Tetanus Udahan
Tetanus Udahan
OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Studi Kasus Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tetanus”. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ns. Rifa’i. S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.
2. Ns. Sudarmi. S.Kep selaku dosen pembimbing lahan.
3. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
sempurnanya makalah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi
pembaca.
Penulis
Halaman Judul ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi .................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 Klasifikasi .............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Etiologi .................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Patofisiologi ........................................................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Pathway.................................................................. Error! Bookmark not defined.
2.6 Manifestasi Klinis .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.7 Komplikasi ............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.8 Penatalaksanaan ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.9 Pemeriksaan Penunjang ......................................... Error! Bookmark not defined.
2.10 Asuhan Keperawatan Teori ................................... Error! Bookmark not defined.
2.10.1 Pengkajian ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.10.2 Diagnosa keperawatan ...................................... Error! Bookmark not defined.
2.10.3 Rencana tindakan keperawatan ......................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.............................................................................................................. 18
3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................................... 26
3.3 Intervensi Keperawatan ......................................................................................... 28
3.4 Implementasi Keperawatan ................................................................................... 31
3.5 Evaluasi Keperawatan ........................................................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan diagnosa prioritas & Intervensi Mandiri ......... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 38
5.2 Saran .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
clostridium tetani yang disertai dengan gejala kekakuan otot (spasme otot). Spora
berukuran 2-5 X 0,4 0,5 milimikron yang hidup tanpa oksigen (anaerob). Spora ini
mampu bertahan hidup dalam lingkungan panas, antiseptik, dan dijaringan tubuh. Spora
jenis ini juga dapat hidup beberapa bulan bahkan tahunan (Ritarwan, 2004).
Clostridium tetani merupakan bakteri jenis gram positif dan dapat menghasilkan
kejang pada otot (Suraatmaja, 2000). Belum diketahui secara pasti namun diduga dapat
diakibatkan oleh luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar. Luka operasi yang tidak ditawat
dan diberikan dengan baik, Caries gigi, Pemotongan tali pusat yang tidak steril,
Periode inkubasi (rentang waktu antara trauma dan gejala pertama) yaitu rata-rata
7-10 hari dengan rentang 1-60 hari. Rentang waktu antara gejala pertama dengan spasme
pertama bervariasi antara 1-7 hari. Gangguan ototnomik biasanya dimulai beberapa hari
setelah spasme dan bertahan sampai 1-2 minggu tetapi kekakuan tetap bertahan lebih
Klasifikasi tetanus dibagi atas bentuk klinis yang meliputi Tetanus Lokal,
keparahan dibagi atas drajat 1 (ringan) sampai dengan derajat 4 (paling berat).
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien tetanus adalah cek Darah
meliputi Glukosa darah, BUN, Elektrolit. Pemeriksaan EKG, dan Sinar X tulang.
Penatalaksanaan umum tetanus meliputi merawat dan membersihkan luka sebaik-
baiknya, membuang benda asing dalam luka, pemberian antibiotic, diet cukup protein dan
kalori, isolasi untuk menghindari rangsangan dari luar seperti suara, cahaya, Untuk
pencegahan tetanus dapat dilakukan Imunisasi aktif (2 bulan, 18 bulan, 5 tahun). Dan
termasuk apa penyebab terjadinya tetanus dan bagaimana cara mencegah terjadinya
tetanus serta dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap klien dengan Tetanus.
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan untuk pasien
4. Bagi pembaca
Menambah pengetahuan mengenai Tetanus, tanda gejala, efek yang ditimbulkan dan
5. Bagi Penulis
PEMBAHASAN
Luka dikulit
Digigit Infeksi Infek Bekas Pemotonga
a teling
Clastridium Tetani masuk
tubuh a
Membentuk
Sporaspora
menjadi bentuk
vegetatif
Spora
Sporamengembang
memproduksi 2
eksotoksin
Tetanus Pasmin Tetanolisi
TETANUS
n
Diabsorbsi Sel darah
Diabsorbsi oleh
ujung merah lisis
susunan limfatik
saraf Sirkulasi darah MK:
Melalui
motorik Ketidakefektif
sinaps Tekanan cairan
3.1 Pengkajian
Data umum : Nama, usia, alamat, tanggal lahir, agama, jenis kelamin, pendidikan,
suku/bangsa, Dx medis, No RM, tanggal MRS, tanggal pengkajian.
