Anda di halaman 1dari 9

PENILAIAN RESIKO PADA KEGIATAN PENYEBERANGAN ANTAR PULAU DI DERMAGA

KAYU BANGKOA
Amanul Ihsan
Departemen Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin
Kampus II UNHAS Gowa
Email : amanulihsan@gmail.com

Abstrak
Sulawesi Selatan sangat bergantung pada jasa transportasi laut sebagai sarana
andalan perpindahan penumpang dan barang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis penyebab kegagalan pada layanan kapal
penyeberangan yang telah cukup banyak beroperasi di perairan Makassar. Hal ini
dimaksud agar layanan yang diberikan benar-benar mampu memenuhi harapan dan
keinginan konsumen, dengan menghindari proses layanan yang berpotensi gagal,
sekaligus untuk menunjang fungsi dan kemampuan sebuah kapal kayu untuk menjadi
sarana transportasi yang aman dan sekaligus nyaman bagi masyarakat.
Metode yang digunakan adalah FMEA. Pengumpulan data dilakukan
dengan metode observasi. Metode analisis data yang digunakan adalah: pemetaan
kegiatan pada proses layanan sebuah kapal cepat dengan menggambarkan cetak
birujasa;menentukanRiskPriority Number dari suatu bentuk kegagalan berdasarkan nil
ai severity, occurrence, dan detection;serta merencanakan proses layanan yang tepat,
sesuai dengan usulan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
beberapa potensi kegagalan layanan kapal.
Kata Kunci : FMEA, Risk, Failure
PENDAHULUAN
Transportasi diartikan sebagai pemindahan muatan (barang dan
penumpang) dari suatu tempat asal ke tempat tujuan dalam waktu dan jarak tertentu.
Kemajuan dalam bidang transportasi menyebabkan jarak antara satu daerah dengan
daerah lainnya dirasakan menjadi lebih dekat. Selain itu, arus barang dari suatu tempat
ke tempat lainnya menjadi lebih lancar dan dapat menyebar lebih luas serta merata.
Lancarnya arus perpindahan dan perdagangan barangbarang ini menyebabkan juga
perputaran uang dan barang menjadi lebih cepat sehingga dapat diharapkan adanya
distribusi pendapatan yang lebih menyebar dan merata pula. Transportasi laut
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan
ekonomi dan sosial politik suatu daerah, terutama pada daerah-daerah dengan kondisi
geografis pulau-pulau kecil. Pengangkutan merupakan sarana dan prasarana bagi
pembangunan ekonomi daerah yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi.
Hubungan antara jasa transportasi dengan pembangunan ekonomi sangat
erat dan saling tergantung satu sama lainnya, oleh karena itu membangun perekonomian
sendiri perlu didukung dengan perbaikan dan pembangunan dalam bidang transportasi.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah prosedur untuk
menganalisis potensi bentuk/jenis kerusakan dalam suatu sistem. FMEA merupakan
suatu metode evaluasi secara sistematis terhadap bentuk kerusakan, dampak dari setiap
kerusakan, personel dan keselamatan, performa sistem, maintability dan kebutuhan
perawatan. FMEA dapat dipakai sebagai alat yang secara sistematis dapat
mengidentifikasi akibat atau konsekuensi dari kegagalan sistem atau proses, serta
mengurangi peluang terjadinya kegagalan. Kuntungan dari FMEA adalah peningkatan
keandalan dan kualitas dari suatu produk atau proses, meningkatkan kepuasan
konsumen, lebih awal mengidentifikasi dan mengeliminasi potensial mode kerusakan
dari produk/ proses. Sementara itu, kekurangan dari FMEA adalah FMEA hanya dapat
mengidentifikasi major failure modes dalam sebuah sistem. FMEA mulai diperkenalkan
pada tahun 1949, dengan diperkenalkannya military standart 1629. Tekanan utama
untuk mencegah kerusakan terjadi pada saat misi luar angkasa Apollo pada tahun 1960-
an. Ford Motor Company memperkenalkan FMEA dalam otomotif pada akhir 1970-an,
untuk keamanan dan pertimbangan regulasi setelah kegagalan “pinto affair”. Ford
Motor Company juga menggunakan FMEA secara efektif untuk peningkatan produksi
seiring dengan peningkatan desain. FMEA harus selalu digunakan jika kerusakan
berpotensi menyebabkan kecelakaan bxtr ,xds5eagi pemakainya. Terdapat beberapa
tipe FMEA, yaitu:
1. System – fokus pada fungsi-fungsi sistem global;
2. Design – fokus pada komponen dan sub-sub sistem;
3. Process - fokus pada manufaktur dan proses perakitan;
4. Service – fokus pada fungsi-fungsi layanan;
5. Software – fokus pada fungsi-fungsi software.

Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan di Dermaga Kayu Bangkoa dengan obyek penelitian pada
Kapal Carikawan 2 salah satu kapal kayu yang melayari rute Pulau Kodingareng –
Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi. Analisis data yang
dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan kegiatan pada proses layanan pada kapal
penyeberangan;
2. Menentukan faktor-faktor potensial kegagalan pada proses layanan kapal
cepat;
3. Menganalisa hasilnya menggunakan tahapan-tahapan FMEA;
4. Mengembangkan kualitas proses layanan kapal cepat berdasarkan pengurutan
Risk Priority Number (RPN)
Hasil dan Pembahasan
Proses penyeberangan di dermaga kayu Bangkoa tidaklah rumit, hanya saja
perlu diidentifikasi tiap tahapan dalam kegiatan penyeberangan sehingga ditemukan
resiko.
1. Pembelian Karcis Masuk Dermaga
Pada tahap ini, yang menanganinya adalah petugas dari dishub kota Makassar.
Calon penumpang akan sangat membutuhkan informasi apabila ia baru pertama
kali menyeberang. Kemampuan petugas dishub dalam menjawab pertanyaan
penumpang akan menentukan tingkat kepercayaan penumpang kedepannya.
2. Pemilihan Kapal
Saat memilih kapal yang akan digunakan dalam menyeberang ke pulau, perlu
dipastikan keamanan dan kenyamanan dari kapal tersebut. Oleh karena itu, awak
kapal penyeberangan harus mampu menjelaskan keadaan dari kapalnya dan
mampu menjamin keselamatan penumpang. Selain itu, dalam tawar-menawar
harga, perlu kewajaran dan tidak terlalu membebani penumpang.
3. Memasuki Kapal
Saat memasuki kapal, perlu kehati-hatian yang ekstra dan awak kapal harus
membantu penumpang, terutama anak-anak, wanita, dan lansia. Hal ini harus
dilakukan karena kapal biasanya bergerak terutama bagian haluan yang bisa saja
membuat penumpang terjatuh. Selain itu, harus mampu menampilkan keadaan
kapal yang bersih dan mempunyai eksterior yang enak untuk dipandang. Juga
perlu diperhatika keramahan awak kapal saat penumpang memasuki kapal.
4. Menempati Tempat Duduk
Pemilik kapal harus memastikan keamanan dari tempat duduk penumpang.
Karena terbuat dari kayu, ada beberapa bagian tempat duduk yang mulai lapuk.
Hal ini harus diganti dengan kayu baru karena bisa saja tempat duduk itu patah
terutama apabila diduduki oleh orang yang bertubuh agak besar. Selain itu,
kenyamanan tempat duduk juga perlu diperhatikan.
