Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOMEDIK II

ENTOMOLOGI DAN MIKOLOGI

OLEH:

Annisa Melianriza 1411212024


Yustika Hadawani 1611213009
Nadiyatul Husna 1811212006
Muthia Khairunnisa 1811212016
M. Fakhrurozy 1811212022
Refni Septi Irya Mustika 1811212048
Imelda Aliska 1811213035
Siska Anggriani 1811213030
Icha Putri 1811211018

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, SKM, M.Biomed.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
TA. 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah karena atas izin, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul Entomologi dan Mikologi
ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pertama semester dua untuk mata kuliah
Biomedik II. Melalui makalah ini, penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai entomologi dan
mikologi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Biomedik II yaitu bapak
Dr. Masrizal Dt. Mangguang, SKM, M.Biomed. yang bersedia membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Padang, 13 Februari 2019

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 3
C. TUJUAN..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 5
A. PENGERTIAN JAMUR ............................................................................................ 5
B. KLASIFIKASI JAMUR ............................................................................................. 5
C. SIFAT UMUM JAMUR............................................................................................. 9
D. MORFOLOGI JAMUR ............................................................................................ 10
E. MACAM-MACAM INFEKSI JAMUR ................................................................... 11
F. JAMUR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DAN MENYUSUI ................. 15
G. ENTOMOLOGI ....................................................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................ 19
PENUTUPAN ..................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam
sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan
makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang, 1998).

Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawa


organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka
disebut sporofit. Fungi memiliki berbagai macam penampilan tertgantung pada spesiesnya
(Pelczar, 1986).

Dalam Campbell (2003), Fungi adalah eukariota, dan sebagian besar adalah
eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam kingdom
tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya
ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan
reproduksi.

Jamur sering dianggap sebagai organisme yang tergolong dalam tumbuhan, tetapi
adapula yang menganggap jamur sebagai golongan organisme yang terpisah dari
tumbuhan. Dengan demikian terdapat pula perbedaan dalam klasifikasinya, tetapi
perbedaan tadi terletak pada taksa yang lebih tinggi dari kelas, sedangkan taksa dari kelas
kebawah tidak terdapat perbedaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan jamur?
2. Bagaimana klasifikasi dari jamur?
3. Bagaimana sifat-sifat umum jamur?
4. Bagaiaman morfologi jamur?
5. Apa saja macam-macam infeksi jamur?
3
6. Apa saja jamur yang mempengaruh ibu hamil dan menyusui?
7. Apa yang dimaksud dengan entomologi?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian jamur.
2. Untuk menjelaskan klasifikasi dari jamur.
3. Untuk menjelaskan sifat-sifat umum jamur.
4. Untuk menjelaskan morfologi dari jamur.
5. Untuk menjelaskan macam-macam infeksi jamur.
6. Untuk menjelaskan jamur apa saja yang mempengaruhi ibu hamil dan menyusui.
7. Untuk menjelaskan tentang entomologi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN JAMUR
Kata jamur berasal dari kata latin yakni fungi. Jamur (fungi) memiliki sifat eukariotik
dan tidak berklorofil. Jamur (fungi) ini reproduksi dengan secara aseksual yang
menghasilkan spora, kuncup, dan fragmentasi. Sedangkan dengan secara seksual dengan
zigospora, askospora, dan basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya ditempat-tempat yang
berlembap, air laut, air tawar, ditempat yang asam dan bersimbosis dengan ganggang yang
membentuk lumut (lichenes).

B. KLASIFIKASI JAMUR
1. Zygomycota

Zygomycota merupakan jamur yang bentuk sporanya berdinding tebal, terdapat


rhizoidAdapun ciri-ciri dari klasifikasi jamur ini adalah mempunyai beberapa inti
(koenositik), Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti
pipa atau buluh. reproduksi seksual dan aseksual.

Seksual dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan
adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya.
Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan
dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan
kopulasi.

Aseksual yaitu dengan fragmentasi miselium atau dengan spora vegetatif yaitu
spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan
5
ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah
yang akan tumbuh menjadi miselium baru..

