p3 Sudah Lengkap
p3 Sudah Lengkap
LAPORAN PRAKTIKUM
Laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Obat Tradisional
yang dibina oleh Ibu Elok Widayanti S.Si, M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Rizky Fitriana SP P17120171004
Chintya Ferda Intansari P17120173014
Eka Fitri Agnesya P17120173015
Orchidosia Zukhruffin J P17120173021
Revietta Satrina P P17120173024
Shafiyah Sarita W P17120173025
Muthia Rizqy Fadhilah P17120174027
Devy Nur Fadila P17120174033
Elin Rahma Setya R P17120174035
TINJAUAN PUSTAKA
Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan
bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat, narkotika atau psikotropika dan hewan
atau tumbuhan yang dilindungi (BPOMRI, 2006). Secara lebih detail, definisi jamu atau obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan bahan
kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat yang sering disebut dengan bahan kimia obat
(BKO) (Yuliarti, 2010).
Jamu pegel linu merupakan salah satu produk obat tradisional yang banyak diminati
oleh masyarakat. Jamu pegel linu ini diyakini dapat menghilangkan pegel linu, capek-capek,
nyeri otot dan tulang, memperlancar peredaran darah, memperkuat daya tahan tubuh dan
menghilangkan sakit seluruh badan. Banyak industri obat tradisional maupun industri kecil
obat tradisional yang mengembangkan jamu ini dengan ramuan-ramuan tertentu (Wahyuni &
Sujono, 2004). Beberapa bahan kimia obat yang sering ditambahkan dalam jamu tersebut
adalah dexamethason dan parasetamol yangkhasiat dari dexamethason adalah analgetik dan
antiradang kuat. Dexamethason sering mengakibatkan myopathy (otot menyusut dan nyeri)
pada penggunaan oral, juga menekan adrenal agak kuat. Sedangkan efek samping
parasetamol adalah kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal (Saputra, 2017). Parasetamol
merupakan derivat aminofenol yang mempunyai aktivitas analgesik dan antipiretik. Efek
antipiretik ditimbulkan oleh gugus amino benzen yang menurunkan panas saat demam
(Wilmana, 1995).
Untuk mengetahui adanya kandungan parasetamol dalam jamu pegal linu, dilakukan
pengujian kualitatif dan kuantitatif. Adapun uji kualitatifnya yaitu dengan menggunakan
lempeng KLT. Metode KLT digunakan karena KLT merupakan metode yang sederhana dan
cepat. KLT digunakan secara luas untuk analisis obat (Gandjar & Rohman, 2007). Dalam
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), untuk mengidentifikasi parasetamol dalam jamu
pegal linu dapat diamati kromatogram berdasarkan perbandingan nilai Rf dari masing-masing
sampel dengan nilai Rf baku pembanding parasetamol.
BAB III
METODOLOGI
Lokasi: Laboratorium Kimia Analisis, Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2. Alat
a. Gelas Beker 250ml
Fungsi gelas beaker adalah untuk wadah penampung hasil filtrasi, untuk
mengaduk, dan mencampur cairan.
b. Gelas Ukur
Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, yaitu pada pembuatan eluen.
c. Pipet Tetes
Pipet tetes merupakan jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan
dari suatu wadah ke wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan dengan
tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah.
d. Pipa kapiler
Pipa kapiler digunakan untuk menotolkan larutan cuplikan pada plat KLT/ silika gel
254.
e. Kabinet Kromatografi (lampu UV)
Kabinet kromatografi adalah alat yang digunakan untuk menampakkan bercak pada
plat hasil klt dibawah sinar UV dengan panjang gelombang 245nm dan 365nm.
f. Chamber
3.3. Bahan
a. Serbuk paracetamol murni
b. Serbuk jamu Pegel Linu
c. Plat Silika Gel GF 254
d. Kloroform
e. Etanol
PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil
1. Pembuatan larutan sampel jamu Menimbang sampel jamu 0,5 gram
berbentuk serbuk halus berwarna
kecoklatan dan dilarutkan dengan etanol
10 ml.