5. Kapal Berlayar
Saat kapal berlayar. Perlu diperhatikan mengenai kecepatan dan keadaan laut.
Karena jika kecepatan tinggi sedangkan ombak besar, maka hal ini dapat
membahayakan penumpang. Selain itu, manuver juga harus dibuat sehalus
mungkin sehingga penumpang tidak merasakan mabuk laut.
6. Bertanya, membutuhkan informasi
Saat kapal berlayar sangat mungkin ada penumpang yang bertanya kepada awak
kapal, oleh karena itu, awak kapal harus mampu menjawab pertanyaan tersebut
sesuai apa yang ia ketahui.
7. Meninggalkan Kapal
Saat penumpang meninggalkan kapal, perlu diperhatikan mengenai keramahan
awak kapal dan juga perlu meninggalkan kesan yang baik bagi penumpang
sehingga mau menggunakan jasa kapal lagi.
Faktor-Faktor Potensial Kegagalan
Potensi dan akibat kegagalan dari setiap fungsi proses layanan kapal cepat, dimulai
dari proses pembelian tiket, sampai penumpang turun di pelabuhan tujuan, diuraikan
pada tabel 1.
Tabel 1 Definisi Kegiatan Layanan Kapal Penyeberangan
No. Fungsi Proses Potential Failure Potential Failure
Mode Effect
1. Pembelian Karcis Petugas tidak Penumpang tidak
ramah senang
Petugas Penumpang
menaikkan harga kecewa dan
karcis secara mungkin tidak
sepihak akan
menyeberang lagi
dari dermaga
Petugas Dishub Penumpang
tidak dapat kebingungan
menjawab
pertanyaan
2. Pemilihan Kapal Awak kapal tidak Penumpang
dapat menjawab kecewa
pertanyaan
Penampilan kapal Penumpang was-
terlihat tidak was untuk
layak menyeberang
Awak kapal tidak Penumpang
bisa menjelaskan kecewa dan was-
keadaan kapalnya was
3. Memasuki Kapal Awak kapal tidak Penumpang bisa
membantu saja terjatuh dan
penumpang saat berakibat fatal
naik ke kapal
4. Menempati tempat duduk Interior kapal Penumpang
terlihat kotor kecewa dan risih
Kursi/tempat Berakibat fatal
duduk patah jika penumpang
jatuh ke air
5 Kapal Berlayar Kecepatan terlalu Penumpang
tinggi terutama merasa was-was
bila ombak besar dan ketakutan,
cedera mulai dari
kecil hingga
serius
Manuver yang Penumpang
tidak baik merasa mual,
cedera kecil
Saat Cedera kecil
meninggalkan
pelabuhan kapal
bersenggolan
dengan kapal lain
6 Bertanya, membutuhkan Awak kapal tidak Penumpang
informasi bersahabat kecewa
Awak kapal tidak Penumpang
mampu menjwab kecewa
pertanyaan
7 Meninggalkan kapal Awak kapal tidak Penumpang
berterima kasih kecewa