Berikut beberapa contoh jamur Zygomycota :

a. Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya,
kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang
tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora.Spora akan
tumbuh menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
gametangium.
b. Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam
ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah
tepung menjadi gula.
c. Rhizopus sp., yang berperan dalam pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe
mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam
waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang
kemudian disebut tempe

2. Ascomycota

Ascomycota adalah kelompok fungi yang hifanya bersekat, dan di tiap sel hifanya
berinti satu. Memiliki banyak inti sel. Salah satu keunikan dari kelompok ini adalah,
terdapat alat pembentuk spora yang disebut askus. Kelompok ini dapat berkembang biak

6
baik secara seksual maupun aseksual dengan dengan pembentukan konidium, fragmentasi,
dan pertunasan Kelompok jamur ini dapat ditemui di permukaan roti, nasi, dan makanan
yang sudah basi. Warnanya merah, cokelat, atau hijau.

Contoh jamur Ascomycota yang hidup sebagai saprofit, antara lain,


Saccharomyces cereviciae (khamir bir, roti, dan alkohol), Saccharomyces tuac (khamir
tuak), Saccharomyces ellipsoideus (khamir anggur), Penicillium sp. (makanan dan roti
busuk), dan Neurospora crassa (pembuatan oncom).

Contoh jamur yang tumbuh sebagai parasit adalah jamur Saccharomycosis yang
menyerang pada epitel mulut anakanak. Jamur dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau
membentuk Lichenes (lumut kerak).

3. Basidiomycota

Basidiomycota adalah jamur yang hidupnya sebagai saprofit (tinggal dengan


inang berupa makhluk hidup yang sudah mati) dan parasite. Pada umumnya, kelompok ini
berkembang biak secara seksual. Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang),Puccinia
graminis (penyakit pada tebu), dan Ustilago scitamanae (parasit pada Graminae). Secara
umum, tubuh buah mempunyai 4 bagian, yaitu tangkai tubuh buah (stipe), tudung (pileus),
volva, dan bilah (lamella). Stipe merupakan suatu massa miseliumyang tumbuh tegak.
Pileus merupakan bagian yang ditopang oleh stipe.Sewaktu muda, pileus dibungkus oleh
selaput yang disebut velum universale yang akan pecah menjelang dewasa. Volva adalah

7
sisapembungkus yang terdapat di dasar tangkai. Lamella merupakan bagian bawah dari
tudung, berbentuk helaian, dan tersusun atas lembaran.

Beberapa contoh Basidiomycota sebagai berikut.

1. Volvariella volvacea dan Agaricus bisporus, jamur yang dibudidayakan untuk


dimasak sebagai bahan makanan. Jamur ini ditanam pada medium yang
mengandung selulosa (misalnya jerami) dengan kelembapan tinggi.
2. Auricularia polytrica (jamur kuping), jamur ini enak dimakan, hidup pada batang
tumbuhan yang telah mati.
3. Puccinia graminis, jamur ini hidup parasit pada rumput.
4. Ustilago maydis, jamur ini parasit pada tanaman jagung, menyerang sukam daun ,
tongkol, jumbai dan tangkai. Kamu yang paling menyolok jika tanaman jagung
diserang jamur ini adalah adanya beberapa butiran jagung pada tongkolnya menjadi
jauh lebih besar dari ukuran normal.

4. Deuteromycota

Jamur Deuteromycetes adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan
belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga
tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur
ini merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi). Hifanya bersekat, dan
hidupnya menempel di sisa-sisa makanan. Tetapi, ada jenis tertentu dari kelompok ini
yang sifatnya parasit. Contoh: Candida albicans (jamur yang menyebabkan penyakit
infeksi pada vagina).
8
Berikut ini adalah ciri-ciri Deuteromycota.
1. Jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit,
misalnya, jamur Helminthosporium oryzae,
2. Dapat merusak kecambah, terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda
hitam pada daun inang;
 Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman;
 Epidermophyton floocosum yang menyebabkan kutu air;
 Epidermophyton microsporum yang menyebabkan panu;
 Tychophyton tonsurans yang menyebabkan ketombe di kepala. Jenis jamur
dalam kelompok ini yang menguntungkan adalah jamur oncom (Monilia
sitophila atau sekarang bernama Neurospora sitophila).

