R dengan Anemia
Di Ruang Jasmin Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien dan Keluarga
Nama : Ny.U
Tanggal Lahir : Sumedang, 11-07-1954
Usia : 64 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Cimara RT/RW 02/02 Sundamekar Kec Cisitu
Sumedang
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Status : kawin
No. RM : 701558
Diagnosa Medis : Anemia, CKD, Gastropati Ureum
Tanggal Masuk RS : 3 maret 2018
Tanggal Pengkajian : 3 maret 2018
B. Identitas Keluarga
Nama : Ny.W
Alamat : Dusun Cimara RT/RW 02/02 Sundamekar Kec Cisitu
Sumedang
Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Badan lemas sekali
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ny. U masuk RSUD Sumedang pada tanggal 3 maret 2018 awalnya Ny.U kontrol
ke poli penyakit dalam karena mengeluh badan lemas dan cek Hb dan hasilnya 6,4 ureum
5,82 lalu disarankan untuk dirawat dan masuk ke ruang rawat inap jasmin. Klien
mengatakan badannya lemas, tidak kuat jalan jauh, pusing, mual sekali dan tidak nafsu
makan karena mual (+) muntah (-) perut terasa panas, cepat lelah saat beraktivitas, klien
tampak pucat, lemah, konjungtiva anemis dan akral klien terasa dingin. Klien mengalami
pnurunan berat badan 10kg selama 1 bulan.
Klien terpasang IV cath dengan terapi cairan NaCl 0,9% 1500/24jam dan
mendapatkan terapi lansoprazole 1x30gr, asam folat 1x1, calos 3x1, transfusi PRC
1lt/hari, ondanstron 2x4, bikarbonat 3x1.
Riwayat Kesehatan Dahulu :
Klien sudah pernah dirawat dan di transfusi 1 bulan yang lalu di rumah sakit yang
lama dengan pnyakit yang sama (anemia) dan diketahui ada chronic kidney diseases pada
satu bulan yang lalu, serta jantung pembesaran/bengkak. Pada saat itu Hb 4,1.
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada yang menderita penyakit anemia, hipertensi, dm, asma, ginjal.
Riwayat Psikososial
Psikologis : Pasien tampak tenang namun dan kooperatif pada saat pengkajian mau
menjawab pertanyaan yang diajukan.
a. Citra Tubuh / Gambaran Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah yang diharapkan adalah sembuh.
b. Identitas diri
Pasien adalah seorang lansia perempuan, yang sudah tidak berkerja yang tinggal
bersama anak cucu nya.
c. Peran
Klien merupakan seorang ibu, nenek. Klien merasa bahagia karena memiliki keluarga
yang sangat memperhatikannya
d. Ideal diri
Berharap semakin sehat tiap harinya, semakin bisa melakukan aktivitas lainnya.
e. Harga diri
Klien memiliki hubungan yang sangat baik, baik dengan keluarganya maupun dengan
tetangga yang ada disekitar rumah beliau dan teman-teman.
Riwayat Spiritual :
Selama di rawat di RS klien tetap melaksanakan ibadah dan berdoa kepada yang
maha kuasa.
Riwayat ADL :
No. Jenis Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit
Pola Nutrsisi dan Cairan
Makan
Jenis Makanan Nasi, sayur, gorengan, lauk Jenis makanan yang diberikan
pauk, daging, buah-buahan oleh ahli gizi
sesekali BB: 30kg
BB : 40kg (sebulan yang
1. lalu)
Frekuensi 1-2 x/hari 3 kali/ hari
Jumlah porsi Tidak nafsu makan, mual, 1 porsi kadang tidak habis
seperempat sampai seperempat porsi karena
setengah mual.
