Ringkasan Psikiatri
Ringkasan Psikiatri
Gangguan jiwa berat yang ditandai oleh hendaya berat dalam kemampuan daya menilai
realita (sense of reality)
2. Apa yang dimaksud dengan neurosa ?
Gangguan jiwa ringan, berupa kesalahan penyesuaian diri karena tidak dapat
menyelesaikan suatu konflik secara sadar. (maramis)
Gangguan mental ringan, tanpa adanya faktor organik yang dapat ditunjukkan, mempunyai
insight cukup dan kemampuan daya menilai realitanya tidak terganggu (perilaku masih
dalam batas normal dan kepribadian tetap utuh) (PPDGJ)
3. Apa perbedaan antara psikosis dan neurosa ?
Konsep psikosis :
1. Hendaya berat pada sense of reality
A (awarness)
Kemampuan individu mengadakan relasi (hubungan) dan limitasi (batasan) terhadap
lingkungan dengan dirinya dalam keadaan sadar. Pasien psikotik akan kehilangan
kemampuan untuk mengadakan relasi dan limitasi
J (Judgment)
Kemampuan individu menilai lingkungannya (norma sosial). Daya nilai akan mempengaruhi
seseorang dalam berperilaku. Pasien psikotik tidak mampu menilai lingkungannya (norma
sosialnya) sehingga perilaku yang tampak adalah perilaku yang tak terkendali.
I (Insight)/ tilikan
Derajat kesadaran dan pemahaman individu terhadap keadaan sakitnya. Ada 6 derajat
insight, yaitu :
1) Penyangkalan total terhadap penyakitnya
2) Ambivalensi terhadap penyakitnya
3) Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
4) Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun tidak memahami penyebab
sakitnya
5) Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya
namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6) Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan
2. Hendaya berat dalam fungsi mental
Gejala positif :
Gangguan persepsi Distorsi persepsi Halusinasi
Gangguan isi pikiran Distorsi pikiran Waham
Gangguan asosiasi pikiran Disorganisasi pembicaraan Rambling dan
Inkoherensi
Gangguan perasaan Afek/ emosi Inadekuat
Gangguan perilaku Disorganisasi perilaku perilaku aneh atau tidak terkendali
Gejala negatif :
Gangguan isi pikiran Preokupasi dan miskin ide
Gangguan arus pikiran blocking dan remming
Gangguan perasaan Afek/ emosi tumpul, dangkal, respon emosi minimal
Kemauan Gangguan hubungan sosial Apatis, pasif, menarik diri
Perilaku terbatas dan cenderung menyendiri (abulia)
3. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari
Kemauan berkurang Tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, tidak mampu
menjalin hubungan sosial dan tidak mampu melakukan kegiatan ruti
15. Bagaimana prognosis pasien (prognosis pasien yang menjadi kasus responsi/ujian) ? Prognosis pasien
skizofrenia (Maramis dan Kaplan)
Baik Buruk
Obat Psikotropik
Sebaiknya anda memahami terlebih dahulu tahu apa yang dimaksud dengan obat
psikotropik. Penggunaan obat psikotropik dalam gangguan/penyakit jiwa ditujukan untuk
meredam (mensupresi) gejala sasaran tertentu. Dalam merencakan terapi kenali terlebih dahulu
gejala yang dominan pada pasien anda, asas manfaat dan resiko terapi yang akan anda berikan,
trias (gejala sasaran, dosis dan lama pemberian dan cara pemberian).
Hal yang harus diingat dalam penggunaan klinis obat psikotropik : 1) sesuai dengan situasi
dan kondisi pasien (tailored), 2) penyesuaian secara bertahap (stepwise), pantau terus-menerus
(monitoring), terencana dan terprogram (rational management).
20. Apa saja jenisnya (tipikal dan atipikal), apa perbedaan antara antipsikotik tipikal dan
atipikal ?