C. SIFAT UMUM JAMUR


Secara umum Jamur memiliki sifat atau karakteristik sebagai berikut :

a. Selnya bersifat eukariotik atau memiliki dinding inti sel.


b. Selnya tidak memiliki klorofil sehingga untuk mendapatkan makanannnya jamur
bersifat kemoheterotof yaitu menguraikan bahan-bahan organik yang ada di
lingkungannya dan kemoorganotof (mikroba yang memperoleh makanannya dari hasil
oksidasi senyawa kimia).
c. Dinding selnya terbuat dari zat kitin.
d. Jamur bersifat saprofit dan parasit dan ada juga yang bersimbiosis. Saprofit yaitu
hidup dari penguraian sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan,
9
makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Parasit yaitu mendapatkan
bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Selain
itu, adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan
ganggang membentukl umut kerak (linchen)
e. Struktur vegetatifnya berupa uniseluler (yeast atau khamir) atau multiseluler/
berfilamen (molds atau kapang , cendawan).
f. Bereproduksi secara aseksual dan seksual. Aseksual dengan pembentukan kuncup
(pada khamir), fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual (berupa sporangiospora
atau konidia). Sedangkan seksual dengan konjugasi dan pembentukan spora seksual
(berupa zigospora, askospora, dan basidiospora).

D. MORFOLOGI JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur
atau regnum fungi. Jamur umumnya multiseluler (banyak sel). Cirri-ciri jamur berbeda-
beda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.Struktur tubuh jamur tergantung jenisnya. Ada jamur yang bersel satu,
misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler dan membentuk tubuh buah besar yang
ukurannya mencapai satu meter contohnya jamur kayu ( Pelczar, 1986 ).
Jamur digolongkan menjadi tiga devisi yaitu Gymnomycotina, Mastigomycotina
dan Amastigomycotina. Divisi Gymnomycotina hanya memilikisatu kelas, yaitu
Myxomycetes. Devisi Mastigomycotina memiliki subdivisi yaitu Haplomastigomycotina
dan Diplomastigomycotina. Divisi Amastigomycotina memiliki $ kelas Ascomycetes,
zygomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Pengklasifikasian jamur menjadi tiga
devisi ini berdasarkan struktur somatik dan alat reproduksinya. Devisi Mastigomuycotina
mempunyai ciri khusus pada pembentukan zoosporanya yang merupakan spora berflagela.
Devisi Amastigomycotina merupakandevisi paling maju struktur somatiknya, demikian
pula struktur reproduksinya ( Volk, 1984 ).
Sebagian jamur terdiri atas banyak sel yang menyusun benang-benang halus yang
disebut hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Hifa
jamur dibedakan berdasarkan ada tidaknya sekat. Hanya sebagian kecil jamur yang terdiri

10
atas satu sel misalnya ragi. Pada umumnya dinding sel jamur tersusun dari bahan kitin
yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen. Sel-sel jamur bersifat eukarion, yaitu
mempunyai inti yang dibatasi oleh selaput inti ( Schlegel, 1994).

E. MACAM-MACAM INFEKSI JAMUR


Infeksi jamur merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit ini dapat
dialami oleh siapa saja. Namun demikian, individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah
lebih berisiko terserang infeksi jamur. Misalnya, penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi,
serta pasien pasca transplantasi organ.

Gejala Infeksi Jamur

Gejala infeksi jamur sangat beragam, tergantung bagian tubuh yang terinfeksi,
yang meliputi:

 Bintik merah atau ungu di kulit  Batuk disertai darah atau lendir

 Muncul ruam kulit  Sesak napas

 Kulit pecah-pecah  Demam

 Luka melepuh atau bernanah  Penglihatan kabur

 Gatal-gatal  Mata merah dan sensitif pada


cahaya
 Rasa sakit di bagian yang terinfeksi
 Air mata keluar berlebihan
 Pembengkakan di area yang
terinfeksi  Sakit kepala
11
 Hidung tersumbat  Mual dan muntah

Penyebab Infeksi Jamur

Penyebab infeksi jamur tergantung kepada jenis infeksi itu sendiri. Di bawah ini akan
dijelaskan beberapa jenis infeksi jamur, penyebabnya, serta faktor risiko yang
menyertainya.

1. Candidiasis

Candidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal,


jamur tersebut hidup secara alami di permukaan kulit. Namun bila perkembangannya
tidak terkendali, jamur tersebut akan menyebabkan infeksi. Perkembangan jamur
Candida yang tidak terkendali dapat dipicu oleh sejumlah hal, antara lain kurangnya
kebersihan diri, mengenakan pakaian ketat, iklim yang hangat, serta kondisi kulit
yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.

