METODE DEMONSTRASI
Dosen Pengampu :
Lilis Rahmawati, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. MUZDALIFAH
2. SANDRA YULIANA
PIAUD IV
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Strategi Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini” dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Lilis Rahmawati,
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Anak Usia Dini yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Strategi Pembelajaran Bahasa Anak Usia
Dini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
F. Dalam pelaksanaan kegiatan demontrasi, ada tiga tahap kegiatan yaitu :.............. 5
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
Bahri djamarah, syaiful. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm
156
1
Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode pembelajaran dimana
seorang guru diminta menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil
dari benda asli) atau suatu proses.
2
https://fortugaskuliah.wordpress.com/2013/01/16/makalah-tentang-metode-
demonstrasi-dan-metode-permainan/ diakses pada tanggal 5 Mei 2018
2
1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda/peristiwa.
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret.
4. Perhatian anak dapat lebih terpusatkan
5. Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan
eskperimen
6. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak
hendak mencoba sendiri.
7. Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat
suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas
Kelemahan metode demonstrasi antara lain :
1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan
dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat
yang terlalu kecil. Sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem
kelompok dan kurang efektif apabila menggunakan sistem klasikal
2. Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
3. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.
4. Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi
lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan
pengalaman belajar
3
Sutikno, sobry. 2013.Belajar Dan Pembelajaran. Lombok : holistica lombok. hlm 253
3
diperhatikan guru adalah tema yang dekat dengan kehidupan anak, menarik dan
menantang aktivitas belajar anak.
2. Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih
Sebelum menetapkan kegiatan, guru menentukan bentuk demonstrasi, misalnya
dengan cara penjelasan, sosiodrama atau cara lainnya
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan
Ada dua jenis bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu :
a. Bahan dan alat yang diperlukan oleh guru untuk mendemonstrasikan
sesuatu.
b. Bahan dan alat yang diperlukan anak untuk menirukan contoh yang
dilakukan guru.
4. Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi
Langkah-langkah ini bersifat fleksibel tergantung jenis kegiatan.
5. Menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi
Di dalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup
dimengerti oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi
perlu penjelasan dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa
tindakan/gerakan. Misalnya, dalam kegiatan keterampilan yang berupa melipat,
menggunting, membentuk.
Demonstrasi dapat dilakukan sebagai improvisasi maupun dirancang
terlebih dahulu. Keduanya sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran pada anak
usia dini. Metode demonstrasi yang dipadukan dengan metode penemuan,
memungkinkan guru membimbing anak menemukan hal-hal baru berdasarkan
praduga atau hipotesis yang disusun oleh anak. Dari hasil pembuktian itu anak
akan dapat menarik kesimpulan yang berlaku secara umum. Anak-anak membuat
praduga dengan menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya dan mengujinya
pada kegiatan demonstrasi tersebut.
4
Demonstrasi dapat pula dipadukan dengan metode ekspositorik. Dalam
metode ekspositorik guru menyajikan informasi kepada anak dengan cara
menjelaskan melalui buku, film atau slide. guru menjelaskan kepada anak apa yang
diharapkan terjadi apabila guru melakukan tindakan tertentu.
Metode demonstrasi bisa juga dilakukan melalui dramatisasi. Dramatisasi
banyak dipergunakan dalam bidang bahasa maupun sosial. Berdasarkan hasil
penelitian, baik demonstrasi murni ( menjelaskan – menunjukkan - mengerjakan)
maupun demonstrasi sebagai kegiatan dramatisasi merupakan kegiatan yang efektif
bagi anak usia dini.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila guru dapat membimbing anak-anak
memasuki situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang menimbulkan
kegiatan belajar pada anak. Pengalaman belajar yang diberikan guru dalam
kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan dan ada kesinambungan
dengan pengalaman yang akan datang.
Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman anak
melalui penglihatan dan pendengaran. Anak diminta untuk memperhatikan dan
mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia lebih paham tentang
cara mengerjakan sesuatu. Dengan demikian, selanjutnya anak dapat meniru
bagaimana caranya melakukan hal tersebut seperti yang dicontohkan gurunya.
5
demonstrasi misalkan mendemontrasikan langkah-langkah cara menangkap dan
melempar bola.
3. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup dipergunakan guru untuk memotivasi anak yang
berhasil melakukan kegiatan dengan baik untuk berusaha lebih baik lagi dan
anak yang kurang berhasil guru harus dapat mendorong anak agar berusaha lagi.
Efektifitas metode demonstrasi dalam rangka peningkatan motorik dapat terlihat
dari aspek penilaian. Penilaian yang dilakukan guru merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajar dengan
menggunakan metode demonstrasi baik metode demonstrasi yang disertai
dengan penjelasan maupun metode demonstrasi dalam bentuk dramatisasi.