Setelah dilarutkan, didiamkan dan
terbentuk 2 lapisan filtrate bagian atas
dan endapan bagian bawah.
2. Pembuatan larutan baku Menimbang serbuk parasetamol murni
parasetamol murni 100 mg dan diencerkan dengan 10 ml
etanol hingga menjadi larutan bening
dan dihasilkan larutan baku dengan
konsentrasi 10.000 ppm.
3. Pembuatan eluen sebagai fasa
gerak.
Memipet klorofom sebanyak
9,5 ml dan etanol sebanyak Larutan bening
0,5 ml untuk membuat Larutan bening
larutan klorofom-etanol
dengan perbandingan
9,5:0,5.
Kemudian dilakukan
penjenuhan eluen pada
chamber dan didiamkan Larutan jenuh
selama ± 1 jam. Diletakkan
kertas saring dibawah tutup
chamber sebagai tanda
keadaan larutan telah jenuh.
4. Penyiapan plat KLT, kemudian Fasa diam yang digunakan adalah
penotolan sampel dan larutan lempeng KLT aluminium yang dilapisi
baku pada fasa diam KLT silika gel dengan ketebalan 250 µm.
menggunakan pipa kapiler.
Lempeng KLT dipotong dengan
ukuran 10 cm x 4 cm. Larutan
sampel dan baku ditotolkan pada
lempeng KLT menggunakan pipa
kapiler ±2 µl. batas garis bawah
dan atas masing-masing 1cm dan
0,5 cm. Jarak antar bercak adalah
1 cm.
5. Melakukan proses elusi sampel Spot bercak terelusi sehingga data
hingga tanda batas. dihitung nilai Rf nya.
6. Penyinaran menggunakan lampu Bercak larutan sampel dan larutan uji
UV pada panjang gelombang 254 berada pada jarak yang sama dan hampir
nm. sama.
Trial 1
Jarak eluen : 5
Jarak standard : 1,3
Jarak sampel : 1,2
Rf sampel : 0,24
Rf standard : 0,26
Trial 2
Jarak eluen : 5
Jarak standard : 1,3
Jarak sampel : 1,3
Rf sampel : 0,26
Rf standard : 0,26
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum Analisis Paracetamol dalam Sampel Jamu Pegel Linu menggunkan
metode KLT dapat disimpulkan bahwa pada sampel jamu dan paracetamol murni memilili
jarak noda yang hampir sama. Pada percobaan pertama Rf sampel jamu paracetamol sebesar
0,24 dan Rf larutan baku standar adalah 0,26. Dan percobaan kedua nilai Rf pada sampel
jamu 0,26 dan pada larutan baku standar 0,26. Jadi di dalam Sampel Jamu Pegel Linu positif
mengandung paracetamol .
5.2 Saran
Sebaiknya diktat untuk praktikum disesuaikan dengan apa yang diprkatikumkan dan
diperjelas sehingga saat melakukan praktikum, mahasiswa tidak kebingungan dengan
prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar, I.G., & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Wahyuni, A. S., & Sujono, T. A. (2004). Studi Aktivitas Daya Analgetik Jamu Pegel Linu.
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Wilmana, P.F., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4 , Jakarta : Bagian Farmakologi
FKUI
Yuliarti, N. 2010. Sehat, Cantik, Bugar, dengan Herbal dan Obat Tradisional. Penerbit ANDI.
Lampiran
PERHITUNGAN
Trial 1
a. Larutan sampel uji
Jarak tempuh sampel
Rf = Jarak eluen
1,2
Rf = = 0,24
5
1,3
Rf = = 0,26
5
Trial 2
a. Larutan sampel uji
Jarak tempuh sampel
Rf = Jarak eluen
1,3
Rf = = 0,26
5
1,3
Rf = = 0,26
5
Lampiran Gambar