Antipsikotik Tipikal Antipsikotik Atipikal
Menghadap reseptor D2 dopamin paska sinaps Menghambat reseptor D2 dopamin dan reseptor 5HT 2
(sistem limbik dan ekstrapiramidal)
Untuk pasien dengan dominan gejala + Untuk pasien dengan dominan gejala –
Serotonin yang berikatan reseptor 5HT2 akan
menghambat release dopamin ke celah sinaps. Dengan
menghambat reseptor 5HT2 , akan mengurangi blokade
terhadap antagonis D2 dan menyeimbangkan aktivitas
dopamin dan serotonin. (Antipsikotik atipikal lebih
banyak memblokade reseptor 5HT2 di jaras
mesokorteks) dengan demikian meningkatkan
pelepasan dopamin dan dopamin yang dilepas dari
pada dihambat di jalur mesokortek.
Fenotiazine Benzamide
Rantai Aliphatic Sulpiride (300-600 mg)
Chlorpromazine 25-100 mg (150-600 mg) Dibenzodiazepine
Rantai Piperazine Olanzapine 5-10 mg (10-20 mg)
Trifluoperazine 1-5 mg (10-15 mg) Clozapine 25-100 mg (25-100 mg)
Fluphenazine 2,5-5 mg (10-15 mg) Quetiapine 25-100 mg (50-400 mg)
Perphenazine 2-4-8 mg (12-24 mg) Bezisoxazole
Rantai Piperidine Risperidone 2 mg (2-6 mg)
Thioridazine 50-100 mg (150-300 mg) Aripiprazole 10-15 mg (10-15 mg)
Butyrophenone
Haloperidol 0,5-1,5-5 mg (5-15 mg)
Diphenyl-butylpiperidine
Pimozide 4 mg (2-4 mg)
21. Apakah jenis antipsikotik potensi tinggi dan antipsikotik potensi rendah ?
Antipsikotik Potensi Rendah Antipsikotik Potensi Tinggi
(Dosis Terapeutik Tinggi) (Dosis Terapeutik Rendah)
CPZ, thioridazine Haloperidol, TFP, flufenazin, Pimozid
Gejala : Hiperaktivitas motorik, Gaduh gelisah, Gejala : Gg. Proses berpikir (non realistik, waham,
agitasi atau untuk pasien yang agresif dan dll) dan Gg. Persepsi (Halusinasi).
destruktif.
22. Apa saja jenis obat short acting dan long acting dan bagaimana penggunaannya?
Short acting Long acting
- Chlorpromazine (50 mg/2 cc)/ Cepezet - Haloperidol decanoat (50 mg/cc)/ Haldol
Setiap 4-6 jam Decanoas
- Haloperidol (5 mg/cc)/ Lodomer Setiap 2-4 minggu
Setiap 4-6 jam - Fluphenazin decanoat (25 mg/cc)/ sikzonoate
Jarang ada : Setiap 2-4 minggu
- Olanzapine (10 mg)/ Zyprexa - Risperidone (25 dan 50 mg/cc)/ Resperdal consta
- Aripiprazole (9,75 mg) Setiap 2 minggu
Indikasi : Indikasi :
- Kegawatdaruratan sebagai neuroleptisasi - Pasien yang tidak mau atau sulit teratur
pada pasien gaduh gelisah minum obat
- Pasein yang tidak efektif dengan pengobatan
oral
Umumnya yang sering ditemukan di IGD menggunakan : haloperidol 5 mg/cc (lodomer) ditambah dengan
diazepam 10 mg/2cc (stesolid). Sebaiknya tidak dicampur dalam 1 spluit.
23. Apa saja efek samping dari antipsikotik, mekanisme terjadinya dan bagaimana
penanganannya ?