Alergi Tidak ada Tidak ada
Minum
Jenis minuman Air putih, teh Air putih, susu
Frekuensi 750ml 750ml
Kebutuhan cairan = 30-50 50x40=2000ml/kgBB/2jam 50 ml x 30 =
ml/kgBB/24 jam (kebutuhan cairan tidak 1500ml/kgBB/24jam
terpenuhi) Klien terpasang infus NaCl
0,9 = 1500 ml/hari + minum
750ml (kebutuhan cairan
terpenuhi)
Pola Eliminasi
BAK
Frekuensi 7-9 kali/hari 7-9 kali Pasien menggunakan
pispot
2. Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah 1000cc +/- 1000 cc
Jumlah urin perhari = 1-2 1-2 x 40 = 40-80ml/jam = 1-2 x 30 = 30-80ml/jam = 720
ml/kgBB/jam 960 – 1920 ml/hari – 1440 ml/hari
BAB
Frekuensi 2 hari sekali. belum BAB semenjak setelah
masuk RS
Warna Kuning kecoklatan Tidak terkaji
Konsistensi Keras Tidak terkaji
Balance Cairan
Input cairan : makan = 1500 cc + Minum = 750cc + Air metabolism = 5 cc x 30 kg =
150 total input cairan = 2400
Output cairan : urine = 1000 cc + IWL = 15 cc x 30 = 450 cc + feses = 100 = 1550 cc
Balance cairan = 2400- 1550 = 850
Pola istirahat tidur
Siang
Kualitas Susah Sulit tidur karena nyeri
Kuantitas ± 1 jam (tidak rutin) Belum sempat tidur siang
3. Malam
Kualitas Sulit tidur Sulit tidur sebentar terbangun
lagi karena mual
Kuantitas ± 6 jam ±6jam
Personal Hygiene
Kebersihan kulit Bersih, klien mandi 2 Bersih diseka
kali/hari
Kebersihan gigi Sikat gigi Sikat gigi
4. Kebersihan rambut Bersih, keramas setiap 2 Belum sempat keramas
hari sekali
Kebersihan kuku Suka dipotong jika sudah Bersih
panjang
5. Mobilisasi sblm sakit klien masih Klien lemas, susah berjaln
dapat beraktivitas sehari- pusing, klien dapat duduk
hari brjalan-jalan sore
Ket: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain dan alat, 4 =
tergantung total
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : kompos mentis
Nyeri : 0 (skala 0-10)
TTV
TD = 100/60 RR = 24 HR=88 suhu=36,1 C
Antropometri
BB sebelum sakit = 40
BB = 30 kg TB 142cm
IMT = 14,9 Maka BMI: underweight
Head to toe
a. Kepala:
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, rambut rontok,
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan,
Mata: Inspeksi : Bentuk simetris, Konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan
disekitar mata, mata ikterik
Hidung : Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada Pernapasan cuping hidung, Jalan
masuk udara paten, tidak ada polip atau sekret. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Mulut : Inspeksi : Bentuk simetris, mukosa mulut kering, reflek menelan (+),
b. Leher :
Inspeksi : bentuk simetris.
Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening maupun kelenjar tiroid, JVP
tidak terkaji
Auskultasi : tidak ada suara tambahan bruit
c. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada kelainan bentuk.
Paru – paru :
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, RR 24x/mnit, tidak ada batuk, tidak ada alat
bantu nafas
Perkusi : Saat diperkusi terdengar resonan di semua lapang paru
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Saat di aukultasi terdengar vesikuler di semua lapang paru, tidak ada
ronkhi maupun whezing.
Jantung :
Perkusi : terdengar dullnes
Auskultasi : Terdengar suara S1 (lub) dan S2 (dub), HR : 88 x /menit murni
reguler
d. Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut cekung, namun terasa keras bagian kiri abdomen, tidak ada
lesi, tidak ada benjolan, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus terdengar di kuadran kiri atas, frekuensi : 7 x/menit, tidak
ada suara bruit.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada bnjolan
Perkusi : Saat diperkusi terdengar timpani di semua kuadran.
e. Genital : tidak terkaji
f. Ekstermitas
Ekstermitas atas :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan, akral dingin, pergerakan bebas tidak
ada oedema, kulit kering, crt <2 detik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, kekuatan otot 5/5
Perkusi : Reflek brahialis (+), reflek radialis (+)
Ekstremitas bawah :
Inspeksi : : Bentuk simetris, tidak ada kelainan, akral dingin, pergerakan bebas
tidak ada oedema maupun lesi, kulit kering.
