Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

KEKENTALAN (VISKOSITAS) ZAT CAIR

Disusun oleh
1. Nikmatus Sholeha (141810301034)
2. Hendra Budi S (141810301035)
3. Nindi Listia K (141810301036)
4. Selvina Rizky A (141810301037)
Kelompok/Shift : 2 / 13.00-16.00
Nama Asisten : Erfin Budi F
Koordinator : Syamsudin

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sifat sifat dan berat jenis adalah ukuran dari “beratnya” sebuah fluida. Namun sifat
sifat ini tidak cukup untuk mengkarakterisasi secara khas perilaku fluida yang mempunyai
nilai kerapatan hampir samadan memiliki perilaku yang berbeda ketika mengalir. Untuk
mengetahui perbedaan tersebut dibuatlah istilah viskositas. Viskositas setara dengan
kekentalan zat cair. Sehingga karakterisasi sebuah fluida yang hampir sama dapat
dibedakan satu sama lain.
Viskositas tak lain membicarakan masalah gesekan antara bagian bagian atau lapisan
fluida yang bergerak satu terhadap yang lainnya. Gesekan tersebut dikenal juga pada
dunia kimia. Gesekan tersebut lenih dikenal dengan gaya yang dilakukan antar molekul.
Namun, viskositas fisika dibagi menjadi dua, yaitu viskositas kinematika dan vikositas
dinamika. Viskositas kinematika yaitu dimensi dimana dilihat dari V . sedangkan
viskositas dinamika yaitu viskositas absolut.
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga dapat mengenal viskositas. Banyak orang tidak
mengetahui aplikasi viskositas tersebut. Sebagai contoh bekerjanya pelumas oli pada
kendaraan bermotor. Kedua, dalam tubuh manusia juga terdapat proses viskositas yaitu
aliran darah, mengalirnya darah tergantung pula pada viskositas darah manusia. Viskositas
juga berpengaruh saat benda akan tenggelam, terapung, ataupun melayang.
Oleh karena itu praktikum ini membahas tentang viskositas zat cair. Hal tersebut
untuk mengetahui kekentalan zat cair karena berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mahasiswa harus mampu mengetahui viskositas zat cair.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum kekentalan (Viskositas) zat cair adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan kekentalan suatu zat cair?
2. Bagaimana menentukan kecepatan terminal suatu benda dalam zat cair?
3. Bagaimana menentukan rapat bola atau benda pada zat cair?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampumenentukan kekentalan suatu zat cair?
2. Mahasiswa mampumenentukan kecepatan terminal suatu benda dalam zat cair?
3. Mahasiswa mampumenentukan rapat bola atau benda pada zat cair?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum fisika dasar (viskositas) zat cair adalah sebagai
berikut. Pertama mengetahui viskositas darah. Kedua, viskositas digunakan perusahan
untuk pelumas mesin. Ketiga, mengetahui bahan pelarut dengan viskositas besar.
BAB 2. DASAR TEORI

Viskositas berkaitan dengan keadaan atau fase viskeous, yakni fase diantara padat dan
cair yang terjadi sewaktu bahan padat menjadi lembek sebelum menjadi cair sewaktu
dipanaskan. Viskositas tak lain membicarakan masalah gesekan antara bagian bagian cairan
pada umumnya, yang bergerak satu terhadap yang lain. Gesekan tersebut ditimbulkan oleh
gaya tarik menarik antar molekul di satu lapisan molekul di lapisan lain(Soedojo,2004).

Viskositas suatu fluida adalah ukuran resistensinya terhadap laju deformasi. Gesekan
molekuler dari gas dapat digambarkan lebih mudah dibandingkan gerakan cairan. Sehingga
pemahaman tentang adanya viskositas membutuhkan pengamatan terhadap gerrakan fluida
secara mlekuler(Welty,2004).

Viskositas sangat erat hubungannya dengan kekentalan. Viskositas merupakan urutan


sedangkan angka kekentalan merupakan angka dimana menyatakan kekentalan suatu zat.
Angka kekentalan diperlukan untuk mengetahui ukuran viskositas zat cair. Tanpa adanya
angka kekentalan tidak dapat diketahui hasil viskositas.

Penentuan viskositas dengan menggunakan prinsip bola jatuh sederhana dengan


menggunakan prinsip stokes. Sewaktu kelereng dijatuhkan kedalam bejana kaca yang berisi
cairan yang hendak ditentukan koefisien viskositasnya, gaya berat kelereng akan
mempercepat jatuhnya kelereng. Namun sesuai dengan rumus stokes, makin cepat gerakannya
makin besar gaya gesekannya sehingga akhirnya gaya berat masih seimbang dengan gaya
gesekan dan jatuhnya kelereng dengan kecepatan tetap sebesar V sehingga berlaku persamaan

𝑚𝑔 = 𝐺 𝜋 𝑟 𝜂 𝑣

Akan tetapi sebenarnya pada kelereng juga bekerja gaya keatas archimedes sebesar berat
cairan yang dipindahkan yaitu sebesar

4 3
𝑓 = 𝑣𝜌𝑔 = 𝜋𝑟 𝜌′𝑔
3
Dengan V ialah volume kelereng dan 𝜌′ adalah massa jenis cairan. Dengan menuliskan

4 3
𝑚 = 𝑣𝜌 = 𝜋𝑟 𝜌𝑔
3
Dengan 𝜌 ialah massa jenis bahan pembuat kelereng, persamaan diatas terkoreksi menjadi

2 2 𝜌 − 𝜌′
𝜂= 𝑟 𝑔
𝑔 𝑣

Jadi dengan mengukur jari jari kelereng r, kecepatan jatuh v sewaktu kecepatan itu
tetap dan diketahui 𝜌,𝜌′ , dan 𝑔 dapat dihitung koefisien viskositas(Hasan,1997).

