aktif : vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang
ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/
pasif.
b. Vaksin inaktif :vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenik
sehingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang
ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya
diberikan pada ayam yang diduga sakit.

Dalam keadaan normal, di mana penularan penyakit sangat rendah, maka


vaksinasi yang dilakukan lebih sedikit. Apalagi siklus hidup ayam broiler sangat
pendek; 6-7 minggu telah keluar dari kandang untuk dijual. Keadaan ayam yang
demikian, cukup dilakukan vaksinasi tunggal terhadap ND, yaitu pada umur 10-15
hari melalui air minum atau tetes mata/mulut. Akan tetapi apabila dirasa resiko
penularan penyakit sangat tinggi, maka vaksinasi terhadap ND ini dilakukan dua
kali, yakni umur 1 hari dan umur 3-4 minggu. Sedangkan untuk vaksinasi IB
(Infeksi Bronchitis), Gumboro, dan Marek hanya dilakukan bila ada resiko
infeksi penyakit yang tinggi. Untuk jelasnya perhatikan jadwal dan petunjuk
vaksinasi serta pelaksanaan sebagai berikut:
Jadwal vaksinasi.
Vaksinasi
terhadap KEADAAN PENYAKIT
penyakit Normal Resiko infeksi penyakit tinggi
ND Umur 10-15 hari Umur 1 hari dan 3-4 minggu
IB Umur 1 hari dengan semprot
Gumboro Umur 4-14 hari
Marek Umur 1 hari

Beberapa petunjuk dalam melakukan vaksinasi.


Agar vaksinasi berhasil seperti apa yang dimaksud, maka di dalam melakukan
vaksinasi perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Ayam yang divaksinasi hanyalah ayam-ayam yang sehat saja.
b. Apabila perlaksanaan vaksinasi melalui air minum, maka:
c. Tempat minum harus dicuci baik-baik, tetapi tidak diperkenankan
menggunakan desinfektan detergent, sabun, dan lain-lain.
d. Air minum yang dipergunakan untuk mencampur vaksin hendaknya tidak
mengandung chloor atau zat-zat lainnya, yang sekiranya bisa mematikan
virus. Oleh karena itu agar vaksin ini aman, dianjurkan menggunakan air
sumur, aquadest, air hujan, dan lain sebagainya, tetapi jangan menggunakan
air leiding.
e. Dua sampai 4 jam menjelang dilaksanakan vaksinasi, ayam harus dipuasakan
terlebih dahulu. Sebab vaksin yang sudah dilarutkan ke dalam air minum
harus habis selama 2-3 jam.
f. Bila vaksinasi harus dilaksanakan secara suntikan, penganglah ayam bersebut
dengan hati-hati. Cara-cara penangkapan atau pemegangan jangan sampai
kasar, sebab bisa mengakibatkan stress.
g. Vaksin harus diusahakan terhindar atau terlindungi terhadap sinar matahari.
h. Sesudah botol vaksin habis terpakai, maka botol atau sisanya
harus dimusnahkan, dibakar, atau direndam dalam air panas.
i. Obat antistress harus dilakukan pada saat menjelang vaksinasi dan
sesudahnya.
Pelaksanaan vaksinasi.
Vaksinasi ND pada ayam broiler paling banyak dilakukan 2 kali pada masa
hidupnya, yakni pada saat ayam umur 1-4 hari dan 3-4 minggu. Berbagai macam
cara vaksinasi yang biasa dilakukan oleh para peternak antara lain:
a. Tetes mata
Vaksin di teteskan pada salah satu mata dengan menggunakan pipet. Jarak
antara unjung pipet dengan mata 1 cm. pada saat ditetes, mata harus
terbuka sehingga vaksin bisa masuk dan meresap. Untuk itu, maka harus
ditunggu agar mata yang habis ditetas itu dipejamkan. Mengenai dosis
vaksinasi dengan cara ini biasanya cukup 1 tetes/ekor. Namun demikian
demikian selalu dianjurkan agar para peternak dalam melaksanakannya
selalu memperhatikan petunjuk dari pabrik yang bersangkutan.
1. Tetes hidung
Pada cara ini, penetesan dilakukan tepat dilubang hidung dan pada
saat dilakukan penetesan, lubang hidung yang sebelah harus
ditutup dengan salah satu jari, sehingga vaksin bisa langsung
meresap.
2. Melalui air minum
Vaksinasi dengan cara ini dilaksanakan sebagai berikut:
Air minum yang dipergunakan untuk melarutkan vaksin harus
benar-benar bersih, tak mengandung bahan-bahan desinfektan
seperti detergent, sabun, dan lain-lain. Air minum yang
dipergunakan diambil dari air sumur, aquadest, air hujan, dan lain
sebagainya, tetapi jangan menggunakan air leiding.
b. Injeksi
Dengan cara ini ayam dipegang satu persatu untuk diinjeksi dengan dosis
tertentu sesuai dengan anjuran pabrik. Pada umumnya injeksi dilakukan
secara intramusculair (masuk ke dalam otot) dada, atau paha. Cara ini
banyak pula dilaksanakan oleh para peternak, karena pelaksanaanya
mudah dan efektif, sebab dosis vaksin yang dimaksud bisa lebih tepat dari
pada melalui air minum. Akan tetapi cara ini juga tak lepas dari suatu
kelemahan diantaranya adalah Injeksi memakan waktu cukup lama,
apalagi kalau jumlah ayam yang harus di injeksi cukup besar. Ayam akan
stress, lebih-lebih kalau cara penangkapannya dan pemegangannya terlalu
kasar. Oleh karena itu, dianjurkan agar pelaksanan vaksinasi dengan cara
injeksi dilakukan pada sore hari atau malam hari. Sebab pada saat itu ayam
lebih tenang.
DAFTAR PUSTAKA

-. 2013. Ukuran denah kapasitas kandang ayam. [ Internet]. [diunduh 17 Nov


2107]. http://beternak-budidaya.blogspot.co.id/2013/01/ukuran-denah-
kapasitas-kandang-ayam.html

Sanjaya.-. Jenis Dan Model Kandang Ayam Beserta Gambarnya .


[ Internet]. [diunduh 17 Nov 2107]. http://www.gambar-
kandang.com/2014/12/jenis-dan-model-kandang-ayam-beserta-
gambarnya.html

-. 2015. Faktor- Faktor Produksi Ayam Boiler. [ Internet]. [diunduh 17 Nov


2107]. http://kamicintapeternakan.blogspot.co.id/2015/05/faktor-faktor-
produksi-ayam-broiler.html

Anda mungkin juga menyukai