Kekuatan otot 5/5
Skrinning Risiko Jatuh (Morse Falls Scale)
No Pengkajian Skala Nilai
1 Riwayat jatuh: yang baru atau pernah jatuh dalam Tidak 0 0
bulan terakhir. Ya 25
2 Diagnosa sekunder >1 Tidak 0 15
Ya 15
3 Alat Bantu jalan : 0 0
· Bedrest / dibantu perawat
· Kruk / tongkat / walker. 15
· Berpegangan pada benda – benda sekitar. 30
(Kursi, lemari, meja).
4 Teraphy intravena: Apakah saat ini terpasang infus. Tidak 0 20
Ya 20
5 Gaya Berjalan / cara Berpindah: 0 0
Normal / Besrest / immobile (tidak dapat
bergerak sendiri)
· Lemah tidak bertenaga. 10
Gangguan atau tidak normal (pincang atau 20
diseret).
6
Status Mental 0
Orientasi sesuai kemampuan diri 0
Lupa keterbatasan diri 15
Total Skor 35
Ket : Klien tidak berisiko (0-24)
risiko rendah-sedang (25-45)
risiko tinggi (>45)
4. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Nilai Normal Ket
Tgl 03-04-2018
Hematologi
Hemoglobin 5,2g/dL 12 – 16 Rendah
Hematokrit 16,5 35 – 47 Rendah
Lekosit 6100 /mm3 4400 – 11300 Normal
Trombosit 67000 /mm 150000 – 450000 Rendah
Kimia klinik
Glukosa Sewaktu 135mg/dl <140 Normal
Natrium 133mEq/l 135-145 Rendah
Kalium 4,3 mEq/l 3,5-5,1 Normal
Kalsium 11,5 mEq/l 8,5-10,5 Meningkat
Ureum 115,0mg/dl 15-39 Meningkat
Kreatinin 5,82mg/dl 0,6-1,0 Meningkat
Hasil USG
Ginjal kiri:
Ukuran mengecil, kontur normal, intensitas gema meningkat
Tidak tampak bayangan
Hiperkhoik dengan acoustic shadow
Sistem pelvokalises tidak melebar, ureter tidak terdeteksi
Vesica urinaria
Terisi,kilap, dinding tidak menebal, reguler, tidak tampak bayangan
Hiperkhoik dengan acoustic shadow
Kesan :
Proses kronis ginjal bilateral
Tidak tampak respon lithialisis bendungan pada kedua ginjal
USG vesica saat ini tidak tampak klainan.
5. Terapi
a. Terapi cairan NaCl 0,9% = 1500 cc/24jam
b. Lansoprazole
Lansoprazole adalah obat untuk mengobati masalah lambung dan esofagus. Obat
ini membantu menyembuhkan kerusakan akibat asam lambung, baik pada perut maupun
kerongkongan, mencegah terbentuknya tukak lambung, dan dapat membantu mencegah
kanker esofagus. Lansoprazole bekerja dengan menurunkan produksi asam oleh lambung.
Obat ini juga bisa dipakai untuk meredakan gejala seperti heartburn (panas perut), sulit
menelan, dan batuk yang tak sembuh-sembuh. Lansoprazole termasuk obat dalam
golongan proton pump inhibitor (PPI). Berhenti menggunakan obat dan cari perawatan
medis segera atau hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius dari
lansoprazole berikut ini : Pusing, bingung, denyut jantung cepat atau tidak teraba, gerak
otot menyentak, merasa gelisah, diare air atau berdarah,kram otot, lemah otot atau
pincang, batuk atau tersedak; atau kejang.
c. Calos
Calos Kaplet merupakan obat yang mengandung Calcium carbonate.
