Makalah Asasmen Materi 2
Makalah Asasmen Materi 2
AnggotaKelompok:
Rombel 13
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikanmakalah mata kuliah “Asesmen Pendidikan”. Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Asesmen Pendidikan
di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada selaku Dra. Kurniana
Bektiningsih, M.Pd dosen pembimbing mata kuliah Asesmen Pendidikan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan assesmen, terdapat perbedaan cara berfikir
terhadap konsep belajar dan pembelajaran yang mempengaruhi bagaimana
assesmen dirancang. Perkembangan ilmu di bidang Psikologi Pendidikan
berdampak pula terhadap cara pandang guru atau dosen tentang desain
pembelajaran, praktik pembelajaran dan assesmen pembelajaran.
Misalnya, mulai berubahnya pemikiran proses belajar mengajar
berdasarkan pendekatan behavoristik (teori belajar yang lebih menekankan
pada tingkah laku manusia) ke konstruktivistik (teori belajar yang lebih
menekankan pada pengetahuan siswa).
Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari Standar
Nasional Pendidikan tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebab itu, setiap pendidik harus
memahami landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi
munculnya standar penilaian, mekanisme, dan prosedur evaluasi.
Termasuk dalam hal tersebut, bagaimana pendidik menetapkan indikator
keberhasilan pembelajaran dan merancang pengalaman belajar siswa.
Dalam Pasal 1 ayat (17) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Yungto Pasal 1 Ayat (1) PP No. 19
2005 dinyatakan bahwa lingkup dari Standar Nasional Pendidikan meliputi
8 standar. Pada Pasal 35 juga dijelaskan bahwa standar nasional
pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,dan pembiayaan,
selanjutnya ditegaskan bahwa pengembangan standar nasional pendidikan
serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional
dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan
pengendalian mutu pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen, pengukuran, penilaian dan
tes ?
2. Apakah fungsi, tujuan, dan prinsip asesmen ?
3. Apa sajakah cakupan, jenis, dan teknik asesmen pembelajaran ?
4. Bagaimana latar belakang standar penilaian pendidikan ?
5. Bagaimana Standar penilaian pendidikan menurut BSNP ?
6. Bagaimana mekanisme dan prosedur penilaian menurut BSNP ?
7. Bagaimana mekanisme penilaian menurut permendikbud 53
kurikulum 13 dan panduan penilaian untuk SD 2015 ?
C. Tujuan
1. Mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan asesmen,
pengukuran, penilaian, dan tes.
2. Mengerti dan memahami fungsi, tujuan, dan prinsip asesmen.
3. Mengerti dan memahami cakupan, jenis, dan teknik asesmen.
4. Untuk mengetahui latar belakang standar penilaian pendidikan.
5. Untuk mengetahui Standar penilaian pendidikan menurut BSNP.
6. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur penilaian menurut BSNP
7. Untuk penilaian menurut pemendikbud 53 kurikulum 13 dan pandu
penilaian untuk SD 2015
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asesmen, Pengukuran, Penelitian, dan Tes
1.1 Asesmen
Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan
suatu kegiatan guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang
memiliki karakteristik individual yang unik (Depdiknas.2006).
Menurut Poerwanti, dkk. (2008:3) Secara umum, asesmen dapat
diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang
siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya,
iklim sekolah maupun kebijakan – kebijakan sekolah. Keputusan semua
ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana
guru menempatkan siswa dengan program – program pembelajaran yang
berbeda tingkatan tugas – tugas untuk siswa yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masing – masing, bimbingan dan penyuluhn
dan saran untuk di studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi
(2011) suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim
untuk mengtahuikelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya
dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak
sebadasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan
Akhmad (2008) menyebutkan bahwaasesmen atau penilaian untuk
memeperoleh informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Kebijakan yang harus ada pada Asesmen Pendidikan :
a. Keputusan tentang siswa
Bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru
menempatkan siswa pada program- program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan
penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
b. Keputusan tentang kurikulum dan program sekolah
Pengambilan keputusan tentang efektifitas program dan langkah-
langkah untuk meningkatkan kemampuan siswa dengan pengajaran
remidi (remidial teaching).
