Mikobakteri adalah bakteri berbentuk batang, aerob, yang tidak membentuk spora.
Walaupun tidak mudah diwarnai, sekali diwarnai bakteri ini menahan penghilangan warna oleh
asam atau alkohol sehingga disebut basil “tahan asam”. Mycobacterium tuberculosis
menyebabkan tuberkulosis dan merupakan sebuah patogen yang sangat penting pada manusia.
Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium intracellulare (M. avium
kompleks atau MAC) dan mycobakteri nontuberculosis lainnya yang sering menginfeksi
pasien AIDS, merupakan patogen oportunistik pada orang luluh imun(immunocompromised)
lainnya, dan terkadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun normal.
Terdapat lebih dari 125 spesies Mycobacterium, termasuk banyak diantaranya yang saprofit
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
A. ORGANISME TIPIKAL
Pada jaringan, basil tuberculosis berupa batang lurus dan tipis berukuran sekitar 0,4-3 um. Pada
media artifisial, bakteri ini memiliki bentuk kokoid dan filamentosa yang terlihat dalam
berbagai morfologi dari satu spesies ke spesies lain. Mikobakteri tidak dapat dimasukan
kedalam kelompok-kelompok bakteri gram-positif maupun gram-negatif. Ketika diwarnai
dengan pewarnaan dasar, bakteri tersebut tidak dapat dihilangkan warnanya oleh alkohol,
kecuali dengan iodin. Basil tuberculosis sejati ditandai oleh “sifat tahan asam" yaitu etil alkohol
95% yang mengandung asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat menghilangkan warna
semua bakteri kecuali mikobakteri. Sifat tahan asam bergantung kepada integritas selubang
lilin. Pewarnaan teknik Ziehl-Neelsen dilakukan untuk identifikasi bakteri tahan asam.
Mycobacteri dapat terlihat dengan warna kuning oranye fluoresens setelah diwarnai dengan
pewarnaan fluorokrom (mis,auramine,rhodamine). Kemudahan untuk melihat BTA dengan
pewarnaan fluorokrom ini, membuat pewarnaan ini lebih disukai spesimen klinik.
B. KULTUR
Media untuk kultur primer mikobakteri sebaiknya mencakup media nonselektif dan selektif.
Media selektif mengandung antibiotik untuk mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri dan
jamur kontaminan. Terdapat tiga formulasi umum yang dapat digunakan baik untuk media
nonselektif maupun selektif.
1. Media agar semisintetik - Media ini ( mis, middle brook 7H10 dan 7H11)
mengandung garam tertentu, vitamin,kafaktor,oleic acid, albumin, katalase, dan
gliserol ; medium 7H11 juga mengandung casein hydrolysate. Albumin menetralkan
sifat toksik dan efek inhibitor asam lemak pada spesimen atau medium. Inokulum besar
menghasilkan pertumbuhan pada media tersebut dalam beberapa minggu. Media ini
mungkin kurang sensitif dibandingkan dengan media lain untuk isolasi primer
mikobakteri, karena mungkin diperlukan inokulum yang besar. Media agar semisintetik
ini digunakan untuk mengobservasi morfologi koloni, untuk test resistensi, dan dengan
tambahan antibiotik dan hijau malakit,sebagai media selektif.
2. Media telur kental - Media ini (mis, lowenstein-jensen) mengandung garam
tertentu,gliserol dan substansi organik kompleks (mis, telur segar atau kuning
telur,tepung kentang dan bahan-bahan lainnya dalam berbagai kombinasi). Hijau
malakit ditambahkan untuk menghambat bakteri lain inokulum kecil dari spesimen
pasien akan tumbuh pada media ini dalam 3-6 minggu. Media ini dengan tambahan
antibiotik digunakan sebagai media sekektif
3. Media kaldu - Media kaldu (mis, middlebook, 7H9 dan 7H12) mendukung proliferasi
inokulum kecil biasanya mikobakteri tumbuh dalam gumpalan atau masa karakter
hidrofilik permukaan sel. Jika media ini ditambahkan tweens (ester asam lemak yang
larut air) tweens akan membasahi permukaan, dengan demikian memungkinkan
pertumbuhan yang tersebar pada media cair. Pertumbuhan bakteri sering lebih cepat
dibandingkan pada media kompleks.
C. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN
Mikobakteri adalah bakteri aerob obligat dan memperoleh energi dari oksida banyak senyawa
karbon sederhana. Peningkatan tekanan CO2 meningkatkan pertumbuhan bakteri. Aktifitas
biokimianya tidak khas, dan kecepatan pertumbuhan mikobakteri jauh lebih lambat dari pada
sebagian besar bakteri. Waktu pembelahan basil tuberculosis adalah sekitar 18 jam. Bentuk
saprofit cenderung untuk tumbuh lebih cepat, berproliferasi baik pada suhu 22-
33°C,menghasilkan lebih banyak pigmen dan kurang tahan asam dibanding bentuk patogenik.
Mikobakteri cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lainnya karena
bersifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhan berkelompoknya. Zat warna (mis, hijau
malakit) atau agen antibakteri (mis, penisilin) yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri
lainnya dapat dimasukan kedalam media tanpa menghambat pertumbuhan basil tuberculosis.
Asam dan basa memungkinkan beberapa basil tuberculosis yang terpapar untuk bertahan hidup
dan digunakan untuk membantu manghilangkan organisme kontaminan dan untuk
“konsentrasi" spesimen klinis. Basil tuberculosis bersifat resisten terhadap pengeringan dan
bertahan hidup dalam waktu yang lama didalam sputum kering.
E. VARIASI
F. PATOGENISITAS MIKOBAKTERI
Unsur-unsur pokok yang dicantumkan dibawah ini ditemukan terutama pada dinding sel.
Dinding sel mikobakteri dapat menginduksi reaksi hipersensitivitas lambat dan untuk
kekebalan tehadap infeksi serta dapat menggunakan keseluruhan sel mikobakteri pada adjuvan
freund isi sel mikobakteri hanya mendatangkan reaksi hipersensitivitas lambat pada hewan
yang telah tersensitisasi sebelumnya.
Sewaktu infeksi pertama oleh basil tuberculosis, didapatkan resistensi tertentu dan terjadi
peningkatan kemampuan untuk melokalisasi basil tuberculosis, memperlambat multipikasinya,
membatasi penyebarannya, dan menurunkan diseminasi limpatik.hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan imunitas seluler, dibuktikan dengan kemampuang fagosit mononuclear untuk
membatasi pembelahan organisme yang masuk bahkan menghancurkannya. Dalam perjalanan
infeksi primer, pejamu juga memperoleh hipersensitivitas terhadap basil tuberculosis. Hal ini
dibuktikan oleh perubahan hasil reaksi tuberkulin menjadi positif. tuberkulin dapat diinduksi
oleh keseluruhan basil tuberculosis atau oleh tuberkuloprotein dalam kombinasinya dengan
chloroform soluble wax D basil tuberculosis, tetapi tidak oleh tuberkuloprotein saja.
Hipersensitivitas dan resistensi tampak sebagai aspek yang berbeda dari reaksi yang
diperantarai sel yang terkait.
Tes Tuberkulin
A.Materi
Tuberkulin tua adalah filtrate terkonsentrasi kaldu basil tuberkulosistelah tumbuh selama 6
minggu. Selain tuberkuloprotein reaktif materi ini mengandung berbagai konstituen basil
tuberculosis lain dan konstituen dari media pertumbuhan. Purified protein derivative (PPD)
didapat melalui fraksinasi kimiawi tuberkulin tua. PPD telah ditetapkan istilah reaktivitas
biologisnya sebagai “tuberculin unit (TU). Melalui persetujuan internasional , TU didefinisikan
sebagai aktivitas yang terkandung dalam sebuah berat spesifik seibert’s PPD Lot No. 49608
dalam buffer spesifik. TU ini adalah PPD-S, standar untuk tuberkulin terhadap potensi smua
produk yang harus ditetapkan dengan pemeriksaan biologic – yaitu melalui ukuran reaksi pada
manusia . tuberkulin kekuatan pertama mempunyai 1 TU ; kekuatan sedang mempunyai 5 TU;
dan kekuatan kedua mempunyai 250 TU. Bioekuivalensi produk PPD tidak berdasarkan pada
berat materi, tetapi berdasar pada aktivitas komparatif.