Angka kekentalan viskositas mempunyai faktor faktor yang mempengaruhi yaitu :

1. Jika berat dari benda naik, maka viskositas juga akan naik.
2. Temperatur naik maka viskositas juga naik.
3. Zat zat yang elektrolit merendahkan viskositas sedangkan zat zat koloidal menaikkan
viskositas.
(Marzuki,2010).

Penentuan viskositas zat cair juga dipengaruhi oleh rapat massa bola. Rapat massa
bola tersebut merupakan kerapatan massa yang tidak dipengaruhi gaya cairan diluarnya.
Penentuan rapat massa (𝜌) dapat ditentukan dengan menurunkan rumus
𝑚
𝜌𝑏 =
𝑣

3𝑚
=
4𝜋𝑟 3

Rumus di atas kemudian di diferensiasi. Penurunan tersebut juga dipakai ketika menurunkan
kecepatan terminal yang rumusnya :

𝑥
𝑉𝑚 =
𝑡

Dari hasil kecepatan terminal tersebut kemudian membuat grafik. Penentuan grafik,
gradiennya di tentukan dengan Vm dari kecepatan terminal. Sehingga dapat ditentukan rumus
fungsi.
Viskositas dalam kimia adalah ukuran hambatan suatu fluida untuk mengalir. Makin
besar viskotsitas makin lambat aliran cairan. Viskositas cairan biasanya turun dengan
meningkatnya suhu. Cairan yang mempunyai gaya antar molekul kuat memiliki viskositas
yang lebih besar. Dari uraian dapat diketahui bahwa viskositas yang merupakan sifat fisik
memiliki gaya ikatan kimiadalam cairan tersebut(Chang,2003).
Aliran darah merupakan viskositas pada tubuh makhluk hidup. Viskositas tersebut
sebenarnya merupakangaya gesekan internal antara molekul molekul dan partikel yang
menyusun fluida dalam pembuluh darah yang berbentuk silinder. Aliran laminer pembuluh
darah di ilustrasikan gesekan dalam fluida. Lapisan paling luar bergerak dengan kecepatan
cepat. Sedangkan di bawahnya berkecepatan lebih kecil.perubahan kecepatan tersebut disebut
gradien kecepatan.dalam darah terdapat viskositas pada suhu 30 derajat celcius yaitu 4𝑥10−3
PaS. Dan pada plasma darah yaitu 1.5𝑥10−3PaS(Guyton AC,1997).
BAB 3. METODE KERJA

3.1 AlatdanBahan
Adapunalatdanbahandalampraktikum kali iniadalahsebagaiberikut :
1. Viskositas bola jatuhdenganperlengkapannyasatu set,
berfungsiuntukmengukurviskositaszatcair
2. Mikrometer, berfungsiuntukmengukur diameter bola besi
3. Stopwatch, berfungsiuntukmengukurwaktudisaat bola besidijatuhkan
4. Neraca, berfungsiuntukmenimbangmassabenda
5. Benda padatberbentuk bola, berfungsiuntukbahanpengukurviskositaszatcair
6. Mistar, berfungsiuntukmengukurpanjangtabung viscometer
7. Jangkasorong, berfungsiuntukmengukur diameter tabung.

3.2 DesainPercobaan
3.2.1 Menentukanviskositasfluidaoli Bola pejal
Keterangan :

Titik R

Titik S1

Titik S2

Titik S3

Titik S4

Gambar 3.2.1 Viskositasdanperlengkapannya


(Sumber :ModulFisikaDasar, 2014)
3.3 LangkahKerja
1. Diameter dalamtabungdiukur
2. Salah satu diameter bola kecil yang tersediadiukur
3. Massa bola keciltersebutditimbang
4. Kedudukandantitik T tabungpercobaandiperhatikan,
dimanapadakedudukantabungtitik T, bola (Q)
dianggaptelahmencapaikecepatantermalnya.
5. Titik S1 ditentukan yang jaraknya 40cm dibawahtitik T
6. Bola Q dijatuhkandanwaktunyadicatatuntukmenempuhjarakdarititik T ketitik S1.
Diulangisebanyak 3 kali.
7. Point 5-7 diulangiuntukjarak S yang berbeda-beda (S2=60cm, S3=80cm)
semuanyadenganukuran yang sama.
8. Dilakukan yang samauntukdua bola yang lainnyadengan diameter yang berbeda.
(Hal tersebutdiatassamaperlakuannyauntukfluidaminyakdanoli).

3.4 Analisis Data

Adapunanalisis data daripraktikum kali iniadalahsebagaiberikut :

a. Menentukanmassajenisbenda ( 𝜌𝑏 )
1
∆𝑚 = 𝑛𝑠𝑡
2
1
∆𝑟𝑏 = 𝑛𝑠𝑡
2
𝑚𝑏 4
𝜌𝑏 = , 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑉𝑏 = 𝑟𝑏 3
𝑣𝑏 3
𝛿𝑉𝑏
∆𝑉𝑏 = | | |∆𝑟𝑏|, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑟𝑏 = 4𝜋𝑟 2
𝛿𝑟𝑏
𝛿𝑉𝑏 𝛿𝜌𝑏
∆𝜌𝑏 = | | |∆𝑚𝑏| + | | |∆𝑉𝑏|
𝛿𝑟𝑏 𝛿𝑉𝑏
∆𝑚𝑏/𝑉𝑏 𝛿𝑚𝑏/𝑚𝑏 𝛿𝑚𝑏/𝑚𝑏 𝛿𝑉𝑏
=| | |∆𝑚𝑏| + | || || | |∆𝑟𝑏|
𝛿𝑚𝑏 𝛿𝑉𝑏 𝛿𝑉𝑏 𝛿𝑟𝑏

𝛿𝑚𝑏
4/3𝜋𝑟𝑏 3 𝛿𝑚𝑏 𝛿4/3𝜋𝑟𝑏 3
=| | |∆𝑚𝑏| + | || | |∆𝑟𝑏|
𝛿𝑚𝑏 4/3𝜋𝑟 3 𝛿𝑟𝑏

1 𝑚𝑏
=| 4 | |∆𝑚𝑏| + | | |4𝜋𝑟𝑏 3 | + |∆𝑟𝑏|
4 3 2
3𝜋𝑟𝑏 3 (3𝜋𝑟𝑏 )
𝛿𝑚𝑏
4/3 3 9𝑚𝑏
=| || | |∆𝑚𝑏| + | | |∆𝑟𝑏|
𝛿𝑚𝑏 4𝜋𝑟𝑏 3 4𝜋𝑟𝑏
∆𝜌𝑏
𝐼= 𝑥 100%
𝜌𝑏
𝐾 = 100% − 𝐼
∆𝜌𝑏
𝐴𝑃 = 1 − 𝑙𝑜𝑔
𝜌𝑏

b. Menentukankecepatan terminal
𝑠
𝑉=
𝑡
𝛿𝑚 𝛿𝑉𝑚
∆𝑉𝑚 = √| | (0,68 . ∆𝑠)2 + | | |∆𝑡|2
𝛿𝑟 𝛿𝑡
𝛿𝑠 𝛿𝑠
𝑡 𝑡
= √| | (0,68 . ∆𝑠)2 + | | |∆𝑡|2
𝛿𝑠 𝛿𝑡

1 𝑠
∆𝑉𝑚 = (| | (0,68 . ∆𝑠))2 + (| | ∆𝑡)2
𝑡 𝑡

c. Menentukankekentalan
𝑟
𝐹𝑘 = 1 + 2,4
𝑅
1
∆𝑟 = 𝑛𝑠𝑡
2
1
∆𝑅 = 𝑛𝑠𝑡
2

𝛿𝐹𝑘 𝛿𝐹𝑘
∆𝐹𝑘 = | | |∆𝑟| + | | |∆𝑅|
𝛿𝑟 𝛿𝑅

2,4 2,4
=| | |∆𝑟| + | | |∆𝑅|
𝑟 𝑅

2𝑟 2 𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑐)
𝜂=
𝑔. 𝑉𝑚 − 𝐹𝑘
𝜂 = (𝜂 − 𝑔𝑚)

∆𝜂
𝐼= . 100%
𝜂
𝐾 = 100% − I

∆𝜂
𝐴𝑃 = 1 −log 𝜂
2 𝑟 2𝑔
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐)
𝑔 𝑉𝑚 𝐹𝑘
d. Cara menentukankecepatantermalberdasarkanpersamaan (3.1)
2𝑟 2 𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑐)
𝑉𝑚 =
𝑔𝜂
𝑠
𝑉𝑚 =
𝑡
𝑑𝑉 2 𝑑𝑉
∆𝑉𝑚 = √( ) (0,68 . ∆𝑠)2 + ( )2 (∆𝑡)2
𝑑𝑠 𝑑𝑡
𝑠 𝑠
𝑑𝑡 𝑑𝑡
= √( )2 (0,68 . ∆𝑠)2 + ( )2 (∆𝑡)2
𝑑𝑠 𝑑𝑡

1 𝑠
= √( )2 (0,68 . ∆𝑠)2 + ( )2 (∆𝑡)2
𝑡 𝑡

1
∆𝑠 = 𝑛𝑠𝑡
2
∑(𝑡𝑖 − 𝑡)̅ 2
∆𝑡 = √(
𝑛(𝑛 − 1)

e. Cara menghitung𝜌𝑏 (rapat massa atau massa jenis bola)


