Modul HBsAg Virologi
Modul HBsAg Virologi
I. Tujuan
II. Metode
III.Prinsip
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (VHB). Virus ini
menyerang sel hati dengan melekat pada reseptor spesifik di membran hepatosit dan
melakukan penetrasi ke dalam sitoplasma hepar. Perjalanan klinis dan diagnosis infeksi
VHB ditandai dengan pemeriksaan serologi terhadap antigen dan antibodi yang
terbentuk dan beredar di sirkulasi. Penanda serologi yang pertama kali dapat dideteksi
yaitu HBsAg yang muncul 2 minggu sebelum timbul gejala. (Rina, dkk., 2006)
ELISA adalah suatu singkatan bahasa Inggris yang disebut dengan : (Enzyme-
linked immunosorbent assay) atau penetapan kadar immunosorben taut-enzim yang
merupakan suatu uji serologis. Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun
1971 oleh Peter Perlmann dan Eva Engvall. Menggunakan teknik ELISA dalam bidang
imunologi untuk menganalisis interaksi antara antigen dan antibodi di dalam suatu
sampel, dimana interaksi tersebut ditandai dengan menggunakan suatu enzim yang
berfungsi sebagai pelapor/signal. Selanjutnya digunakan sebagai uji kualitatif untuk
mengetahui keberadaan suatu antibodi/antigen dengan menggunakan antibodi/antigen
spesifik. Teknik ELISA juga dapat diaplikasikan dalam uji kuantitatif untuk mengukur
kadar antibodi/antigen yang diuji dengan menggunakan alat bantu berupa
spektrofotometer dan dengan cara menentukan jumlah penambahan kadar
antibodi/antigen, sehingga dapat dibuat suatu kurva standard antara kadar antibody atau
antigen yang dapat dihitung berdasarkan absorbansinya.( Ichwan, 2014)
ELISA dianggap pemeriksaan yang memiliki spesifitas dan sensitifitas yang
tinggi yang mampu menunjang diagnosa klinis hepatitis B. ELISA ( EIA ) dibagi
menjadi dua macam yaitu homogenous EIA dan heterogenous EIA. Homogenous EIA
berguna untuk pemeriksaan bahan obat-obatan, hormon dan lain-lain. Sedangkan
heterogenous EIA berguna untuk pemeriksaan bahan yang memiliki berat molekul besar
misalnya antigen dan antibodi. Pemeriksaan parameter petanda serologis hepatitis B
termasuk dalam kelompok kedua yaitu heterogenous EIA.
Ada tiga tahapan penting dalam uji ELISA yaitu :
1. Pelapisan ( coating ) dengan antigen atau antibodi pada plate ( Phase padat ).
Pelapisan dengan dengan antigen untuk penentuan antibodi untuk penentuan antigen.
2. Penambahan bahan yang ditentukan ( diperiksa ), misalnya serum, plasma, saliva
dan cairan tubuh yang lain.
3. Penambahan detektor yang berfungsi untuk mendeteksi ikatan Ag – Ab yang terjadi.
Ada dua detektor yang digunakan yaitu :
a. Penambahan konjugat yaitu antigen atau antibodi yang
berlabel enzim, misalnya Horse Radish Peroxidase ( HRPO). Alkaline
Phosphatase,Urease,Glukose-Oxidase(GOP) dan lain-lain.
b. Penambahan substrat yang berfungsi memberi perubahan
warna pada reaksi. Misalnya TMB (Tetra Methyl Benzidine, O-
Toluidine, OPD, ABTS dan lain-lain.
ELISA sendiri terdiri dari beberapa macam metode diantaranya ELISA
kompetitif, ELISA double sandwich antigen atau antibodi dan indirect ELISA yang
ketiganya memiliki prinsip dasar reaksi yang sama yaitu reaksi Ag - Ab. (Faizal, 2011)
V. Alat dan bahan
a. Alat c. Reagen
1. Sumur mikrotiter 1. Enzym Conjugate
2. Mikropipet 2. Positif Control
3. Tip 3. Negatif Control
4. Inkubator 4. Sampel dilluent
5. Elisa reader 5. Color A dan B
6. Elisa washer 6. Stop Solution
b. Sampel 7. Wash Buffer
1. Sampel serum pasien
Contoh
Identitas sampel :
Jenis sampel : serum
Gambar sumur mikrotiter
12
11
A B C D E F G H
Pada perhitungan di atas, nilai OD kontrol positif lebis besar dari 0.500 yang
berarti pemeriksaan valid. Namun nilai OD kontrol negatif dan blanko lebih besar dari
0.100, hasil tersebut belum bisa dikatakan invalid karena kemungkinan terjadi
kontaminasi pada saat pencucian dengan Elisa washer sehingga pemeriksaan tidak
diulang dan dianggap valid. Berikut merupakan perhitungan kontrol :
Cut-off
NCx =
CO = NCx . 2,1
= 0.5355 . 2,1
= 1.12455
Berdasarkan nilai cut-off , nilai sampel yang diperiksa dari F12 sampai E11 melebihi
nilai cut-off sehingga sampel tersebut dinyatakan positif atau reaktif terdapat HBsAg.
IX. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan HBsAg metode Elisa terhadap sampel ……. Didapatkan
hasil positif terdapat HBsAg.
X. Daftar pustaka
Ichwan. 2014. Teknik Elisa Pemeriksaan Kuantitatif Mannan Binding Lectin (MBL)
Pada Plasma Darah. Online.
http://openwetware.org/images/archive/a/aa/20140115131831!
Teknik_Elisa_(_Ichwan_Alamsyah_Lubis_).pdf
Rina, dkk., 2006. Faktor Risiko Hepatitis B pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru.
Online.
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/viewFile/245/pdf_107