Pempek merupakan salah satu kuliner asal kota Palembang. Yang terbuat dari bahan dasar
ikan , tepung tapioka dan garam sehingga pempek ini mempunyai kandungan nutrisi yang baik
seperti karbohidrat, protein, dan lemak yang berasal dari daging ikan yang diguanakan. Menurut
sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu
di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-
Darussalam. Nama pempek atau empek-empek diyakini berasal dari sebutan"apek",yaitu sebutan
untuk lelaki tua keturunan Cina. Pempek Palembang berbahan dasa ikan. Kan yang digunakan
sangat beragam yaitu tergantung dari banyaknya jumlah daging dan lemak yang terkandung
didalam ikan tersebut. Iakn yang sering digunakan dalam pembuatan pempek ini biasanya ikan
tenggiri, ikan gabus, ikan tongkol dan ikan salmon sesuai selera. Ikan serings sekali mengalami
penurunan mutu baik dari fisik maupun mutu nya dikarenakan oleh beberapa hal salah satunya
adalah proses adanya reaksi yang disebabkan oleh bakteri. Untuk itu perludilakukan penangan
lebih lanjut untuk menjaga dan memperpanjang masa simpan dari ikan tersebut. Salah satu
adalah dengan dilakukannya pengolahan ikan menjadi pempek. Jaman sekarang pempek sudah
banyak yang dimodifikasi dengandiberikan bahan tambahan seperti isian telur ayam, telur puyuh
dan isian daging ayam serta wortel. Pada praktikum kali ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kenampakan, rasa serta, aroma dan teksture pada pempek dengan diberi tambhan tepung
yang berbeda.
1.2 Tujuan
populer di Jawa, yang dapat digolongkan sebagai gel ikan. Pempek terbuat dari
adonan ikan dan tepung tapioka lalu diuleni menggunakan air es untuk membuat
tekstur pempek lebih kenyal lalu direbus, namun proses perebusan menyebabkan
Pempek adalah makanan khas Palembang yang dibuat dari ikan dan sagu.
Penyajian pempek ditemani saus berwarna hitam kecoklatan yang disebut cuka
atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, lalu
ditambah gula merah, cabai rawit tumbuk, bawang putih, asam jawa, ebi dan
garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk
menambah nafsu makan. Ada juga cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas
(Amanda, 2010). Jenis pempek yang terkenal adalah kapal selam, yaitu telur ayam
yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada
juga yang lain, seperti pempek lenjer, pempek bulat (adaan), pempek kulit ikan,
pempek pistel (isinya irisan papaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek
telur kecil, dan pempek keriting (Amanda, 2010). Pempek termasuk kedalam jenis
terbuatdari bahan dasar daging ikan giling dan tepung tapioka. Pempek memiliki
citarasakhas dan disukai masyarakat, memiliki nilai ekonomi dan gizi yang cukup
tinggi.Kandungan gizi utama pada pempek adalah protein, lemak, dan karbohidrat
yangdiperoleh dari ikan dan tepung tapioka. Kandungan gizi lainnya berupa
vitamin danmineral. Perbandingan ikan, air, tepung tapioka, dan garam sangat
(Made, 2013).
protein 9,2 gram, karbohidrat 27,8 gram, lemak 3,8 gram, kalsium 401 miligram,
fosfor 116 miligram, dan zat besi 2,4 miligram. Selain itu di dalam Pempek juga
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram
merangsang pertumbuhan sel tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1. Selain itu,
bawang putih mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi, dan mengandung sejumlah
komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia. Dewasa ini, bawang putih
kehadirannya masakan akan terasa hambar Zat-zat kimia yang terdapat pada
bawang putih adalah Allisin yang berperan memberi aroma pada bawang putih
sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun bakteri gram
negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, Sedangkan
antioksidan.