Riwayat Keperawatan
Riwayat Penyakit Sekarang : Adanya luka parah / luka bakar dan imunisasi yang
adekuat.
3.2 Pemeriksaan Fisik Per Sistem
a. Sistem Pernafasan : Biasanya terjadi dispnea, asfiksia, dan sianosis akibat
kontraksi otot pernafasan.
b. Sistem Kardiovaskuler : Biasanya terjadi distritmia, takikardia, hipertensi dan
perdarahan, suhu tubuh awal 38-400C / febris, terminal.
c. Sistem Neurologis : Pada awal biasanya terjadi iritability, kelemahan, (akhir)
konvulsi, kelumpuhan satu/ beberapa syaraf otak.
d. Sistem Perkemihan : Biasanya terjadi retensi urin.
e. Sistem Pencernaan : Konstipasi karena tidak adanya pergerakan usus.
f. Sistem Integumen dan Muskuloskeletal : Nyeri, kesemutan pada luka, kering
trismus, spasme otot muka, kaku pada otot-otot.
g. Sistem Persyarafan
Syaraf (Nervus) I Olfaktorius (Penciuman) : Biasanya tidak terjadi
gangguan.
Syaraf (Nervus) II Opticus (Penglihatan) : Biasanya pasien tidak ada
gangguan pada penglihatan.
Syaraf (Nervus) III, IV, VI (Oculomotorius, Toklearis, Abdusen):
Biasanya pasien mengeluh mengalami fotofobia ( sensitif terhadap
cahaya).
Syaraf (Nervus) V (Trigeminus) : Biasanya pasien mengalami peningkatan
reflek massester, biasanya juga mengalami trismus.
Syaraf (Nervus) VII (Fasialis) : Biasanya pasien tidak mengalami
gangguan dan dapat mengerutkan dahinya.
Syaraf (Nervus) IX dan X : Biasanya pasien mengalami gangguan pada
pengecapan dan sukar menelan / nyeri saat menelan.
Syaraf (Nervus) XI : Biasanya pasien mengalami kaku kuduk dan
mengalami ketegangan pada otot rahang dan leher.
Syaraf (Nervus) XII : Biasanya pasien mengalami gangguan pada gerakan
lidah ke kiri dan kanan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah :
Glukosa darah : Biasanya terjadi hipoglikemia.
BUN : Biasanya terjadi peningkatan nilai BUN.
Elektrolit : K, Na mengalami ketidakseimbangan.
2. EKG : Interval CT memanjang karena segmen ST. Bentuk takikardi ventrikuler
(Tarsadarde Pointters).
3. Kadar serum 5-6 mg/al / 1,2-1,5mmol/L / lebih rendah kadar fosfat dalam serum
meningkat.
4. Sinar X tulang tampak peningkatan denitas foto rotgen.
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d adanya penumpukan secret.
3. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya proses inflamasi.
4. Resiko cidera b/d fisik (gangguan mobilitas).
3.4 Intervensi Keperawatan
NIC NOC
Intervensi Aktivitas Outcome Indikator
Terapi latihan Observasi Self Care : ADLS : Setelah dilakukan
fisik : Mobilitas Kaji TTV Setelah dilakukan tindakan selama 3x24
Sendi: Monitor lokasi dan tindakan selama 3x24 jam gangguan
Menggunakan kecenderungan jam gangguan mobilitas fisik teratasi
gerakan tubuh adanya nyeri dan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria :
aktif dan pasif ketidaknyamanan dengan kriteria : Klien meningkat
untuk selama pergerakan Klien meningkat dalam aktifitas fisik.
/ aktifitas. dalam aktifitas fisik. Mengerti tujuan dari
mempertahankan
Kaji kebutuhan Mengerti tujuan dari mobilisasi.
atau
terhadap bantuan mobilisasi. Memverbalisasikan
mengendalikan pelayanan
fleksibilitas Memverbalisasikan perasaan dalam
kesehatan dirumah meningkatkan
sendi. perasaan dalam
dan kebutuhan kekuatan dan
meningkatkan
terhadap peralatan berpindah.
kekuatan dan
pengobatan yang Memperagakan
berpindah.
tahan lama.
