Anda di halaman 1dari 13

MIKOBAKTERI

Mikobakteri adalah bakteri berbentuk batang, aerob, yang tidak membentuk spora.
Walaupun tidak mudah diwarnai, sekali diwarnai bakteri ini menahan penghilangan warna oleh
asam atau alkohol sehingga disebut basil “tahan asam”. Mycobacterium tuberculosis
menyebabkan tuberkulosis dan merupakan sebuah patogen yang sangat penting pada manusia.
Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium intracellulare (M. avium
kompleks atau MAC) dan mycobakteri nontuberculosis lainnya yang sering menginfeksi
pasien AIDS, merupakan patogen oportunistik pada orang luluh imun(immunocompromised)
lainnya, dan terkadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun normal.
Terdapat lebih dari 125 spesies Mycobacterium, termasuk banyak diantaranya yang saprofit

MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

MORFOLOGI & IDENTIFIKASI

A. ORGANISME TIPIKAL
Pada jaringan, basil tuberculosis berupa batang lurus dan tipis berukuran sekitar 0,4-3 um. Pada
media artifisial, bakteri ini memiliki bentuk kokoid dan filamentosa yang terlihat dalam
berbagai morfologi dari satu spesies ke spesies lain. Mikobakteri tidak dapat dimasukan
kedalam kelompok-kelompok bakteri gram-positif maupun gram-negatif. Ketika diwarnai
dengan pewarnaan dasar, bakteri tersebut tidak dapat dihilangkan warnanya oleh alkohol,
kecuali dengan iodin. Basil tuberculosis sejati ditandai oleh “sifat tahan asam" yaitu etil alkohol
95% yang mengandung asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat menghilangkan warna
semua bakteri kecuali mikobakteri. Sifat tahan asam bergantung kepada integritas selubang
lilin. Pewarnaan teknik Ziehl-Neelsen dilakukan untuk identifikasi bakteri tahan asam.
Mycobacteri dapat terlihat dengan warna kuning oranye fluoresens setelah diwarnai dengan
pewarnaan fluorokrom (mis,auramine,rhodamine). Kemudahan untuk melihat BTA dengan
pewarnaan fluorokrom ini, membuat pewarnaan ini lebih disukai spesimen klinik.
B. KULTUR
Media untuk kultur primer mikobakteri sebaiknya mencakup media nonselektif dan selektif.
Media selektif mengandung antibiotik untuk mencegah pertumbuhan berlebihan bakteri dan
jamur kontaminan. Terdapat tiga formulasi umum yang dapat digunakan baik untuk media
nonselektif maupun selektif.

1. Media agar semisintetik - Media ini ( mis, middle brook 7H10 dan 7H11)
mengandung garam tertentu, vitamin,kafaktor,oleic acid, albumin, katalase, dan
gliserol ; medium 7H11 juga mengandung casein hydrolysate. Albumin menetralkan
sifat toksik dan efek inhibitor asam lemak pada spesimen atau medium. Inokulum besar
menghasilkan pertumbuhan pada media tersebut dalam beberapa minggu. Media ini
mungkin kurang sensitif dibandingkan dengan media lain untuk isolasi primer
mikobakteri, karena mungkin diperlukan inokulum yang besar. Media agar semisintetik
ini digunakan untuk mengobservasi morfologi koloni, untuk test resistensi, dan dengan
tambahan antibiotik dan hijau malakit,sebagai media selektif.
2. Media telur kental - Media ini (mis, lowenstein-jensen) mengandung garam
tertentu,gliserol dan substansi organik kompleks (mis, telur segar atau kuning
telur,tepung kentang dan bahan-bahan lainnya dalam berbagai kombinasi). Hijau
malakit ditambahkan untuk menghambat bakteri lain inokulum kecil dari spesimen
pasien akan tumbuh pada media ini dalam 3-6 minggu. Media ini dengan tambahan
antibiotik digunakan sebagai media sekektif
3. Media kaldu - Media kaldu (mis, middlebook, 7H9 dan 7H12) mendukung proliferasi
inokulum kecil biasanya mikobakteri tumbuh dalam gumpalan atau masa karakter
hidrofilik permukaan sel. Jika media ini ditambahkan tweens (ester asam lemak yang
larut air) tweens akan membasahi permukaan, dengan demikian memungkinkan
pertumbuhan yang tersebar pada media cair. Pertumbuhan bakteri sering lebih cepat
dibandingkan pada media kompleks.

C. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN

Mikobakteri adalah bakteri aerob obligat dan memperoleh energi dari oksida banyak senyawa
karbon sederhana. Peningkatan tekanan CO2 meningkatkan pertumbuhan bakteri. Aktifitas
biokimianya tidak khas, dan kecepatan pertumbuhan mikobakteri jauh lebih lambat dari pada
sebagian besar bakteri. Waktu pembelahan basil tuberculosis adalah sekitar 18 jam. Bentuk
saprofit cenderung untuk tumbuh lebih cepat, berproliferasi baik pada suhu 22-
33°C,menghasilkan lebih banyak pigmen dan kurang tahan asam dibanding bentuk patogenik.