2. Infeksi Candida Auris

Seperti namanya, infeksi ini disebabkan oleh jamur Candida auris. Berbeda
dari jamur Candida lain, Candida auris kebal terhadap obat anti jamur yang biasa
digunakan untuk mengobati candidiasis. Di samping itu, jenis jamur ini juga dapat
menyebabkan kematian pada sebagian besar penderitanya. Candida auris menyebar
dari orang ke orang, melalui pemakaian bersama pada peralatan yang terkontaminasi.

3. Kurap

Kurap disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah, yaitu


epidermophyton, microsporum, dan trichophyton. Seseorang bisa terinfeksi bila
menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut. Penyebaran dapat terjadi
antara hewan ke manusia, atau dari manusia ke manusia.

4. Infeksi Jamur Kuku

Infeksi jamur kuku terjadi ketika terdapat jamur di kuku yang tumbuh tidak
terkendali. Jenis jamur penyebab infeksi jamur kuku sama dengan jamur penyebab
kurap. Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi
12
pada penderita diabetes, lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang
mengalami cedera kuku, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.

5. Aspergillosis

Aspergillosis disebabkan oleh perpaduan antara sistem kekebalan tubuh


yang lemah dan paparan jamur Aspergillus. Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan
kompos, tumpukan gandum, dan sayuran yang membusuk. Selain pada individu
dengan sistem kekebalan tubuh lemah (misalnya kondisi sel darah putih rendah atau
sedang mengonsumsi obat kortikosteroid), risiko aspergillosis lebih tinggi pada
penderita asma atau cystic fibrosis.

6. Infeksi jamur mata

Infeksi jamur mata adalah kondisi yang jarang, namun tergolong serius.
Infeksi jamur mata paling sering disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di
pohon atau tanaman. Jamur Fusarium bisa masuk ke mata bila mata tidak sengaja
tergores bagian tanaman tersebut.

Selain akibat cedera mata, infeksi jamur mata dapat terjadi pada pasien yang
menjalani operasi katarak atau transplantasi kornea. Pada kasus yang jarang, infeksi
jamur mata juga terjadi akibat penggunaan obat tetes mata atau cairan pembersih
lensa kontak yang sudah terkontaminasi, serta pengobatan dengan suntikan
kortikosteroid pada mata.

7. Pneumocystis pneumonia (PCP)

PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui


udara. PCP menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti
penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca menjalani transplantasi organ dan obat
imunosupresif.

8. Cryptococcus Neoformans

Infeksi ini disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Spora jamur


tersebut dapat terhirup secara tidak sengaja, namun tidak menyebabkan infeksi.

13
Hanya saja, individu dengan kekebalan tubuh lemah berisiko tinggi terinfeksi jamur
ini.

9. Histoplasmosis

Histoplasmosis disebabkan oleh jamur Histoplasma. Jamur ini dapat


ditemukan di tanah yang terpapar kotoran burung atau kelelawar. Infeksi terjadi
ketika spora jamur di tanah terhirup dan masuk ke saluran pernapasan. Setiap orang
dapat terjangkit histoplasmosis. Akan tetapi, infeksi ini lebih rentan terjadi pada
petani, peternak, penjelajah gua, pekerja konstruksi, dan petugas pengendali hama.

10. Mucormycosis

Mucormycosis terjadi akibat menghirup spora jamur golongan Mucorales


secara tidak sengaja. Infeksi juga dapat terjadi bila luka terbuka di kulit terpapar
jamur ini. Jamur Mucorales bisa ditemukan di daun, kayu, tanah, atau di tumpukan
kompos. Namun walaupun jamur ini terdapat di alam, bukan berarti infeksi pasti
terjadi pada setiap orang yang terpapar spora jamur. Infeksi lebih berisiko terjadi
pada orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita kanker dan
diabetes.