B. Dosis tuberkulin
Pada seorang individu yang tidak mempunyai kontak dengan mikobakteri, tidak ditemukan
reaksi terhadap PPD-S, seorang individu yang telah mengalami infeksi primer dengan basil
tuberculosis akan mengalami indurasi,edema,eritema dalam 24-48 jam, dan bahkan ditemukan
nekrosid sentral jika terjadi reaksi yang sangat intens. Tes kulit harus dibaca dalam 48-72
jam.pemeriksaan ini dianggap positif jika injeksi 5 TU tersebut diikuti oleh indurasi dengan
diameter 10mm atau lebih. Tes positip cenderung untuk menetap selama beberapa hari. Reaksi
yang lemah dapat menghilang lebih cepat.
Tes tuberkulin menjadi positif dalam 4-6 minggu setelah infeksi (atau injeksi basil avirulen)
tes ini dapat menjadi negative walaupun terdapat infeksi tuberculosis jika terjadi “anergi”
karena tuberculosis berat,campak,penyakit Hodgkin sarkoidosis,AIDS atau luluh imun. Tes
tuberkulin yang positif terkadang dapat kembali menjadi negatif pada terapi isoniazid yang
baru saja diubah. Setelah vaksin BCG, tes ini akan menjadi positif,tetapi kejadian ini hanya
dapat berlangsung selama 3-7 tahun. Hanya eliminasi basil tuberculosis hidup yang
menyebabkan kembalinya tes tuberkulin menjadi negatif. Akan tetapi, orangyabg PPD positif
beberapatahun yang laludan sehat dapat gagal memberikan hasil tes kulit yang positif. Jika
orang seperti itu kembali dites 2 minggu kemudian tes kulit PPD nya-“diperkuat”oleh injeksi
antigen yang baru akan kembali memberikan ukuran indurasi yang positif.
A. Lipid
Mikrobakteri kaya akan lipid. Lipid ini mencakup mycolic acid (asam lemak rantai
panjang C78-C90),lilin, dan fosfatida. Pada sel, lipid sangat terikat dengan protein
dan polisakarida. Muramyl dipeptide (dari peptidoglikogen) bersama dengan mycolic
acid dapat menyebabkan pembentukan granuloma;pospolipid,menginduksi nekrosis
kaseosa. Lipid menentukan sifat tahan asam hingga batas tertentu. Penghilangan lipid
dengan asam panas akan menghancurkan sifat tahan asam ,hal ini bergantung pada
integritas dinding sel dan keberadaan lipid tertentu.sifat tahan asam juga menghilang
setelah sonikasi sel mikobakteri. Analisis lipid melalui kromatografi gas
memperlihatkan pola yang membantu dalam klasifikasi spesies yang berbeda.
Galur virulen basil tuberculosis membentuk “tali menyerupai ular”(serpentine cords),
yaitu kumpulan basiltahan asam yang tersusun dalam rantai parallel. Pembentukan tali
ini berhubungan dengan virulensi. Sebuah “cord factor” (trehalose-6,6’dimycolate)
telah diekstraksi dari basil virulen dengan eter petroleum. Senyawa ini menghambat
migrasi leukosit, menyebabkan granuloma kronis, dan dapat berfungsi sebagai
“adjuvan” imunologis.
B. Protein
Masing masing tipe mikobakteri mengandung beberapa protein yang menimbulkan reaksi
tuberkulin. Protein yang berikatan dengan sebuah fraksi lilin dengan injeksi dapat menginduksi
sensitivitas tuberkulin. Protein tersebut juga dapat menyebabkan pembentukan berbagai
antibodi.
C. Polisakarida
Mikrobakteri mengandung berbagai polisakarida. Perannya dalam pathogenesis
penyakit belum jelas. Polisakarida tersebut dapat menginduksi hiversenstifitas tipe
segera dan dapat berfungsi sebagai antigen dalam reaksi dengan serum pasien yang
terinfeksi.
D. Pathogenesis
Mikobakteri terkandung di dalam droplet berdiameter <25 um ketika pasien yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Droplet akan menguap dan meninggalkan
organisme yang di hirup kecil untuk terdeposit di dalam alveoli ketika di hirup. Ketika
berada di dalam alveoli, system imun pejamu akan merespon dengan mengeluarkan
sitokin dan limfokim yang menstimulasi monosit dan makrofag. Mikobakteri mulai
berkembangbiak di dalam makrofag. Beberapa dari makrofag tersebut meningkatkan
kemampuan untuk membunuh organisme, sedangkan yang lainnya dapat dibunuh oleh
basil. Setelah 1-2 bulan pasca-paparan, diparu terlihat lesi patogenik yang di sebabkan
olah infeksi. Dua tipe lesi seperti yang di jelaskan berikut ini dibawah judul “ patologi
“ dapat berkembang. Esistensi dan hipersensitifitas pejamu sangat mempengaruhi
perkembangan penyakit dan tipe lesi yang terlihat.