𝑚𝑏
𝜌𝑏 =
𝑉𝑏
𝑚𝑏
=4
𝜋𝑟𝑏 3
3
𝑑𝜌𝑏 𝑑𝜌𝑏
∆𝜌𝑏 = | | (∆𝑚𝑏) + | | |∆𝑉𝑏|
𝑑𝑚 𝑑𝑉𝑏

𝑑𝑚/𝑣 𝑑𝑚/𝑉 𝑑𝑉𝑏


=| | |∆𝑚𝑏| + | || | |∆𝑟𝑏|
𝑑𝑚 𝑑𝑉𝑏 𝑑𝑉𝑏
1 −3𝑚𝑏
= | 4𝜋𝑟𝑏3 | |∆𝑚𝑏| + | 4𝜋𝑟𝑏4 | |∆𝑟𝑏|
3 3
1
∆𝑚𝑏 = 𝑛𝑠𝑡
2
1
∆𝑟𝑏 = 𝑛𝑠𝑡
2
f. Cara menghitungangkakekentalanviskositasberdasarkanpersamaan (3.3)
𝑟
𝐹𝑘 = (1 + 2,4 )
𝑅
2,4 −2,4𝑟
∆𝐹𝑘 = | | |∆𝑟| + | 2 | |∆𝑅|
𝑅 𝑅

1
∆𝑅 = 𝑛𝑠𝑡
2
= 0,0025
2 𝑟𝑏 2 𝑔
𝜂= (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐)
𝑔 𝑉𝑚 𝐹𝑘
2 𝑟𝑏 2 2 𝑟𝑏 2 − 𝑔
= 𝜌𝑏 − 𝜌𝑐
𝑔 𝑉𝑚 𝐹𝑘 𝑔 𝑉𝑚 . 𝐹𝑘

2 𝑟𝑏 𝑔 2 2
2 𝑟𝑏 2 𝑔
( (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐) (0,68 ∆𝑟𝑏) + (− (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐)2 (∆𝑉𝑚)2
𝑔 𝑉𝑚 . 𝐹𝑘 𝑔 𝑉𝑚2 . 𝐹𝑘
2 𝑟𝑏 2 𝑔
∆𝜂 = +(− (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐))2
𝑔 𝑉𝑚 𝐹𝑘 2
2 𝑟𝑏 2 𝑔 2
(0,68(∆𝐹𝑘)2 + ( ) (0,68 . ∆𝜌𝑏)2
√ 𝑔 𝑉𝑚 𝐹𝑘
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil dari praktikum kekentalan (viskositas) zat cair adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rapat massa benda


Tabel 4.1 rapat massa bola

m r ρb ∆ρb i k ap ρb±∆ρb
No Bola
gr cm 𝑘𝑔⁄𝑚^3 𝑘𝑔⁄𝑚^3 % % 𝑘𝑔⁄𝑚^3
1,69*10^-
1 1 2,1 3,68 0,01 5 0,16 99,84 4 0,010±1,650*10^-5
1,69*10^-
2 2 2,1 3,68 0,01 5 0,16 99,84 4 0,010±1,650*10^-6
1,69*10^-
3 3 2,1 3,68 0,01 5 0,16 99,84 4 0,010±1,650*10^-7
2,96*10^- 2,07*10^-
4 4 1,6 11,37 2,07*10^3 5 0,18 99,82 3 3±2,96*10^-5
2,96*10^- 2,07*10^-
5 5 1,5 11,37 2,07*10^4 5 0,18 99,82 3 3±2,96*10^-6
2,96*10^- 2,07*10^-
6 6 1,6 11,37 2,07*10^5 5 0,18 99,82 3 3±2,96*10^-7
2. Menentukan kecepatan terminal
Tabel 4.2 kecepatan terminal pada S1 Oli

m S1 T1 Vm ∆S1 ∆T1 ∆Vm i k ap Vm±∆Vm


Bola
gr m S 𝑚⁄𝑠 m s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
5*10^- 7,28*10^- 0,48±7,2*10^-
1 2,1 0,3 0,62 0,48 4 0,023 2 4,17 95,83 2 2
5*10^- 7,28*10^-
2 2,1 0,3 0,5 0,6 4 0,023 2 4,17 95,83 2 0,6±7,2*10^-2
5*10^- 7,28*10^-
3 2,1 0,3 0,63 0,48 4 0,023 2 4,17 95,83 2 0,4±7,2*10^-2
5*10^-
4 1,6 0,3 2,97 0,101 4 0,043 1,4*10^-3 1,4 98,6 3 0,1±1,4*10^-3
5*10^- 0,09±1,4*10^-
5 1,6 0,3 3,04 0,099 4 0,043 1,4*10^-3 1,4 98,6 3 3
5*10^- 0,09±1,4*10^-
6 1,6 0,3 3,12 0,09 4 0,043 1,4*10^-3 1,4 98,6 3 3
Tabel 4.3 Kecepaatn terminal pada S1 minyak

m S1 T1 Vm ∆S1 ∆T1 ∆Vm i k ap Vm±∆Vm


Bola
gr M S 𝑚⁄𝑠 m s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
5*10^- 2,62*10^- 7,67*10^- 0,9±7,6*10^-
1 2,1 0,3 0,62 0,07 4 2 2 8,16 91,84 2 2
5*10^- 2,62*10^- 7,67*10^- 1,0±7,6*10^-
2 2,1 0,3 0,5 1,07 4 2 2 8,16 91,84 2 2
5*10^- 2,62*10^- 7,67*10^- 0,7±7,6*10^-
3 2,1 0,3 0,63 0,79 4 2 2 8,16 91,84 2 2
5*10^- 9,49*10^- 1,72*10^- 0,2±1,7*10^-
4 1,6 0,3 2,97 0,23 4 2 2 7,48 92,52 2 3
5*10^- 9,49*10^- 1,72*10^- 0,2±1,7*10^-
5 1,6 0,3 3,04 0,25 4 2 2 7,48 92,52 2 3
5*10^- 9,49*10^- 1,72*10^- 0,2±1,7*10^-
6 1,6 0,3 3,12 0,22 4 2 2 7,48 92,52 2 3

