Oleh
Tania Jannah
I1A014036
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna
1. Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Dr. Zairin Noor, dr. Sp.OT (K), MM yang
2. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter dr. Lena Rosida, M.Kes yang telah
3. Kedua pembimbing dr. Ida yuliana, M.Biomed dan dr. H. Syamsul Arifin,
M.Pd, DLP yang berkenan memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian
4. Kedua dosen penguji dr. Adenan, M.Kes dan Hj. Lisda Hayatie, S.Ked,
M.Kes yang memberi kritik dan saran sehingga karya tulis ilmiah ini menjadi
semakin baik.
vi
Universitas Lambung Mangkurat
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi dunia
ilmu pengetahuan.
Tania Jannah
vii
Tania Jannah
iv
Universitas LambungMangkurat
ABSTRACT
Tania Jannah
v
Universitas LambungMangkurat
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Hipertensi .......................................................................... 7
C. Lama Menderita................................................................. 19
B. Hipotesis ........................................................................... 22
iv
LAMPIRAN................................................................................................ 34
vi
vii
3. Kuesioner Penelitian.................................................................... 37
viii
PENDAHULUAN
kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%. Data Global
hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat 36% orang dewasa yang menderita
hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita
hipertensi akan terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29%
atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. 1
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 tentang penyakit tidak menular
Hipertensi juga merupakan penyebab kematian ke-3 di Indonesia pada semua umur
prevalensi hipertensi tertinggi secara nasional yaitu sebesar 30,8%. 3 Jika jumlah
penderita hipertensi saat ini adalah 1.205.483 jiwa. 3 Kasus hipertensi di kota
Banjarmasin tahun 2012 sebanyak 69.225 kasus, tahun 2013 sebanyak 64.621
kasus, tahun 2014 sebanyak 69.225 kasu, tahun 2015 sebanyak 75.579 kasus dan
pada tahun 2016 hipertensi menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi di
Banjarmasin ialah Puskesmas Karang mekar, pada tahun 2016 puskesmas ini
banyak tersedia.3 Alasan utama pasien hipertensi gagal untuk mengontrol tekanan
meminum obat secara rutin.7 Menurut laporan WHO, pada tahun 2003, rata-rata
kepatuhan pasien pada terapi jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara
maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang, jumlah tersebut bahkan
lebih rendah.8 Sekitar 50% dari pasien hipertensi tidak mematuhi anjuran petugas
kontrol cukup rendah. Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka tingkat
kepatuhanya makin rendah, hal ini disebabkan kebanyakan penderita akan merasa
bosan untuk berobat (Ketut Gama et al, 2014).10 Penelitian yang dilakukan oleh
Suwarso (2010) menunjukan ada hubungan yang signifikan antara lama menderita
Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka cenderung untuk tidak patuh
karena merasa jenuh menjalani pengobatan atau meminum obat sedangkan tingkat
kesembuhan yang telah dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. 11 Penelitian
yang di lakukan oleh Mulyasari (2016) pasien hipertensi memiliki kepatuhan yang
rendah sebesar 42%.12 Penelitian lain yang di lakukan oleh Wijayanti (2016) 60%
antihipertensi. 13
tindakan tersebut. Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu (1) faktor
faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku
tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya;
(3) faktor penguat, faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan
2. Tujuan khusus
Banjarmasin.
Mekar Banjarmasin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat menjadi bahan
E. Keaslian Penelitian
variabel bebas yang beragam seperti hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
2003, hipertensi apabila terjadi peningkatan tekanan darah sistolik (SBP) ≥140
mmHg dan tekanan darah diastolik (DBP) ≥90 mmHg. 17 Peningkatan tersebut
terjadi pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
menetap berada di atas normal. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan
kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII, yaitu hasil pengukuran tekanan
darah sistolik ≥150 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. 18 Hipertensi
sering tidak menimbulkan gejala sehingga disebut sebagai silent killer, sementara
tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
2. Klasifikasi
Menurut WHO 2006, JNC VII mengklasifikasi hipertensi untuk usia > 18 tahun,
3. Etiologi
a. Hipertensi primer
perifer sehingga tekanan darah meningkat.21 Sekitar 95% pasien dengan hipertensi
Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi
garam terhadap tekanan darah. Selain faktor genetik, faktor lingkungan yang
mempengaruhi antara lain yaitu konsumsi garam obesitas dan gaya hidup yang
tidak sehat serta konsumsi alkohol dan merokok. 22 Berikut beberapa faktor resiko
kemungkinan lebih besar untuk menderita hipertensi jika orang tuanya penderita
hipertensi.
dan ras. Semakin bertambahnya umur maka akan menyebabkan terjadinya kenaikan
tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan
pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang
kulit putih.
adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan yang berlebihan, stress
b. Hipertensi sekunder
tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Obat-obat tertentu, baik secara
hipertensi.20
4. Gejala klinis
gejala seperti sakit kepala terutama pada waktu bangun tidur dan kemudian hilang
sendiri beberapa jam kemudian, kemerahan pada wajah, cepat lelah, lesu, impotensi,
nafas pendek, pusing, nyeri dada, palpitasi, dan epistaksis. 24,25 Gejala-gejala
tersebut berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan
5. Diagnosis
yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan
Kujungan hipertensi 2
dalam 1 bulan
Diagnosis hipertensi
TD≥180/110 mmHg
ATAU TD 140-179/90-
109 mmHg dengan
kerusakan target organ
TD 140-179/90-109 mmHg
Kunjungan hipertensi 3
6. Tatalaksana
yang berhubungan dengan hipertensi serta berkaitan dengan kerusakan organ target
a. Terapi nonfarmakologis
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
kardiovaskular. Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko
kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap
awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan untuk
hidup seperti menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan dengan
menjaganya pada kisar body mass index (BMI) yaitu 18,5-24,9; mengadopsi pola
makan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang kaya dengan buah,
sayur, dan produk susu rendah lemak; mengurangi konsumsi garam yaitu tidak
lebih dari 100 meq/L; melakukan aktivitas fisik dengan teratur seperti jalan kaki 30
menit/hari; serta membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali/hari pada pria
dan 1 kali/hari pada wanita.18 Selain itu, pasien juga disarankan untuk
b. Terapi farmakologis
gaya hidup tekanan darah belum mencapai target (>140/90 mmHg) atau >130/80
ada/tidaknya indikasi khusus. Bila tidak ada indikasi khusus pilihan obat juga
dan pengaturan dosis obat setiap bulannya atau sesudah target tekanan darah
tercapai. Serum kalium dan kreatinin harus dimonitor setidaknya satu sampai dua
kali pertahun. Sesudah target tekanan darah tercapai, follow-up dapat dilaksanakan
Klortalidon 12,5-25 1
Hidroklorotiazid 12,5-50 1
Politiazid 2-4 1
Indapamid 1,25-2,5 1
Metolazon 0,5-5 1
4. Diuretik loop Bumetanid 0,5-2 2
Furosemid 20-80 2
Torsemid 2,5-10 1
7. BB Atenolol 25-100 1
Betaksolol 5-20 1
Bisoprolol 2,5-10 1
Metoprolol 50-100 1-2
Metoprolol 50-100 1
extended release
Timolol 20-40 2
Nadolol 40-120 1
Propranolol 40-160 2
Propanolol long- 60-180 1
acting
8. BB dengan Asebutolol 200-800 2
intrinsic
symphatomime
tic activity
Penbutolol 10-40 1
Pindolol 10-40 2
9. Kombinasi Karvedilol 12,5-50 2
penyekat alfa
dan beta
Labetolol 200-800 2
Nisoldipin 10-40 1
11. CCB Dilitiazem 180-420, 1
nondihidropiri extended release 120-540
din
Verapamil 80-320 2
immediate
release
Verapamil long- 120-480 1-2
acting
Verapamil 120-360 1
12. Penyekat alfa-1 Doksazosin 1-16 1
Prazosin 2-20 2-3
Terazosin 1-20 1-2
Ket: ACEI : angiotensin converting enzyme, ARB : angiotensin receptor blocker,
7. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
target organ tubuh yaitu otak (stroke), mata (retinopati hipertensi, kebutaan),
jantung (penyakit jantung koroner, infark miokard), serta ginjal (gagal ginjal
tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya
autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stres oksidatif, down regulation, dan
lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas
terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
factor-β (TGF-β).20
8. Pencegahan
darah kearah yang lebih rendah. Penurunan TDS sebanyak 2 mmHg di populasi
mampu menurunkan kematian akibat stroke, PJK, dan sebab lain masing-masing
sebesar 6%, 4%, dan 3%. Penurunan TDS 3 mmHg ternyata dapat menurunkan
kematian masing-masing sebesar 8%, 5%, dan 4%; 2) strategi penurunan tekanan
tekanan darah, kelompok masyarakat ini termasuk mereka yang mengalami tekanan
darah normal dalam kisaran yang tinggi (TDS 130-139 mmHg atau TDD 85-89
mmHg), riwayat keluarga ada yang menderita hipertensi, obsitas, tidak aktif secara
B. Perilaku Kepatuhan
perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang
mentaati peraturan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang ditentukan,
baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan dokter. 28
tindakan tersebut. Perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu (1) faktor
faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku
tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang dan sebagainya;
(3) faktor penguat, faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
C. Lama Menderita
kontrol cukup rendah. Semakin lama seseorang menderita hipertensi maka tingkat
kepatuhan makin rendah, hal ini disebabkan kebanyakan penderita akan merasa
bosan untuk berobat.30 Penelitian yang dilakukan oleh Suwarso (2010) menunjukan
ada hubungan yang signifikan antara lama menderita hipertensi dengan ketidak
menderita hipertensi maka cenderung untuk tidak patuh karena merasa jenuh
A. Landasan Teori
meningkat secara kronis.14 Menurut JNC VII tahun 2003, individu dikatakan
hipertensi apabila terjadi peningkatan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg
dan tekanan darah diastolik (TDD) ≥90 pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Hipertensi tidak dapat
rutin, melakukan diet rendah garam dan mengonsumsi obat secara teratur. 17
dalam bentuk kegiatan yang dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri penderita
(faktor internal) maupun dari luar diri penderita (faktor eksternal). Faktor internal
meliputi umur yaitu dewasa dan lansia memiliki tingkat kepatuhan yang lebih
rendah dibandingkan anak dan remaja daripada remaja; jenis kelamin; pendidikan
berkaitan dengan keteraturan minum obat yang akibatnya dapat terjadi komplikasi
20
keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu serta memainkan peran penting dalam
program perawatan dan pengobatan; lama minum obat; efek samping obat; dan
jarak tempat tinggal.33 Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dibuat
kerangka teori dan kerangka konsep penelitian seperti pada gambar 3.1 dan gambar
3.2.
Faktor Pendorong
(Reinforcing Factors)
9. Dukungan Keluarga
10. PeranTenaga
Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan
tentang hipertensi
2) Motivasi berobat
3) Dukungan keluarga
4) Peran tenaga
kesehatan
Variabel Pengganggu
B. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang menderita hipertensi dan
2. Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah bagian dari populasi dengan
besar sampel minimal berdasarkan teori perhitungan besar sampel menurut pakar
metodologi Frankel and Wallen, yaitu minimal 50 orang yang digunakan pada
23
Universitas Lambung Mangkurat
24
bertemu dan memilih siapa yang ada atau dijumpai. Sampel ini diambil dari seluruh
Banjarmasin
C. Instrumen Penelitian
8) yang disertai dengan lembar informed consent dan lembar isian data responden.
tetap minum obat. Kuesioner MMAS-8 berupa pertanyaan positif pada soal nomor
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
E. Definisi Operasional
a. Pendek : ≤5 tahun
aturan minum obat hipertensi yang diresepkan oleh dokter atau profesional
darah sistolik (SBP) ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik (DBP) ≥90
pertanyaan nomor 8
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
kuesioner, lalu responden akan diberikan waktu untuk mengisi kuesioner yang akan
diawasi dan dibantu oleh peneliti dan petugas kesehatan yang telah dijelaskan
3. Pelaporan
kemudian akan diperiksa oleh peneliti dan data yang sudah terkumpul
analisis data.
Informed consent
Pengisian kuesioner
Analisis data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh melalui kuesioner tentang lama menderita dan tingkat kepatuhan
data sekunder diperoleh dari puskesmas melalui buku register pasien yang
menderita hipertensi di poli dewasa dan digunakan sebagai data dasar untuk
Setelah data diperoleh, maka terlebih dahulu diolah. Proses pengolahan data
tersebut diantaranya adalah editing, coding, processing atau entry, dan cleaning.
1. Editing
Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diperiksa oleh peneliti untuk
mengetahui apakah kuesioner telah diisi dengan lengkap dan jawaban yang ditulis
2. Coding
Data yang berbentuk huruf dirubah menjadi data berbentuk angka. Proses ini
bertujuan untuk mempermudah peneliti pada saat entry data dan analisis data.
4. Cleaning
Data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis data
pada penelitian ini dilakukan secara analitik dengan uji chi-square, dengan program
komputerisasi.
4. Jika pada perhitungan ada ditemukan nilai harapan <5 sebesar 20%, pada tabel
sampel penelitian sebanyak 50 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang
dipilih dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian disajikan dalam dua
tingkatan analisis, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat
A. Karakteristik Responden
30
Universitas Lambung Mangkurat
31
1. 45-55 12 (24%)
2. 56-66 7 (14%)
3. 67-77 26 (52%)
4. 78-88 5 (10%)
Total 50 100%
didominasi dari usia 45-55 tahun sebanyak 24% (12 orang), usia 56-66 tahun
sebanyak 14% (7 orang), usia 67-77 tahun sebanyak 52% (26 orang), dan usia 78-
Dapat dilihat bahwa diantara kategori kelompok umur, kelompok umur 67-
77 tahun memiliki distribusi terbanyak. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut
arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada
B. Lama Menderita
sebesar 66% (33 responden) dan kurang dari 5 Tahun sebesar 34% (17 responden).
Uraian lama menderita jika dilihat per item pertanyaan dapat dilihat pada gambar
5.1.
25%
20%
15%
10%
5%
0%
10
1 Th 2 Th 3 Th 4 Th 5 Th 6 Th 7 Th 8 Th 9 Th
Th
persentase jawaban 22% 6% 2% 2% 2% 24% 18% 12% 10% 2%
Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Jawaban berdasarkan Kuesioner Lama menderita
hipertensi di Puskesmas Karang Mekar Banjarmasin Tahun 2017
maka prevalensinya untuk tidak patuh menjadi semakin tinggi. 35 Hal ini mungkin
meminum obatnya sedangkan tingkat kesembuhan yang telah dicapai tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Hal ini juga terkait dengan jumlah obat yang diminum,
pada umumnya pasien yang telah lama menderita hipertensi tapi belum kunjung
mencapai kesembuhan, maka dokter yang menangani pasien tersebut biasanya akan
menambah jenis obat ataupun akan meningkatkan sedikit dosisnya karena mungkin
saja akibat lamanya menderita penyakit ini maka penyakit komplikasi lainnya
sudah muncul.
C. Kepatuhan Pengobatan
ditentukan oleh tenaga kesehatan yang pada penelitian ini diberikan pada pasien
Rendah 26 (52,0)
Tinggi 24 (48,0)
Total 50 100
pendidikan yang rendah,hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah di lakukan
oleh Puspita yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8
persentase jawaban "ya" 52% 66% 80% 48% 86% 68% 64% 50%
faktor yang tertinggi yaitu pada pasien kemarin lupa minum obat, pasien
mengurangi/berhenti minum obat saat kondisi parah, pasien tidak meminum obat
saat kondisi pasien merasa lebih baik. Menurut Bustan, kepatuhan dapat dikaitkan
dengan berbagai faktor penyebabnya yaitu: alasan jenuh harus tiap hari minum obat
dan terus menerus; kesulitan meminum banyak obat (misalnya 3 kali sehari) dan
membawa obat saat keluar rumah atau dalam perjalanan; biaya yaitu
untuk tidak patuh dan kadang lupa meminum obat seperti di penelitian ini sebanyak
84%.37
banjarmasin. Data analisis disajikan dalam bentuk tabel pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Hubungan Lama Menderita dengan
Perilaku Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Karang Mekar Banjarmasin
Kepatuhan Pengobatan Total P value
Lama
Menderita Rendah Tinggi
n % N % N %
Lama
23 (46) 10 (20) 33 (66) 0.000
(>5tahun)
Tidak lama
3 (6) 14 (28) 17 (34)
(≤5tahun)
Total 26 52 24 48 50 100
Mekar Banjarmasin. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan
Puspita yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama menderita hipertensi
p=0,005.36
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwarso
(2010) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara lama pasien mengidap
Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa pasien yang menderita hipertensi >5
tahun cenderung tidak patuh dalam melakukan pengobatannya, sama halnya dengan
penelitian Suwarso, pada penelitian ini responden yang menderita hipertensi >5
tahun ditemukan lebih banyak untuk tidak patuh (52%) dalam melakukan
responden yang sudah menderita hipertensi >5 tahun hanya 20% saja yang
kepatuhan tinggi menjalani pengobatan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
dilakukan hal ini disebabkan kebanyakan penderita akan merasa jenuh menjalani
pengobatan sedangkan tingkat kesembuhan yang telah dicapai tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini juga terkait dengan jumlah obat yang diminum, pada
umumnya pasien yang telah lama menderita hipertensi tapi belum kunjung
mencapai kesembuhan, maka dokter yang menangani pasien tersebut biasanya akan
Oleh karena itu, pada penelitian ini menjelaskan penyebab sebagian besar
tingkat efikasi diri rendah maka pasien akan tidak patuh dalam pengobatan
sebaliknya jika tingkat efikasi diri tinggi pasien akan mematuhi pengobatan
bahwa responden sering berobat ke puskesmas hanya sendiri dan tidak di temani
seseorang dalam menjalankan terapi hipertensi. Salah satu faktor yang sangat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga berperan sebagai motivator terhadap anggota
berpikir positif terhadap sakitnya dan patuh terhadap terapi yang dianjurkan oleh
di perkuat dengan adanya penelitian dari Nidhya Dwie Mulyasari yang menyatakan
terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan kepatuhan minum
dilakukan oleh Septia dkk memperlihatkan adanya dukungan yang diberikan oleh
biasanya lebih dahulu meminta nasihat dari keluarga. Orang yang didukung
peraturan yang ada.14 Oleh karena itu, keluarga perlu memberikan dukungan selama
pengobatan agar kepatuhan minum obat semakin meningkat, selain itu akan tercipta
untuk menuju ke pelayanan kesehatan harus berjalan kaki dan hal ini membuat
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
cara bekerjasama dengan keluarga pasien serta menunjuk salah satu anggota
agar pasien tetap patuh untuk menjalani pengobatan dan memberikan himbauan
40
Universitas Lambung Mangkurat
41
dan menunjuk salah satu anggota keluarga untuk dijadikan sebagai pengawas
7. Costa RS, Nogueira LT. Family support in the control of hypertension. Rev
Latino-am Enfermagem setembrooutubro. 2008; 16(5): 871-876.
10. Gama IK, Sarmidi IW, Harini IGA. Faktor ketidakpatuhan kontrol hipertensi.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar. 2014; 1-8.
42
16. Fitrina Yossi, Rian Okta Harysko. Hubungan karakteristik dan motivasi pasien
hipertensi terhadap kepatuhan dalam menjalani pengobatan di puskesmas talang
kabupaten solok tahun 2015 (Skripsi). Bukittinggi : Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES YARSI SUMBAR; 2015
17. Chobanian AV, Bakris GK, Black HR, et al. The seventh report of the joint
national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high
blood pressure. Boston: US Departement of Health and Human Services; 2004.
18. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison C, Handler J, dkk.
2014 Evidence-Based guideline for the management of high blood pressure in
adults: Report from the Panel member Appointed to the Eight Joint National
Committee (JNC 8). JAMA. 2013; 322(5): 507-520.
20. Depkes RI. Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi. Jakarta: Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinis Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2006.
21. Robbins, L.S., Cotran, S.R. dan Kumar, V. Buku ajar patologi, Volume 2. Edisi
7. Jakarta: EGC; 2007.
22. Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H.,
Kenerson, J.G., dkk. Clinical practice guidelines for the management of
hypertension in the community: a statement by the American society of
hypertension and the International society of hypertension. Journal of Clinical
Hypertension (Greenwich, Conn.). 2014; 16: 14–26
23. Patrick R. Steffen, Phd, Timothy B. Smith, Phd, Michael Larson, Bs, And Leon
Butler, Bs. Acculturation to western society as a risk factor for high blood
pressure: A Meta-Analytic Review. Psychosomatic Medicine. 2006; 68: 386–
397
24. Karyadi, E. Hidup bersama penyakit hipertensi, asam urat, jantung koroner.
Jakarta: Intisari Mediatama; 2006.
25. WHO 2013. A global brief on hypertension : silent killer, global public health
crisis. Geneva: World Health Organization Press; 2013.
27. Agarwal, V., Hans, N. dan Messerli, F.H. Effect of allopurinol on blood
pressure: a systematic review and meta-analysis. The Journal of Clinical
Hypertension. 2013; 5(6): 435-442.
28. Stanley. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Alih Bahasa : Eny
Meiliya dan Monica Ester. Jakarta; Penerbit buku kedokteran : EGC
33. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Media;
2008.
37. Bustan MN. Epidemiologi: penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
38. Susalit E. Hipertensi Primer. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi Bb, at all. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI,
2001; 453-72
41. Hans-Dieter Bundschu. DIGM Medical Jurnal 2005; Vol II: 25-29.
46