D. REAKSI TERHADAP AGEN FISIK & BIOKIMIA

Mikobakteri cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lainnya karena
bersifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhan berkelompoknya. Zat warna (mis, hijau
malakit) atau agen antibakteri (mis, penisilin) yang bersifat bakteriostatik terhadap bakteri
lainnya dapat dimasukan kedalam media tanpa menghambat pertumbuhan basil tuberculosis.
Asam dan basa memungkinkan beberapa basil tuberculosis yang terpapar untuk bertahan hidup
dan digunakan untuk membantu manghilangkan organisme kontaminan dan untuk
“konsentrasi" spesimen klinis. Basil tuberculosis bersifat resisten terhadap pengeringan dan
bertahan hidup dalam waktu yang lama didalam sputum kering.
E. VARIASI

Variasi dapat muncul dalam bentuk tampilan koloni,pigmentasi,virulensi,suhu pertumbuhan


optimal dan karakteristik seluler atau pertumbuhan lainnya.

F. PATOGENISITAS MIKOBAKTERI

Terdapat perbedaan bermakna pada kemampuan mikobakteri yang berbeda untuk


menyebabkan lesi kepada berbagai spesies pejamu. Manusia dan tikus percobaan sangat peka
terhadap infeksi M. tuberculosis, sedangkan unggas dan sapi resisten. M. tuberculosis dan
Mycobacterium sebanding patogenitasnya bagi manusia. Jalan masuk infeksi (pernapasan
versus usus) menetukan pola lesi. Dinegara maju M. bovis telah menjadi sangat jarang.
Beberapa mikobakteri ” atipikal" yang sekarang dinyatakan sebagai nonbakteri tuberculosa
(mis, Mycobacterium kansasii) menyebabkan penyakit manusia yang tidak dapat dibedakan
dari tuberculosis lainnya (Mis, Mycobacterium fortintum) hanya menyebabkan lesi permukaan
atau bertindak sebagai bakteri oportunistik

UNSUR-UNSUR POKOK BASIL TUBERCULOSIS

Unsur-unsur pokok yang dicantumkan dibawah ini ditemukan terutama pada dinding sel.
Dinding sel mikobakteri dapat menginduksi reaksi hipersensitivitas lambat dan untuk
kekebalan tehadap infeksi serta dapat menggunakan keseluruhan sel mikobakteri pada adjuvan
freund isi sel mikobakteri hanya mendatangkan reaksi hipersensitivitas lambat pada hewan
yang telah tersensitisasi sebelumnya.

Infeksi primer dan tipe reaktivasi tuberculosis :


Ketika seorang penjamu berkontak pertama kalinya dengan basil tuberculosis, gambaran
berikut biasanya terlihat :
1.sebuah lesi eksudatif akut berkembang dan menyebar dengan cepat kepembuluh limfe dan
kelenjar limfe regional. Lesi eksudatif pada jaringan sering sembuh dengan cepat
2. kelenjar limfe mengalami perkejuan massif, yang biasanya mengalami klasifikasi (lesi
ghon).
3. tes tuberculin menjadi positif.
Tipe infeksi primer ini terjadi dimasa lalu, biasanya pada masa anak-anak, tapi sekarang sering
ditemukan pada dewasa yang selama ini bebas dari infeksi. Oleh sebab itu, uji tuberculin
memberikan hasil negatif pada awal kehidupan.
Pada infeksi primer, semua bagian paru dapat terkena, tetapi paling sering pada bagian basal.
Tipe reaktivasi biasanya disebabkan oleh basil tuberculosis yang bertahan hidup dilesi primer.
Tuberculosis reaktivasi ditandai oleh lesi jaringan kronik,pembentukan tuberkel, perkejuan,
dan fibrosis. Kelenjar limfe regional hanya sedikit yang terlibat dan mereka tidak mengalami
perkejuan. Tipe reaktivasi hamper selalu dimulai pada apeks paru, tempat dengan tekanan
oksigen (PO2) paling tinggi.
Perbedaan antara infeksi primer dan reinfeksi atau reaktivasi yang disebabkan oleh (1).
Resistensi dan (2). Hipersensitivitas yang diinduksi oleh infeksi primer. Belum diketahui
dengan jelas seberapa besar peran masing-masing komponen ini dalam respon yang
termodifikasi pada tuberculosis reaktivasi.
Imunitas & hipersensitivitas

Sewaktu infeksi pertama oleh basil tuberculosis, didapatkan resistensi tertentu dan terjadi
peningkatan kemampuan untuk melokalisasi basil tuberculosis, memperlambat multipikasinya,
membatasi penyebarannya, dan menurunkan diseminasi limpatik.hal ini dipengaruhi oleh
perkembangan imunitas seluler, dibuktikan dengan kemampuang fagosit mononuclear untuk
membatasi pembelahan organisme yang masuk bahkan menghancurkannya. Dalam perjalanan
infeksi primer, pejamu juga memperoleh hipersensitivitas terhadap basil tuberculosis. Hal ini
dibuktikan oleh perubahan hasil reaksi tuberkulin menjadi positif. tuberkulin dapat diinduksi
oleh keseluruhan basil tuberculosis atau oleh tuberkuloprotein dalam kombinasinya dengan
chloroform soluble wax D basil tuberculosis, tetapi tidak oleh tuberkuloprotein saja.
Hipersensitivitas dan resistensi tampak sebagai aspek yang berbeda dari reaksi yang
diperantarai sel yang terkait.

