Anda di halaman 1dari 15

Macam2 Kewenangan, Batasan

Penggunaan Kewenangan dan


Sumber Kewenangan
Macam2 Kewenangan
• Dalam menjalankan tindak pemerintahan, Pemerintah memiliki 2
(dua) macam kewenangan :
1. Kewenangan terikat :
Kewenangan yg melekat pada jabatan yg diatur dalam peraturan
perUUan, contoh : Presiden memberhentikan Menteri.
2. Kewenangan bebas :
Kewenangan yg berdasarkan penggunaan asas kebebasan bertindak
(freies emersen/diskresi)
Kewenangan Bebas (1)
• Ada 2 (dua) macam kewenangan bebas :
1. Kewenangan bebas kebijaksanaan :
Kewenangan yg dimiliki oleh Pemerintah untuk bebas menggunakan atau tidak
menggunakan kewenangan dalam hal syarat2 bagi penggunaan kewenangan itu
telah terpenuhi.
Contoh :
Dalam Perda ttg Izin Usaha disebutkan :
“Bupati dapat mencabut ijin usaha apabila terjadi pelanggaran terhadap
persyaratan yg diatur”
Kata “dapat” pada pasal itu menunjukkan bahwa Bupati memiliki kewenangan
bebas kebijaksanaan.
Kewenangan Bebas (2)
2. Kewenangan bebas penilaian :
Kewenangan yg dimiliki Pemerintah untuk memutus secara mandiri
atau melakukan penafsiran terhadap norma yg kabur/tidak jelas.
Contoh 1 :
Dalam Perda tentang Ijin Usaha disebutkan :
“Hal2 yg belum diatur dalam perda ini akan ditetapkan tersendiri oleh
Bupati”
 Bupati memiliki kewenangan untuk memutus secara mandiri.
Kewenangan Bebas (3)
Contoh 2 :
Dalam Perda tentang PKL disebutkan :
“Sanksi yg berupa perintah bongkar terhadap kios2 PKL dijatuhkan oleh
Bupati dalam hal terjadi gangguan terhadap ketertiban umum”
Bupati memiliki kewenangan untuk menafsirkan norma yang kabur.
Batasan bagi Penggunaan Kewenangan
• Penggunaan kewenangan terikat dibatasi dengan peraturan perUUan.
• Penggunaan kewenangan bebas dibatasi dengan AUPB
• Pasal 15 UU no 30 th 2014 tentang Administrasi Pemerintahan :
“Wewenang Badan/atau Pejabat Pemerintahan dibatasi oleh :
a. masa atau tenggang waktu wewenang;
b. wilayah atau daerah berlakunya wewenang; dan
c. cakupan bidang atau materi wewenang.”
Sumber Kewenangan
• Secara teoritis, ada 3 macam sumber kewenangan :
1. Atribusi :
Kewenangan baru yg melekat dalam jabatan yg diatur dlm UU
2. Delegasi
Kewenangan yg berasal dari peralihan kewenangan seorang pejabat
TUN kepada Pejabat TUN lainnya
3. Mandat
Pada mandat tidak terjadi peralihan kewenangan, yg terjadi adalah
seorang Pejabat TUN bertindak atas nama Pejabat TUN yg lain
UU no 30 th 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
• Atribusi (Pasal 12)
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh wewenang melalui
atribusi apabila :
a. Diatur dlm UUD Negara RI th 1945 dan/atau UU
b. Merupakan wewenang baru atau sebelumnya tidak ada; dan
c. Atribusi diberikan kepada Badan dan atau/Pejabat Pemerintahan.
• Tdk dpt didelegasikan kecuali diatur dlm UUD Negara RI th 1945
dan/atau UU
• Tanggung jawab kewenangan berada pada Badan dan/atau Pejabat ybs.
• Delegasi (Pasal 13) :
Pendelegasian kewenangan ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perUUan
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh wewenang
melalui delegasi apabila :
a. Diberikan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan kepada
Badan/Pejabat Pemerintahan lainnya;
b. Ditetapkan dlm PP, Peraturan Presiden dan/atau Perda;
c. Merupakan wewenang pelimpahan atau sebelumnya telah ada.
• Tdk dpt didelegasikan lebih lanjut kecuali ditentukan lain dlm
peraturan perUUan.
• Bila peraturan perUUan memperkenankan dilakukannya subdelegasi :
a. dituangkan dlm bentuk peraturan sebelum wewenang
dilaksanakan;
b. dilakukan dalam lingkungan peraturan sendiri; dan
c. paling banyak diberikan kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan 1 (satu) tingkat di bawahnya.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg memberikan delegasi dpt
menggunakan sendiri wewenang yg telah didelegasikan kecuali
ditentukan lain dalam perUUan.
• Dlm hal pelaksanaan wewenang berdasarkan delegasi menimbulkan
ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan yg memberikan delegasi dpt menarik kembali
wewenangnya yg telah didelegasikan.
• Tanggung jawab kewenangan berada pada penerima delegasi.
• Mandat (Pasal 14)
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan memperoleh mandat apabila :
a. ditugaskan oleh Badan dan/atau Pejabat di atasnya; dan
b. merupakan pelaksanaan tugas rutin.
• Pejabat yg melaksanakan tugas rutin terdiri atas :
a. Pelaksana harian yg melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif
yg berhalangan sementara; dan
b. Pelaksana tugas yg melaksanakan tugas rutin dari pejabat definitif
yg berhalangan tetap.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dpt memberikan mandat
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lain yg menjadi
bawahannya, kecuali ditentukan lain dlm ketentuan peraturan
perUUan.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg menerima mandat harus
menyebutkan atas nama Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg
memberikan mandat.
• Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yg memberikan mandat dpt
menggunakan sendiri wewenang yg telah diberikan melalui mandat kecuali
ditentukan lain dalam perUUan.
• Dlm hal pelaksanaan wewenang berdasarkan mandat menimbulkan
ketidakefektifan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yg memberikan mandat dpt menarik kembali wewenangnya
yg telah dimandatkan.
• Penerima mandat tdk berwenang mengambil Keputusan dan atau Tindakan
yg bersifat strategis yg berdampak pada perubahan status hukum pada
aspek organisasi, kepegawaian dan alokasi anggaran.
• Tanggung jawab kewenangan tetap ada pada Pemberi mandat.
Arti Penting Pembedaan Sumber
Kewenangan dalam Praktek
• Utk menentukan tanggung gugat dalam hal terjadi gugatan.
• Dalam hal terjadi gugatan, yg digugat adalah Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yg memegang tanggung jawab kewenangan.
• Pada kewenangan atribusi : Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
ybs
• Pada kewenangan delegasi : penerima delegasi.
• Pada kewenangan mandat : pemberi mandat.

Anda mungkin juga menyukai