Memperagakan penggunaan alat
Kaji kebutuhan penggunaan alat bantu untuk
ADL. bantu untuk mobilisasi.
Action mobilisasi.
Lindungi pasien
dari trauma setelah
latihan.
Bantu pasien
mendapatkan
posisi tubuh yang
optimal untuk
pergerakan sendi
pasif.
HE
Jelaskan kepada
keluarga manfaat
dan tujuan
dilakukan latihan
sendi.
Menjelaskan
pasien /
keluargacara
melakukan latihan
dan ROM pasif,
dengan bantuan
atau aktif.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
ahli terapi fisik
dalam
mengembangkan
dan menerapkan
program latihan.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS TETANUS
DI IRNA WIJAYAKUSUMA D RSUD Dr. SOEDONO MADIUN
4.1 Pengkajian
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
No. Reg : 6758070
Umur : 72 TAHUN
Tgl. MRS : 02/01/2019 (18.20)
Jenis Kelamin :L
Diagnosa Medis : TETANUS
Suku/Bangsa : JAWA/INDONESIA
Tanggal Pengkajian : 07/01/2019 (12.30)
Agama : ISLAM
Pekerjaan : PETANI
Pendidikan : SD
Alamat : MADIUN
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
Seluruh badan terasa kaku
2. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 2 Januari 2019 pukul 19.00 WIB pasien diantar oleh keluarganya ke UGD
RSSM dengan keluhan nyeri disertai kesemutan pada luka di ibu jari kaki sebelah kiri
Klien dirawat di Wijaya kusuma D pada tanggal 02 Januari 2019 pukul 19.00 WIB dari
UGD, dengan keluhan seluruh badan terasa kaku setelah 2 minggu yang lalu akibat
tertusuk paku, terdapat luka pada ibu jari kaki sebelah kiri, kondisi luka terbalut kasa.
GCS E4,M6,V5 Composmentis, KU lemah, TD 110/80 mmHg, HR 88 x/mnt, RR 20
x/mnt, Suhu 36,5ºC, SPO2 95%, akral hangat, dari hasil laboratorium Hb 15.9 g/dL
trombosit 221 103/µL.
a. Upaya yang telah dilakukan :
Pasien dibawa oleh keluarganya ke Puskesmas Dagangan
b. Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Terapi yang diberikan dilakukan perawatan luka (insisi)
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat saat di IGD
Klien datang ke UGD pada tanggal 02 Januari pukul 18.20 WIB diantar oleh
keluarganya dengan keluhan badan terasa kaku seperti papan, GCS E4,M6,V5
Composmentis, KU lemah, TD 110/80 mmHg, HR 88 x/mnt, RR 20 x/mnt, Suhu
36,5ºC, SPO2 95%, akral hangat, dari hasil laboratorium Hb 15.9 g/dL trombosit
221 103/µL. infus RL 1500 cc/hari, inj. Ranitidin 1 amp 2 ml/2 cc secara IV.
b. Penyakit berat yang pernah diderita
Tidak ada
c. Obat-obatan yang biasa dikonsumsi
Tidak ada
d. Kebiasaan berobat
Puskesmas
e. Alergi
Tidak ada
f. Kebiasaan merokok, minuman (penambah energy, suplemen makanan/minuman,
alkhohol), makanan siap saji :
Tidak merokok, sering makan makanan yang mengandung santan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM, dan
penyakit menular seperti HIV, TBC Hepatitis, dll.
5. Riwayat Imunisasi
Pasien mengatakan sudah pernah melakukan imunisasi TT sebelum pra nikah pada usia
20 tahun
6. Riwayat kesehatan lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Kotor
Bahaya Kecelakaan Tidak ada Ada
Polusi Ada Ada
Ventilasi Ada Ada
Pencahayaan Ada Ada
Tanda-tanda vital
S : 36,50C
N : 88 x/mnt
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/mnt
PEMERIKSAAN PER SISTEM
1. Sistem pernapasan
Hidung
Inspeksi :
Bentuk simetris, warna sawo matang, tidak ada perdarahan, terpasang NGT
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi :
Warna bibir merah muda, lesi tidak ada, mukosa kering, tidak terdapat
perdarahan gusi, warna lidah merah muda, tidak ada batuk, mulut kaku.
