Jadal Al Quran
DI SUSUN OLEH :
FIRHAN ALIM M (60100118050)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang MahaPengasih dan Maha
Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga terwujud
makalah ULUMUL QUR’AN kami yang bertemakan “Jaddalul Qur’an”. Terimah
kasih kepada Dosen Pengampu Bpk Mahbub Junaidi, M.Th.I. Yang telah membimbing
kami dalam proses pemahaman mata kuliah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan untuk memenuhi tugas perkuliahan
Ulumul Quran . Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu
memberikan petunjuk kepada kita dalam pembuatan generasi yang berakhlakul
karimah, cinta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aamiin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab suci Al-qur'an merupakan kitab Suci yang berisi kebenaran yang jelas
dan terperinci yang menjangkau segala aspek kahidupan, hal ini terlihat dengan
jelas ketika masa kejayaan Islam yang dibangun berlandaskan Al- qur'an. Namun
banyak manusia yang mengingkari keabsahannya sehingga hatinya dipenuhi
kesombongan dan menyatakan diri tidak mengimaninya. Al-Qur'an tidak berisi
kalimat-kalimat verbal yang sunyi arti, tapi lebih merupakan untaian kalimat
petunjuk dan hidayah untuk seluruh ummat manusia dan terbukti telah
menyatukan berbagai macam keragaman, oleh sebab itu, masuk akal jika terdapat
banyak sekali proses-proses para penafsir al- Qur'an dari zarnan ke zaman dalam
upaya mengungkap ma'na-ma.na dan system yang terkandung dalam al-qur'an
yang merupakan Mujizat terbesar Akhir zaman.
Selain itu hakikat-hakikat yang sudah jelas nampak dan nyata telah dapat
disentuh manusia, dibeberkan oleh bukti-bukti alam dan tidak memerlukan lagi
argumentasi lain untuk menetapkannya dalil atas kebenarannya. Namun demikian,
kesombongan seringkali mendorong seseorang untuk membangkitkan keraguan
dan mengacaukan hakikat-hakikat tersebut dengan berbagai kerancuan yang
dibungkus baju kebenaran serta dihiasinya dalam cerminan akal. 1[1] Usaha yang
demikian, perlu dihadapi dengan hujjah agar hakikat-hakikat tersebut mendapat
pengakuan yang semestinya, dipercayai atau malah diingkari.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari jadal Qur’an itu sendiri?
b. Apakah Tujuan dari Jadal Qur’an itu?
c. Metode Apakah yang di Gunakan seperti dalam jadal Qur’an?
d. Bagaimana al-Qur’an dalam Berdebat?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari jadal Quran.
b. Agar Manusia Mengetahui Tujuan dari jadal Qur’an
c. Agar umat manusia dapat mengetahui dan memahami kebenaran yang
dituangkan dalam al-Quran dengan metode-metode yang sudah ada.
d. Untuk diketahui dan dipahami oleh umat manusia mengenai gambaran-
gambaran dalam al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata “jadal” atau “jidal” menunjuk pada pengertian perdebatan atau diskusi,
sehingga jadal berarti saling tukar pikiran atau pendapat dengan jalan masing-
masing berusaha berargumen dalam rangka untuk memenangkan pikiran atau
pendapatnya dalam suatu perebatan yang sengit. Asal kata jadal ini adalah
“jadaltu al habla” artinya aku mengokohkan pintalannya, seakan-akan kedua
belah pihak yang berdebat itu mengadakan permintalan otaknya.2[2]
Jaddal berasal dari bahasa arab. Dalam pemakaian Bahasa Indonesia sering
diartikan dengan ‘debat’. Dalam hal ini semua pengertiannya dengan “jidal”
juga dari bahasa arab. Dari pengertian lughawi ini para ulama mengambil
pengertian istilah sesuai dengan bidang masing-masing. Kaum teolog, misalnya
mendefinisikan dengan; “Argumentasi yang dikemukakan oleh seorang teolog
untuk memperkuat pendapatnya dengan hujjah yang mematahkan pendapat
yang menantangnya sesuai dengan cara yang berlaku dikalangan ahli kalam.