Tabel 4.4 Kecepaatn terminal pada S2 oli

S a
Bol m 2 T2 Vm ∆S2 ∆T2 ∆Vm i k p Vm±∆Vm
a
gr m S 𝑚⁄𝑠 m s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
2, 0, 1,1 0,44 5*10 1,856*10 7,122*10 0,44±7,12*1
1 1 5 3 2 ^-4 ^-2 ^-2 1,63 98,37 3 0^-2
2, 0, 1,1 0,44 5*10 1,856*10 7,122*10 0,44±7,12*1
2 1 5 2 6 ^-4 ^-2 ^-2 1,63 98,37 3 0^-2
2, 0, 1,1 0,42 5*10 1,856*10 7,122*10 0,42±7,12*1
3 1 5 8 4 ^-4 ^-2 ^-2 1,63 98,37 3 0^-2
1, 0, 4,8 0,16 5*10 4,332*10 11,240*1 6,85 93,14 0,16±11,2*1
4 6 5 1 8 ^-4 ^-2 0^-3 4 6 3 0^-3
1, 0, 4,8 0,16 5*10 4,332*10 11,240*1 6,85 93,14 0,16±11,2*1
5 6 5 7 4 ^-4 ^-2 0^-3 4 6 3 0^-3
1, 0, 5,0 5*10 4,332*10 11,240*1 6,85 93,14 0,16±11,2*1
6 6 5 9 0,16 ^-4 ^-2 0^-3 4 6 3 0^-3

Tabel 4.4 kecepatan terminal pada s2 Minyak

a
Bol m S2 T2 Vm ∆S2 ∆T2 ∆Vm i k p Vm±∆Vm
a
gr m s 𝑚⁄𝑠 M S 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
0, 1,1 0,84 5*10^ 3,60*10^ 7,67*10^ 6,6 93,3
1 2,1 5 3 7 -4 -2 -2 1 9 1 0,847±6,8*10^-3
0, 1,1 1,06 5*10^ 3,60*10^ 7,67*10^ 6,6 93,3
2 2,1 5 2 4 -4 -2 -2 1 9 1 1,064±6,8*10^-3
0, 1,1 0,89 5*10^ 3,60*10^ 7,67*10^ 6,6 93,3
3 2,1 5 8 3 -4 -2 -2 1 9 1 0,893±6,8*10^-3
0, 4,8 0,22 5*10^ 9,07*10^ 1,72*10^ 4,4 95,5 0,225±10,88*10
4 1,6 5 1 5 -4 -2 -2 2 8 2 ^-3
0, 4,8 0,25 5*10^ 9,07*10^ 1,72*10^ 4,4 95,5 0,224±10,88*10
5 1,6 5 7 4 -4 -2 -2 2 8 2 ^-3
0, 5,0 0,25 5*10^ 9,07*10^ 1,72*10^ 4,4 95,5 0,229±10,88*10
6 1,6 5 9 9 -4 -2 -2 2 8 2 ^-3
Tabel 4.5 kecepatan terminal pada s3 Oli

Bol M S3 T3 Vm ∆S3 ∆T3 ∆Vm i k ap Vm±∆Vm


a Gr m s 𝑚⁄𝑠 M s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
2, 0, 1,2 0,47 5*10^ 0,08
1 1 6 6 6 -4 0,07 3 14,3 85,7 2 0,4±0,8*10^-1
2, 0, 5*10^ 0,08
2 1 6 1,5 0,4 -4 0,07 3 14,3 85,7 2 0,4±0,8*10^-1
2, 0, 5*10^ 0,08
3 1 6 1,4 0,42 -4 0,07 3 14,3 85,7 2 0,4±0,8*10^-1
1, 0, 0,10 5*10^ 18,3
4 6 6 5,5 4 -4 0,04 0,02 4 81,66 2 0,1±0,02
1, 0, 0,10 5*10^ 18,3
5 6 6 5,5 9 -4 0,04 0,02 4 81,66 2 0,1±0,02
1, 0, 6,6 5*10^ 18,3
6 6 6 5 0,04 -4 0,04 0,02 4 81,66 2 0,1±0,02

Tabel 4.6 kecepatan terminal pada s3 Minyak

a
Bol m S3 T3 Vm ∆S3 ∆T3 ∆Vm i k p Vm±∆Vm
a
gr m s 𝑚⁄𝑠 M s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
2, 0, 1,2 5*10^ 1,00±0,21*10^
1 1 6 6 1 -4 0,068 0,021 1,96 98,04 3 -3
2, 0, 5*10^ 1,20±0,21*10^
2 1 6 1,5 1,2 -4 0,068 0,021 1,96 98,04 3 -3
2, 0, 5*10^ 1,00±0,21*10^
3 1 6 1,4 1 -4 0,068 0,021 1,96 98,04 3 -3
1, 0, 5*10^ 0,26±3,62*10^
4 6 6 5,5 0,26 -4 0,033 3,6*10^-3 1,41 98,59 3 -3
1, 0, 5*10^ 0,26±3,62*10^
5 6 6 5,5 0,26 -4 0,033 3,6*10^-3 1,41 98,59 3 -3
1, 0, 6,6 5*10^ 0,26±3,62*10^
6 6 6 5 0,25 -4 0,033 3,6*10^-3 1,41 98,59 3 -3