6
G. Penerapan Metode Demonstrasi
2. Seluncuran Pintar
a. Selang air
b. Bambu
c. Lem
d. Cat minyak (merah, kuning, hijau)
e. Karton jerami
f. Gunting
g. Wadah Aqua gelas
h. Kelereng
3. Bendera Buah
a. Gambar buah (apel, strawberry, rambutan, belimbing, pir, pisang, mangga,
alpukat, semangka)
b. Lidi
c. Kertas krep (warna merah, kuning, hijau)
d. Lem
e. Gunting
f. Kertas karton
g. Botol
7
B. Cara Membuatnya
1. Dadu
a. Sediakan sebuah kotak kecil seanyak 3 buah, dan masing-masing kotak
mempunyai ukuran yang sama.
b. Sediakan symbol angka 1-6 untuk masing2 kotak tersebut.
c. Balut masing kotak kecil itu dengan kertas marmer, dimana masing-masing
kotak terdapat warna merah, kuning, dan hijau.
d. Lalu, tempelkan symbol angka tersebut pada masing-masing kotak tersebut.
Dan dadu pun siap dimainkan.
2. Seluncuran Pintar
a. Sediakan bambu dan dibagi menjadi 3 bentuk bambu yang mempunyai
ukuran panjang yang berbeda.
b. Sediakan selang air, dan dipotong menjadi 3 bagian dimana masing-masing
dengan ukuran 50 cm.
c. Sediakan kelereng.
d. Cat lah masing-masing selang dan bamboo, dan kelereng tersebut sesuai
dengan kelompok warnanya, yaitu merah, kuning, dan hijau.
e. Setelah itu, tempelkan bambu-bambu tersebut di atas karton jerami, dan
susun sesuai tingkat ketinggiannya.
f. Lalu, tempelkan masing-masing selang tersebut pada bambu, sehingga
membentuk seperti seluncuran.
g. Setiap masing-masing mulut seluncuran tersebut, berikan sebuah wadah
kecil yang terbuat dari aqua gelas, yang berguna untuk menampung kelereng
bila diturunkan dari seuncuran tersebut.
h. Buatlah sebuah tulisan “Seluncuran Pintar” pada kertas karton, yang
besarnya disesuaikan dengan kondisi seluncurnya, dan tempelkan lidi pada
sisi kiri dan kanan, lalu tempelkan pada bamboo tersebut.
i. Dan seluncu pintar siap untuk di mainkan.
3. Bendera Buah
a. Sediakan gambar buah-buahan (apel, rambutan, stroberry, mangga, alpukan,
semangka, pisang, pir, dan belimbing)
8
b. Gunting masing-masing gambar tersebut sesuai dengan ukurannya.
c. Tempelkem gambar tersebut di atas kertas karton, dan gunting.
d. Lemkan lidi dibagian belakang pada gambar tersebut.
e. Lalu balut masing-masing tangkai bendera dengan kertas krep, dimana
masing-masing warna kertas krepnya sesuai dengan warna buahnya.
f. Cat lah masing-masing botol dengan warna merah, kuning, hijau.
g. Dan bendera buah siap dimainkan.
C. Cara Memainkannya
Anak dibagi menjadi 3 kelompok (kelompok merah, kuning, dan hijau).
Setelah itu anak diminta berdiri sesuai dengan nama kelompoknya, lalu masing-
masing anak melempar dadu yang ada didepannya. Setelah itu masing-masing anak
berlari kearah kelereng, dan anak mengambil banyak kereleng sesuai dengan angka
yang iya dapat dari dadu tadi, dan warnanya sesuai dengan nama kelompoknya.
Selanjutnya anak menjalankan kelereng yang telah mereka ambil di papan
seluncuran, dan papan seluncurannya sesuai dengan nama kelompoknya.
Lalu anak-anak mengambil benderah buah sesuai dengan jumlah angka yang
iya dapat didadu tadi , dan warna buahnya juga sesuai dengan nama kelompoknya.
Kemudian anak memasukkan bendera yang didapatnya kedalam botol yang telah
diasediakan. Dan anak yang nyampe duluan, maka dialah pemenangnya.
9
Guru dapat mengembangkan kognitif anak dengan mengklasifikasikan simbil
angka dan warna melalui media ini, dan guru juga melatih anak dalam
berhitung.
5. Fisik Motorik Kasar
Disini guru dapat mengembangkannya melalui sebuah permainan, dimana
anak diperlombakan dan masing-masing anak berlari.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
Bahri djamarah, syaiful. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta: rineka cipta.
https://fortugaskuliah.wordpress.com/2013/01/16/makalah-tentang-metode-
demonstrasi-dan-metode-permainan/
12