Jika diamati dengan seksama, kita dapat berkata bahwa yang dimaksud
dengan jaddal quran adalah: pola atau cara yang digunakan Al-Quran dalam
ayat-ayatnya untuk membuktikan kebenarannya dan sekaligus memtahkan
pendapat yang menantangnya dengan maksud menyerunya kejalan yang
benar.3[3]
“Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan debatlah mereka dengan cara yang paling baik”(al-Nahl; 125)
“Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara
yang paling baik” (al-Ankabut; 46)
Sebagai suatu istilah, Jadal adalah saling bertukar pikiran atau pendapat
dengan jalan masing-masing berusaha berargumen dalam rangka untuk
memenangkan pikiran atau pendapatnya dalam suatu perdebaan yang sengit.6[6]
Berbagai batasan pengertian tentang Jadal dirumuskan para ulama namun pada
dasarnya mengacu pada perdebatan serta usaha menunjukkan kebenaran atau
membela kebenaran yang ditujunya dengan berbagai macam argumentasi. Dari
definisi-definisi yang ada bila hendak dibuatkan rambu-rambu, maka itu antara
lain adalah (1) Hendaknya dengan jalan yang dapat diterima atau terpuji, (2)
Diniati untuk mendapat dalil argumen yang lebih kuat, (3) Untuk menunjukkan
aliranan/ mazhab serta kebenarannya.
2. Al qur’an
Alqur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang
diturunkan kepada nabi muhammad SAW dan diriwayatkan secara mutawattir
serta merupakan ibadah membacanya.
Dengan demikian jadal alqur’an adalah pembuktian-pembuktian serta
pengungkapan dalil-dalil yang terkandung di dalamnya, untuk dihadapkan pada
orang kafir dan mematahkan argumentasi para penentang dengan seluruh tujuan
dan maksud mereka, sehingga kebenaran ajaran-Nya dapat diterima dan
melekat di hati manusia.
B. Tujuan Jadal Qur’an
Jadal al-Qur'an memiliki berbagai tujuan, yang dapat ditangkap dari ayat-
ayat al-Qur'anyang mengandung atau yang bemuansa Jadal, di antararrya
adalah :
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut yang ada dalam S: Al-Isra’:
12.
“(Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua bukti (kekasaan dan
Kebesaran Allah) lalu kami hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang
itu terang agar kamu gunakan untuk mencari karunia dari Tuhan-Mu, dan supaya
kamu mengetahui bilangan tahun-tahun perhitungan)”
Tanpa berfikir panjang tampak dengan jelas bahwa makna ayat diatas
memberikan argument yang tegas kepada umat manusia tentang eksistensi Allah,
keesaan dan kemahakuasaan-Nya sekaligus dengan mengemukakan bukti yang
konkret berupa penciptaan alam semesta seperti langit dan bumi, penurunan air
dari langit, pergantian siang dan malam dsb. Semua itu merupakan bukti yang tak
terbantah ataskeberadaan Allah, keesaan dan kekuasaan-Nya. 11[11]
Dari gaya berdebat yang diterapakan oleh Al-Quran, kita memperoleh
gambaran bahwa dalam mengemukakan suatu pernyataan, Al-Quran selalu
mengemukakan bukti yang kuat sehingga sulit sekali untuk dibantah oleh siapa
pun, dan dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat dari generasi ke generasi
berikutnya.
Jelasalah bahwa cara yang ditempuh Al-Quran dalam berdebat sangat simple,
praktis, mudah di pahami oleh semua lapisan masyarakat dan didukung oleh bukti-
bukti yang representative serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah. Dan
ketahuilah, bahwa terkadang Nampak dari ayat-ayat Quran melalui kelembutan
pemikiran, penggalian dan penggunaan bukti-bukti rasional menurut metode ilmu
kalam Diantaranya ialah pembuktian tentang pencipta alam ini hanya satu,
berdasarkan induksi yang diisyaratkan dalam firman-Nya.