Akut Kronis
Sistem saraf Tardive dyskinesia
Extrapyramidal syndrom (EPS) Gerakan involunter pada :
Dalam keadaan normal, dopamin menghambat
- Wajah
pelepasan asetylcholin. Di nigrostriatal, dopamin
- Mulut/rahang
turun, sehingga asetilkolin meningkat dan
- Lidah
menyebabkan gangguan EPS
- Anggota gerak
EPS : - Menghilang pada waktu tidur
1. Distonia aku
Kontraksi yang lama/ spasme dari muskulus Etiologi :
(occulogyric, trismus, blepharospasm, Pemakaian jangka panjang antipsikotik dan
protusio lidah/ bicara pelo, tortikolis, memburuk pada usia lanjut, dehidrasi,
laryngeal spasme [bahaya], disarthria) Mallnutrisi
2. Akhatisia (retless leg syndr.) Penanganan:
3. Sindrom parkison - Hentikan antipsikotik perlahan-lahan
- Tremor - Bisa dicoba pemberian reserpine 2,5
- Rigid
mg/hr (dopamine deplating agents),
- Bradikinesia
Pemberian
Resiko meningkat :
Lansia, dehidrasi, malnutrisi, kelelahan l-dopa akan memperburuk keadaan
Penanganan : - Penggantian antipsikotik dengan
- Injeksi Diphenhydramine 20 mg/2cc im clozapine 50-100 mg/hr
- Sulfas atropine 0,5-0,75 mg im
- Trihexyphenidyl 2 mg 2x1 tab
- Pertimbangkan penurunan dosis atau digantikan
dengan clozapin (efek EPS minimal)
Gangguan otonom
Efek blokade reseptor muskarinik antikholinergik
mata kabur, mulut kering, kesulitan BAB,
mengantuk
Hipotensi ortostatik
Penanganannya :
- Pasien diposisikan trendelenburk’s
- 15 menit tekanan darah tidak naik, infuse NaCl
(grojok)
- 15 menit tekanan darah tidak naik, injeksi
noradrenalin 0,2 cc (dapat diulangi tiap 15
menit, sampai tekanan darah normal)
Non-sistem saraf
Endokrin
Di daerah tuberoinfundibular, dopamin yang turun,
mengakibatkan meningkatnya prolaktin.
Hiperprolaktinemi mengakibatkan gangguan
endokrin (galaktorea, amenorea, disfungsi seksual)
Metabolik
Jaundice
Hematologis
- Agranulositosis (penggunaan clozapin)
- Berkurangnya sel pelimorfonuklear (granuler) :
Bas-Eus-Netrofil
- Pemeriksaan lab darah setiap 6 minggu
pertama
- Leukosit < 3500 hentikan clozapine
Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM)
- Mengancam kehidupan.
- Akibat idiosikrasi obat antipsikotik (khususnya
long acting).
- Resiko meningkat pada pasien dengan
dehidrasi, kelelahan, mallnutrisi, pasien tua.
- Akut
- Hyperpirexia
- Sindrom Ektrapiramidal berat Rigidity
- Disfungsi otonom Inkontinensia uri
- Prubahan status mental dan tingkat kesadaran
Pemeriksaan lab :
- Crearitinine phosfokinase (CPK) .> 300 u/ml
- SGOT/SGPT meningkat
- Myoglobinemia
- Leukositosis (> 15.000)
- Elektrolit : K (meningkat) dan Fe (menurun)
Penanganan :
Hentikan antipsikotik
Perawatan suportif
Dopamine agonist (bromokriptin 7,5-60 mg/hr
3-4x, l-dopa 2x100 mg/hr, amantadin 200 mg/hr
24. Bagaimana penatalaksanaan non farmakologis pada kasus ?
Psikoterapi :
Suportif Reedukatif Rekronstruktif
1. Psikokatarsis 1. Konseling Baca :
2. Peruasi atau bujukan 2. Terapi hubungan antar manusia 1. Psikoanalisa Freud
3. Sugesti 3. Terapi wawancara 2. Psikoanalisa non-freud
4. Penjaminan kembali 4. Analisa dan sintesa yang 3. Psikoterapi yang
5. Bimbingan dan penyuluhan distributif berorientasi kepada
6. Terapi okupasi 5. Terapi dengan orientasi kasus psikoanalisa
7. Terapi perilaku “case-work” 4. Cara :
8. Psikoterapi kelompok 6. Reconditioning 5. Asosiasi bebas
9. Hipnoterapi 7. Terapi kelompok yang 6. Analisa mimpi
reedukatif 7. Hipnoanalisa/ sintesa
8. Terapi somatik 8. Narkoterapi
9. Terapi main
10. Terapi seni
11. Terapi kelompok analitik
Selamat Belajar