c. Keputusan untuk kebijakan pendidikan
Kebijakan di tingkat sekolah, kabupaten maupun nasional.
d. Pembahasan kompetensi untuk melakukan asesmen tentang siswa
Bagaimana guru mengkoleksi semua informasi untuk membantu
siswa dalam mencapai target pembelajaran dengan berbagai teknik
asesmen, baik teknik yang bersifat formal maupun nonformal,
seperti teknik paper and pencil test, unjuk kerja siswa dalam
menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas-tugas di laboratorium
maupun keaktifan diskusi selama proses pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulakan bahawa asesmen merupakan
keputusan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan tentang penereapan konsep pendidikan. Dalam pelaksanaan
asesmen pembelajaran, guru akan dihadapkan (tiga) istilah yaitu
pengukuran, penilaian, dan test.
1.2 Pengukuran
1.3 Evaluasi
b. Prinsip Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan
perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan
keterpercayaan. Untuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi
yang relatif sama. Untuk menjamin reliabilitas petunjuk
pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas. Contoh
yang lain adalah dalam menguji kompetensi siswa dalam
melakukan eksperimen di laboratorium.
Penilaian ini reliable jika guru dapat membandingkan taraf
penguasaan 10 siswa itu denga kompetensi eksperimen yang
dituntut dalam kurikulum. Penilaian ini realible jika 30 siswa yang
sama mengulangi eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama
dan hasilnya ternyata sama, seperti :
1) Tidak ada siswa yang sakit
2) Penerangan atau pencahayaan dalam laboratorium sama
3) Suhu udara dalam lab sama
4) Alat yang digunakan sama
Penilaian tersebut tidak reliable joka ada kondisi yang berubah,
misalnya ada 3 siswa yang sakit tetapi dipaksa melakukan
eksperimen yang sama, dan ternyata hasilnya berbeda.
c. Terfokus pada kompetensi
Telah Anda pahami bahwa konsekuensi perubahan
kurikulum juga akan menuntut perubahan dalam sistem
penilaiannya. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,
penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Untuk
bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara
berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secara terencana,
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran
pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
d. Prinsip Komprehensif
Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti
telah menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas
menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan
keberhasilannya. Dengan proses penilaian secara menyeluruh
mencakup seluruh anggota yang tertuang pada setiap kompetensi
dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai
beragam kompetensi atau kemampuan siswa hingga tergambar
kemampuan siswa.
e. Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa
proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-
pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam
penilainan ini harus dilakukan secara objektif.
f. Prinsip Mendidik
Prinsip ini sangat perlu dipahami bahwa penilaian
dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak
lulus) atau menghukum siswa, tetapi untuk mendiferensiasi siswa
(sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi
masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
kompetensi). Pada akhirnya proses dan hasil penilaian dapat
dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan
membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Aktivitas penilaian harus memberikan gambaran kemapuan
siswa. Artinya, proses penialain belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar
peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan
umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat
belajar.
Dalam asesmen berbasis kelas untuk pelaksanaan
kurikulum berbasis Kompetensi serta implementasi dari standar
penilain BSNP perlu ditambahkan pedoman penilaian pada setiap
kelompok mata pelajaran yang secara rinci dirumuskan sebagai
berkut:
a. Penialian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian dilakukan melalui:
Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan efeksi dan kepribadian peserta
didik.
Ujian, ulangan, dan penugasan untuk mengukur aspek
kognitif siswa.
b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan ddan teknologi diukur melalui ulangan,
penugasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
materi yang dinilai.
c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika
dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku
dan sikap untuk menialai perkembangan efeksi dan ekspresi
psikomotorik peserta didik.
d. Penialaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan dilakukan melalui:
Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menialai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta
didik.
Ulangan dan/atau penugasan untuk mengukur aspek
kognitif peserta didik.
3. Cakupan, jenis dan teknik asesmen pembelajaran
3.1 Cakupan Ranah asesmen
Cakupan asesmen terkait dengan ranah hasil belajar dalam
konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
diberlakukan. Hal ini sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi
lulusan yang di dalamnya memuat kompeensi secara utuh yang
merefleksikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sesuai
karakteristik setiap mata pelajaran. Muatan dari standar isi pendidikan
ialah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Satu standar
kompetensi terdiri dari beberapa kompetensi dasar dan setiap
kompetensi dasar dijabarkan dalam indikator pencapaian hasil belajar
sesuai dengan kondisi sekolah atau daerah masing – masing. Teknik
penilaian yang digunakan sesuai dengan karakteristik indikator,
standar kompetensi dasar, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh
guru.
Tujuan pembelajaran menurut Bloom (1956) yaitu :
1. kognitif : ranah yang menekankan pada pengembangan
kemampuan dan ketrampilan intelektual.
2. Afektif: ranah yang berkaitan dengan pengembangan –
pengembangan perasaaan, sikap, nilai, dan emosi.
3. Psikomotor: ranah yang berkaitan dengan kegiatan –
kegiatan atau ketrampilan motorik.
Selain itu Benjamin Bloom juga mengelompokkan manusia
ke dalam dua ranah (domain utama) yaitu, ranah kognitif dan ranah
non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
a. Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif
memegang tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD,
SMTP, dan SMU. Aspek kognitif yang telah direvisi Anderson dan
Krathwohl (2001:66-88) yakni: mengingat (remember),
memahami/mengerti (understand), menerapkan(apply), menganalisis
(analyze), Mengevaluasi (evaluate),dan menciptakan (create).
1) Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali
pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik
yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan.
Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam
proses pembelajaran yang bermakna ( meaningful learning) dan
pemecahan masalah (problem solving). Kemampuan ini
dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition)
dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan
mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-
hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia,
sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif
yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan
tepat.
2) Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah
pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan
komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas
mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan
(comparing). Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang
siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota
dari kategori pengetahuan tertentu. 27 Mengklasifikasikan berawal
dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan
konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada
identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek,
kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan
berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri - ciri
dari obyek yang diperbandingkan.
3) Menerapkan (Apply)
Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan
atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan
percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan
berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural
knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur
(executing) dan mengimplementasikan (implementing).
Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa
dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di
mana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu
menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan.
Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan
dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan
melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.
Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan
menggunakan prosedur untuk hal - hal yang belum diketahui atau
masih asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka
siswa perlu mengenali dan memahami permasalahan terlebih
dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat untuk
menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat
dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan
menciptakan.
Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari
siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur
baku/standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur
sehingga siswa benar - benar mampu melaksanakan prosedur ini
dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya permasalahan
- permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut
untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih
prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.
4) Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan
dengan memisahkan tiap - tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap - tiap bagian tersebut dan mencari
tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan
permasalahan. Kemampuan menganalisis merupakan jenis
kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di
sekolah - sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa
memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap
siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali
cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain
seperti mengevaluasi dan menciptakan. Kegiatan pembelajaran
sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan
fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi
pendukung.
Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi
atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi
atribut akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan
kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang
menjadi permasalahan. Kegiatan mengarahkan siswapada informasi
- informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan
diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur -
unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali
bagaimana unsur - unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang
baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun
hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan - potongan
informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh
siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan
relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan
membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah
diberikan.
5) Mengevaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria
yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan
konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri
oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif
serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa
tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi,
namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan
penilaian. Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan
penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria
yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat
mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan
dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan
maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.
Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi
(critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal - hal
yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk.
Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan
mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada
penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik.
Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi
berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi
berkaitanerat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian
dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian
melakukan penilaian menggunakan standar ini.
6) Menciptakan (Create)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan
unsur - unsur secara bersama - sama untuk membentuk kesatuan
yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu
produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi
bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan
sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada
pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada
proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada
kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan di sini
mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan
karya yang dapat dibuat oleh semua siswa. Perbedaan menciptakan
ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi
yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa
bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya,
sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan
sesuatu yang baru.
Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating)
dan memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan
kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif
hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan
dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif.
Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan
dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan
metakognisi.
b. Ranah Afektif
Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap
yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu
menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap
sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai
dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah
afektif yaitu:
1) Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi
fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan
penyadarankemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata –
kata operasional yang umum digunakan antara lain menanyakan,
memilih, mendeskripsikan, memberikan, mengikuti, dan menyebutkan.
2) Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena,
tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada
kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa
ditugaskan. Kata – kata operasional yang umum digunakan antara lain
menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan,
mendiskusikan, dan menceritakan.
3) Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek,
fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata –
kata operasional yang umum digunakan antara lain melengkapi,
menerangkan, membentuk,mengusulkan, mengambil bagian, memilih,
dan mengikuti.
4) Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilainilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah,
membentuk suatu sistem nilai. Kata – kata operasional yang umum
digunakan antara lain mengubah, mengatur, membandingkan,
mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasi.
c. Ranah Psikomotor
Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari
yang sederhana sampai yang kompleks. Kata operasional untuk aspek
psikomotorik harus menunjuk pada aktualisasi, kata – kata yang dapat
diamati, yang meliputi :
1) Muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan
hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan.
2) Manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.
3) Neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan,
menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang,
memotong, menarik, dan menggunakan.
Evaluasi terhadap ranah – ranah yang dikemukakan Bloom melalui prosedur
tes memiliki beberapa kelemahan seperti :
1) Setiap soal yang digunakan dalam satu tes umumnya memiliki
jawaban tunggal
2) Tes hanya berfokus pada score akhir dan tidak berfokus pada
bagaimana siswa memperoleh jawaban
3) Tes mengendalikan pembelajaran dikelas
4) Tes kurang mampu mengungkapkan bagaimana sisiwa berfikir
5) Kadang – kadang tes tidak mampu menggambarkan prestasi
sebenarnya dari siswa
6) Tes tidak mampu mengukur semua aspek belajar
Berkaitan dengan kegiatan asesmen, perlu dipahami implikasi dari
penenrapan standar kopetensi pada proses penilaian yang dilakukan oleh guru,
baik yang bersifat formatif maupun somatif, harus menggunakan acuan kriteria.
Untuk itu dalam menerapkan standart kompetensi harus dikembangkan penilaian
berkelanjutan yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Guru
diberi kebebasan merancang pemblajarannya dan melakukan penilaian tterhadap
prestasi siwwa termasuk didalamnya merancang sistem pengujiannya, paparan
tersebut dapat dicermati dalam tabel berikut yang menggambarkan pengertian dan
cakupan dari ranag asesmen:
Tingkatan Domain Kognitif :
No Tingkatan Deskripsi
1 Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Tingkat Deskripsi
I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan
leher dan kepala, menggenggam, memegang
1) Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut,
akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang
tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya. Uraian lebih jauh tentang teknik tes ini secara khusus
dibahas pada Unit 4.
2) Teknik nontes dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula
dilakukan dengan Sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai
pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini
dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak.
Dalam KBK teknik nontes disarankan untuk banyak digunakan.
Uraian lebih jauh tentang teknik tes ini secara khusus dibahas pada
Unit 5.
4. Latar belakang Standar Penilaian Pendidikan BSNP
4.1 Standar penilaian dalam Standar Nasional Pendidikan
Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar
Nasional Pendidikan merupakan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 20
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ditetapkannya PP No. 19 tersebut,
mengisyaratkan betapa pentingnya standar yang terkait dengan masalah
pendidikan yang dapat dijadikan rujukan bagi siapapun yang berkepentingan
terhadap masalah pendidikan di Negara Republik Indonesia. Peraturan
Pemerintah ini juga mengatur dan menentukan berbagai standar dalam
pendidikan yang dapat dijadikan panduan ataupun pelaksanaan pendidikan di
Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan disusun agar dapat dijadikan Kriteria
Minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional Pendidikan berfungsi sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam Pasal 1 ayat (17) undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Yungto Pasal 1 Ayat (1) PP No. 19 Tahun 2005
dinyatakan bahwa lingkup dari Standar Nasional Pendidikan meliputi 8
standar yaitu:
a. Standar isi : adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam criteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didk paa jenjang dan jenis pendidkan terntentu.
b. Standar proses : adalah standar berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan.
c. Standar kompetensi lulusan : adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan : adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
e. Standar sarana dan prasarana : adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboraturium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan berekreasi, serta sumber belajar
lain.
f. Standar pengelolaan : adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, kabuaten/kota, provinsi atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan: adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar penilaian pendidikan : adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil
belajar peserta didik.
4.2 Landasan Filosofis dan yuridis Standar Penilaian
Ketentuan dan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan, menurut
BSNP harus memiliki landasan yang kuat baik secara landasan filosofis
maupun landasan Yuridis. Sebagaimana yang tertuang dalam naskah
akademik Panduan Penilaian yang dikeluarkan oleh BSNP, uraian tentang
dua landasan tersebut dapat diuraikan sebgai berikut.
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah proses pendidikan untuk
mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan dan keterampilan
tertentu, tetapi tidaklah mudah untuk dapat mengakomodasikan
kebutuhan setiap siswa secara tepat dalam proses pendidikan. Namun,
setiap siswa harus tetap diperlakukan secara adil, termasuk di dalamnya
proses penilaian. Untuk itu, proses penilaian yang dilakukan harus
memiliki asas keadilan, kesetatraan serta obyektifitas yang tinggi.
Sehingga setiap siswa harus diperlakukan sama dan meminimalkan
semua bentuk prosedur ataupun tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu atau sekelompok siswa dan tidak membedakan
latar belakang social, ekonomi, budaya, bahasa, dan gender.
Landasan Yuridis yang menjadi landasann yuridis adalah :
1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 57 Ayat (1) dan Ayat
(2)
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 58 Ayat (1) dan Ayat
(2)
3) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 63, Ayat (1) yang
menyatakan bahwa penilaian pendidikan khususnya penilaian hasil
belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas: (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (2) penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (3) penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
4.3 Badan Standar Nasional Pendidikan
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 35 Ayat (3) dan
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, pada Pasal 73 sampai Pasal 77,
badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan
tersebut, disebut dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut
BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar
nasional pendidikan. BSNP berkedudukan di ibu kota wilayah Negara
Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri. Dijelaskan lebih jauh bahwa dalam menjalankan tugas dan
fungsinya BSNP bersifat mandiri dan profesional.
Keanggotaan BSNP berjumlah gasal, paling sedikit 11 orang dan
paling banyak 15 orang, terdiri atas ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi
pendidikan, kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki
wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu
pendidikan. Keanggotaan BSNP diangkat dan diberhentikan oleh Menteri
untuk masa bakti 4 (empat) tahun. Dalam menjalankan fungsinya BSNP
dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh dan
dari anggota atas dasar suara terbanyak, sedang untuk membantu
kelancaran tugasnya BSNP didukung oleh sebuah secretariat yang secara
ex-officio diketuai oleh pejabat departemen yang ditunjuk oleh menteri, di
samping itu BSNP dapat menunjuk tim ahli yang bersifat ad-hoc sesuai
kebutuhan.
Pasal 76, PP No.19 Tahun 2005 dinyatakan bahwa tugas utama
BSNP adalah membantu Menteri dalam mengembangkan, memantau, dan
mengendalikan standar nasional pendidikan. Ketentuan tentang tugas dan
wewenang BSNP tertuang pada ayat (3) yang menyatakan bahwa untuk
melaksanakan tugas-tugasnya BSNP mempunyai wewenang untuk:
1. Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan
2. Menyelenggarakan ujian nasional
3. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah
dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
4. Merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
5. Standar Penilaian menurut BSNP
Untuk mengatur pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan,BSNP
menyusun panduan penilaian yang terdiri atas:
a. Naskah Akademik
Berisi berbagai kajian teoritis dan hasil - hasil penelitian yang relevan
dengan penilaian, baik yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan
ataupun pemerintah.
b. Panduan Umum
Panduan umum berisi pedoman, panduan penilaian yang bersifat umum
yang berupa ramb – rambu penilaian yang harus dilakukan oleh guru
pada semua mata pelajaran. Panduan ini juga berlaku untuk semua
kelompok mata pelajaran.
c. Panduan Khusus
Ada 5 seri, sesuai dengan kelompok mata pelajaran dan disusun untuk
memberikan rambu – rambu prenilaian yang seharunya dilakukan oleh
guru pada kelompok mata pelajaran tertentu. Sehingga terdiri dari seri
panduan khuus, yang terdiri dari :
1) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran dan akhlak mulia
2) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegraan
dan kepribadian
3) Panduan penilaian kelompok mata pelajaranilmu pengetahuan
dan teknologi
4) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika
5) Panduan penilaian kelompok mata pelajaran jasmani olah raga
dan kesehatan
Menurut BSNP penilaian adalah prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta
didik, hasil penilaian digunakan untuk melakukan evaluasi yaitu
pengambilan keputusan terhadap ketuntasan belajar siswa dan
efektivitas proses pembelajaran. Informasi tersebut dapat digunakan
oleh pendidik untuk berbagai keperluan pembelajaran diantaranya
adalah: (1) Menilai kompetensi peserta didik, (2) Bahan penyusunan
laporan hasil belajar, dan (3) Landasan memperbaiki proses
pembelajaran.
5.1 Prinsip penilaian meurut BSNP
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik didasarkan pada data
sahih yang diperoleh melalui prosedur dan instrumen yang memenuhi
persyaratan dengan mendasarkan pada prinsip – prinsip.
Adapun prinsip-prinsip penilaian menurut BSNP, yaitu :
a. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta
didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikaan umpan balik dan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.
b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, criteria
penilaian ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara
transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkain secara obyektif.
c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliptuti
berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri dari ranah
pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian
kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan
psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa
menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses
pembelajaran.
e. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai
f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap
serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar siswa.
g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus
sepanjang rentang waktu pembelajaran.
h. Adil, mengandung pengertian bahwa dalam proses penilaian tidak ada
siswa yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang social,
ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender
i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan criteria, yaitu menggunakan
criteria tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5.2 Pedoman Penilaian oleh Pendidik
BSNP dalam pedoman umum penilaian mengemukakan adanya
standar penilaian oleh pendidik dan standar penilaian oleh satuan pendidikan.
Standar penilaian oleh pendidik merupakan standar yang mencakup sebagai
berikut :
a. Standar Umum Penilaian
Standar umum penilaian adalah aturan maindari aspek-aspek
umum dalam pelaksanaan penilaian,sehingga untuk melakukan penilaian
pendidik harus selalu mengacu pada standar umum penilaian ini.
1) Pemilih teknik penilaian yang sesuai dengan karakter mata pelajaran
serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik
2) Informasi yang dihimpun mencakup ranah – ranah yang sesuai dengan
standar isi dan standar kompetensi lulusan
3) Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik dilakukan
secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing – masing
4) Pendidik harus selalu mencatat perilaku sisiwa yang menonjol baik
yang bersifat positif maupun negatif dalam buku catatan perilaku
5) Melakukan sekurang – kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang
ulangan tengah semester dan tiga kali menjelang ulangan akhir
semester
6) Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai
dengan kebutuhan
7) Pendidik harus selalu memeriksa dan memeberi balikan kepada
peserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas
selanjutnya
8) Pendidik harus memiliki catatan komulatif tentang hasil penilaian
unuk setiap siswa yang beraa di bawah tanggung jawabnya. Pendidik
harus peula mencatat semua kinerja siswa, untuk menentukan
pencapaian keompetensi siswa,
9) Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai
penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam Standar
kompetensi siswa.
10) Pendidik yang diberi tugas mengenai pengembangan diri harus
melaporkan kegiatan siswa kepada wali kelas untuk divcantumkan
jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan
11) Pendidik menjaga keberhasilan pribadi siswa dan tidak dismpaikan
pada pihak lain tapa seiijin yang bersangkutan maupun orang tua/wali
murid
b. Standar Perencanaan Penilaian oleh pendidik
Standar perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan prinsip-
prinsip yang harus dipedomani bagi pendidik dalam melakukan
perencanaan penilaian. Tujuh nilai Perencanaan Penilaian oleh pendidik
1) Pendidik harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan
silabus dan rencana pembelajarannya. Perencanaan penilaian setidak-
tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang akan
digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi
2) Pendidik harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar
(KD) sebagai dasar untuk penilaian
3) Pendidik menentukan teknik penilaian dan instrumen penilaiannya
sesuai indikator pencapaian KD
4) Pendidik harus menginformasikan se awal mungkin kepada peserta
didik tentang aspek-aspek yang dinilai dan kriteria pencapaiannya
5) Pendidik menuangkan seluruh komponen penilaian ke dalam kisi-kisi
penilaian
6) Pendidik membuat instrumen berdasar kisi-kisi yang telah dibuat dan
dilengkapi dengan pedoman penskoran sesuai dengan teknik penilaian
yang digunakan
7) Pendidik menggunakan acuan kriteria dalam menentukan nilai siswa
c. Standar Pelaksanaan Penilaian oleh pendidik
Menurut pedoman umum penilaian yang disusun oleh BSNP,
standar pelaksanaan penilaian oleh pendidik meliputi:
1) Pendidik melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan rencana
penilaian yang telah disusun diawal kegiatan pembelajaran
2) Pendidik menganalisis kualitas instrumen dengan mengacu pada
persyaratan instrumen serta menggunakan acuan kriteria;
3) Pendidik menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian yang bebas dari
kemungkinan terjadi tindak kecurangan
4) Pendidik memeriksa pekerjaan peserta didik dan memberikan umpan
balik dan komentar yang bersifat mendidik.
d. Standar Pengolahan dan pelaporan hasil penilaian oleh pendidik
Standar pengolahan dan pelaporan hasil penilaia, yang ada dalam
pedoman umum penilaian yang disusun oleh BSNP meliputi:
1) Pemberian skor untuk setiap komponen yang dinilai
2) Penggabungan skor yang diperoleh dari berbagai teknik dengan bobot
tertentu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
3) Penentuan satu nilai dalam bentuk angka untuk setiap mata pelajaran,
serta menyampaikan kepada wali kelas untuk ditulis dalam buku
laporan pendidikan masing-masing siswa
4) Pendidik menulis deskripsi naratif tentang akhlak mulia, kepribadian
dan potensi peserta didik yang disampaikan kepada wali kelas
5) Pendidik bersama walikelas menyampaikan hasil penilaiannya dalam
rapat dewan guru untuk menentukan kenaikan kelas
6) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaian kepada
rapat dewan guru untuk menentukan kelulusan peserta didik pada akhir
satuan pendidikan dengan mengacu pada persyaratan kelulusan satuan
pendidikan
7) Pendidik bersama wali kelas menyampaikan hasil penilaiannya kepada
orang tua/ wali murid.
e. Standar Pemanfaatan Hasil Penilaian
Berdasarkan pedoman umum penilaian yang dikeluarkan oleh
BSNP, ada lima standar pemanfaatan hasil penilaian yaitu:
1) Pendidik mengklasifikasikan siswa berdasar tingkat ketuntasan
pencapaian standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
2) Pendidik menyampaikan balikan kepada peserta didik tentang tingkat
capaian hasil belajar pada setiap KD disertai dengan rekomendasi
tindak lanjut yang harus dilakukan
3) Bagi siswa yang belum mencapai standar ketuntasan, pendidik harus
melakukan pembelajaran remidial, agar setiap siswa dapat mencapai
standar ketuntasan yang dipersyaratkan
4) Kepada siswa yang telah mencapai standar ketuntasan yang
dipersyaratkan dan dianggap memiliki keunggulan, pendidik dapat
memberikan layanan pengayaan
5) Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk mengevaluasi efektifitas
kegiatan pembelajaran dan merencanakan berbagai upaya tindak
lanjut
5.3 Standar Penilaian Oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 63 PP 19, Tahun 2005, bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan
penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh
pendidik.
1. Pendekatan Penilaian
Penilaian dibedakan menjadi dua yaitu penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Penilaian formatif berfungsi untuk memberi umpan
balik terhadap kemajuan belajar peserta didik, memperbaiki proses
pengajaran atau pembelajaran dalam rangka meningkatkan pemahaman
atau prestasi belajar peserta didik. Penilaian sumatif berfungsi untuk
menilai pencapaian siswa pada suatu periode waktu tertentu.
1. Lingkup
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek
sikap, pengetahuan, ketrampilan sedangkan penilaian oleh
satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan
ketrampilan.
2. Teknik penilaian
a. Penilaian sikap
Penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial.
b. Penilaian Pengetahuan
Dilakukan dengan cara mengukur penguasaan
peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan factual,
konseptual, procedural, dan metakognisi pada tingkatan
proses berpikir.
Prosedur penilaian dimulai penyusunan
perencanaan, pengembangan instrument penilaian,
pelaksanaan penilaian, pengolahan, pelaporan serta
pemanfaatan hasil penilaian. Tekni penilaian pengetahuan
menggunakan teknik :
1) Tes tertulis, instrument tes dikembangan dengan
langkah:
a) Melakukan analisis KD
b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai KD
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu
pada kaidah penulisan soal
d) Menyusun pedoman penskoran
e) Melakukan penskoran berdasarkan pendoman
penskoran.
2) Tes lisan, bertujuan menumbuhkan sikap berani
berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan,
percaya diri, kemampuan berkomunikasi efektif.
Langkah pelaksanakan tes lisan:
a) Melakukan analisis KD
b) Menyusun kisi-kisi soal sesuai KD
c) Membuat pertanyaan atau perintah.
d) Menyusun pedoman penilaian
e) Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan
3) Penugasan, pemberian tugas kepada peserta didik untuk
mengukur pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik
memperoleh atau meningkatkan pengetahuan.
c. Penilaian ketrampilan
Penilaian ketrampilan meliputi penilaian :
1) Penilaian kinerja, penilaian yang menuntut peserta
didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan
pengetahuan dalam berbagai macam konteks sesuai
kriteria.
2) Penilaian proyek, penilaian terhdap suatu tugas yang
diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek
mempertimbangkan empat hal yaitu kemampuan
pengelolaah, relevansi, keaslian, inovasi dan
kreativitas.
3) Penilaian portofolio, hal yang perlu diperhatikan dalam
penilaian portofolio yaitu,
a) Karya asli peserta didik,
b) Saling percaya antara pendidik dan peserta didik,
c) kerahasiaan bersama,
d) milik bersama,
e) kepuasan pada diri peserta didik,
f) kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum, 7)
penilaian proses dan hasil,
g) Penilaian tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran,
h) Bentuk portofolio diantaranya file folder, album,
stopmap, buku siwa.
http://iismoet.blogspot.co.id/2014/07/konsep-dasar-asesmen-pembelajaran.html
http://iismoet.blogspot.co.id/2014/07/konsep-dasar-asesmen-pembelajaran.html