2.2.2 Garam
tergantung pada faktor-faktor lain yaitu pH dan suhu. Garam menjadi lebih efektif
pada suhu yang lebih rendah dan kondisi asam. Jumlah pemakaian garam menurut
US Wheat Associates 2–2.25%. Jika kurang dari 2% maka rasa akan hambar,
sedangkan di atas 2.25% akan menghambat aktivitas mikroba (Eddy dan Lilik,
2008). Sebagai penegas cita rasa dan berfungsi sebagai pengawet. Garam sebagai
bahan pengawet karena kemampuannya untuk menarik air keluar dari jaringan
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bahan dasar gandum
yang diperoleh dengan cara penggilingan gandum yang banyak digunakan dalam
industri pangan .Komponen yang terbanyak dari tepung terigu adalah pati, sekitar
70% yang terdiri dari amilos adan amilopektin. Besarnya kandungan amilosa
dalam pati ialah sekitar 20% dengan suhu gelatinisasi 56 - 62 (Belitz and Grosch,
1987).
Tepung ini bahan dasarnya berasal dari ubi kayu yang kaya akan
kandungan pati (polisakarida). Tepung tapioka mempunyai kandungan
karbohidrat cukup tinggi yaitu 85.0% (Tabel 1). Fungsi dari tepung tapioka di
dalam pempek atau bahan makanan lain sebagai pengikat dan pengembang. Ini
merupakan salah satu sifat pati yang mudah membengkak dalam air panas
daging yang bermutu tinggi, jumlah tepung tapioka yang paling baik digunakan
untuk pembuatan bakso adalah 10-15% dari berat dagingnya (Wibowo, 2001).
bumbu selain memberikan rasa, bau dan aroma pada masakan juga sebagai bahan
pengawet (Ulfah, 2008). Bau harum khas yang tercium dari bumbu aromatik
ditimbulkan oleh senyawa asam lemak mudah menguap (volatile oil) yang
tersimpan dalam bumbu. Pencampuran bumbu secara merata pada daging sebelum
dimasak akan mengeluarkan cairan seperti minyak yang keluar dari bumbu-
bumbu. Hal ini yang memberi rasa dan aroma pada makanan serta daging menjadi
lebih tahan lama (Soejoeti, 1998). Kesan cita rasa yang ditimbulkan oleh aroma
bumbu secara umum dikelompokkan atas aroma : harum, segar, manis, pahit,
2.2.5 Air
Daya ikat air oleh protein atau Water Holding Capacity atau Water
Binding Capacity (WHC atau WBC) adalah kemampuan daging untuk mengikat
penggilingan dan tekanan. Kapasitas gel adalah kemampuan daging menyerap air
digunakan, beberapa produk olahan daging memiliki nilai gizi lebih baik
sebagainya, namun yang sering digunkan sebagai bahan dasar pempek adalah
ikan tenggiri karena mempunyai daging yang melimpah dan terktur yang lebut
serta rasa yang gurih.Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang
perishable food yaitu bahan panganyang mudah busuk atau cepat mengalami
kerusakan. Ikan pada suhu tinggi khususnyadidaerah tropis, ikan akan busuk
ikan segar yang baik perlu dilakukan (Muchtadi, 1992). Secara fisik ikan
tenggiri mempunyai dua jenis daging yaitu daging merah (gelap) dan daging
lemak, glikogen dan vitamin dan untuk daging putih banyak terdapat protein
(Hasan, 1984).
Tahapan pengolahan pempek terdiri dari penggilingan daging ikan, pencampuran bahan,
pembentukan pempek dan pemasakan. Pada tahap pemasakan (perebusan) merupakan salah satu
tahap penting pada pembuatan pempek, karena pada tahap ini molekul pati mengalami
gelatinisasi dan protein terdenaturasi (Chen et al., 1999).
1. Tahap penggilingan
Daging ikan sebagai bahan dasar adonan.
a. Ikan yang akan diolah, disiangi dan dibersihkan terlebih dahulu.
b. Lepaskan kulit ikan dari dagingnya.
c. Buang seluruh tulangnya.
d. Potong kecil, siap untuk dipirik/digiling.
3. Pencetakan
Bentuk pempek. Setelah adonan terbentuk, adonan tersebut dapat dibuat menjadi
beragam jenis.
4. Pemasakan
Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu perebusan, pengukusan,
penggorengan, dan pemanggangan.
5. Tahap penyajian
Pempek yang sudah matang disajikan di piring dengan kuah cuko yang asam dan pedas
serta ditambahkan mie kuning sebagai pendamping (Kesuma, 2008).
tersier dan kuarterner struktural seperti suhu, penambahan garam, enzim dll.
Karena fungsi biokimia protein tergantung pada tiga dimensi bentuknya atau
susunan senyawa yang terdapat pada asam amino, hasil denaturasi adalah
Namun, kebanyakan protein tidaka akan mengalami hal tersebut, hanya saja tidak
menutup kemungkinan juga protein akan berubah struktur kecil didalamnya saat
sifat protein yaitu hidrofobik menjadi terbuka. Akibatnya semakin panas, molekul
akibat asam dan basa terjadi akibat adanya penambahan kadar asam atau basa
pada garam protein yang dapat memutus kandungan struktur dari protein tersebut
karena terjadi subtusi ion negatif dan positif pada garam dengan ion positif dan
Efek yang terjadi pada produk, denaturasi dengan suhu panas yang
dilakukan akan menyebabkan atau mengakibatkan kerkurangnya kadar air dan
terjadi pada struktur skunder dan tersier protein. Sejak diketahui reaksi denaturasi
protein tidak cukup kuat untuk memutuskan ikatan peptida, dimna struktur primer
ganguan pada struktur sekunder dan tersier protein. Pada struktur protein tersier
terdapat jenis interaksi yang membentuk ikatan pada rantai sampingan seperti:
ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida, dan interaksi hidrofilik non
protein yang didenaturasi membentuk massa yang solid. Cairan telur (sol) dubah
menjadi padat atau setengan padat (gel) dengan proses air yang keluar dari
struktur membnetuk spiral-spiral yang membuka dan melekat satu sama lain.
Koagulasi ini terjadi selama rentan waktu temperatur yang lama dan dipengaruhi
pH, dan juga mengunakan gula dan garam. Hasil dari proses koagulasi ini adalah
2.4.3 Gelatinisai
(perebusan) akan mempengaruhi granula pati dan protein ikan. Pada granula pati
terjadi pembengkakan yang irreversible dalam air, karena energi kinetik molekul
air lebih kuat dari pada daya tarik molekul pati sehingga air dapat masuk ke dalam
granula pati. Proses kenaikan suhu bahan yang direbus dipengaruhi oleh
kecepatan transfer panas dari air perebusan ke bahan yang terjadi secara konveksi,
dan transfer panas dalam bahan terjadi secara konduksi (Huang and Liu, 2009).
Menurut Alam et al., 2007, semakin lama pemanasan semakin banyak granula
pati yang mengalami pengembangan dan tidak dapat kembali pada kondisi semula
dalam air seperti protein, vitamin dan mineral akan berkurang, sebaliknya waktu
pemasakan yang lebih singkat memungkinkan granula pati tidak tergelatinisasi secara sempurna.
Pemasakan pati yang berlebihan mengakibatkan lebih banyak
amilosa yang terdifusi dalam suspensi pati sehingga viskositasnya menurun dan
amilosa telah lepas keluar, dan molekul amilosa yang berantai lurus
3.1.1 Alat
1. Timbangan
2. Pisau
3. Panci
4. Baskom
5. Sendok
6. Garpu
7. Kompor
8. Sarangan
9. Wajan
10. Rheotex
3.1.2 Bahan
1. Ikan tenggriri
2. Tepung tapioka
3. Air
4. Bawang putih
5. Garam
6. Minyak Goreng
3.2 Skema Kerja dan Perlakuan
penggilingan ikan. Pertama-tama ikan tenggiri yang telah melewati masa thawing
yang masih tersisa dan kotorang lain yang dapat bau dan wakna yang kan
dimana tujuan ditambahkannya bawang putih ini adalah untuk menambah cita
rasa dan aroma dari produk akhir yaitu pempek Palembang. Selanjutnya adonan
Bawang
Putih12,5 gram
pencucian
Penggilngan
wadah selanjutnya dilakukan penambahan garam sebanyak 2,5 gram yang bertujuan
untuk memberikan cita rasa, pengawetan dan melarutan protein pada ikan, selanjutnya
dilakukan pengadukan agar tepung terigu tercampur rata dengan garam. Selanjutnya
dilakukan penambhan air panas sebanyak 40 ml yang bertujuan untuk melarutkan adonan
tepung terigu dan garam tersebut. Dilakukan penambahan ikan sebanyak 125 gram yang
Tepung terigu
60 gr, garam
2,5 gr
10 gram
120 ml
Penambahan
gr, tapioca 60
gr
T, tapioca
Tepung terigu
20 garam 2,5
gr
Pengadukan
Air
panas
40 ml
40 ml
Penambahan
ikan tengiri
100 gr
pengulenan
Pembentukan adonan
perebusan
penggorengan
dan teksture telah melewati proses pencucian dan penggilangan sebagai bahan pokok pembuatan
pempek, kemudian dilakukan penambahan tepung tapioka sebanyak 100 gram fungsi
ditambahkannya tepung tapioka ini adalah sebagai pengikat dan pemberi teksture yang di
inginkan.
dengan garam sebanyak 2,5 gram fungsi penambahan garam ini bertujuan untuk
memrerikan cita rasa dan melarutkan protein pada ikan yang kemudian dilakukan
penambahan air panas sebanyak 120 ml yang bertujuan untuk melarutkan agran dan
tepung terigu, selanjutnya setelah adonan menyatu dengan air kemudian ditambahkan
ikan tenggiri sebanyak 120 gram sebagai bahan utam pembuatan pempek, tepung tapioka
dua selanjutnya dilakukan pengulenan yang bertujuan untuk mencamprkan bahan adonan
agar menyatu sehingga kompak dan mudah untuk di bentuk. Langkah selanjutnya adalah
membentuknya sesuai dengan keinginan, cara pembentukan pempek ini sangat beragam
tergantungdari jenis pempek yang dibuat. Setelah adonan dibentuk amka langkah
selanjutnya adalah dikaukan pemasakan atau perebusan yang bertujuan untuk proses
gelatinisasi pada pati sehingga granula pati kan mengembang dan protein terdenaturasi,
jika pempek ini sudah masak mkan pempek ini akan mengambang ke atas. Selanjutnya
setelah pempek mengambang ke tas permukaan maka itu menandakan pempek sudah
matang dan siap untuk diangkat dan dilakukan pendingan untuk mengurangi kadar panas
pada pempek akibat perebusan. Langkah selanjutnya adalh silakukan penggorengan tahap
ini dikaukan dengan tujuan untuk memantabkan warna pada pempek tahapan
DAFTAR PUSTAKA
SpringerVerlag Berlin.
Chen, H., Bradley, Marks, and Murphy, Y. (1999). Modeling Coupled Heat and
Mass Transfer for Convection Cooking of Chicken Patties. J.Food Sci. 42:
139-146.
Bandung.
Eddy, S., dan Lilik, N., 2007. Membuat Aneka Roti , Penebar Swadaya , Jakarta.
Fajri, M.Y. (1997). Kajian Mutu Empek-empek Palembang dari Ikan Belida
PertanianBogor. Bogor.
Haryadi. (1995). Kimia dan Teknologi Pati. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana
Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 30 No. 01, halaman 31–
39.
Made Astawan, 2004, “PEMPEK, Nilai Gizi “Kapal Selam” Paling Tinggi”,
Michelia, Amanda, 2010. Bisnis Makanan dan Minuman Ala Gerobak. Jakarta :
Kriya Pustaka.
Bogor.
Rahayu, WP. et all. 2011. Keamanan Pangan Peduli Kita Bersama. Bogor: IPB
Press.
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Pertama. Gadjah Mada
Suyanti, 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Syamsiah, I.S., dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
Wibowo,S. 2001. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging. Penebar Swadaya.
Jakarta.