11. Sporotrichosis

Sporotrichosis disebabkan oleh jamur Sporothrix yang banyak ditemukan di


tanah atau tanaman. Infeksi terjadi ketika spora jamur masuk ke tubuh melalui
sentuhan, terutama melalui luka terbuka di kulit. Meskipun sangat jarang, infeksi
juga dapat terjadi bila menghirup spora jamur secara tidak sengaja. Beberapa orang
dengan jenis pekerjaan tertentu lebih berisiko terserang infeksi sporotrichosis,
misalnya tukang kebun, petani, dan pasien yang sedang menjalani terapi
imunosupresif.

12. Talaromycosis

Talaromycosis disebabkan oleh jamur Talaromyces marneffei. Sama seperti


beberapa jenis infeksi jamur lain, talaromycosis umumnya menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh lemah

14
F. JAMUR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
1. Arenavirus

Sebuah arenavirus adalah virus RNA, yang ber-untung negatif, yang


merupakan anggota dari keluarga Arenaviridae. Virus-virus ini menginfeksi hewan
pengerat dan kadang-kadang manusia; arenavirus juga telah ditemukan yang
menginfeksi ular. Setidaknya delapan arenavirus diketahui menyebabkan penyakit
manusia.

2. Cytomegalovirus

CMV Duodenitis I

 Manusia merupakan satu-satunya reservoir CMV yang menginfeksi manusia


 Sangat labil (mudah rusak) pada kondisi panas dan kering
 Penularan horisontal ; kontak yang dekat
 Pengasuh anak ; resiko 20 kali lebih besar
 Sumber virus : sekret orofaring, urin, eksresi serviks dan vagina, semen, air
susu, air mata, feses dan darah
 Virus sering ditemukan dalam urin orang yang tidak tampak sakit
 Infeksi CMV merupakan infeksi virus kongenital yang paling sering dijumpai
pada manusia
 10-15% anak yang terinfeksi dalam kandungan memperlihatkan kelainan
neurologik dalam jangka waktu panjang
3. Genital herpes simplex
 (HSV-1 & HSV-2).
 HSV: herpes simplex virus.
 Kejadian infeksi neonatal: 1/2000 s/d 1/5000 persalinan per tahun.
 Infeksi pada bayi baru lahir: dalam kandungan, saat lahir (75-80%),setelah
lahir.
 - infeksi intrauterine: jalur transplasental dan perambatan ke atas (ascending
infection)
4. Hepatitis B
 Penularan terjadi terutama melalui darah,semen,cairan vagina :
15
- penularan secara vertical saat perinatal juga terjadi
- kelompok resiko tinggi: pekerjaan kesehatan, penerima transfuse darah
 - karier HBV dapat tetap sehat dan tidak pernah mengalami hepatitis, tetapi
sebagian kecil berlanjut menjadi hepatitis kronis aktif dan sirosis hepatis
bertahun-tahun kemudian.
 Pencegahan Hepatitis B (HBV) :
- pencegahan penularan pada bayi baru lahir dilakukan dengan memberikan
imunoglobulin anti HBV dalam 12 jam setelah kelahiran disertai dengan
pemberian vaksin HBV
5. Virus Hepatitis E (HEV)
 meninbulkan banyak kematian pada wanita hamil
 menular melalui jalur fekal-oral
6. Infeksi Jamur di Vagina

Selain infeksi bakteri, wanita hamil juga rentan mengalami infeksi jamur pada
vaginanya. Infeksi jamur pada vagina saat hamil umumnya disebabkan oleh
pertumbuhan jamur Candida albicans yang kelewat batas, yang dipengaruhi oleh
peningkatan kadar estrogen. Kadar estrogen yang lebih tinggi selama kehamilan
membuat vagina Anda menghasilkan lebih banyak glikogen, yang kemudian
membuat jamur lebih mudah untuk tumbuh subur di sana.

Merebaknya pertumbuhan jamur ini menyebabkan vagina gatal dan terasa panas,
sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks, dan mengeluarkan keputihan
berbau. Selain ibu hamil, ibu menyusui juga rentan terkena infeksi ini dengan alasan
yang sama.

