Seindah Pujian, sehangat sentuhan, selembut tutur pujian syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga
penyusunan Laporan Praktikum mata kuliah Bioteknologi dengan judul ’’
Pemanfaatan Kol Busuk dan Tinja Sapi Sebagai Alternatif Pembuatan Biogas Ramah
Lingkungan’’ ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai yang diharapkan.
Bahwasanya segala yang terjadi, terencana hanyalah milik sang kholiq, kita
hanya bisa berbuat, berencana sedang kun fayakunnya diluar kuasa kita penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalamnya
sehingga kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis
dari berbagai pihak demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah selanjut nya.
Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalam....
Kelompok VI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................. 1
BAB VI PENUTUP
A. Latar Belakang
terutama masyarakat yang ada di pulau jawa. Biogas yang telah dikenal tersebut
diolah dari kotoran hewan terutama kotoran sapi dalam keadaan kedap
udara.Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah organik adalah gas yang
mudah terbakar (flammable). Gas ini dihasilkan dari proses fermentasi bahan-
bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi tanpa
udara). Umumnya, semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan
biogas.Tetapi hanya bahan organik homogen, baik padat maupun cair yang cocok
alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti minyak
tanah dan gas alam. Akhir-akhir ini diversifikasi penggunaan energi menjadi isu
konsumsi sumber energi komersial seperti minyak tanah juga penggunaan kayu
secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang
sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)
dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.Manfaat energi biogas
minyak tanah dan dapat dipergunakan untuk memasak.Dalam skala besar, biogas
dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses
produksi biogas akan dihasilkan sisa yang dapat langsung dipergunakan sebagai
pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian. Dan yang lebih penting lagi
jumlah besar. Limbah sampah sayuran yang sebagian besar berasal dari
yang berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Reaksi yang terjadi dalam
Sampah sayuran termasuk salah satu pencemar yang sangat potensial dan
limbah yang berasal dari kegiatan industri, pasar dan rumah tangga yang
kebanyakana masyrakat menganggap hal tersebut sudah tidak berguna lagi dan
Manfaat lain mengolah kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas adalah
untuk memasak dan pengurangan konsumsi energi tak terbarukan yaitu BBM.
energi biogas.Gas ini berasal dari berbagai macam sampah organik dan slah
satunya adalah sampah dari sayuran kol yang telah membusuk dan kotoran
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam
kondisi tanpa udara). Pembuatan biogas dari sampah sayuran kol dan kotoran
sapi ini berpotensi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan selain itu
campuran sampah/limbah sayuran kol dan kotoran sapi sebagai sumber energi
biogas.
B. Rumusan Masalah
Reaktor Biogas?
C. Tujuan
Reaktor Biogas?
D. Manfaat
sampah sayuran dan kotoran sapi untuk menghasilkan energi alternatif yang
dan kotoran sapi akan mengurangi biaya energi untuk memasak dan
industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biogas
andil dalam usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar . Bahan baku sumber energi
ini merupakan bahan nonfossil, umumnya adalah limbah atau kotoran ternak
yang produksinya tergantung atas ketersediaan rumput dan rumput akan selalu
tersedia, karena dapat tumbuh kembali setiap saat selama dipelihara dengan baik.
Sebagai pembanding yaitu gas alam yang tidak diperhitungkan sebagai renewal
bahan limbah organik yang melibatkan aktivitas bakteri anaerob dalam kondisi
temperatur sekitar 32 - 35°C atau 50 - 55°C dan pH antara 6,8 - 8 . Pada kondisi
ini proses pencernaan mengubah bahan organik dengan adanya air menjadi
energi gas . Biogas umumnya mengandung gas metan (CI-14 ) sekitar 60 - 70%
yang bila dibakar akan menghasilkan energi panas sekitar 1000 British Thermal
anaerobik, merupakan gas campuran metan (CH4), karbon dioksida (C02), dan
sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida dan hidrogen.
Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah,
dasar danau atau rawa. Mamalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam
untuk proses mencerna selulosa. Biomasa yang mengandung kadar air yang
tinggi seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan cocok digunakan
Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu: (a) Hidrolisis, pada
tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan organik mudah larut dan pencernaan
komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan
menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk akhir dari
perombakan gula-gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat,
alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia ; serta (c)
Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu mereduksi sulfat
Salah satu bentuk energi yang dihasilkan dari sampah adalah biogas, yaitu
energi terbarukan yang dibuat dari bahan buangan organik berupa sampah,
kotoran ternak, jerami, eceng gondok serta bahan lainnya melalui proses anaerob.
seperti feses, urin beserta sisa pakan ternak sapi merupakan salah satu sumber
Salah satu sumber bahan organik yang murah dan dominan ditemukan di
lingkungan serta potensial untuk dijadikan sebagai bahan baku biogas adalah
sampah sayur dan buah serta limbah isi rumen sapi. Isi rumen sapi merupakan
salah satu limbah terbesar yang dihasilkan dari suatu pemotongan hewan, berupa
rumput yang belum terfermentasi dan tercerna sepenuhnya oleh hewan (Nengsih,
2002).Pemotongan satu ekor sapi dapat menghasilkan isi rumen berkisar 10-12%
dari berat hidup. Di dalam isi rumen sapi telah terkandung bakteri
2010). Selama ini, limbah isi rumen sapi jarang dimanfaatkan dan biasanya
teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi, merupakan teknologi yang sudah
sawi putih dankotoran sapi diharapkan akan meningkatkan produksi biogas dari
sampah sayur sawi putih maupun produksi biogas dari kotoran sapi. Sawi putih
pertumbuhan sel Kombinasi campuran kotoran sapi dan sampah sayur sawi putih
C. Manfaat Biogas
listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa
diperbaharui (
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan
beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan BOD, total solid, volatile
solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. Bakteri coliform dan patogen lainnya,
telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun . Di daerah pedesaan
4. Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik
Pemanfaatan sampah dan bahan organik lain sebagai penghasil biogas dapat
Selain itu, residu dari proses pembuatan biogas merupakan bahan yang ramah
Steinhauser, 2008).
Manfaat lain mengolah kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas adalah
diperoleh adalah:
1. Meningkatnya pendapatan dengan pengurangan biaya kebutuhan pupuk dan
pestisida.
Sulawesi Tenggara.
B. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah sayur kol yang
diperoleh dari pembuangan industri pasar baruga dan kotoran sapi yang diperoleh
C. Desain Penelitian
D. Instrumen Penelitian
a. Alat
Alat yang diguanakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1.alat dan kegunaan
1. Sayur kol
2. Kotoran sapi
3. Air
4. Lem
5. Cat hitam
E. Prosedur penelitian
2. Melubangi sisi kanan dan kiri tabung galon serta karet ban dengan
menggunakan cutter
3. Memasang pipa PVC (pembuangan klebihan gas metan) serta selang gas
4. Pada ujung pipa gas disambungkan pada karet ban mobil (sebagai
penampung gas metan) dan ujung satunya dipasang stop kran (tempat
tabung.
3. Mencampurkan sayur kol, kotoran sapi dan air ke dalam ember yang telah
c. Proses fermentasi
2. Menuang sayur kol dan kotoran sapi yang telah homogen ke dalam
tabung fermentasi.
penampung gas metan. (pastikan stop kran tertutup saat tabung disimpan).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengalaman
1. Perakitan Alat
c. galon d. keran
e. lem f. pipa
g. sambungan pipa h. Ban dalam
2. Persiapan Pengecetan
a. Cat b. Kuas
3. Pemotongan dan Pengolahan Kol Busuk
4. Pencampuran Bahan
e. Pengadukan
Pada tahap ini, bakteri metan ogenik membentuk gas metana secara
perlahan anaerob.Bakteri penghasil asam dan gas metan bekerja secara
simbiosis.Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal
untuk bakteri penghasil metan, sedangkan bakteri pembentuk gas metan
menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Proses ini
berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25oC hingga 35o C di dalam
digester. Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30 % CO2, sedikit H2
dan H2S (Price dan Cheremisinoff, 1981).
Secara umum akan ditunjukan pada reaksi berikut :
2n (CH3COOH) 2n CH4(g)+ 2n CO2(g)
asam asetat gas metana gas karbondioksida
a. Laju pembebanan
organik dalam satu satuan volume yang diumpankan pada reaktor. Substrat
mengakibatkan kenaikan yang setara dalam produksi asam, yang tidak dapat
disesuaikan oleh kenaikan yang setara dalam pembentukan metana.
penurunan pH dan penghambatan lebih jauh dari produksi metan akan terjadi.
pembuatan dimensi reaktor dan juga bagi kelangsungan proses penguraian zat
Asam lemak organik biasa disebut sebagai volatile fatty acid yang
seperti asetat, propionate dan butirat. Konsentrasi asam lemak yang tinggi
asam lemak rantai panjang. Batas konsentrasi asam asetat yang dapat
d. Alkalinitas.
lumpur didalam reaktor untuk menetralkan asam. Hal ini diperlukan untuk
mengimbangi fluktuasi konsentrasi asam didalam reaktor, sehingga fluktuasi
stabilitas reaktor.
e. pH
adanya kelebihan proton (H) didalam reaktor sebab proton akan berubah
operasi adalah 6,0 – 7,5. Sebab bakteri pada umumnya tumbuh dalam suatu
maksimum antara pH 6,0 – 7,5. Pada pH lebih rendah dari 5,0 dan lebih tinggi
yang terbaik dari proses pengubahan sistem mikroba anerobik. Pada awal
operasi atau pada saat inokulasi pH dalam bioreaktor dapat turun menjadi 6
nitrogen terlalu banyak maka pertumbuhan mikroba akan terganggu, hal ini
Kebutuhan atom atom karbon selama respirasi pembentukan sae untuk setiap
1 atom nitrogen adalah sebanyak 30 atom karbon.Oleh karena itu nilai karbon
g. Temperatur
bakteri yang terdapat didalam reaktor dapat dibedakan atas dua golongan,
yaitu: Termofilik yang hidup pada suhu antara 40 – 60 OC, dan Mesofilik
pada suhu yang lebih rendah, misalnya 20OC, pertumbuhan mikroba pada
kondisi ini sangat lambat dan sulit pada awal operasi untuk beberapa
bioreaktor. Inokulasi akan lebih baik jika dimulai pada suhu 35 OC.
dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu penghambat fisik dan penghambat kimia.
Penghambat fisik adalah temperatur dan penghambat kimia biasa disebut juga
dengan racun diantaranya adalah logam berat, anti biotik dan Volatile Fatty
Acid (VFA). Proses pengolahan yang dilakukan tidak hanya secara anaerobik
akan tetapi dilakukan pula secara aerobik. Proses aerobik menurut Stefan S,
aerasi dengan berbagai macam cara. Kekurangan utama pada sistem aerobik
Asmarani, Endang. 2012. Pengaruh Suhu Dan C/N Rasio Terhadap Produksi
Biogas Berbahan Baku Sampah Organik Sayuran. Fakultas Teknologi
Pertanian : Insitut Pertanian Bogor.
Deublein, Dieter and Angelika Steinhauser. 2008. Biogas from Waste and Renewable
Resources.Wiley-VHC: Jerman
Edmunds., Latey. 1973. Methane Digesters for Fuel Gas and Fertilizer. The New
Alchemy Institute. Massachusetts. 8th Printing.
Fachry, H.A. Rasyidi., Rinenda, dan Gustiawan. 2004. Penentuan Ni lai Kalori fik
yang Dihasilkan dari Proses Pembentukan Biogas. Jurnal Teknik Kimia. 2(5) : 7-
12.
Fithry, Y. 2010. Pengaruh Penambahan Cairan Rumen Sapi Pada Pembentukan
Biogas dari Sampah Buah Mangga dan Semangka. Tesis, Program Pasca
Sarjana,
Haryati tuti. 2006. Biogas: limbah peternakan yang menjadi Sumber energi alternatif.
Biogas Dari Sampah Basah Rumah Tangga. Jurnal of Natural Science, Vol. 2
(1): 25-34.
Organik Cair Dan Padat Dari Isi Rumen Limbah RPH. Skripsi, Fakultas
Paimin, F.B. 1995. Alat Pembuat Biogas dari Drum. Penebar Swadaya : Jakarta.
Putro Sartono, 2007. Penerapan instalasi sederhana pengolahan Kotoran sapi menjadi
Campuran Sampah Organik Segar Dan Kotoran Sapi Dalam Batch reaktor
Jakarta.
Said, T.S., A, Dharma, dan Refilda. 2013. Fermentasi Anaerob dari Campuran
Kotoran Ayam dan Kotoran Sapi dalam Proses Pembuatan Biogas. Jurnal
Kimia Unand. 2 (1): 113-118.
Sasse, L. 1992., Pengembangan Energi Alternatif Biogas dan Pertanian Terpadu di
Wesen Putu Hasan Ashari Romadhoni dan. 2008. Pembuatan biogas dari sampah
Yenni, Yommi Dewilda, Serly Mutia Sari. 2012. Uji Pembentukan Biogas Dari
Substrat Sampah Sayur Dan Buah Dengan Ko-Substrat Limbah Isi Rumen
Yonathan, A., A. R.Prasetya, dan B, Pramudono. 2013. Produksi Biogas dari Eceng
Gondok ( Eicchornia Crassipes): Kajian Konsistensi dan pH Terhadap Biogas
Dihasilkan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(2): ISSN :211215.