Kalsium adalah mineral penting yang sangat diperlukan tubuh. Peran utama
kalsium adalah membangun tulang, tetapi juga membantu jantung, otot, saraf, dan
pembuluh darah bekerja. Wanita, khususnya, perlu untuk memastikan mereka
mendapatkan cukup kalsium untuk menghindari osteoporosis di kemudian hari.
Kalsium ditemukan dalam susu, keju, yoghurt, brokoli, tahu, dan banyak lagi.
Kalsium terbaik diserap bersama dengan vitamin D dan magnesium. Efek samping
kembung, diare atau konstipasi. Bila efek samping menetap bahkan memburuk,
segera hentikan penggunaan Calos Kaplet dan konsultasikan ke Dokter.
d. Asam folat
Asam folat adalah jenis vitamin B yang biasanya ditemukan dalam makanan
seperti kacang kering, kacang polong, lentil, jeruk, produk gandum, hati, asparagus, bit,
brokoli, kubis Brussel, dan bayam. Asam folat membantu tubuh Anda memproduksi dan
mempertahankan sel-sel baru, dan juga membantu mencegah perubahan DNA yang dapat
menyebabkan kanker. Sebagai obat, asam folat digunakan untuk mengobati kekurangan
asam folat dan beberapa jenis anemia (kekurangan sel darah merah) yang disebabkan oleh
kekurangan asam folat. Asam folat kadang-kadang digunakan dalam kombinasi dengan
obat lain untuk mengobati anemia pernisiosa. Namun, itu tidak akan mengobati defisiensi
vitamin B12 dan tidak akan mencegah kemungkinan kerusakan pada sumsum tulang
belakang. Minumlah semua obat Anda seperti yang diarahkan oleh dokter. Asam Folat
biasanya memiliki efek samping yang sangat sedikit. Jika Anda memiliki efek yang tidak
biasa dari konsumsi produk ini, beri tahu dokter Anda. Jika Anda melihat gejala-gejala
reaksi alergi yang serius, ruam, gatal/bengkak (terutama wajah/lidah/tenggorokan), pusing,
atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.
e. Ondansetron
Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh
pengobatan kanker (kemoterapi) dan terapi radiasi. Obat ini juga digunakan untuk
mencegah dan mengatasi muntah-muntah usai operasi. Cara kerja ondansetron adalah
dengan memblokir salah satu substansi natural tubuh (serotonin) yang menyebabkan
muntah. Ondansetron tergolong dalam kelas obat 5-HT3 blockers. Efek samping
ondansetron yang umum terjadi adalah: Diare atau sembelit, merasa lemah atau capek,
demam, sakit kepala, pusing, mengantuk.
f. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat adalah jenis obat antasida yang memiliki reaksi cepat. Obat
ini seringkali digunakan dalam mengatasi metabolik asidosis (kondisi dimana ada terlalu
banyak asam dalam tubuh), mengobati keracunan obat tertentu, dan mengganti
bikarbonat tubuh yang hilang akibat diare berat. Natrium bikarbonat bersifat elektrolit.
Itu berarti ia bekerja dengan menetralkan kelebihan asam di dalam darah. Ia juga dapat
bekerja menggantikan bikarbonat apabila ada banyak kehilangan bikarbonat dari dalam
tubuh. Tidak boleh mengonsumsi obat natrium bikarbonat apabila Anda alergi terhadap
kandungan di dalam natrium bikarbonat, atau jika Anda memiliki alkalosis (terlalu sedikit
asam dalam tubuh) atau kadar kalsium rendah dalam darah.