Patologi
Produksi dan perkembangan lesi serta penyembuhannya atau progresi terutama
ditentukan oleh (1) jumlah mikobakteri dalam inoculum dan perkembangbiakan
selanjutnya, dan (2) tipe pejamu.
A. Dua lesi utama
1. Tipe eksudatif – tipe ini terdiri dari reaksi inflamasi akut, dengan cairan edema
leukosit polimorfonuklear, dan kemudian. Monosit disekitar basil tuberculosis.
Tipe ini terlihat terutama pada jaringan paru,tempat ia menyerupai pneumonia
bacterial. Lesi ini dapat sembuh melalui resolusi sehingga keseluruhan eksudat
diabsorpsi, lesi ini dapat menyebabkan nekrosis jaringan yang massif atau dapat
berkembang menjadi lesi tipe kedua (produktif). Selama fase eksudatif. Tes
tuberkulin menjadi positif.
2. Tipe produktif-ketika telah berkembang sempurna, lesi ini (sebuah granuloma
kronik) terdiri dari tiga zona : (1) area sentral yang besar, sel raksasa multinukleus
yang mengandung basil tuberculosis; (2) zona pertengahan sel epiteloid pucat,
sering tersusun secara radial ; dan (3) zona perifer fibroblast,limfosit, dan monosit.
Kemudian jaringan fibrosa perifer berkembang, dan area sentral mengalami
nekrosis kaseosa. Lesi seperti itu disebut tuberkel. Sebuah tuberkel kaseosa dapat
pecah ke dalam bronkus dan mengalirkan isinya ke sana, dan membentuk sebuah
rongga. Rongga ini dapat sembuh melalui proses fibrosis atau kalsifikasi.
Gambaran klinis
Karena basil tuberculosis dapat mengenai setiap sistem organ maka manifestasi
klinisnya bermacam-macam . kelelahan,kelemahan,berat badan turun,demam,dan
keringat malam dapat menjadi beberapa gejala penyakit tuberkulosis . keterlibatan
paru menimbulkan batuk kronis; batuk darah biasanya berhubungan dengan lesi
yang sudah sangat lanjut. Meningitis atau keterlibatan saluran kemih dapat terjadi
tanpa adanya tanda-tanda lain tuberculosis. Penyebaran melalui aliran darah
menyebabkan tuberculosis milier dengan lesi pada banyak organ dan angka
kematian yang tinggi.
Pelacak molekular memiliki kemampuan yang cepat, sensitif dan spesifik untuk
mengidentifikasi mikobakteri. Pelacak ini dapat digunakan pada pertumbuhan mikobakteri
dimedia solid atau dari kultur kaldu. Pelacak DNA spesifik untuk sekuens rRNA organisme
yang diperiksa, digunakan dalam prosedur hibridisasi. Terdapat sekitar 10.000 salinan
rRNA per sel mikobakteri, memberikan sistem amplifikasi alalmi, meningkatkan deteksi.
Hibrid untai ganda dipisahkan dari pelacak untai tunggal yang tidak dihibridisasi. Pelacak
DNA terkait dengan bahan kimia yang diaktifkan didalam hibrid dan terdeteksi oleh
chemiluminescence. Telah dapat digunakan pelacak untuk kompleks M. Tuberkulosis (M.
Tuberkulosis, M.bovis, dan mycobacterium africanum), kompleks M. Avium (M. Avium,
M. Intracellulare dan mikobakteri yang berhubungan erat), M. Kansasii dan
mycobacterium gordonae. Penggunaan berbagai pelacak ini telah mempersingkat waktu
identifikasi mikobakteri yang penting secara klinis dari beberapa minggu hanya 1 hari.
High-performance liquid chromatography (HPLC) telah diaplikasikan untuk
menentukan spesies mikobakteri. metode tersebut didasarkan pada perkembangan profil
mycolid acid yang bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. HPLC untuk menentukan
spesies mikobakteri tersedia dilaboratorium rujukan.
Tes resistensi mikobakteri adalah pemeriksaan tambahan yang penting dalam memilih
obat untuk terapi yang efektif. Teknik kultur kaldu radiometrik yang telah distandarisasi
dapat digunakan untuk tes resistensi obat lini pertama. Teknik berbasis agar konvensional
yang kompleks dan lebih sulit biasanya dilakukan dilaboratorium rujukan ; obat lini
pertama dan kedua dapat diperiksa dengan menggunakan metode ini.
A. Deteksi DNA
Polymerase dan reaction memberikan janji yang besar untuk deteksi yang cepat dan
langsung M. Tuberkulosis didalam spesimen klinis. Sensitivitas keseluruhan adalah 55-
90% denga spesifitas sekitar 99%. Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas tertinggi jika
diaplikasikan kespesimen yang sediaan apusannya positif basil tahan asam. Minimal 2
pemeriksaan molekular komersial diamerika serikat memiliki izin FDA untuk deteksi M.
Tuberkulosis dalam apusan sampel sputum positif dan satu dari pemeriksaan tersebut juga
diizinkan untuk spesimen pernapasan dengan hasil apusan negatif.
Karakterisasi galur spesifik M. Tuberkulosis bisa penting untuk tujuan klinis dan
epidemiologis. Karakterisasi ini memungkinkan dilakukannya beberapa hal, seperti :
melacak transmisi dari satu orang keorang lain, analisis wabah tuberkulosis, dan
pembuktian adanya reaktivasi dan terinfeksi yang terjadi pada seorang pasien. Penyidikan
DNA dilakukan dengan menggunakan protokol terstandardiasi yang berdasar pada
restriction fragmen length polymorphism. Banyak salinan sekuens sisipkan 6110 (insertion
sequence IS6110) terdapat didalam kromosom sebagian besar galur M. Tuberkulosis, dan
sequens ini ditemukan diberbagai tempat. Fragmen DNA dihasilkan oleh digesti
endonuklease retriksi dan dipisahkan dengan elektroforesis. Pelacak untuk IS6110
digunakan untuk menentukan genotip. Pemeriksaan ini dilakukan di Centers For Disease
Control and prevention, dibeberapa laboratorium departemen kesehatan negara bagian,
dilaboratorium penelitian.
Terapi = Yudha
Epidimiologi
MIKROBAKTERI LAINNYA
Mycobacterium kansasii
Mycobacterium Scrofulaceum
Mycobacterium Chelonae-Absscessus
Klasifikasi Organisme
Kompleks TB Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium africanum
Mycobacterium bovis
Fotokromogen Mycobacterium asiaticum
Mycobacterium kansasii
Mycobacterium marinum
Mycobacterium simiae
Skotokromogen Mycobacterium flavescens
Mycobacterium gordonae
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium szulgai
Nonkromogen Kompleks Mycobacterium avium
Mycobacterium celatum
Mycobacterium haemophilum
Mycobacterium gastri
Mycobacterium genavense
Mycobacterium malmoense
Mycobacterium nonchromogenicum
Mycobacterium shimoidei
Mycobacterium terrae
Mycobacterium trivale
Mycobacterium ulcerans
Mycobacterium xenopi
Penumbuhan Cepat Mycobacterium abscessus
Grup Mycobacterium fortuitum
Grup Mycobacterium chelonae
Mycobacterium immunogenum
Mycobacterium mucogenicum
Mycobacterium phlei
Mycobacterium smegmatis
Mycobacterium vaccae
Mikobakteri Saprofit yang Tidak Berhubungan dengan Penyakit Manusia
Mycobacterium phlei sering ditemukan pada tumbuhan, tanah atau air. Mycibacterium
gordonae juga ditemukan ditempat yang serupa. Mycobacterium smegmatis rutin ditemukan
pada sekresi sebasea manusia dan dapat disalah artikan dengan organisme tahan asam
patogenik. Mycobacterium paratuberculosis menyebabkan enteritis kronik pada sapi. Terdapat
minat yang baru terhadap mikroorganisme ini karena mereka berperan sebagai penyebab
potensial inflammatory bowel disease.
MYCOBAKTERIUM LEPRAE
Walaupun organisme ini dilaporkan oleh hansen pada tahun 1873 (9 tahun sebelum penemuan
basil tuberculosis oleh koch), tetapi bakteri ini belum dapat dikultur dari media bakteriologis
yang tidak hidup. Organisme ini menyebabkan lepra. Terdapat lebih dari 10 juta kasus lepra,
terutama diasia.
Basil taham asam khas-tunggal,ikatan paralel atau dalam masa globular-biasa ditemukan
pada kerokan kulit atau membran mukosa (terutama septum nasi) pada lepra lepramatosa. Basil
tersebut sering ditemukan didalam sel endotel pembuluh darah atau didalam sel mononuklear.
Pada saat basil dari lepra manusia (dari kerokan jaringan hidung) diinokulasikan kedalam
telapak kaki tikus, muncul lesi granulomutosa lokal dengan pembelahan basik yang terbatas.
Armadillo yang diinokulasikan mengalami lepra lepramatosa ekstensif, dan armadillo yang
secara alami terinfeksi lepra telah ditemukan di texas dan mexico. M. Leprae dari armadillo
atau jaringan manusia mengandung o-diphenoloxidase yang unik, mungkin adalah suatu enzim
khas basil lepra.
GAMBARAN KLINIS
Onset lepra bersifat tersembunyi dan membahayakan. Lesi mengenai jaringan tubuh yang lebih
dingin : kulit, saraf superfisial, hidung, faring, laring, mata, dan testis. Lesi kulit yang muncul
dapat berupa lesi makular anestesik yang pucat, berdiameter 1-10 cm : atau infiltrasi kulit yang
difus. Kelainan neurologis ditandai dengan infiltrasi saraf dan penebalan yang mengakibatkan
anestesia, neuritis, parestesia, ulkus tropis, dan resorpsi tulang serta pemendekan jari. Cacat
karena infiltrasi kulit dan keterlibatan saraf Pada kasus yang tidak di terapi dapat bersifat
ekstrem.
Penyakit ini di bagi menjadi 2 tipe utama, lepramatosa dan tuberkuloid, dengan beberapa
stadium intermediate. Pada tipe lepramatosa, perjalanan penyakitnya progresif dan ganas,
disertai dengan lesi kulit nodular : keterlibatan lesi saraf yang simetris dan lambat: basil tahan
asam yang terdapat di lesi kulit ; bakteremia berkelanjutan ; dan tes kulit lepromin (ekstrak
jaringan lepramatosa) yang negatif. Pada lepra lepramatosa, imunitas yang diperantai sel sangat
berkurang dan kulit diinfiltrasi oleh sel T supresor. Pada tipe tuberkuloid, perjalanan
penyakitnya bersifat jinak dan tidak progresif, dengan lesi kulit makular, keterlibatan saraf
yang asimetris dan berat serta mendadak dengan beberapa basil yang terdapat pada lesi, dan
test kulit lepromin yang sangat positif. Pada lepra tuberkukoid, imunitas yang diperantai sel
tetap normal dan kulit di infiltrasi oleh sel T helper.
Manifestasi sistemik anemia dan limfadenopati juga mungkin terjadi, keterlibatan mata
biasa terjadi. Amiloidosis mungkin terjadi
DIAGNOSIS
Kerokan dengan pisau bedah dari kulit atau mukosa hidung atau dari biopsi kulit daun telinga
dibuat apusan pada slide dan diwarnai dengan teknin ziehl-Neelsen. Biopsi kulit atau saraf yang
menebal memberikan gambaran histologi khas, tidak ada test serologis yang bermakna. Uji
serologis non-treponema untuk sifilis sering memberikan hasil positif palsu pada lepra.
TERAPI
Sulfon seperti dapson adalah terapi lini pertama, baik untuk lepra tuberkuloid maupun
lepramatosa. Rifampin atau klofazimin umumnya termasuk dalam regimen terapi awal, obat
lain yang aktif terhadap M. Leprae mencakup minosiklin, klaritromisin dan beberapa
fluorokuinolon, regimen yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia WHO
bersifat praktis. Terapi selama beberapa tahun mungkin penting untuk terapi lepra yang
adekuat.
EPIDEMIOLOGI
Penularan lepra kemungkinan besar terjadi ketika anak kecil terpapar dalam jangka yang lama
terhadap basil dalam jumlah yang besar. Sekresi hidung adalah materi infeksius yang paling
mungkin untuk kontak keluarga. Periode inkubasi sekitar 2-10 tahun. Tanpa profilaksis, sekitar
10% anak yang terpapar dapat memperoleh penyakit. Terapi cenderung untuk menurunkan dan
memusnahkan infektivitas pasien. Armadilo yang terinfeksi secara alami ditemukan di Texas
dan Mexico mungkin tidak berperan dalam penularan lepra ke manusia.