Tabel 4.7 kecepatan terminal pada s4 Oli

S V a
Bo M 4 T4 m ∆S4 ∆T4 ∆Vm i k p Vm±∆Vm
la G 𝑚⁄
r m s 𝑠 M s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
2, 0, 5*10 0,3*10 0,0 99,
1 1 7 1,3 0,5 ^-4 0,1 ^-3 6 94 4 0,506±0,003*10^-1
2, 0, 1,6 0,4 5*10 0,3*10 0,0 99,
2 1 7 5 2 ^-4 0,1 ^-3 6 94 4 0,42±0,003*10^-1
2, 0, 0,4 5*10 0,3*10 0,0 99,
3 1 7 1,6 3 ^-4 0,1 ^-3 6 94 4 0,43±0,003*10^-1
1, 0, 6,7 5*10 0,76*1 0,07*1 0,0 99,
4 6 7 5 0,1 ^-4 0^-3 0^-3 7 93 4 0,1±0,007*10^-2
0,1±0
1, 0, 5*10 0,76*1 0,07*1 0,0 99, ,007*
5 6 7 6,8 0,1 ^-4 0^-3 0^-3 7 93 4 10^-2
1, 0, 5*10 0,76*1 0,07*1 0,0 99,
6 6 7 7 0,1 ^-4 0^-3 0^-3 7 93 4 0,1±0,007*10^-2

Tabel 4.8 kecepatan terminal pada s4 Minyak

m S1 T1 Vm ∆S1 ∆T1 ∆Vm i k ap Vm±∆Vm


Bola
gr m s 𝑚⁄𝑠 M s 𝑚⁄𝑠 % % 𝑚⁄𝑠
5*10^- 10^- 0,28*10^- 1,040±0,028*10^-
1 2,1 0,7 1,3 1,04 4 2 2 0,27 99,73 4 1
5*10^- 10^- 0,28*10^- 1,000±0,028*10^-
2 2,1 0,7 1,65 1 4 2 2 0,27 99,73 4 1
5*10^- 10^- 0,28*10^- 1,000±0,028*10^-
3 2,1 0,7 1,6 1 4 2 2 0,27 99,73 4 1
5*10^- 1,87*10^- 0,230±0,187*10^-
4 1,6 0,7 6,75 0,23 4 0,2 3 0,74 99,26 4 2
5*10^- 1,87*10^- 0,230±0,187*10^-
5 1,6 0,7 6,8 0,29 4 0,2 3 0,74 99,26 4 2
5*10^- 1,87*10^- 0,230±0,187*10^-
6 1,6 0,7 7 0,23 4 0,2 3 0,74 99,26 4 2

Tabel 4.9 viskositas pada s1 minyak

Rmy
Bol m ḿ k R ṝ ƞ s1
a a
gr gr mm M m ∆ƞ i k p ƞ+∆ƞ
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 1,48*10 0,9±1,4*10
1 1 2,1 5 3 3 0,9 ^-2 15,1 84,9 2 ^-2
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 1,48*10 0,9±1,4*10
2 1 2,1 5 3 3 0,9 ^-2 15,1 84,9 2 ^-2
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 1,48*10 0,9±1,4*10
3 1 2,1 5 3 3 0,9 ^-2 15,1 84,9 2 ^-2
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0,74*10 85,4 0,5±0,7*10
4 6 6 5 ^-3 ^-3 0,5 ^-2 14,51 9 2 ^-2
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0,74*10 85,4 0,5±0,7*10
5 6 6 5 ^-3 ^-3 0,5 ^-2 14,51 9 2 ^-2
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0,74*10 85,4 0,5±0,7*10
6 6 6 5 ^-3 ^-3 0,5 ^-2 14,51 9 2 ^-2
Tabel 4.10 viskositas pada s2 minyak

Rmy
Bol m ḿ k R ṝ ƞ s1
a a
gr gr Mm M m ∆ƞ i k p ƞ+∆ƞ
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 0, 0,13*10 13,2 86,7 0,9±0,1*10
1 1 2,1 5 3 3 9 ^-1 7 3 2 ^-1
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 0, 0,13*10 13,2 86,7 0,9±0,1*10
2 1 2,1 5 3 3 9 ^-1 7 3 2 ^-1
2, 5,49 3,68*10^- 3,68*10^- 0, 0,13*10 13,2 86,7 0,9±0,1*10
3 1 2,1 5 3 3 9 ^-1 7 3 2 ^-1
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0, 0,04*10 92,4 0,5±0,4*10
4 6 6 5 ^-3 ^-3 5 ^-1 7,84 6 2 ^-2
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0, 0,04*10 92,4 0,5±0,4*10
5 6 6 5 ^-3 ^-3 5 ^-1 7,84 6 2 ^-2
1, 1,5 5,49 11,37*10 11,37*10 0, 0,04*10 92,4 0,5±0,4*10
6 6 6 5 ^-3 ^-3 5 ^-1 7,84 6 2 ^-2