Sinus Paranasalis
Inspeksi :
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Palpasi :
Sinus frontalis, etmoidalis, spenoidalis, maksilaris tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi :
tidak ada benjolan, tidak ada bendungan vena jugularis, terdapat keterbatasan
gerak
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena jugularis, kaku
Area Dada
Inspeksi :
bentuk simetris, pola napas teratur, tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan, gerakan dinding dada simetris
Perkusi :
Sonor = atas : supraklavikularis kanan-kiri
Bawah : CS 6 MCL, CS 8 MAL
Auskultasi : Tidak terdapat ronkhi dan wheezing
3. Persyarafan
A. Pemeriksaan nervus
a. Nervus I Olfaktorius (Pembau)
Pasien bisa mencium bau minyak kayu putih
b. Nervus II Optikus (penglihatan)
Pasien dapat menyebutkan benda yang ditunjukkan (bolpoin)
c. Nervus III Oculomotorius, IV Toklearis, VI Abdusen
Gerakan bola mata : bergerak mengikuti tangan pemeriksa
Kelopak mata : lebar celah mata kanan dan kiri sama
Pupil : diameter 2 mm, bentuk simetris, reflek cahaya (-)
d. Nervus IV Trigeminus
Pasien tidak dapat membuka mulut secara maksimal ±3 jari, pasien dapat
merasakan sentuhan pada wajah
e. Nervus VII Facialis
Pasien mampu mengkerutkan dahi, mampu mengangkat alis, mampu menutup
mata dengan rapat
f. Nervus VIII Audotorius
Pasien mampu mendengar dengan baik yang dibuktikan dengan gerakan-gerakan
pasien sesuai dengan perintah pemeriksa
g. Nervus IX Glosopharingeal
Pasien mengatakan kesulitan menelan dengan jenis makanan berbentuk padat
h. Nervus X Vagus
Terdapat reflek muntah
i. Nervus XI aksesorius
Pasien mampu mengankat bahu
j. Nervus XII Hipoglosal
Pasien mampu menjulurkan lidah
Masalah Keperawatan :
a. Hambatan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Neurologis
b. Risiko Cedera b.d Hambatan Fisik
c. Intoleransi Aktivitas b.d Imobilitas
B. Tingkat kesadaran
a. Kuantitas : 4 : spontan
5 : orientasi baik
6 : sesuai perintah
b. Kualitas : composmentis
Masalah Keperawatan :
a. Konstipasi b.d Kelemahan Otot Abdomen
TERAPI
Terapi yang diberikan pada tanggal 07 Januari 2019 yaitu :
1. Infus RL : 1500 cc/hari
2. Inj. Ranitidine : 2 x 1 amp 2 ml/2cc secara IV
3. Inj. Antrain : 3 x 1 amp 2 ml secara IV
4. Inj. Pinicilin : 3 x 1,5 juta secara IM
5. Metronidazole : 3 x 100 ml
6. Diit susu cair : 6 x 200 ml
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil laboratorium pada tanggal 02 Januari 2019
No. Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Darah lengkap
1. Hemoglobin 15,9 gr/dl 13.4-17.7
2. Hitung leukosit 7.18 103/µl 4.3-10.3
3
3. Trombosit 221 10 /µl 142-424
4. Hematocrit 49,1* % 40-47
5. Hitung eritrosit 5,72* 103/µl 4.0-5.0
6. MCV 85,8 fl 80-93
7. MCH 27,8 pg 27-31
8. MCHC 32,4 gr/dl 32-36
9. Hitung jenis leukosit
- Eosinofil 3,4* % 0-3
- Basophil 0,9 % 0.1
- Neutofil 54,4 % 50-62
- Limfosit 29,1 % 25-42
- Monosit 12,3 % 3.7
Kimia Klinik
1. SGOT 24 u/l 8-31
2. SGPT 27 u/l 6-40
3. BUN 16,0 mg/dl 10-20
4. Kreatinin 1,27* mg/dl 0.6-1.1
5. Gula darah sewaktu 120 mg/dl 144
6. Natrium darah 135* mmol/l 136-145
7. Kalium darah 3,30* mmol/l 3.5-5.3
8. Cloric/ Cl darah 0.81* mmol/l 97-111
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan I
Nama : Tn. M
No. RM : 6758070
Dx. Medis : Tetanus
