Anda di halaman 1dari 5

Etiologi dermatitis atopik (DA) masih belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan

dengan reaksi alergi yang dapat disebabkan oleh adanya mutasi genetik dan reaksi hipersensitifitas
terhadap alergen tertentu.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan
kemungkinan seseorang terkena penyakit dermatitis atopik (DA) diantaranya adalah riwayat
keluarga dengan kondisi atopik, faktor sosioekonomi, dan demografik. [12,13]

Faktor Risiko

Faktor risiko terkena dermatitis atopik (DA) akan meningkat pada beberapa keadaan, seperti
adanya riwayat keluarga dengan atopik, sosioekonomi tinggi, dan tinggal di daerah dengan cuaca
yang lebih dingin.

Faktor risiko utama DA adalah adanya riwayat keluarga dengan DA ataupun kondisi atopik
lainnya seperti alergi, asma, dan rhinitis. Apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat
atopik, maka keturunannya memiliki risiko terkena DA lebih tinggi, dimana 70% pasien DA
memiliki riwayat keluarga dengan keadaan atopik.[12]

Faktor lain adalah faktor prenatal dan postnatal. Pada sebuah penelitian didapatkan bahwa bayi
yang menyusu secara eksklusif akan memiliki kemungkinan terkena DA lebih tinggi. Hasil lain
dari penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ibu yang meminum alkohol selama kehamilan
diasosiasikan dengan risiko yang lebih tinggi dan signifikan terhadap DA. [14]

Seseorang yang tinggal di negara maju, area perkotaan (terutama dengan tingkat polusi yang
tinggi), dan/atau cuaca yang dingin dapat meningkatkan risiko terjadinya DA. Selain daripada itu,
DA juga memiliki insidensi yang lebih tinggi pada pasien dengan kelas sosial yang lebih tinggi
atau pada pasien dengan orangtua yang berpendidikan tinggi.[17

Sumber :
12. AAD. Atopic Dermatitis. Available from: https://www.aad.org/public/diseases/eczema/atopikc-
dermatitis#causes
13. Mayoclinic. Atopic Dermatitis (Eczema). Available from: http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/eczema/basics/symptoms/con-20032073
14. WebMd. Atopikc Dermatitis (Eczema). Available from: http://www.webmd.com/skin-
problems-and-treatments/eczema/tc/atopikc-dermatitis-what-increases-your-risk
17. Carson, C. Risk factors for developing atopic dermatitis. Danish Medical Journal, 2013. 60
(7).

Epidemiologi dermatitis atopik (DA) di seluruh dunia berkisar antara 15-20% pada anak dan 1-3%
pada dewasa. Epidemiologi di Indonesia sedikit lebih tinggi, yaitu 23,67%.
Global

Prevalensi dermatitis atopik (DA) secara global adalah 15-20% pada anak-anak dan 1-3% pada
dewasa dengan peningkatan insidensi sekitar 2-3 kali lipat dalam beberapa dekade terakhir di
negara-negara industri. Insidensi DA tertinggi terjadi pada awal masa kanak-kanak dan bayi,
dimana 85% kasus DA muncul pada tahun pertama kehidupan dan 95% kasus DA muncul
sebelum usia 5 tahun.

Referensi
4. Kim, B. S., James, W.D., Atopic Dermatitis : Practice Guideline. 2017. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1049085-overview
9. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations Associated with Skin and
Allergic Diseases. NEJM, 2011. 365 : p.1315-1328.
15. Evina, B. Clinical Manifestations and Diagnostic Criteria of Atopic Dermatitis. J Majority,
2015. 4 (4), 23-30
17. Carson, C. Risk factors for developing atopic dermatitis. Danish Medical Journal, 2013. 60
(7).

Diagnosis Dermatitis Atopik (DA) dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat digali faktor risiko dan alergen pencetus. Pada
pemeriksaan fisik dapat terlihat ujud kelainan kulit DA. Sedangkan pada pemeriksaan penunjang
dapat digali alergen apa yang mencetuskan DA, serta dapat pula digunakan untuk menyingkirkan
diagnosis banding.

Anamnesis

Pada anamnesis dapat digali faktor risiko dermatitis atopik (DA) serta alergen apa yang
mencetuskan gejala sehingga alergen dapat dihindari.Pada anamnesis dapat ditanyakan :

Riwayat atopik pada keluarga seperti asma, alergi, rhinitis, dan DA


Onset awal terjadinya gangguan, dimana biasanya dimulai pada usia dini

Adanya pruritus yang hilang timbul


Kebiasaan menggaruk pada anak yang bisa hingga meninggalkan ekskoriasi
Adanya riwayat DA yang hilang timbul dan kronis
Bentuk lesi kulit yang timbul
Keadaan yang menjadi pencetus timbulnya lesi kulit [18]
Referensi
4. Kim, B. S., James, W.D., Atopic Dermatitis : Practice Guideline. 2017. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/1049085-overview
9. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations Associated with Skin and
Allergic Diseases. NEJM, 2011. 365 : p.1315-1328.
18. Weston, W. L., & Howe, W. Atopic Dermatitis. 2017. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/atopikc-dermatitis-eczema-beyond-the-basics
19. Schwartz, R. A. Pediatric Atopic Dermatitis Clinical Presentation. 2018. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/911574-clinical#b2
20. Weston, W. L., Howe, W. Actopic Dermatitis. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/atopic-dermatitis- eczema-beyond-the- basics
21. Best Practice BMJ. Atopikc Dermatitis. 2017. Available from:
http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/87/diagnosis/step-by-step.html

Keberhasilan penatalaksanaan dermatitis atopik (DA) memerlukan suatu pendekatan sistemik dan
bercabang yang menggabungkan edukasi tentang tahapan penyakit, hidrasi kulit, terapi
farmakologi, dan identifikasi juga eliminasi dari faktor perburukan seperti iritan, alergen, agen
infeksius, dan stressor emosional. Walaupun DA tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gejala
klinis dapat dikontrol dengan berbagai terapi obat – obatan dan juga berbagai perawatan-diri.

Menjaga Hidrasi Kulit

Menjaga hidrasi kulit sangat penting dalam penatalaksanaan dermatitis atopik (DA).

Referensi
5. Akdis, C.A.,et al. Diagnosis and treatment in Children and Adult with Atopic Dermatitis. J
All Clin Imun, 2006. 118(1) : p.152-169
9. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations Associated with Skin and
Allergic Diseases. NEJM, 2011. 365 : p.1315-1328.
20. Weston, W. L., Howe, W. Actopic Dermatitis. Available from:
https://www.uptodate.com/contents/atopic-dermatitis- eczema-beyond-the- basics
22. Haeck, I., et al. Topical corticosteroids in atopikc dermatitis and the risk of glaucoma and
cataracts. J Am Acad Dermatol, 2011. 64 (2), 275-81. Available from:
http://reference.medscape.com/medline/abstract/21122943

Prognosis dan komplikasi pada dermatitis atopik (DA) sangat dipengaruhi dengan usia pasien. DA
cenderung lebih berat dan lebih persisten pada anak, serta lebih ringan pada dewasa.

Prognosis

Prognosis dermatitis atopik (DA) cenderung lebih buruk pada anak dan bayi karena gejala klinis
yang muncul biasanya lebih berat dan lebih persisten.

Referensi
9. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations Associated with Skin and
Allergic Diseases. NEJM, 2011. 365 : p.1315-1328.

Penyebab Eksim Atopik


Eksim atopik sering disertai kondisi medis lain, seperti hay fever (alergi terhadap serbuk sari) dan
asma. Hingga kini, penyebab sebenarnya belum diketahui.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa memperburuk gejala yang muncul akibat eksim
atopik:

Menggaruk kulit sehingga kulit mengalami luka atau iritasi.


Kulit yang kering.
Infeksi bakteri dan virus.
Cuaca panas dan perubahan tingkat kelembapan.
Keringat tubuh.
Cairan pelarut, pembersih, sabun, dan deterjen.
Makanan seperti telur, susu, kacang, kedelai, dan ikan. Terutama dampaknya kepada bayi dan
anak kecil.
Debu dan serbuk sari.
Asap rokok dan polusi udara.
Pakaian, selimut atau karpet dari bahan wol.
Tanpa memerlukan pengobatan khusus, setengah dari kasus eksim atopik akan menghilang dengan
sendirinya. Eksim atopik umumnya menghilang saat anak menginjak usia di atas 10 tahun.

Pengobatan Eksim Atopik


Hampir sebagian besar penderita eksim atopik akan merasakan gejala yang kumat-kumatan, dan
terkadang tanpa ada pencetus yang jelas. Untuk mengurangi gejala dan frekuensi kekambuhan,
dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk:

Mencoba sebisa mungkin untuk tidak menggaruk area yang gatal. Apabila sudah tidak
tertahankan, gosok daerah yang gatal dengan lembut tanpa menggunakan kuku.
Hindari paparan udara atau air yang terlalu panas ataupun terlalu dingin, karena kondisi yang
ekstrem dapat memicu iritasi.
Gantilah sabun mandi Anda dengan sabun mandi yang mengandung pelembap (emolien).
Gunakanlah pakaian berbahan katun, karena lebih lembut untuk kulit.
Bilas baju setelah dicuci dengan deterjen hingga bersih, karena kandungan dalam deterjen diduga
dapat mengiritasi kulit.
Pengobatan eksim atopik perlu dilakukan ketika kondisi ini sudah sangat parah dan mengganggu
kehidupan sehari-hari. Emolien dan krim kortikosteroid adalah langkah pengobatan utama eksim
atopik.

Segera temui dokter jika mengalami kondisi-kondisi seperti di bawah ini:

Perawatan secara mandiri tidak bisa mengatasinya.


Kulit terasa sangat sakit.
Mengganggu posisi tidur atau kegiatan sehari-hari.
Kulit mulai terinfeksi, muncul nanah, memar kemerahan pada kulit
Anda merasa eksim atopik memengaruhi penglihatan.
Gejala Eksim Atopik
Ditinjau oleh : dr. Marianti
Referensi
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Atopic eczema.
Jaliman, D. WebMD (2017). Understanding Eczema -- the Basics.
Gardner, S. WebMD (2017). Types of Eczema.
WebMD. Atopic Dermatitis (Eczema) - Topic Overview.
Knott, L. Patient (2015). Atopic Eczema.
Mayo Clinic (2017). Diseases & Conditions. Atopic dermatitis (eczema).
JBN Medical. Eczema.

Anda mungkin juga menyukai