Tabel 4.11 viskositas pada S3 minyak


Bol m mbar Rmny r rbar 𝜑 S3
a gr gr k m m ∆φ I K AP φ±∆φ
mm
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 0,9 0,30. 3,06 96,9 3 0,90±0,30.10-2
10-2 4
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 0,9 0,30. 3,06 96,9 3 0,90±0,30.10-2
10-2 4
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 0,9 0,30. 3,06 96,9 3 0,90±0,30.10-2
10-2 4
-3 -3
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 0,17. 33,3 66,6 1 5.10-1±10-2
10-1 3 7
-3 -3
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 0,17. 33,3 66,6 1 5.10-1±10-2
10-1 3 7
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 0,17. 33,3 66,6 1 5.10-1±10-2
10-1 3 7

Tabel 4.12 viskositas pada S4 minyak


Bol m mbar Rmny r rbar 𝜑 S4
a gr gr k m m ∆φ I K AP φ±∆φ
mm
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 0,9 0,18. 18,3 81,6 2 0,90±0,1.10-1
10-1 6 4
-3 -3
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10 3,68.10 0,9 0,18. 18,3 81,6 2 0,90±0,1.10-1
10-1 6 4
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 0,9 0,18. 18,3 81,6 2 0,90±0,1.10-1
10-1 6 4
-3 -3
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 0,08. 15,6 84,3 2 0,5±0,8.10-2
10-1 9 1
-3 -3
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 0,08. 15,6 84,3 2 0,5±0,8.10-2
10-1 9 1
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 0,08. 15,6 84,3 2 0,5±0,8.10-2
10-1 9 1

Tabel 4.13 viskositas pada S2 oli


Bol m mbar Roli r rbar 𝜑 S2
a gr gr mm m m ∆φ I K AP φ±∆φ
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 0,56. 43,4 58,5 1 1±5.10-2
10-1 8 2
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 0,56. 43,4 58,5 1 1±5.10-2
10-1 8 2
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 0,56. 43,4 58,5 1 1±5.10-2
10-1 8 2
-3 -3
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 4,4. 86,2 13,7 1 5.10-1±4.10-2
10-2 7 3
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 4,4. 86,2 13,7 1 5.10-1±4.10-2
10-2 7 3
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 4,4. 86,2 13,7 1 5.10-1±4.10-2
10-2 7 3

Tabel 4.14 viskositas pada S1 Oli

Bol m mbar Roli r rbar 𝜑 S1


a gr gr mm m m ∆φ I K AP φ±∆φ
-3 -3
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10 3,68.10 1 2,2. 16,29 83,71 1 1± 2.10-1
10-1
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 2,2. 16,29 83,71 1 1± 2.10-1
10-1
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 2,2. 16,29 83,71 1 1± 2.10-1
10-1
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 1,2. 23,52 76,48 2 0,5±1,2.10-2
10-2
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 1,2. 23,52 76,48 2 0,5±1,2.10-2
10-2
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 1,2. 23,52 76,48 2 0,5±1,2.10-2
10-2

Tabel 4.14 viskositas pada S3 Oli


Bol m mbar Roli r rbar 𝜑 S3
a gr gr mm m m ∆φ I K AP φ±∆φ
-3 -3
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10 3,68.10 1 7,47 14,5 85,4 2 1,0 ± 7,4 .10-3
.10-3 3 7
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 7,47 14,5 85,4 2 1,0 ± 7,4 .10-3
.10-3 3 7
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 7,47 14,5 85,4 2 1,0 ± 7,4 .10-3
.10-3 3 7
-3 -3
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 1,2. 23,5 76,4 2 0,5±1,2 .10-3
10-3 3 7
-3 -3
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 1,2. 23,5 76,4 2 0,5±1,2 .10-3
10-3 3 7
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 1,2. 23,5 76,4 2 0,5±1,2 .10-3
10-3 3 7

Tabel 4.16 viskositas pada S4 oli


Bol m mbar Roli r rbar 𝜑 S4
a gr gr mm m m ∆φ I K AP φ±∆φ
1 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 5,95. 44,2 55,9 1 1±5.10-2
10-2 7 3
2 2,1 2,1 5,495 3,68.10-3 3,68.10-3 1 5,95. 44,2 55,9 1 1±5.10-2
10-2 7 3
-3 -3
3 2,1 2,1 5,495 3,68.10 3,68.10 1 5,95. 44,2 55,9 1 1±5.10-2
10-2 7 3
-3 -3
4 1,6 1,56 5,495 11,5.10 11,5.10 0,5 0,28. 54,9 45,1 1 5.10-1±2.10-2
10-1 0 0
5 1,5 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 0,28. 54,9 45,1 1 5.10-1±2.10-2
10-1 0 0
6 1,6 1,56 5,495 11,5.10-3 11,5.10-3 0,5 0,28. 54,9 45,1 1 5.10-1±2.10-2
10-1 0 0
Grafik 4.1 hubungan jarak dan waktu pada bola 1 di oli

Grafik 4.2 hubungan jarak dan waktu pada bola 2 di oli


Grafik 4.3 hubungan jarak dan waktu pada bola 1 di minyak

Grafik 4.4 hubungan jarak dan waktu pada bola 2 di minyak

4.2 Pembahasan

Viskositas tidak lepas dari kekentalan. Viskositas merupakan fase antara padat dan
cair. Angka viskositas merupakan angka dimana untuk mengukur viskositas. dan
pergerakantersebut tidak dapat diukur dengan mata telanjang harus dengan cara molekuler.