Ns. Diagnosis Hambatan Mobilitas Fisik
Domain : Aktivitas/Istirahat
Kelas : Aktivitas/Olahraga
Definisi Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara
mandiri
1. Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas
2. Kekuatan otot menurun
3. Rentang gerak (ROM) menurun
4. Nyeri saat bergerak
5. Enggan melakukan pergerakan
6. Merasa cemas saat bergerak
7. Sendi kaku
Batasan 8. Gerakan tidak terkondisikan
Karakteristik 9. Gerakan terbatas
10. Fisik lemah
Factor 1. Gangguan neuromuskular
Hubungan 2. Kaku sendi
3. Penurunan kekuatan otot
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan ketahanan tubuh
Data Subjektif Data Objektif
- Tn. M mengeluh seluruh tubuh 1. S : 36,5o C
terasa kaku dan kesulitan untuk N : 88 x/menit
menggerakkan anggota gerak TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
2. CRT < 3 detik
Pengkajian 3. Hb : 15,9
4. GCS 456
5. Composmentis
6. Kekuata otot menurun
- Ekstremitas atas kanan 4
- Ekstremitas atas kiri 4
- Ekstemitas bawah kanan 3
- Ekstremitas bawah kiri 3
7. Pergerakan pasien terbatas
8. Terpasang NGT
9. Bedrest
Dx Hambatan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Neuromuscular
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan II
Nama : Tn. I
No. RM : 6758070
Dx. Medis : Tetanus
Konstipasi
Ns Diagnosis Kategori : Fisiologi
Subkategori : Eliminasi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit
Definisi dan tidak tuntas serta feses kering dan banyak
1. Tidak dapat mengeluarkan feses
Batasan karakteristik 2. Perubahan pada pola defekasi
3. Nyeri abdomen
4. Nyeri tekan abdomen
1. Kelemahan otot abdomen
2. Perubahan lingkungan saat ini
Faktor yang 3. Gangguan neurologis
berhubungan 4. Asupan cairan tidak cukup
5. Asupan serat tidak cukup
6. Perubahan kebiasaan makanan
Data Subjektif Data Objektif
Pasien mengeluh belum BAB 1. Peristaltic usus menurun
selama 5 hari 2. Bedrest
3. Perut seperti papan
Pengkajian 4. Abdomen keras/perut
keras seperti papan
5. Pasien terasa BAB tetapi
tidak bisa keluar
Dx. Keperawatan Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. I
No. RM : 6758070
Dx Keperawatan : Hambatan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Neuromuskular
NIC NOC
Intervensi Aktivitas Outcome Indikator
Terapi latihan Observasi Self Care : ADLS : Setelah dilakukan
fisik : Mobilitas Kaji TTV Setelah dilakukan tindakan selama 3x24
Sendi: Monitor lokasi dan tindakan selama 3x24 jam gangguan mobilitas
Menggunakan kecenderungan jam gangguan mobilitas fisik teratasi dengan
gerakan tubuh adanya nyeri dan fisik teratasi dengan kriteria :
ketidaknyamanan kriteria : Klien meningkat
aktif dan pasif
selama pergerakan Klien meningkat dalam aktifitas fisik.
untuk
/ aktifitas. dalam aktifitas fisik. Mengerti tujuan dari
mempertahankan Kaji Mengerti tujuan dari mobilisasi.
kebutuhan
atau terhadap bantuan mobilisasi. Memverbalisasikan
mengendalikan pelayanan Memverbalisasikan perasaan dalam
fleksibilitas kesehatan dirumah perasaan dalam meningkatkan
sendi. dan kebutuhan meningkatkan kekuatan dan
terhadap peralatan kekuatan dan berpindah.
pengobatan yang berpindah. Memperagakan
tahan lama. Memperagakan penggunaan alat
Kaji kebutuhan penggunaan alat bantu untuk
ADL. bantu untuk mobilisasi.
Action mobilisasi.
Lindungi pasien
dari trauma setelah
latihan.
Bantu pasien
mendapatkan
posisi tubuh yang
optimal untuk
pergerakan sendi
pasif.
HE
Jelaskan kepada
keluarga manfaat
dan tujuan
dilakukan latihan
sendi.
Menjelaskan
pasien /
keluargacara
melakukan latihan
dan ROM pasif,
dengan bantuan
atau aktif.
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
ahli terapi fisik
dalam
mengembangkan
dan menerapkan
program latihan.
Nama : Tn. I
No. RM : 6758070
Dx Keperawatan : Konstipasi b.d Kelemahan otot abdomen
NIC NOC
Intervensi Aktivitas Outcome Indikator
Manajemen Observasi Bowel Elimination Setelah dilakukan
Konstipasi Kaji pengeluaran feses tindakan
: mencegah Identifikasi factor-faktor keperawatan selama
dan yang menyebabkan 3x24 jam konstipasi
mengatasi konstipasi teratasi dengan
konstipasi kriteria hasil :
Action Pola eliminasi
Membantu pasien dalam dalam rentang
pemberian obat pencahar yang diharapkan
Membantu dalam posisi Feses lunak dan
nyaman berbentuk
Mendorong peningkatan Mengeluarkan
aktivitas yang optimal feses tanpa
bantuan
HE
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang kondisi
pasien dan lingkungan saat
ini
Menjelaskan pada pasien
manfaat diit (cairan dan
serat) terhadap eliminasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
dengan dokter dan
farmakologi, dan ahli gizi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx
No Keperawatan Tgl/jam Implementasi Evaluasi/Respon px Paraf
Action Action :
Mengatur posisi kepala lebih Posisi tirah
tinggi (15-300) atau posisi baring pasien
yang nyaman sesuai kondisi dengan elevasi
pasien kepala 300
Menganjurkan pasien bedrest Pasien bedrest
total total
HE HE
Menjelaskan kepada keluarga Keluarga pasien
tentang kondisi pasien (pasien mengerti dan
mengalami perdarahan pada memahami
otak kiri dan mengalami kondisi pasien
sumbatan aliran darah pada saat ini
otak kanan. Hal tersebut yang
membuat pasien mengalami
gangguan komunikasi dan
kelumpuhan pada anggota
gerak sebelah kiri).
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga Kolaborasi
medis lain (farmasi dan Keluarga pasien
dokter) dalam pemberian obat-
menyetujui terhadap
obatan :
o PZ 3 kolf/hari
terapi
o Citicolin 2x 500 mg
o Norages 3x1 gr
o Ranitidine 1x20 mg
o Ceftazidim 1x 1 gr
o Obat oral : allopurinol
2x300 mg
o Dopamine syringe
pump : (dosis x BB x
60) : konsentrasi =
3750
o Transfusi prc 1
kolf/hari
2 Konstipasi b.d 07 Observasi Observasi
kelemahan Januari Kaji pengeluaran feses Pasien belum
otot abdomen 2019 Identifikasi factor-faktor mampu BAB
yang menyebabkan
konstipasi
Action Action
Membantu pasien dalam Keluarga
pemberian obat pencahar menyetujui
Membantu dalam posisi pasien
nyaman diberikan obat
Mendorong peningkatan pencahar
aktivitas yang optimal Pasien dalam
posisi tidur
terlentang dan
miring kanan-
kiri
HE HE
Jelaskan pada pasien dan Keluarga
keluarga tentang kondisi memahami
pasien dan lingkungan saat keadan pasien
ini dan kondisi
Menjelaskan pada pasien lingkungan
manfaat diit (cairan dan pasien saat ini
serat) terhadap eliminasi Pasien dan
keluarga
memahami
tentang diit
Kolaborasi pasien
Kolaborasi pemberian obat
dengan dokter dan Kolaborasi
farmakologi, dan ahli gizi. Pemberian
Pasien mendapatkan terapi obat-obatan
- Infus RL : 1500 cc/hari antibiotik dan
- Inj. Ranitidine : 2 x 1 keluarga pasien
amp 2 ml/2cc secara IV menyetujui
- Inj. Antrain : 3 x 1 amp terapi yng
2 ml secara IV diberikan pada
- Inj. Pinicilin : 3 x 1,5 pasien.
amp 3 gram secara IM
- Metronidazole : 3 x 500
gram
- Diit susu : 6 x 200 ml
EVALUAI KEPERAWATAN
No Dx Keperawatan Tgl/Jam Catatan Perkembangan
1 Hambatan mobilitas 07 Januari S: pasien mengatakan perut kaku seperti papan.
fisik b.d Gangguan 2019 O: TD 120/80 mmHg
Neuromuscular a. N 78 x/mnt
b. S 36 0C
c. RR 20 x/mnt
d. GCS 4,5,6
e. SpO2 96%
f. CRT < 3 dtk
g. Terpasang NGT
h. Terpasang syrim pump
i. Tampak enggan untuk bergerak
j. Terdapat luka di jempol kaki sebelah
kiri.
k. Kekuatan otot 4 pada ekstermitas
atas sebelah kanan dan kiri, 3 pada
ekstremitas bawah kanan dan kiri
A: Hambatan mobilitas fisik b.d Gangguan
Neuromuscular (masalah teratasi sebagian)
P:
- Observasi
TTV, dan latihan ROM pasif atau aktif.
- Action
pertahankan pasien untuk mendapatkan
posisi tubuh yang optimal dalam latihan
gerak sendi pasif.
Kolaborasi:
a. Infus RL : 1500 cc/hari
b. Inj. Ranitidine : 2 x 1 amp 2 ml/2cc
secara IV
c. Inj. Antrain : 3 x 1 amp 2 ml secara
IV
d. Inj. Pinicilin : 3 x 1,5 amp 3 gram
secara IM
e. Metronidazole : 3 x 500 gram
f. Diit susu : 6 x 200 ml
08 Januari S: Pasien mengatakan perut kaku seperti papan
2019 O: TD 120/90 mmHg
N 80 x/mnt
S 362 0C
RR 20 x/mnt
GCS 4,5,6
SpO2 94%
CRT < 3 detik
Terpasang NGT
Terpasang syrim pump
Tampak enggan untuk bergerak
Terdapat luka di jempol kaki sebelah kiri.
Kekuatan otot 4 pada ekstermitas atas
sebelah kanan dan kiri, 3 pada ekstremitas
bawah kanan dan kiri
A: hambatan mobilitas fisik (belum teratasi)
P:
- Observasi
TTV, dan latihan ROM pasif atau aktif.
- Action
pertahankan pasien untuk mendapatkan
posisi tubuh yang optimal dalam latihan
gerak sendi pasif.
- Kolaborasi:
a. Infus RL : 1500 cc/hari
b. Inj. Ranitidine : 2 x 1 amp 2 ml/2cc
secara IV
c. Inj. Antrain : 3 x 1 amp 2 ml secara IV
d. Inj. Pinicilin : 3 x 1,5 amp 3 gram secara
IM
e. Metronidazole : 3 x 500 gram
f. Diit susu : 6 x 200 ml
5.1 Kesimpulan
1. Dalam kasus ini pengkajian meliputi keluhan utama klien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan keluarga, pemeriksaan persistem dengan hasil dapat
diketahui klien mengalami kekakuan pada ekstremitas, perut, dan mulut dengan
2. Hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien tetanus ditemukan beberapa diagnose
5.2 Saran
Hendaknya menggunakan laporan kasus ini sebagai bahan evaluasi dalam upaya
komprehensif terutama pada pasien tetanus dengan masalah hambatan mobilitas fisik.
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Hasil laporan kasus ini hendaknya dapat digunakan untuk menambah keluasan ilmu dan
teknologi terapan bidang keperawatan untuk pasien tetanus dengan masalah hambatan
mobilitas fisik.
3. Penulis
http://keperawatan.agung.blogspot.com/2009/05/askep.tetanus.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/T
http://7hidayat2.wordpress.com/2009/04/23/askep-tetanus/+askep+tetanus
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2008/05/asuhan-keperawatan-dengan-tetanus.html diakses
Barbara C.Long, (1996), Perawatan Medikal Bedah, Yayasan IAPK, Pajajaran Bandung
Hendanwanto, (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pd
Ningsih, S., Witarti, N., 2007. Asuhan Keperawatan Dengan Tetanus. Available from: