Anda di halaman 1dari 6

Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang, maka tekanan darahnya pun akan mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan karena pada saat usia seseorang bertambah tua, maka
pembuluh darah juga akan menjadi lebih kaku, lebih tidak elastis, dan lebih tebal. Akibatnya,
jantung pun harus bekerja lebih keras dalam memompa darah.

Jenis kelamin

Pada awal usia pertengahan, yaitu sekitar 45 tahun, penyakit darah tinggi diketahui lebih
umum dialami pria. Wanita diketahui lebih berisiko menderita hipertensi di atas usia 65
tahun, dimana menopause berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi pada wanita.

Keturunan

Hipertensi juga merupakan penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan dalam
keluarga. Sama seperti penyakit jantung dan stroke, hipertensi juga bisa diturunkan dari
keluarga. Ketika orang tua Anda memiliki riwayat hipertensi, maka Anda juga perlu waspada
karena risiko hipertensi yang mengancam Anda lebih besar dibanding orang lain yang di
dalam keluarganya tidak pernah mengalami hipertensi. Apalagi jika dikombinasi dengan
Anda menjalankan pola hidup tidak sehat yang juga merupakan faktor penyebab hipertensi,
risiko Anda terkena hipertensi pun semakin meningkat.

Obesitas

Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah dapat menyebabkan tekanan darah terus
meningkat. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki indeks massa tubuh
(dihitung dari berat badan (kg) / tinggi badan2 (m2)) lebih dari atau sama dengan 23
kg/m2 dikategorikan mengalami kelebihan berat badan. Tentu saja kelebihan berat badan
merupakan faktor risiko berbagai macam penyakit degeneratif, termasuk merupakan faktor
penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Merokok

Rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya yang dapat merusak dinding
pembuluh darah sehingga berkontribusi untuk meningkatkan risiko hipertensi. Efek ini tak
hanya dialami perokok aktif, melainkan juga pada perokok pasif. Tak hanya itu saja, rokok
juga dikenal sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit jantung, kanker
paru-paru, dan stroke.
Alkohol

Minum alkohol secara teratur pada usia muda menggandakan kemungkinan menderita
masalah yang berhubungan dengan alkohol. Kelebihan konsumsi alkohol merupakan
penyebab dari beberapa penyakit dan gangguan.

Alkoholisme berlebihan adalah ketika seseorang mengkonsumsi lebih dari 2-3 minuman
alkohol setiap hari, untuk waktu yang lama. Alkohol terutama mempengaruhi sistem saraf
pusat (SSP), merusak hati, dan juga meningkatkan risiko kanker.

Alkohol Obesitas hipertensi

Mengkonsumsi alkohol berlebih meningkatkan berat badan signifikan, seperti alkohol


mengandung jumlah tinggi kalori. Lemak yang berlebihan memberikan tekanan berlebih pada
arteri, dan akibatnya pada jantung. Hal ini meningkatkan tekanan pada arteri dan jantung,
secara tidak langsung menyebabkan kenaikan tekanan darah.

tidak Hanya Garam, Namun Natrium Pada Makanan yang Mempengaruhi Tekanan
Darah

Garam merupakan senyawa yang terdiri dari natrium dan klorida. Meningkatnya tekanan
darah ketika mengkonsumsi makanan yang asin sebenarnya dipengaruhi oleh natrium yang
terkandung dalam makanan tersebut. Natrium ini tidak hanya terkandung dalam garam saja,
namun juga pada penyedap makanan (MSG), dan pengawet makanan (natrium benzoate).

Natrium yang terkandung dalam garam dan sumber lainnya sebenarnya sangat
diperlukan tubuh untuk fungsi otot, saraf, serta untuk mengelola tekanan dan volume darah.
Akan tetapi kebanyakan dari kita pada umumnya terlalu tinggi mengkonsumsi garam
daripada jumlah yang disarankan setiap hari. Kurang garam pada masakan tentu
menyebabkan makanan menjadi kurang nikmat. Bahkan pada beberapa orang, tanpa
menambahkan garam meja pada masakan seperti soto atau bakso dirasa kurang nikmat. Dan
kebanyakan makanan restoran dan makanan kaleng atau olahan seringkali mengandung
garam yang sangat tinggi sodium atau natrium.

Proses Natrium Mempengaruhi Tekanan Darah

Natrium bersifat menahan cairan dalam tubuh sebelum akhirnya akan dikeluarkan
menjadi air seni. Disamping itu, natrium juga membantu tubuh untuk mengeluaran keringat.
Saat kadar garam berlebih, tubuh akan berusaha menetralkannya, yaitu dengan menstimulus
otak untuk merasakan haus, sehingga mendorong manusia untuk banyak minum, dengan
demikian volume darah akan bertambah karena sifat garam adalah mengikat air.

Pertambahan volume darah akibat banyaknya kandungan air ini seharusnya akan di
buang oleh ginjal melalui air seni. Namun karena garam jugalah, air ini akan dipertahankan
oleh tubuh akibat sifat garam yang lain yaitu antidiuretik, yang menyebabkan ginjal
menyerap kembali sebagian besar air yang telah disaringnya sebelum dikeluarkan menjadi air
kemih. Masuknya air dalam jumlah besar ke dalam pembuluh darah menyebabkan volume
darah yang ada dalam sistem peredaran darah bertambah. Apabila volume darah meningkat
otomatis aliran darah juga akan meningkat. Sedangkan ukuran pembuluh darah akan tetap.
Akibatnya akan terjadi tekanan darah yang berlebih di dinding pembuluh darah yang menjadi
sebab utama terjadinya hipertensi.

Batasi Asupan Garam untuk Mencegah Hipertensi

Banyak studi yang membuktikan bahwa mengonsumsi garam yang berlebih selain
menyebabkan hipertensi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Tidak hanya itu,
ada pula rangkuman dari beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa jika menurunkan
asupan garam sebanyak 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh, akan menurukan
risiko terkena stroke hingga 26%. Dengan itulah, bisa kita bayangkan bagaimana manfaat
bagi kesehatan tubuh kita jika kita mengurangi asupan garam setiap harinya.

Ada banyak versi dalam menentukan berapa batas yang dibolehkan dalam konsumsi
garam setiap hari bagi orang yang menderita tekanan darah tinggi atau yang ingin
menghindari penyakit ini. Namun Batas konsumsi garam yang dianjurkan American Heart
Association tidak lebih dari 2.300 gr perhari. Itu artinya dalam sehari anda boleh makan
garam tidak lebih dari 1 sendok teh.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dietary Approaches to Stop


Hypertension (DASH) yang bekerja sama dengan U.S. National Institutes of
Health menyimpulkan bahwa konsumsi garam tidak lebih dari 2.300 gr sehari dengan di
barengi makanan yang rendah lemak, kaya kalium dan kalsium pada penderita hipertensi
ringan, akan menurunkan tekanan darah sama dengan obat antihipertensi.

Obat obatan NSAID

NSAID adalah obat non-steroid anti-inflamasi yang umum digunakan untuk mengobati
gangguan muskuloskeletal. Terutama digunakan untuk meringankan gejala berikut:

Nyeri. Rasa sakit yang disebabkan oleh peregangan otot, keseleo, sakit kepala, migrain,
dan dismenore (nyeri kram saat menstruasi).

Demam. NSAID juga dapat mengurangi suhu tubuh.

Peradangan. NSAID sering digunakan untuk meredakan peradangan dalam kondisi


seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.

NSAID yang paling umum digunakan adalah aspirin dan ibuprofen. Obat ini biasanya
ditemukan di apotek setempat dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Untuk NSAID yang lebih
kuat, Anda akan perlu resep dari dokter. Penting untuk mendiskusikan dengan dokter Anda
jika NSAID yang lebih kuat tepat untuk Anda.

Obat antiinflamasi non steroid (OAINS/ NSAID)


NSAID mencakup obat resep dan obat yang dijual bebas tanpa resep. Obat OAINS sering
digunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau mengurangi peradangan dari kondisi seperti
arthritis, pegal linu. Namun, NSAID dapat membuat tubuh Anda menahan cairan (retensi
cairan) dan mengurangi fungsi ginjal Anda. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah Anda
meningkat lebih tinggi lagi, memberi tekanan lebih besar pada jantung dan ginjal Anda.
NSAID juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, terutama pada dosis
yang lebih tinggi.

NSAID biasa yang dapat meningkatkan tekanan darah meliputi:

Ibuprofen (Advil, Motrin, Proris)

Naproxen (Aleve, Naprosyn)

Anda juga dapat menemukan NSAID dalam obat yang bebas dibeli. Obat flu, misalnya,
sering mengandung NSAID. Sebaiknya ketika Anda membeli obat warung, periksa apakah
ada kandungan obat NSAID. Tanyakan kepada dokter Anda apakah ada NSAID yang boleh
Anda gunakan. Dokter Anda mungkin bisa merekomendasikan obat lainnya, seperti
menggunakan paracetamol dan bukan ibuprofen.

Hipertensi akibat kontrasepsi oral

Estrogen eksogen sering pada kontrasepsi oral penting karena dapat


menyebabkan hipertensi sekunder pada wanita. Dari data yang ada selama 24 tahun banyak
wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral didapatkan peningkatan tekanan darah sistol dan
diastol. Variasi peningkatan tekanan darah tergantung populasi dan sudah tentu tergantung
dosis estrogen progestin. Tempat studi obat kontrasepsi Walnut Creek melaporkan dari
11.672 wanita terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 5-6 mmHg dan diastolik 1-2 mmHg
pada wanita kulit putih dan resiko yang lebih rendah pada wanita kulit hitam. Pada tempat
yang sama terjadi peningkatan tekanan sistolik 10 mmHg dan sistolik 6,9 mmHg.

Hipertensi terjadi 2-3 kali lebih sering pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral dibanding wanita dengan usia yang sama tetapi tidak menggunakan
kontrasepsi oral. Resiko hipertensi meningkat sesuai dengan usia, durasi penggunaan
kontrasepsi oral dan peningkatan berat badan. Kontrasepsi oral biasanya mengandung etinil
estradiol dosis rendah (20-35 mikrogram). Data yang tersedia menyatakan adanya korelasi
antara dosis estrogen dengan progestin terhadap tekanan darah. Insiden terkini mengenai
hipertensi pada pengguna kontrasepsi oral lebih sedikit dibanding dahulu. Data terbaru
menyatakan kontrasepsi oral dosis rendah estrogen meningkatkan resiko terjadi hipertensi
dan resiko tersebut meningkat dengan penggunaan dan dengan peningkatan potensi progestin.

Mekaniseme peningkatan tekanan darah atau perkembangan dari hipertensi akibat


kontrasepsi oral masih belum jelas. Peningkatan berat badan, volume plasma, sodium, insulin
plasma, resistensi insulin dan sintesis angiotensin hati dilaporkan berhubungan. Penelitian
tentang system renin angiotensin pada hipertensi yang disebabkan estrogen. Penelitian pada
tikus menggunakan kontrasepsi oral yang menyebabkan hipertensi, penggunaan estrogen
menyebabkan hipertensi dan peningkatan angiotensinogen dan angiotensin-II. Hipertensi
yang diinduksi estrogen merespon terapi ACE-Inhibitor. Penggunaan progestin juga
meningkatkan tekanan darah, walaupun evaluasi tekanan darah menurun, durasi singkat dan
berhubungan dengan peningkatan retensi sodium.

Pengguna kontrasepsi oral harus dimonitor tekanan darahnya setidaknya setiap 6


bulan. Bila tekanan darah meningkat, lalu keputusan untuk menghentikan penggunaan
kontrasepsi oral harus didasarkan pada derajat hipertensi, kemungkinan membahayakan
kehamilan, dan resiko kardiovaskular. Walaupun lebih baik daripada menghindari
kontrasepsi oral pada seseorang dengan tekanan darah tinggi, ini modal kontrasepsi dapat
dipikirkan untuk berhati-hati untuk memilih pengguna kontrasepsi oral saat resiko kehamilan
lebih tinggi dibanding resiko hipertensi ringan.

DM

bagaimana penyakit diabetes melitus atau kencing manis bisa menyebabkan terjadinya
hipertensi?

Beberapa gejala dari penyakit diabetes telah kita ketahui sebelumnya pada postingan Tanda
Gejala Penyakit Kencing Manis DM. Kadar gula darah tinggi dalam rentang waktu lama bisa
mengganggu elastisitas pembuluh darah secara umum baik perifer maupun di area jantung
terus menurun.

Ditambah tingkat kekentalan darah semakin tinggi mengakibatkan aliran darah yang telah
dipompa oleh jantung untuk menuju ke seluruh tubuh menjadi kurang optimal. Sebagai
contoh pipa air dindingnya dipenuhi oleh lumut dan lumpur tentu saja alirannya menjadi
tersendat.

Inilah awal mula jantung harus memompa darah dengan kekuatan lebih tinggi agar aliran
darah tetap normal hingga bagian terjauh dari jantung darah bisa masuk optimal ke dalam sel.

Apabila situasi seperti ini terjadi dalam waktu lama maka masalah kesehatan yang bisa
ditimbulkan adalah penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Adanya penyakit hipertensi pada pasien penderita penyakit diabetes atau kencing manis
biasanya harus mendapatkan penanganan lebih kompleks khususnya dalam hal pemberian
obat-obatan.

Obat yang diberikan pada umumnya berupa penurun kadar gula dalam darah yaitu insulin
dalam bentuk injeksi atau suntik, obat antikoagulasi atau anti pengentalan darah, dan obat
penurun tekanan darah. Semuanya harus sesuai dengan kondisi pasien dan dosis ditentukan
oleh tenaga medis berkompeten.
Apabila penyakit hipertensi pada diabetes melitus tidak ditangani dengan baik maka sangat
berpotensi menyebabkan sakit lainnya salah satu yang paling banyak terjadi adalah penyakit
stroke, khususnya tipe penyakit stroke thrombolik.

Jika sampai terjadi tekanan darah tinggi maka penderita diwajibkan untuk membatasi
konsumsi garam begitu juga dengan minuman memiliki kandungan kafein tinggi seperti kopi.
Ini jadi teringat penting bagi dia yang "kecanduan" atau hobi minum kopi karena secara
simultan kafein bisa memicu jantung untuk bekerja lebih berat.

Pasien juga diimbau untuk rutin melakukan kontrol cek tekanan darah tujuannya agar bisa
monitoring progres penyakit dan proses pengobatan yang sedang dijalani.

Anda mungkin juga menyukai