Severity adalah suatu penilaian tingkat keparahan dan keseriusan akibat yang
ditimbulkan dari mode-mode kegagalan, menghitung seberapa besar dampak kejadian
mempengaruhi output proses, maupun prosesproses selanjutnya. Severity
menggunakan penilaian dari skala 1 (tanpa pengaruh) sampai dengan 10 (pengaruh
bahaya besar).
Effect SEVERITY of Effect Ranking
Hazardous without Very high severity ranking when a potential failure mode 10
warning affects safe system operation without warning
Hazardous with Very high severity ranking when a potential failure mode 9
warning affects safe system operation with warning
Very High System inoperable with destructive failure without 8
compromising safety
High System inoperable with equipment damage 7

Moderate System inoperable with minor damage 6

Low System inoperable without damage 5

Very Low System operable with significant degradation of 4


performance
Minor System operable with some degradation of performance 3

Very Minor System operable with minimal interference 2

None No effect 1

Occurrence adalah suatu penilaian mengenai probabilitas (kemungkinan) frekuensi


terjadinya kegagalan, sehingga dapat menghasilkan bentuk/mode kegagalan yang
memberikan akibat tertentu selama masa penggunaan produk. Occurrence
menggunakan penilaian dari skala 1 (kegagalan mustahil) sampai dengan 10
(kegagalan hampir selalu terjadi).
Failure
Occurrence of Failure Prob Ranking
Very High: Failure is almost
inevitable
>1 in 2 10
1 in 3 9
High: Repeated failures 1 in 8 8
1 in 20 7
Moderate: Occasional failures 1 in 80 6
1 in 400 5
1 in 2,000 4
Low: Relatively few failures 1 in 15,000 3
1 in 150,000 2
<1 in
Remote: Failure is unlikely
1,500,000
1
Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan dari alat/ proses kontrol dalam
mengendalikan/ mengontrol kegagalan yang dapat terjadi, mendeteksi kesalahan
maupun mode-mode kegagalan yang menyebabkan terjadinya kegagalan. Detection
juga menggunakan penilaian dari skala 1 (hampir pasti dapat dideteksi) sampai dengan
10 (hampir tidak mungkin dideteksi).
Detection Likelihood of DETECTION by Design Control Ranking
Absolute Design control cannot detect potential cause/mechanism
10
Uncertainty and subsequent failure mode
Very Remote Very remote chance the design control will detect 9
potential cause/mechanism and subsequent failure mode
Remote Remote chance the design control will detect potential 8
cause/mechanism and subsequent failure mode
Very Low Very low chance the design control will detect potential 7
cause/mechanism and subsequent failure mode
Low Low chance the design control will detect potential 6
cause/mechanism and subsequent failure mode
Moderate Moderate chance the design control will detect potential 5
cause/mechanism and subsequent failure mode
Moderately High Moderately High chance the design control will detect 4
potential cause/mechanism and subsequent failure mode
High High chance the design control will detect potential 3
cause/mechanism and subsequent failure mode
Very High Very high chance the design control will detect potential 2
cause/mechanism and subsequent failure mode
Almost Certain Design control will detect potential cause/mechanism 1
and subsequent failure mode
Risk Priority Number (RPN) merupakan produk matematika dari keseriusan akibat
(severity), kemungkinan terjadinya penyebab yang menimbulkan kegagalan
(occurrence), dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi
(detection). RPN dapat ditunjukkan dengan persamaan: RPN = (S) x (O) x (D).
Angka ini digunakan untuk mengidentifikasi resiko yang serius, sebagai petunjuk
untuk tindakan perbaikan.
No. Fungsi Potential Failure Potential Failure Severity Occurrance Detection RPN
Proses Mode Effect
1 Pembelian Petugas tidak Penumpang 3 5 5 75
Karcis ramah tidak senang
Petugas Penumpang 3 3 3 27
menaikkan kecewa dan
harga karcis mungkin tidak
secara sepihak akan
menyeberang
lagi dari
dermaga

Petugas Dishub Penumpang 3 2 7 42


tidak dapat kebingungan
menjawab
pertanyaan
5. Memasuki Awak kapal Penumpang bisa
Kapal tidak membantu saja terjatuh dan
penumpang saat berakibat fatal
naik ke kapal
Haluan kapal Penumpang
licin terjatuh dan
berakibat cedera
ringan hingga
parah
6. Menempati Interior kapal Penumpang
tempat terlihat kotor kecewa dan risih
duduk
Kursi/tempat Berakibat fatal
duduk patah jika penumpang
jatuh ke air
5 Kapal Kecepatan Penumpang
Berlayar terlalu tinggi merasa was-was
terutama bila dan ketakutan,
ombak besar cedera mulai
dari kecil hingga
serius
Manuver yang Penumpang
tidak baik merasa mual,
cedera kecil
Saat Cedera kecil
meninggalkan
pelabuhan kapal
bersenggolan
dengan kapal
lain
6 Bertanya, Awak kapal Penumpang
membutuhka tidak bersahabat kecewa
n informasi
Awak kapal Penumpang
tidak mampu kecewa
menjwab
pertanyaan
7 Meninggalka Awak kapal Penumpang
n kapal tidak ramah kecewa

Anda mungkin juga menyukai