Tes Tuberkulin

A.Materi

Tuberkulin tua adalah filtrate terkonsentrasi kaldu basil tuberkulosistelah tumbuh selama 6
minggu. Selain tuberkuloprotein reaktif materi ini mengandung berbagai konstituen basil
tuberculosis lain dan konstituen dari media pertumbuhan. Purified protein derivative (PPD)
didapat melalui fraksinasi kimiawi tuberkulin tua. PPD telah ditetapkan istilah reaktivitas
biologisnya sebagai “tuberculin unit (TU). Melalui persetujuan internasional , TU didefinisikan
sebagai aktivitas yang terkandung dalam sebuah berat spesifik seibert’s PPD Lot No. 49608
dalam buffer spesifik. TU ini adalah PPD-S, standar untuk tuberkulin terhadap potensi smua
produk yang harus ditetapkan dengan pemeriksaan biologic – yaitu melalui ukuran reaksi pada
manusia . tuberkulin kekuatan pertama mempunyai 1 TU ; kekuatan sedang mempunyai 5 TU;
dan kekuatan kedua mempunyai 250 TU. Bioekuivalensi produk PPD tidak berdasarkan pada
berat materi, tetapi berdasar pada aktivitas komparatif.

B. Dosis tuberkulin

Sejumlah besar tuberkulin disuntikan ke seorang pejamu yang hipersensitif. Dapat


menyebabkan reaksi local berat dan flare up inflamasi serta nekrosis pada tempat utama infeksi
(reaksi lokal). Oleh sebab itu, tes tuberkulin pada riset menggunakan 5 TU; pada orang yang
dicurigai mempunyai hipersensitivitas yang ekstream. Tes kulit dimulai dengan 1 TU. Materi
yang lebih terkonsentrasi (250 TU) diberikan hanya jika reaksi terhadap 5 TU memberikan
hasil negatif. Volume yang diberikan biasanya 0,1 mL yang diinjeksikan secara intrakutan.
Preparat PPD harus distabilkan dengan 80 polisorbate untuk mencegah adsurbsi ke kaca.

C. Reaksi terhadap tuberkulin

Pada seorang individu yang tidak mempunyai kontak dengan mikobakteri, tidak ditemukan
reaksi terhadap PPD-S, seorang individu yang telah mengalami infeksi primer dengan basil
tuberculosis akan mengalami indurasi,edema,eritema dalam 24-48 jam, dan bahkan ditemukan
nekrosid sentral jika terjadi reaksi yang sangat intens. Tes kulit harus dibaca dalam 48-72
jam.pemeriksaan ini dianggap positif jika injeksi 5 TU tersebut diikuti oleh indurasi dengan
diameter 10mm atau lebih. Tes positip cenderung untuk menetap selama beberapa hari. Reaksi
yang lemah dapat menghilang lebih cepat.
Tes tuberkulin menjadi positif dalam 4-6 minggu setelah infeksi (atau injeksi basil avirulen)
tes ini dapat menjadi negative walaupun terdapat infeksi tuberculosis jika terjadi “anergi”
karena tuberculosis berat,campak,penyakit Hodgkin sarkoidosis,AIDS atau luluh imun. Tes
tuberkulin yang positif terkadang dapat kembali menjadi negatif pada terapi isoniazid yang
baru saja diubah. Setelah vaksin BCG, tes ini akan menjadi positif,tetapi kejadian ini hanya
dapat berlangsung selama 3-7 tahun. Hanya eliminasi basil tuberculosis hidup yang
menyebabkan kembalinya tes tuberkulin menjadi negatif. Akan tetapi, orangyabg PPD positif
beberapatahun yang laludan sehat dapat gagal memberikan hasil tes kulit yang positif. Jika
orang seperti itu kembali dites 2 minggu kemudian tes kulit PPD nya-“diperkuat”oleh injeksi
antigen yang baru akan kembali memberikan ukuran indurasi yang positif.

A. Lipid

Mikrobakteri kaya akan lipid. Lipid ini mencakup mycolic acid (asam lemak rantai
panjang C78-C90),lilin, dan fosfatida. Pada sel, lipid sangat terikat dengan protein
dan polisakarida. Muramyl dipeptide (dari peptidoglikogen) bersama dengan mycolic
acid dapat menyebabkan pembentukan granuloma;pospolipid,menginduksi nekrosis
kaseosa. Lipid menentukan sifat tahan asam hingga batas tertentu. Penghilangan lipid
dengan asam panas akan menghancurkan sifat tahan asam ,hal ini bergantung pada
integritas dinding sel dan keberadaan lipid tertentu.sifat tahan asam juga menghilang
setelah sonikasi sel mikobakteri. Analisis lipid melalui kromatografi gas
memperlihatkan pola yang membantu dalam klasifikasi spesies yang berbeda.
Galur virulen basil tuberculosis membentuk “tali menyerupai ular”(serpentine cords),
yaitu kumpulan basiltahan asam yang tersusun dalam rantai parallel. Pembentukan tali
ini berhubungan dengan virulensi. Sebuah “cord factor” (trehalose-6,6’dimycolate)
telah diekstraksi dari basil virulen dengan eter petroleum. Senyawa ini menghambat
migrasi leukosit, menyebabkan granuloma kronis, dan dapat berfungsi sebagai
“adjuvan” imunologis.
B. Protein
Masing masing tipe mikobakteri mengandung beberapa protein yang menimbulkan reaksi
tuberkulin. Protein yang berikatan dengan sebuah fraksi lilin dengan injeksi dapat menginduksi
sensitivitas tuberkulin. Protein tersebut juga dapat menyebabkan pembentukan berbagai
antibodi.

C. Polisakarida
Mikrobakteri mengandung berbagai polisakarida. Perannya dalam pathogenesis
penyakit belum jelas. Polisakarida tersebut dapat menginduksi hiversenstifitas tipe
segera dan dapat berfungsi sebagai antigen dalam reaksi dengan serum pasien yang
terinfeksi.

D. Pathogenesis
Mikobakteri terkandung di dalam droplet berdiameter <25 um ketika pasien yang
terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Droplet akan menguap dan meninggalkan
organisme yang di hirup kecil untuk terdeposit di dalam alveoli ketika di hirup. Ketika
berada di dalam alveoli, system imun pejamu akan merespon dengan mengeluarkan
sitokin dan limfokim yang menstimulasi monosit dan makrofag. Mikobakteri mulai
berkembangbiak di dalam makrofag. Beberapa dari makrofag tersebut meningkatkan
kemampuan untuk membunuh organisme, sedangkan yang lainnya dapat dibunuh oleh
basil. Setelah 1-2 bulan pasca-paparan, diparu terlihat lesi patogenik yang di sebabkan
olah infeksi. Dua tipe lesi seperti yang di jelaskan berikut ini dibawah judul “ patologi
“ dapat berkembang. Esistensi dan hipersensitifitas pejamu sangat mempengaruhi
perkembangan penyakit dan tipe lesi yang terlihat.
Patologi
Produksi dan perkembangan lesi serta penyembuhannya atau progresi terutama
ditentukan oleh (1) jumlah mikobakteri dalam inoculum dan perkembangbiakan
selanjutnya, dan (2) tipe pejamu.
A. Dua lesi utama
1. Tipe eksudatif – tipe ini terdiri dari reaksi inflamasi akut, dengan cairan edema
leukosit polimorfonuklear, dan kemudian. Monosit disekitar basil tuberculosis.
Tipe ini terlihat terutama pada jaringan paru,tempat ia menyerupai pneumonia
bacterial. Lesi ini dapat sembuh melalui resolusi sehingga keseluruhan eksudat
diabsorpsi, lesi ini dapat menyebabkan nekrosis jaringan yang massif atau dapat
berkembang menjadi lesi tipe kedua (produktif). Selama fase eksudatif. Tes
tuberkulin menjadi positif.
2. Tipe produktif-ketika telah berkembang sempurna, lesi ini (sebuah granuloma
kronik) terdiri dari tiga zona : (1) area sentral yang besar, sel raksasa multinukleus
yang mengandung basil tuberculosis; (2) zona pertengahan sel epiteloid pucat,
sering tersusun secara radial ; dan (3) zona perifer fibroblast,limfosit, dan monosit.
Kemudian jaringan fibrosa perifer berkembang, dan area sentral mengalami
nekrosis kaseosa. Lesi seperti itu disebut tuberkel. Sebuah tuberkel kaseosa dapat
pecah ke dalam bronkus dan mengalirkan isinya ke sana, dan membentuk sebuah
rongga. Rongga ini dapat sembuh melalui proses fibrosis atau kalsifikasi.

B. Penyebaran organisme pada pejamu


basil tuberculosis menyebar dipejamu melalui penyebaran langsung, melalui
saluran limfe dan aliran darah, serta melalui bronki dan salurean pencernaan.
Pada infeksi pertama basil tuberculosis selalu menyebardari lokasi awal melalui
saluran limfe ke kelenjar limfe regional. Basil dapat menyebar lebih jauh dan
mencapai aliran darah dan selanjutnya menyebarkan basil kesemua organ
(distribusi milier). Aliran darah juga dapat diinvasi melalui erosi vena oleh
tuberkel kaseosa atau kelenjar limfe. Jika sebuah lesi kaseosa mengeluarkan isinya
ke dalam bronkus, isi lesi ini akan diaspirasi dan didistribusikan ke bagian paru
yang lain atau ditelan dan masuk ke lambung dan usus.

C. Lokasi pertumbuhan intraseluler


Begitu mikobakteri memantafkan dirinya didalam jaringan, organisme ini
terutama menetap secara intraseluler didalam monosit,sel retikuloendotelial, dan
sel raksasa. Lokasi intraseluler ini merupakan salah satu dari beberapa sifat
mikobakteri yang mempersulit kemoterapi dan memudahkan resistensi mikroba.
Didalam sel hewan yang imun, pembelahan basil tuberculosis sangant dihambat.
D. Interpretasi tes tuberkulin
Tes tuberkulin yang positif menandakan bahwa seorang individu telah terinfeksi
pada masa lalu. Hasil ini tidak menyatakan adanya penyakit aktif atau imunitas
terhadap penyakit. Orang yang tes tuberkulinnya positif berisiko mengalami
penyakit yang berasal dari reaktivasi infeksi primer, sedangkan orang dengan hasil
tes tuberkulin negatife yang belum pernah terinfeksi tidak mempunyai risiko
tersebut, meskipun mereka dapat menjadi terinfeksi dari sumber eksternal.
E. uji pelepasan interferon gamma untuk deteksi tuberculosis
terkadang hasil tes kulit tuberkulin sulit untuk diinterpretasikan, terutama pada
orang yang telah divaksinasi dengan BCG atau yang hidup didaerah dengan
prevalensi mikobakteri nontuberkulosis yang tinggi dilingkungannya. dalam usaha
untuk meningkatkan keakuratan diagnostik , uji pelepasan interferon gamma darah
lengkap telah dikembangkan secara komersial. Pemeriksaan ini didasarkan pada
respon imun pejamu terhadap antigen M. tuberculosis spesifik ESAT-6 dan CFP-
10 yang tidak ditemukan pada sebagian besar mikobakteri nontuberkulosis dan
BCG. Tes ini mendeteksi interferon gamma yang dilepaskan oleh sel T CD4 yang
tersensitisasi sebagai respon terhadap antigen ini. Saat ini, terdapat dua
pemeriksaan komersial yang tersedia di Amerika seerikat. Quantiferon-gold
(Cellestis, Valencia CA) adalah sebuah pemeriksaan ELISA yang mendeteksi
interferon gamma dalam darah lengkap. T-SPOT-TB (Oxford
immunotech,oxford,UK) adalah sebuah pemeriksaan ELISA imunospot yang
menggunakan sel mononuclear darah tepi yang dimurnikan. Hasil dari kedua tes
ini dilaporkan sebagai positif,negative, atau tidak ditemkan. Kedua pemeriksaan
ini masih menjalani evaluasi yang menyeluruh.pemeriksaan ini peka terhadap
pariasi biologis dalam respon imun. Akan tetapi, berbagai penelitian telah
menunjukan bahwa pemeriksaan ini sebanding dengan tes kulit tuberkulin dalam
mengevaluasi infeksi laten.terutama pada orang yang telah menerima BCG. Akan
tetapi pemeriksaan tersebut sebaiknya tidak digunakan pada pejamu dengan luluh
imun berat atau pada anak yang sangat muda.

Gambaran klinis
Karena basil tuberculosis dapat mengenai setiap sistem organ maka manifestasi
klinisnya bermacam-macam . kelelahan,kelemahan,berat badan turun,demam,dan
keringat malam dapat menjadi beberapa gejala penyakit tuberkulosis . keterlibatan
paru menimbulkan batuk kronis; batuk darah biasanya berhubungan dengan lesi
yang sudah sangat lanjut. Meningitis atau keterlibatan saluran kemih dapat terjadi
tanpa adanya tanda-tanda lain tuberculosis. Penyebaran melalui aliran darah
menyebabkan tuberculosis milier dengan lesi pada banyak organ dan angka
kematian yang tinggi.

Pemeriksaan laboratorium diagnostic


Tes tuberkulin yang positif tidak membuktikan adanya penyakit aktif karena basil
tuberculosis
A. Sesimen
spesimen terdiri dari sputum segar,bilasan lambung,urin,cairan pleura,cairan
serebrospinal,cairan sendi,bahan biopsi,darah,atau bahan yang dicurigai
lainnya.
B. Dekontaminasi & pemekatan spesimen
Spesimen dari spiutum dan daerah tidak steril lainnya harus dicairkan dengan
N-acetyl L cystin. Didekontaminasi dengan NaOH (membunuh banyak bakteri
lainnya dan jamur), dinetralkan oleh buffer dan dikonsentrasikan dengan
sentrifugasi, spesimen yang diproses dengan cara ini dapat digunakan untuk
pewarnaan tahan asam dan kultur. Spesimen dari daerah steril, sperti cairan
serebrospinal,tidak memerlukan prosedur dekontaminasi dan dapat langsung
disentrifugasi,diperiksa dan dikultur.
C. Apusan
Sputum,eksudat dan materi lainnya diperiksa untuk menemukan basil tahan
asam dengan pewarnaan. Pewarnaan bilasan lambung dan urin umumnya tidak
direkomendasikan, karena mungkin mengandung mikobakteri saprofit dan
memberikan hasil yang positif. Mikroskopi fluoresens dengan pewarnaan
auramine-rhodamine lebih sensitif dari pada pewarnaan tahan asam (seperti
Ziehl-Neelsen) dan merupakan pewarnaan yang lebih disukai untuk spesimen
klinis. Jika organisme tahan asam ditemukan didalam spesimen yang tepat,
temuan ini merupakan bukti presumtif infeksi mikobakteri.
D. Kultur, Identifikasi, & tes resistensi
Spesimen yang diproses dari daerah yang tidak steril dan spesimen yang disentrifugasi dari
daerah steril dapat dikultur secara langsung ke media selektif dan nonselektif. Kultur kaldu
selektif sering kali merupakan metode yang paling sensitif dan memberikan hasil paling
cepat. Media agar selektif (mis, lowenstein-jensen atau middlebrook 7H10/7H11 biplate
dengan antibiotik) harus diinokulasi secara paralel dengan kultur media kaldu. Inkubasi
dilakukan pada suhu 35-37°C dalam 5-10% CO2 sampai 8 minggu. Jika kultur negatif
sedangkan pewarnaaan tahan asam positif atau dicurigai muncul mikobakteri
nontuberkulosis yang tumbuh lambat maka saru set media yang diinokulasi harus
diinkubasi pada suhu yang lebih rendah (mis, 24-33°C dan kedua set diinkubasi selama 12
minggu)
Kultur darah untuk mikobakteri (biasanya M. Avium kompleks) harus diberi
antikoagulant dan diproses dengan menggunakan salah satu dari tiga metode : (1) Sistem
sentrifugasi lisis yang tersedia secara komersil ; (2) Inokulasi kemedia kaldu yang tersedia
secara komersil yang secara spesifik didesain untuk kultur darah ; atau (3) sentrifugasi
darah dan inokulasi lapisan buffy coat sel darah putih, dengan atau tanpa lisis deoksikolat
se, kekultur kaldu, media solid dapat digunakan secara paralel.
Penggolongan dan pemisahan M. Tuberkulosis dari semua spesies mikobakteri lain
adalah hal yang penting secara medis. Ketingkat spesies. Metode konvensional untuk
identifikasi mikobakteri meliputi observasi kecepatan pertumbuhan, morfologi koloni,
pigmentasi, dan profil biokimia. Metode konvensional sering memerlukan waktu 6-8
minggu untuk identifikasi. Kecepatan pertumbuhan memisahkan antara penumbuh cepat
(tumbuh dalam <7 hari) dari mikobakteri lainnya. Fotokromogen menghasilkan pigmen
didalam cahaya, tetapi tidak didalam gelap ; skotokromogen menghasilkan pigmen ketika
tumbuh pada suasana gelap ; nonkromogen (nonfotokromogen) tidak berpigmen atau
mempunyai koloni bewarna coklat muda atau kekuningan. Spesies individual atau
kompleks ditentukan oleh karakteristik biokimiai tambahan (mis, tes niasin positif seperti
dengan M. Tuberkulosis, reduksi nitrat, produksi urease atau katalase, tes arilsulfatase, dan
banyak yang lainnya). Klasifikasi tradisional yang didasarkan pada identifikasi metode
konvensional dicantumkan didalam tabel 23-2.metode pelacak molekular (molecular
probe) tersedia untuk empat spesies dan jauh lebih cepat dari pada metode konvensional.
Diamerika serikat, keempat spesies tersebut menempati 95% atau lebih isolat klinis
mikobakteri, dan metode konvensional hanya mengidentifikasi sebagian kecil isolat klinis.
Metode konvensional untuk menggolongkan mikobakteri dengan cepat ditinggalkan karena
metode pelacak molekular jauh lebih cepat dan mudah. Sebagian tambahan, banyak
laboratorium dengan kemampuan molekular telah mengimplementasikan sequencing gen
16S rRNA untuk mengidentifikasi dengan cepat probe-negatif spesies atau mengirim
organisme tersebut kelaboratorium rujukan yang memiliki kemampuan sequencing.

Pelacak molekular memiliki kemampuan yang cepat, sensitif dan spesifik untuk
mengidentifikasi mikobakteri. Pelacak ini dapat digunakan pada pertumbuhan mikobakteri
dimedia solid atau dari kultur kaldu. Pelacak DNA spesifik untuk sekuens rRNA organisme
yang diperiksa, digunakan dalam prosedur hibridisasi. Terdapat sekitar 10.000 salinan
rRNA per sel mikobakteri, memberikan sistem amplifikasi alalmi, meningkatkan deteksi.
Hibrid untai ganda dipisahkan dari pelacak untai tunggal yang tidak dihibridisasi. Pelacak
DNA terkait dengan bahan kimia yang diaktifkan didalam hibrid dan terdeteksi oleh
chemiluminescence. Telah dapat digunakan pelacak untuk kompleks M. Tuberkulosis (M.
Tuberkulosis, M.bovis, dan mycobacterium africanum), kompleks M. Avium (M. Avium,
M. Intracellulare dan mikobakteri yang berhubungan erat), M. Kansasii dan
mycobacterium gordonae. Penggunaan berbagai pelacak ini telah mempersingkat waktu
identifikasi mikobakteri yang penting secara klinis dari beberapa minggu hanya 1 hari.
High-performance liquid chromatography (HPLC) telah diaplikasikan untuk
menentukan spesies mikobakteri. metode tersebut didasarkan pada perkembangan profil
mycolid acid yang bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. HPLC untuk menentukan
spesies mikobakteri tersedia dilaboratorium rujukan.
Tes resistensi mikobakteri adalah pemeriksaan tambahan yang penting dalam memilih
obat untuk terapi yang efektif. Teknik kultur kaldu radiometrik yang telah distandarisasi
dapat digunakan untuk tes resistensi obat lini pertama. Teknik berbasis agar konvensional
yang kompleks dan lebih sulit biasanya dilakukan dilaboratorium rujukan ; obat lini
pertama dan kedua dapat diperiksa dengan menggunakan metode ini.

A. Deteksi DNA
Polymerase dan reaction memberikan janji yang besar untuk deteksi yang cepat dan
langsung M. Tuberkulosis didalam spesimen klinis. Sensitivitas keseluruhan adalah 55-
90% denga spesifitas sekitar 99%. Pemeriksaan ini mempunyai sensitivitas tertinggi jika
diaplikasikan kespesimen yang sediaan apusannya positif basil tahan asam. Minimal 2
pemeriksaan molekular komersial diamerika serikat memiliki izin FDA untuk deteksi M.
Tuberkulosis dalam apusan sampel sputum positif dan satu dari pemeriksaan tersebut juga
diizinkan untuk spesimen pernapasan dengan hasil apusan negatif.
Karakterisasi galur spesifik M. Tuberkulosis bisa penting untuk tujuan klinis dan
epidemiologis. Karakterisasi ini memungkinkan dilakukannya beberapa hal, seperti :
melacak transmisi dari satu orang keorang lain, analisis wabah tuberkulosis, dan
pembuktian adanya reaktivasi dan terinfeksi yang terjadi pada seorang pasien. Penyidikan
DNA dilakukan dengan menggunakan protokol terstandardiasi yang berdasar pada
restriction fragmen length polymorphism. Banyak salinan sekuens sisipkan 6110 (insertion
sequence IS6110) terdapat didalam kromosom sebagian besar galur M. Tuberkulosis, dan
sequens ini ditemukan diberbagai tempat. Fragmen DNA dihasilkan oleh digesti
endonuklease retriksi dan dipisahkan dengan elektroforesis. Pelacak untuk IS6110
digunakan untuk menentukan genotip. Pemeriksaan ini dilakukan di Centers For Disease
Control and prevention, dibeberapa laboratorium departemen kesehatan negara bagian,
dilaboratorium penelitian.

Terapi = Yudha

Epidimiologi

Pencegahan dan Pengendalian

MIKROBAKTERI LAINNYA

Kompleks Mycobacterium avium

Mycobacterium kansasii

Mycobacterium Scrofulaceum

Mycobacterium Marinum & Mycobacterium Ulcerans

Kompleks Mycobacterium Fortuitum

Mycobacterium Chelonae-Absscessus

Spesies Mikrobakteri Lainnya

Klasifikasi Runyon Tradisional Mycobacterium

Klasifikasi Organisme
Kompleks TB Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium africanum
Mycobacterium bovis
Fotokromogen Mycobacterium asiaticum
Mycobacterium kansasii
Mycobacterium marinum
Mycobacterium simiae
Skotokromogen Mycobacterium flavescens
Mycobacterium gordonae
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium szulgai
Nonkromogen Kompleks Mycobacterium avium
Mycobacterium celatum
Mycobacterium haemophilum
Mycobacterium gastri
Mycobacterium genavense
Mycobacterium malmoense
Mycobacterium nonchromogenicum
Mycobacterium shimoidei
Mycobacterium terrae
Mycobacterium trivale
Mycobacterium ulcerans
Mycobacterium xenopi
Penumbuhan Cepat Mycobacterium abscessus
Grup Mycobacterium fortuitum
Grup Mycobacterium chelonae
Mycobacterium immunogenum
Mycobacterium mucogenicum
Mycobacterium phlei
Mycobacterium smegmatis
Mycobacterium vaccae
Mikobakteri Saprofit yang Tidak Berhubungan dengan Penyakit Manusia
Mycobacterium phlei sering ditemukan pada tumbuhan, tanah atau air. Mycibacterium
gordonae juga ditemukan ditempat yang serupa. Mycobacterium smegmatis rutin ditemukan
pada sekresi sebasea manusia dan dapat disalah artikan dengan organisme tahan asam
patogenik. Mycobacterium paratuberculosis menyebabkan enteritis kronik pada sapi. Terdapat
minat yang baru terhadap mikroorganisme ini karena mereka berperan sebagai penyebab
potensial inflammatory bowel disease.

MYCOBAKTERIUM LEPRAE
Walaupun organisme ini dilaporkan oleh hansen pada tahun 1873 (9 tahun sebelum penemuan
basil tuberculosis oleh koch), tetapi bakteri ini belum dapat dikultur dari media bakteriologis
yang tidak hidup. Organisme ini menyebabkan lepra. Terdapat lebih dari 10 juta kasus lepra,
terutama diasia.
Basil taham asam khas-tunggal,ikatan paralel atau dalam masa globular-biasa ditemukan
pada kerokan kulit atau membran mukosa (terutama septum nasi) pada lepra lepramatosa. Basil
tersebut sering ditemukan didalam sel endotel pembuluh darah atau didalam sel mononuklear.
Pada saat basil dari lepra manusia (dari kerokan jaringan hidung) diinokulasikan kedalam
telapak kaki tikus, muncul lesi granulomutosa lokal dengan pembelahan basik yang terbatas.
Armadillo yang diinokulasikan mengalami lepra lepramatosa ekstensif, dan armadillo yang
secara alami terinfeksi lepra telah ditemukan di texas dan mexico. M. Leprae dari armadillo
atau jaringan manusia mengandung o-diphenoloxidase yang unik, mungkin adalah suatu enzim
khas basil lepra.

GAMBARAN KLINIS
Onset lepra bersifat tersembunyi dan membahayakan. Lesi mengenai jaringan tubuh yang lebih
dingin : kulit, saraf superfisial, hidung, faring, laring, mata, dan testis. Lesi kulit yang muncul
dapat berupa lesi makular anestesik yang pucat, berdiameter 1-10 cm : atau infiltrasi kulit yang
difus. Kelainan neurologis ditandai dengan infiltrasi saraf dan penebalan yang mengakibatkan
anestesia, neuritis, parestesia, ulkus tropis, dan resorpsi tulang serta pemendekan jari. Cacat
karena infiltrasi kulit dan keterlibatan saraf Pada kasus yang tidak di terapi dapat bersifat
ekstrem.
Penyakit ini di bagi menjadi 2 tipe utama, lepramatosa dan tuberkuloid, dengan beberapa
stadium intermediate. Pada tipe lepramatosa, perjalanan penyakitnya progresif dan ganas,
disertai dengan lesi kulit nodular : keterlibatan lesi saraf yang simetris dan lambat: basil tahan
asam yang terdapat di lesi kulit ; bakteremia berkelanjutan ; dan tes kulit lepromin (ekstrak
jaringan lepramatosa) yang negatif. Pada lepra lepramatosa, imunitas yang diperantai sel sangat
berkurang dan kulit diinfiltrasi oleh sel T supresor. Pada tipe tuberkuloid, perjalanan
penyakitnya bersifat jinak dan tidak progresif, dengan lesi kulit makular, keterlibatan saraf
yang asimetris dan berat serta mendadak dengan beberapa basil yang terdapat pada lesi, dan
test kulit lepromin yang sangat positif. Pada lepra tuberkukoid, imunitas yang diperantai sel
tetap normal dan kulit di infiltrasi oleh sel T helper.
Manifestasi sistemik anemia dan limfadenopati juga mungkin terjadi, keterlibatan mata
biasa terjadi. Amiloidosis mungkin terjadi

DIAGNOSIS
Kerokan dengan pisau bedah dari kulit atau mukosa hidung atau dari biopsi kulit daun telinga
dibuat apusan pada slide dan diwarnai dengan teknin ziehl-Neelsen. Biopsi kulit atau saraf yang
menebal memberikan gambaran histologi khas, tidak ada test serologis yang bermakna. Uji
serologis non-treponema untuk sifilis sering memberikan hasil positif palsu pada lepra.

TERAPI
Sulfon seperti dapson adalah terapi lini pertama, baik untuk lepra tuberkuloid maupun
lepramatosa. Rifampin atau klofazimin umumnya termasuk dalam regimen terapi awal, obat
lain yang aktif terhadap M. Leprae mencakup minosiklin, klaritromisin dan beberapa
fluorokuinolon, regimen yang direkomendasikan oleh organisasi kesehatan dunia WHO
bersifat praktis. Terapi selama beberapa tahun mungkin penting untuk terapi lepra yang
adekuat.

EPIDEMIOLOGI
Penularan lepra kemungkinan besar terjadi ketika anak kecil terpapar dalam jangka yang lama
terhadap basil dalam jumlah yang besar. Sekresi hidung adalah materi infeksius yang paling
mungkin untuk kontak keluarga. Periode inkubasi sekitar 2-10 tahun. Tanpa profilaksis, sekitar
10% anak yang terpapar dapat memperoleh penyakit. Terapi cenderung untuk menurunkan dan
memusnahkan infektivitas pasien. Armadilo yang terinfeksi secara alami ditemukan di Texas
dan Mexico mungkin tidak berperan dalam penularan lepra ke manusia.

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


Di amerika serikat, rekomendasi saat ini untuk mencegah lepra mencakup pemeriksaan teliti
kontak rumah tangga dan keluarga dekat. Pemeriksaan ini harus mencakup pemeriksaan kulit
lengkap dan pemeriksaan sistem saraf perifer. US public Health Service National Hansen's
Disease program tidak merekomendasikan pemberian profilaksis dapson rutin. Terapi
percobaan dapat diindikasikan untuk pasien yang mempunyai tanda dan gejala yang sugestif
untuk lepra, tetapi tidak mempunyai diagnosis definitif.

Anda mungkin juga menyukai