KELOMPOK 8
DI SUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Essa,karna atas rahmatnya
sehingga makalah yang berjudul, SENGKETA KASUS KEWARGANEGARA ini
dapat kami selesaikan dengan cepat dan tepat waktua, tidak lupa pulah penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapa Ibu selaku dosen pengasu,yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penyusun menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala kekurangan dan
keterbatasan baik dari segi penulisa maupun isi dalamnya. Untuk itu kami sangat
harapkan saran atau kritik dari dari bapa ibu dosen yang bersangkutan.
DAFTAR ISI
HALAMAN......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumus
Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah
Kewarganegaraan..............................................................................................................3
B. Sengketan kasus
Kewarganegaraan..............................................................................................................3
2.1.Kesimpulan..................................................................................................................5
2.2.Saran............................................................................................................................6
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat pertumbuhan penduduk yang timggi serta kemiskinan yang banyak terjadi
di negara-negara berkembang merupakan salah satu pemicu terjadinya migrasi.selain
hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut kelahiran,kelahiran seseorang juga dapat
dilihat dari sisi perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan
drajat.Asas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigma bahwa suami –istri ataupunk
ikatan keluarga merupakan inti masayarakaat yang meniscayakan suasana sejahtera,
sehat dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakatnya,
suami- istri atu keluarga yang baik perlu menccerminkan adanya suatu kesatuan yang
bulat.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut
BAB II
PEMBAHASAN
A. MASALAH KEWARGANEGARAA
a. Pengertian kewarganegaraan
Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai dengan
asas yang dianut negara tersebut. Asas kewarganegaraan yang dianut oleh suatu
negara merupakan prinsip yang menjadi pedoman dalam menentukan
kewarganegaraan pada negara tersebut. Perbedaan asas tiap-tiap negara
disebabkan karena perbedaan latar belakang negara, cita-cita masa depan,
letaknegara , dan kondisi perkembangan yang ada.
Seorang warga negara indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negar Republik indonesia. Kepada orang ini akan diberikan kartu
tamda penduduk, berdasarkan kabupaten atu (khusus DKI jakarta ) prfinsi,
tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga.Kepada orang ini akan di berikan
nomor identitas yang unik (Nomor induk kependudukan, NIK) apabilah ia telah
berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan.Paspor diberikan
oleh negara kepada warga negaraya sebagai bukti identitas yang bersangkutan
dalam tata hukum internasional.
b. Asas kewarganegaraan
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan, dikenal dengan dua pedoman,
yaitu berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaran berdasarkan perkawinan
2 Asas Perkawinan
Selain hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut
kelahiran,kewarganegaraan sesesorang juga dapat dilihat dari sisi
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas
persamaan derajat. Asas kesatuan hukum berdasarkan pada
paradigma bahwa ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
meniscayakan suasana sejahtera. Untuk merealisasikan terciptanya
kesatuan dalam keluarga,maka semua harus tunduk pada hukum
yang sama. Dengan adanya kesamaan pemahaman dan komitmen
menjalankan kebersamaan atas dasar hukum yang sama
tersebut,meniscayakan adanya kewarganegaraan yang sama.
Sedangkan dalam asasa persamaan derajat ditentukan bahwa suatu
perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan
masing-masing pihak. Baik suami maupun istri tetap
berwarganegara asal,atau dengan kata lain sekalipun telah menjadi
suami istri,mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri
sama halnya ketika meraka belum menjadi suami istri.
3 Asas kesatuan hukum
Asas kesatuan hukum berangkat dari paradigma bahwa suami istri
ataupun ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang
meniscayakan suasana sejahtera,sehat,dan tidak terpecah. Dalam
menyeleggarakan kehidupan bermasyarakat,suami istri ataupun
keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan
yang bulat.
4 Asas persamaan derajat menurut asas persamarataan bahwa
perkawinan tidak mempegaruhi kewarganegaraan seseorang,dalam
arti masing-masing istri atau suami bebas menentukan sikap dalam
menentukan kewarganegaraannya. Asas ini menghindari terjadinya
penyeludupan,misalnya seseorang yang berkewarganegaraan asing
ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan
cara atau berpura-pura melakukan pernikahan dengan pasangan di
negara tersebut.
5 Sistem kewarganegaraan berdasarkan naturalisasi adalah suatu
perbuatan hukum yang dapat menybabkan seseorang memperoleh
sttus kewarganegaraan,misal:seseorang memperoleh status
kewarganegaraan akibat dari pernikahan,megajukan
permohonan,memilih/menolak status kewarganegaraan.
c. Masalah kewarganegaraan
Karna penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda,hal ini dapat
menimbulkan masalah kewarganegaraan,antara lain;
1. Apatride(tidak berkewarganegaraan)apatride adalah tampa
kewarganegaraan yang timbul apabila penurut peraturan
kewarganegaraan,seseorang tidak diakui sebagai warga negara
dari negara manapun misalnya bruno dan dalia adalah suami istri
yang berstatus negara B yang berasal dari ius soli. Mereka
berdomisili di negara A yang berasal ius sanguins. Kemudian lahir
anak mereka Ressbel,menurut negara A,bruno tidak diakui
sebagai warganegaranya,karena orang tuanya buakan
warganegaranya. Begitu pula menurut negara B bruno tidak diakui
sebagai warganegaranya karena lahir di wilayah negara lain.
Dengan demikian budi tidak mempunyai kewarganegaraan atau
apatride. Dengan keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang
tidak dapat perlindungan dari negara manapun juga
contoh:seseorang anak dari orang tua warga negara X yang
menganut ius soli dilahirkan di negara Y yang menganut ius
sanguins tidak memperoleh kewarganegaraaan baik negara
X(karena tidak lahir di sana)maupun kewarganegaraan keluarga
Y(karena bukan merupakan keturunan warga negara
tersebut)akibatnya anak tersebut tidak memiliki
kewarganegaraan(aptride).
2. Bipatride (berkewarganegaraan ganda)
Bipatride adalah dwi kewarganegaraan, yang merupakan
timbulnya apabilah apabila menurut peraturan dari dua negara
terkait seseorang dianggap sebagai warga negara kedua kedua
negara itu.Misalnya Adi dan Ani adalah suami istri yang berstatus
warga negara A, namun mereka berdomisili di negara B. Negara
A menganut asas ius sanguis dan Negara B menganut asas ius
soli. Kemudian lahirlah anak mereka, Eel . menurut negara A
yang menganut asas ius sanguis,Eel adalah warga negaranya karna
mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Menurut negara B
menganut asas ius soli, Eel juga negaranya, karena tempat
kelahirnya, adalah di negara B. Dengan demikian Eel mempunya
status dua kewarganegaraan atau bipatride.Dengan demikian
mengakibatkan ketidakpaatian status orang yang bersangkutan
dan kerumitan administrasi tentang kewarganegaraan tersebut
Contoh:seseorang keturunan bengsa Y( ius sanguins) lahir di
negara X (ius soli). Oleh karna ia keturunan bngsa Y maka
dianggap bangsa warga negara Y.Akan tetapi, negara X juga
menaganggap warga negaranya berdasarkan tempat lahirnya.
Sehingga anak tersebut mempunyai kewarganegaraan berdasarkan
tempat lahirnya. Sehingga anak tersebut mempunyai
kewarganegaraan ganda.
3. Multipatride (lebih dari 2 berkewarganegaraan) seseorang yang
memiliki 2 atau lebih kewarganegaraan Contoh: Seseorang yang
BIPATRIDE juga meneriama penerimaan status
kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, dimana saat
menerima kewarganegaraan yang lama.
Maka dari iyu permasalahan diatas harus dihindari degan upaya-upaya sebagai
berikut:
Stelsel aktif
Seseorang akan menjadi warga negara dengan melakukan tindakan-
tindakan hukum tertentu secara aktif. Dalam stelsel ini seseorang
warga negara memiliki hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu
kewarganegaraan.
Stelsel pasif
Seseorang dengan sendirinya menjadi warga negra tanpa harus
melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu.Dalam stelsel ini
seseorang warga negara memiliki hak repudiasi, yaitu hak untuk
menolak suatu kewarganegaraan.
Perkawinaan Campuran
Dalam perundang- undangan di indonesia ,perkawian campuran
didefinisikan dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang
perkawinan, pasal 57: “yang dimaksud dengan perkawinan,
campuran dalam Undang-undang ini ialah perkawin antara dua
orang yang berlaianan, karena perbedaankewarganegaraan dan
salah satu pihak berkewarganegaraan indonesia”.
d. Pewarganegaraan
Pewarganegaraan biasa atau naturalisasi biasa syarat yang harus dipenuhi :
Telah berusia 18(delapan belas) tahun
Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara republik indonesia paling singkat 5 (lima)tahun berturut-turutatau
paling singkat 10(sepuluh)tahun tidak berturut turut
Sehat jasmani dan rohani
Dapat berbahasa indonesia dan mengakui dasar negara indonesia dan
UUD negara republik Indonesia taun 1945
Tidak pernah dijatuhi pidana karna melakukan tindakan pidana yang di
ancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih
Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI,menjadi kewarga negaraan
ganda
Mempunyai penkerjaan dan penghasilan tetap
Membayar uang pewarganegara ke kas negara
“Anak yang belom berumur 18 tahun dan sebelum kawin yang mempunyai hubungan
hukum kekurangan dengan ayahnya sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan
Repubilik indonesia, turut memeperoleh kewarganegaraan republik indonesia setelah
dia memperoleh tempat tinggal dan berada di indonesia.Keterangan tentang bertempat
tinggal dan berada di indonesia itu tidak berlaku terhadap anak-anakn yang karna
ayahnya memperoleh kewarga-negaraan Republik indonesia menjadi tampa
kewarganegaraan”
Dalam ketentuan UU kewarganegaraan ini, anak yang lahir dari perkawinan campuran
bisa menjadi warganegara indonesia dan bisa menjadi warganegara asing:
SERING TERABAIKAN
Warga negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh pemerintah
negara tersebut dan mengakui pemerintahan itu sendiri. Adapun pengertian
menurut penduduk menurut kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang di tetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan,
diperkenalkan mempunyi tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara
itu.
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada
sejak lahir bahkan sebel.Didalam kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian
tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk
berbuat( sesuatu karna telah di tentukan oleh undang undang, atau untuk menurut
sesuatu, drajat atau mertabat.Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib
dilaksanakan, keharusan (sesuatu yang harus di laksanakan). Di dalam perjalanan
sejarah, tema hak relatif lebih mudah usianya dibandingkan dengan tema
kewajiban,walaupun sebelomnya telah lahir. Tema hak baru “lahir” secara formal
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanakan. Jika tidak
dilaksanakan dapat mendapatkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak
adalah kekuasan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh
undang- undang pebatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak
sampai melanggar hak orang lain. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban harus seimbang.
Dari pengertiaan diatas dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang harus didapatkan
oleh setiap orang dan melaksanakan kewajiban yang harus dikerjakan mendapatkan
sanksi bagi pelanggarannya.Dalam menjalani kehidupan di dunia ini ada
ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban, karena dengan adanya
ketidakseimbangan tersebut muncul masalah-masalah yang ada di masyarakat.Apalagi
masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan dari pejabat pejabat pemerintah.
Dan disinilah terjadi ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga timbul
masalah-masalh seperti kesenjangan sosial.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Sebagai warga negara seharusnya kita tidak mengabaikan hak dan kewajiban
sebagai warga negara karena hal itu akan berdampak status kewarganegaraan.Seperti
para pencari suaka alami mereka tidak memiliki kewarganegaraan karena banyak faktor
salah satu nya adalah hak dan kewajiban mereka tak terpenuhi.
2.2 Saran
Seharusnya pemerintah selalu memperhatikan hak setiap warga negara nya agar
tidak terjadi kasus seperti pencari suaka., begitupun warga negara harus memenuhi
kewajibanya. Karena anyak problem kewarganegaraa terjadi karena hak dan kewajiban
warga negara terabaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pashanurazwar./2010/06/problematika-teori kewarganegaraan.html