Namun Anda sebaiknya segera cari pertolongan medis jika mengalami efek
samping berbahaya berikut: Reaksi alergi parah (ruam, gatal-gatal, kesulitan bernapas,
sesak di dada, pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, atau lidah), menjadi gampang
marah-marah, kejang otot atau otot berkedut, rasa sakit, nyeri, atau bengkak di tempat
suntikan
g. Tranfusi PRC
Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut:
Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak serta
nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat, kurangi risiko
terjadinya ketidakcocokan atau reaksi transfusi dengan melakukan uji silang golongan
darah spesifik atau beri darah golongan O bila tersedia)
Kantung darah transfusi tidak bocor
Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma darah tidak
merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat keunguan atau hitam
Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal transfusi darah
pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik ke dalam kantung darah.
Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi
anak. Jumlah awal darah yang ditransfusikan harus sebanyak 20 ml/kgBB darah utuh,
yang diberikan selama 3-4 jam.
Selama transfusi
Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi
Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat
Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama transfusi
Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas setiap 30 menit
Catat waktu permulaan dan akhir transfusi dan berbagai reaksi yang timbul.
Setelah transfusi
Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.
Reaksi yang timbul setelah transfusi
Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan identitas
pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfusi segera dan hubungi bank darah.
Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)
Tanda dan gejala: Ruam kulit yang gatal
Tatalaksana:
Lambatkan transfusi
Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia
Teruskan transfusi dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan gejala setelah
30 menit
Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hipersensitivitas sedang (lihat bawah).
Reaksi sedang-berat (karena hipersensitivitas yang sedang, reaksi non-hemolitik, pirogen
atau kontaminasi bakteri)
Tanda dan gejala:Urtikaria berat, kulit kemerahan (flushing), demam > 38°C (demam
mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan),menggigil,gelisah, peningkatan detak
jantung.
Tatalaksana:
Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
Kirim ke bank darah: perlengkapan bekas transfusi darah, sampel darah dari
tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam
Jika terjadi perbaikan, mulai kembali transfusi secara perlahan dengan
darah baru dan amati dengan seksama
Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan ke dokter jaga
dan bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan syok septik,
kelebihan cairan atau anafilaksis)
Tanda dan gejala: demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi
diberikan), menggigil, gelisah, peningkatan detak jantung, napas cepat, urin yang berwarna
hitam/gelap (hemoglobinuria), perdarahan yang tidak jelas penyebabnya,bingung,gangguan
kesadaran. Catatan: pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol atau syok
mungkin merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancan jiwa.
Tatalaksana
stop transfusi, tetapi biarkan jalur infus dengan memberikan garam normal
jaga jalan napas anak dan beri oksigen beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1
ml dari 1 dalam larutan 10 000)
tangani syok
beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika tersedia
beri bronkodilator jika terjadi wheezing
lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin
jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikan furosemid 1 mg/kgBB IV
beri antibiotik untuk septisemia
6. Analisa Data
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1. DS: Hb turun Ketidakefektifan
Pasien mengatakan badan ↓ perfusi jaringan
terasa lemas sekali dan Anemia
pusing ↓
DO: Hipoksia
Pasien terlihat pucat ↓
Konjungtiva anemis Suplai O2 menurun
Hb 5,2 g/dl ↓
Crt<2 detik ↓
Suplai O2 ke jaringan menurun
TD 100/60mHg, Nadi 88
↓
x/menit, RR 24 x/menit,
Suhu 36,5°C. Aliran darah ke organ vital
menurun
O2 ke jaringan menurun
↓
ketidakefektifan perfusi
jaringan
2 DS: Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan mual Suplai O2 ke jaringan menurun nutrisi kurang dari
skali sampai tidak nafsu ↓ kebutuhan
makan Merangsang sistem saraf
Pasien mngatakan ada simpatis
penurunan bb 10kg dalam 1 ↓
bulan Aliran GIT menurun
Perut bagian kiri terasa ↓
panas kadang menjalar ke Peristaltik usus menurun
atas ↓
DO: Peningkatan isi lambung
menerus Mual
Bb : 30kg ↓
Konjungtiva anemis ↓
hb : 5,2g/dl ↓
Brunner and Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta.
Nanda Internasional. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta:EGC.
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh :
220112170507
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018