Pengukuran viskositas dapat diukur dengan prinsip bola jatuh. Pada percobaan yang
telah dilakukan dengan menggunakan tabung panjang yang diisi cairan untuk diketahui
viskositasnya. Dalam percobaan juga dapat diketahui kecepatan terminal benda dan massa
jenis bola.
Penentuan kecepatan terminal benda setelah dilakukan percobaan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus (3.4). rumus tersebut didapat dari penurunan rumus kecepatan
yang sebanding dengan jarak dan berbanding terbalik dengan waktu yang dibutuhkan pada
titik tertentu yang telah ditentukan. Hasil kecepatan terminal pada percobaan adalah
kecepatan terminal pada minyak lebih cepat dari kecepatan terminal oli. Dengan bola yang
lebih kecil massa berat dan jari jari kecil mempunyai kecepatan terminal yang lebih cepat.

Percobaan yang dilakukan juga dapat menentukan rapat massa bola atau massa jenis
benda. Massa jenis tersebut dapat ditentukan dengan hasil penurunan rumus. Hasil penurunan
tersebut adalah pada rumus (3.2). dimana yang berpengaruh adalah massa dan volume benda.
Dapat didefinisikan jika massa jenis berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik
dengan olume benda tersebut. Hasil penentuan massa jenis dapat dikelompokkan. Jika massa
semakin kecil maka massa jenisnya akan semakin kecil pula. Hasil tersebut sama dengan
pendefinisian rumus massa jenis benda.

Grafik 4.1 hubungan jarak dan waktu bola 1 dan 2 pada minyak.

Grafik tersebut menyatakan hubungan hubungan jarak dan waktu yang berupa
kecepatan terminal. Sehingga, kecepatan terminal merupakan gradien dan garisnya. Terlihat
pula bahwa eror barnya kecil. Dan kemungkinan nilainya benar serta kesalahan tidak terlihat.
Bola 2 yang kecepatannya lebih tinggi pada grafik garis semakin menjauh. Hal itu sesuai
dengan hasil tabel perhitungan yang menampakkan bahwa ralat waktunya kecil.

Grafik 4.2 hubungan jarak dan waktu bola 1 dan 2 pada oli.

Grafik tersebut menyatakan hubungan jarak dan waktu yang berupa kecepatan
terminal. Sehingga, kecepatan terminal merupakan gradien dan garisnya. Terlihat pula bahwa
eror barnya kecil dan kemungkinan nilai hampir benar dan kesalahan tidak terlihat. Pada bola
2 grafik hampir berupa linier yang merupakan persamaan matematis dari kecepatan terminal.

Hal utama dari percobaan yaitu penentuan viskositas atau kekentalan. Kekentalan
dapat ditentukan dengan persamaan (3.6) dan mempunyai ralat dengan persamaan (3.7). hasil
dari penentuan dapat disimpulkan jika pengukuran pada minyak, dihasilkan pada benda yang
massanya lebih berat angka viskositasnya lebih tinggi daripada massa yang ebih rendah. Hasil
juga sama pada oli. Perbandingan antara viskositas oli dan minyak didapat oli mempunyai
angka viskositas tinggi daripada minyak oli lebih kental daripada minyak. Dari hasil
perhitungan dibandingkan dengan referensi berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan eror
yang dilakukan saat praktikum.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kekentalan (viskositas) zat cair adalah sebagai
berikut :

1. kecepatan terminal minyak lebih tinggi daripada oli. Dengan massa benda tinggi dan
jari jari benda kecil.
2. Rapat massa benda atau massa jenis benda jika massa benda tinggi maka massa jenis
tinggi pula.
3. Viskositas zat cair pada minyak lebih kecil daripada oli. Hasil tersebut tidaak sama
dengan viskositas dari referensi.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktikum kekentalan (viskositas) zat cair adalah sebaiknya pada
saat praktikum waktu mengukur harus tiliti, bola yang digunakan saat praktikum sebaiknya
benar benar tidak ada bekas dari za cair lain. Sebaiknya berhati hati saat penurunan rumus
karena penurunan dapat menentukan viskositas , rapat massa, maupun kecepatan teminal.
DAFTAR PUSATAKA

Chang,Raymond.2003.Kimia Dasar Jilid 1.Erlangga:Jakarta.


Guyton AC, Hall.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC:Jakarta.
Hassan,Yaziz.1997.Fisika Jilid 1.Erlangga:Jakarta.
Marzuki,Ismail.2010.Kimia Dalam Keperawatan.Pustaka AS Salam:Sulawesi Selatan.
Soedojo,Peter.2004.Fisika Dasar.Andi:Yogyakarta.
Welty,James R.2004.Dasar-2 Fenomena Transport.Erlangga:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai