BAB I Orchitis Lapsus
BAB I Orchitis Lapsus
Daftar Isi………………………………………………………………………………1
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………….2
Bab II Laporan Kasus…………………………………………………………………4
Bab III Tinjauan Pustaka…………………………………………………………….11
Bab IV Pembahasan Kasus…………………………………………………………..21
Bab V Kesimpulan…………………………………………………………………...23
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….24
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sering terjadi pada pada laki-laki berumur diantara pra pubertas. Virus
adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus
yang sering terlihat , walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa
anak-anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen
kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi
bilateral pada 15 % pria dengan orkitis paroditis. Pada laki-laki pubertas atau
dewasa biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferous dengan resiko resiko
infertilitas dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang
mengakibatkan hipoginadisme defisiensi testosteron. Orkitis jarang terjadi pada
pria prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna
tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
2
Dilakukan biakan urine dan darah, serta biakan langsung dari testis
yang terinfeksi untuk mengidentifikasikan organisme penyebab. Pengobatan
untuk infeksi ini adalah antibiotik spesifik untuk organisme penyebab infeksi
tersebut. Tindakan yang memberikan kenyamanan seperti tirah baring,
penyangga skrotum, kantong es, dan analgesik dapat dilakukan.
1.2 Tujuan
3
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas
Nama : Tn. I.A
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : --
Alamat : Jln. Sepinggan Asri III
Masuk Rumah Sakit : 18 Agustus 2017
Keluar Rumah Sakit : 20 Agustus 2017
No CM : 00.68.82.18
2.2. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis serta pemeriksaan fisik pada tanggal
18 Agustus 2017
Keluhan Utama
Nyeri pada buah zakar kiri 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Benjolan pada buah zakar kiri 3 hari SMRS
4
discharge yang keluar dari benjolan. Tidak terdapat keluhan mual dan muntah.
Riwayat trauma dan penyakit menular seksual disangkal. BAK normal tidak ada
lendir ataupun darah, tidak ada nyeri saat BAK, BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Sosial:
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, tidak pernah jajan di luar
5
Pulmo
Inspeksi : dinding dada simetris statis/dinamis
Palpasi : stem fremitus simetris
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : pembesaran batas jantung (-)
Auskultasi : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak tampak adanya massa
Palpasi : supel
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+), normal
Ekstremitas
Superior : akral hangat, tidak ada edema
Inferior : akral hangat, tidak ada edema
Status Lokalis
Inspeksi: Tak tampak discharge, tampak tanda peradangan pada testis kiri,
testis kiri ukuran 6cm x 3cm
Palpasi: Teraba bengkak pada scrotum kiri, terdapat nyeri tekan, Phren test
positif
6
Gambar 2.1 Skrotum pasien
7
Urinalisis
2.5. Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka
diagnosis pasien ini adalah Orkitis Sinistra
2.6. Penatalaksanaan
- Ceftriaxone inj 2x1 gr
- Ketorolac inj 3x30 mg
- Paracetamol 3x500 mg
2.7. Prognosis
- Ad Vitam : Dubia ad bonam
- Ad Sanationam : Dubia ad malam
- Ad Functionam : Dubia ad bonam
8
FOLLOW UP PASIEN
18 Agustus 2017
19 Agustus 2017
9
20 Agustus 2017
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
11
Fungsi utama dari testis adalah memproduksi sperma dan hormone
androgen terutama testoteron. Sperma dibentuk di dalam tubulus seminiferus
yang memiliki 2 jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Diantar tubulus
seminiferus inilah terdapat jaringan stroma tempat dimana sel lydig berada.1
Pada perkembangannya, testis mengalami desensus dari posisi asalnya di
dekat ginjal menuju skrotum. Terdapat beberapa mekanisme yang menjelaskan
mengenai proses ini antara lain adanya tarikan gubernakulum dan tekanan
intraabdominal. Factor endocrine dan axis hypothalamus-ptuitary-testis juga
berperan dalam proses desensus testis. Antara minggu ke 12 dan 17 kehamilan,
testis mengalami migrasi transabdominal menuju lokasi di dekat cincin inguinal
interna.1
Jaringan ikat testis dibagi menjadi 250 lobus pada bagian anterior dan
lateral testis dibungkus oleh suatu lapisan serosa yang disebut tunica vaginalis
yang meneruskan diri menjadi lapisan parietal. Lapisan ini langsung berhubngan
dengan kulit terutam skrotum. Di sebelah posterolateral testis berhubungan
dengan epididimis, terutama pada pool atas dan bawahnya.1
Peredaran darah testis memiliki keterkaitan dengan peredaran darah di
ginjal karena asal embriologi ke dua organ tersebut. Pembuluh darah arteri ke
testis berasal dari aorta yang beranastomosis di funikulus spermatikus dengan
arteri dan vasa deferensia yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna.
Aliran darah dari testis kembali ke pleksus pampiniformis di funikulus
spermatikus. Pleksus ini di annulus inguinalis interna akan membentuk vena
spermatika. Vena spermatika kanan akan masuk ke dalam vena cava inferior
sedangkan vena spermatika kiri akan masuk ke vena renalis sinistra.1
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.
Testis berperan dalam sistem endokrin dan sistem reproduksi.
Fungsi testis yaitu spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH
dan sekresi testosterone oleh sel Leydig, diatur oleh LH.1
12
3.2. Definisi Orkitis
3.3. Epidemiologi
13
Inggris; 25 kasus gondok orchitis dilaporkan oleh Urologi Departemen Royal
Liverpool University antara September 2004 dan April 2005.2
3.4. Etiologi
Virus adalah penyebab orkitis paling sering. Orkitis parotitis adalah infeksi
virus yang sering terlihat, walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada
masa anak-anak telah menurunkan insidens. Dua puluh hingga tiga puluh persen
kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis terjadi
bilateral pada 15 % pria dengan orkitis parotitis.1
Virus lain yang dapat menyebabkan orkitis dan memberikan gambaran
klinis yang sama adalah Coxsakie B, mononukleosis. Orkitis bakteri piogenik
disebabkan oleh bakteri (Brucellosis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Pseudomonas aeruginosa) dan infeksi parasit (malaria, filariasis, skistosomasis,
amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan dari epididimis.
Etiologi Orchitis akut:
14
yang termasuk dalam genus paramyxovirus, dan merupakan salah satu virus
parainfluenza dengan manusia sebagai satu-satunya inang. Virus mumps mudah
menular melalui droplet, kontak langsung, air liur, dan urin.1
3.6. Patofisiologi
Infeksi ini ditularkan melalui kontak langsung, droplet, atau melalui udara.
Penyebaran melalui darah adalah utama rute infeksi testis terisolasi ini menyebar
dengan cepat dan rentan orang yang tinggal di dekat proximity. Kemudian di
akhir masa inkubasi menyebabkan penyebaran virus ke organ, sehingga infeksi
sistemik ditandai dengan parotitis klasik atau manifestasi klinis organ lain.
Sistem saraf pusat, saluran kemih, dan organ genital juga bisa menjadi awalnya
efek terjadinya orkitis1
15
3.7. Diagnosis
3.7.1. Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orkitis datang dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam, mual dan
muntah, nyeri kepala, kurang nyaman saat duduk. Keluhan tambahan dapat
berupa nyeri dan panas saat berkemih. Kadang pasien mengeluh sakit gondongan
sebelumnya.2,5
3.7.2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis
berwarna kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi.
Selangkangan pasien kadang membengkak pada sisi testis yang terkena.2,5
3.7.3. Pemeriksaan Penunjang
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi
peningkatan leukosit dalam pemeriksaan darah lengkap.2
16
interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai
dari kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah
jarum jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya
iskemia. Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di
daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis.5
Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya lebih tinggi
dan lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio
yang baru saja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus
spermatikus. Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan
sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan
darah tidak menunjukkan tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan
adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis lainnya
sehingga dapat terjadinya peningkatan aliran darah ke testis.5
Terapi torsis testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi
testis ke asalnya dengan memutar testis ke arah berlawanan dengan arah torsio,
dengan local anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20
ccbila gagal dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk
mengembalikan testis kearah yang benar. Bila testis viabeldilakukan
orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan orkidopeksi sisi kontralateral pada 3
tempat. Bila testis nekrosisdilakukan orkidektomi disusul orkidopeksi sisi
kontralateral.5
3.9.2. Epididimitis
17
pada anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.coli atau ureoplasma
ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri mendadak pada
daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda hingga caput epididimis.
Tidak jarang disertai demam, malaise, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang.
Pada pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang
kala pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Reaksi
inflamasi dan pembengkakan dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada
daerah inguinal. Gejala klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio
testis. Pada epididimitis akut jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, nyeri
akan berkurang dan hal ini berbeda dengan torsio testis.5
3.10. Penatalaksanaan
Contoh antibiotik:
a. Ceftriaxone
18
proteins. Dewasa IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari IV; tidak
melebihi 125 mg / hari.1
b. Doxycycline
c. Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain
rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal
pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali
untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak
melebihi 250 mg / hari.1
3.11. Komplikasi
Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orkitis unilateral.
Absses skrotum
Infark testis
Rekurensi
Epididimitis kronis.4
19
3.12. Prognosis
Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam
3-10 hari dan dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus
orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.4
20
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pasien Tn. I.A, usia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri buah zakar kiri sejak
3 hari SMRS. Pasien sebelumnya mengeluh terkena gondongan 1 minggu SMRS.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan eritem dan pembengkakan pada skrotum kiri, nyeri
tekan saat saat diraba maupun digerakkan, namun pasien merasa berkurang sakitnya
ketika dilakukan phren test yang hasilnya positif dimana testis yang sakit dinaikkan
tinggi dari testis yang tidak sakit. Hasil pemeriksaan penunjang yakni darah lengkap
menunjukkan peningkatan leukosit dan urin tampak keruh ketika dilakukan urinalisis.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah
dilakukan, maka pasien ini didiagnosis dengan Orkitis sinistra. Pada bab ini akan
dibahas perbandingan antara kasus yang didapat dengan teori yang ada mengenai
Orkitis.
Kasus Teori
Pasien mengeluh nyeri buah zakar kiri Salah satu tanda klinis utama dari Orkitis
adalah nyeri salah satu atau kedua testis
Pasien mengeluh sebelumnya terserang Sebagian besar etiologi kasus Orkitis
gondongan 1 minggu SMRS adalah Virus Mumps (Paramyxovirus) dan
sekitar 70% kasus orkitis yang disebabkan
oleh virus mumps bersifat unilateral
Dari pemeriksaan fisik, terlihat Pemeriksaan Fisik Orkitis :
kemerahan dan bengkak pada skrotum - Look : Skrotum terlihat eritem dan
kiri dan nyeri skrotum saat diraba edema
maupun digerakkan - Feel : Nyeri skrotum ketika di
palpasi maupun digerakkan
21
Pasien merasa sedikit nyaman atau nyeri Pada kasus Orchitis : Phren Test Positif
pada daerah skrotum nya berkurang - Positif : Lebih nyaman atau nyeri
ketika dinaikkan berkurang ketika skrotum
dinaikkan
- Negatif : Nyeri tidak berkurang
ketika skrotum dinaikkan
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap : Sebagian besar kasus pemeriksaan darah
Leukosit : 13.030 (11.500) lengkap pada kasus orhitis nilai Leukosit
nya meningkat dari batas normal
Diagnosis banding pada kasus ini adalah Pada kasus Orchitis dapat dibedakan
Epididimitis dan Torsio Testis dengan Epididimitis dan Toriso Testis
dengan Pemeriksaan Phren Test.
Epididimitis dan Torsio Testis : Phren (-)
Orkitis : Phren (+)
Pasien ini mendapatkan terapi antibiotic, Penatalaksanaan Orkitis secara umum
analgesik dan antipiretik bersifat suportif dan simptomatik.
22
BAB V
KESIMPULAN
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi, penyebab
orchitis adalah virus (mumps) dan bakteri (e.coli, N.gonorrea, chlamidia, klebseilla,
pseudomona dll). Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak dan nyeri pada testis dan
disertai demam. Penatalaksanaan orkitis adalah dengan terapi suportif yaitu bed rest
dan elevasi skrotum. Terapi spesifik yaitu dengan pemberian antibiotik.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25