G. ENTOMOLOGI
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
serangga. Istilah ini berasal dari dua perkataan Latin – entomon bermakna serangga
dan logos bermakna ilmu pengetahuan. Batasan dan Ruang Lingkup Entomologi
Secara terbatas, Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Akan
tetapi, arti ini seringkali diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari
Arthropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya
(Arachnida atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan
16
Centipoda). Dimasukannya Arthropoda lain sebagai bagian yang dibahas pada
Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis dalam konteks pembahasan
taksomis dengan serangga. Selain itu dalam konteks fungsional Arthropoda lain
berperan sebagai pemangsa dan pesaing bagi serangga. Melalui entomologi kita akan
diajak memgenal serangga lebih jauh. Sebagai disiplin ilmu yang sudah berkembang
pesat entomologi kini dapat dibagi menjadi dua cabang ilmu yaitu Entomologi Dasar
dan Entomologi Terapan. Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu
yang lebih khusus antara lain :

- Morfologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh
serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar tubuh
serangga.
- Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
struktur organ dalam serangga beserta fungsinya.
- Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apa yang dilakukan
serangga, bagaimana dan kenapa serangga melakukannya.
- Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan
lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan non-
biotik (faktor fisik dan kimia).
- Patologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat
individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
- Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan
serangga.
Dalam mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga (Entomologyst)
mengkhuskan kajian hanya pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga, mereka
memberi nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama ilmiah kelompok serangga
tersebut seperti :

- Coleopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang.


- Apiology (melittology), adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
- Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat.
- Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik.
- Lepidopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kupu-kupu dan ngengat.

17
- Myrmecology, adalah ilmu yang khusus mempelajari semut.
- Orthopterology, ilmu yang khusus mempelajari belalang, jengkrik, kecoak dan
sebangsanya
Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain
dibagi menjadi:

- Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah di
dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh: Apis spp. (penghasil madu), Bombyx
mori (penghasil sutera), Laccifer lucca (penghasil politur).
- Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh lebah
(Apis mellifera), kupu-kupu (Papilio menon)
- Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh Mantis regilosa (walang
sembah), Ophius sp. (predator hama buah), parasitoid (beberapa famili
Hymenoptera)
- Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organik (detritus dan sampah)
misalnya bangsa lalat dan kumbang.
Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain:

- Serangga hama tanaman, contoh Nilaparvata lugens (hama tanaman padi),


Bactrocera spp (hama/lalat buah),Tribolium sp. (hama gudang)
- Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya Anopheles spp.
(vektor penyakit malaria), Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah),
Culex quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah /filariasis, Musca domestica,
vektor penyakit diare dan disentri.

18
BAB III

PENUTUPAN
Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jamur (fungi) banyak orang juga menyebut cendawan. Kajian dalam mikologi antara
lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur
(mushroom culture).
Mikologi (jamur) itu tidak mempunyai atau tidak memiliki klorofil, jamur itu
hidup dari zat-zat yang sudah dibuat oleh organism lain, dan dari hal ini jamur itu
bias kita sebut organism heterotrof.
Adapun sifat umum jamur/fungi yaitu: Memiliki inti sel, Memproduksi spora’
Tidak memiliki klorofil, Berkembang biak secara seksual maupun aseksual, dan
Beberapa memiliki bagian-bagian tubuh berbentuk filament dengan dinding sel yang
mengandung silolosa atau khitin, atau dari keduanya.
Tujuan mempelajari mikologi yaitu: Untuk mengetahui bagaimana keidupan
daripada jamur itu sendiri, bagaimana cara reproduksinya, bagaimana habitatnya, dan
ubtuk mengetahui manfaatnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

“Dasar Morfologi Jamur” dalam http://rgutama.blogspot.com/2017/02/biokimia-

dasar-morfologi-jamur.html.2018. Diakses pada 13 februari 2019, pukul

19.37.13

“Entomologi” dalam http://www.scribd.com/doc/20704678/ENTOMOLOGI


http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:LUGfwFvGUPQJ:m
l.scribd.com/doc/20704678/ENTOMOLOGI+&cd=4&hl=en&
ct=clnk&gl =id (diakses pada 14 Februari 2019)

“Infeksi Jamur” dalam https://www.alodokter.com/infeksi-jamur (diakses pada 14

Februari 2019).

“Jamur yang Mempengaruhi Ibu Hamil dan Menyusui” dalam

https://id.scribd.com/document/326765422/Jamur-Yang-Mempengaruhi-

Kesehatan-Ibu-Hamil-Dan-Menyusui (diakses pada 14 Februari 2019)

Harti, Agnes Sri. 2015. Mikrobiologi kesehatan. Yogyakarta: PENERBIT ANDI.

20

Anda mungkin juga menyukai