INDIKATOR
Memahami jenis dan karakteristik bahan dan alat pengolahan makanan khas asli daerah (orisinil) dari
bahan pangan nabati dan hewani dan pengemasan
Menganalisis macam-macam makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan nabati dan hewani
Menganalisis teknik pengolahan/pengawetan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan
nabati dan hewani
Menganalisis tahapan proses pengolahan/pengawetan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan
pangan nabati dan hewani
Menganalisis jenis dan kegunaan bahan kemas
Menganalisis teknik penyajian dan pengemasan makanan khas asli daerah (orisinil) dari bahan pangan
nabati dan hewani
PENDAHULUAN
Makanan khas yang sering disebut dengan kuliner sebenarnya tidak hanya berwujud makanan saja, namun
ada minuman.Bagi bangsa Indonesia kekayaan kuliner khas cukup beraneka ragam, hal itu didukung oleh
kondisi geografis yang terdiri dari beribu-ribu pulau.Masing-masing daerah atau letak geofrafis tersebut
memiliki hasil kuliner yang memperkaya variasi kuliner khas Indonesia. Keanekaragaman pangan
merupakan kekayaan budaya Indonesia akan baik untuk menjadi sarana penunjang ketahanan pangan.
Keragaman sumber pangan di Indonesia, menyebabkan makanan khas Indonesia juga bervariasi rasa.
Dalam pembuatan masakan khas yang perlu diperhatikan adalah dari segi sanitasi lingkungan, hygiene
penjamah, kebersihan bahan dan alat yang dipakai ketika masakan tersebut dibuat. Karena hal-hal tersebut
mempengaruhi kualitas makanan yang dibuat.
PENGERTIAN MAKANAN KHAS DAERAH
Makanan khas Indonesia adalah segala jenis makanan olahan asli Indonesia, khas daerah setempat,
mulai dari makanan lengkap, selingan dan minuman, yang cukup kandungan gizi, serta biasa dikonsumsi
oleh masyarakat daerah tersebut dengan beragam dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat dihasilkan
bermacam-macam jenis makanan khas yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan
gizi seimbang. Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti:
Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis
makanan khas Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistim social
budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan tersebut disukai , karena rasa, tekstur dan
aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makan khas daerah umumnya tidak
mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain.
Pengemasan Primer adalah pengemasan yang langsung berhubungan dengan makanan contoh
pengemasan primer adalah kertas, plastic, kaca, aluminium foil, dan daun
Pengemasan Sekunder pengemasan yang membungkus pengemas primer. contohnya karton, kardus
Pengemasan Tersier pengemasan yang membungkus pengemasan primer dan sekunder. contohnya kayu
Kriteria yang Harus Diperhatikan Dalam Pemilihan Wadah Penyajian / Kemasan Bahan Pangan
Bahan wadah penyajiannya/ kemasan
Kebersihan dan keamanan penggunaan wadah/kemasan tersebut
Bahan yang digunakan dalam pemilihan wadah/kemasan
Kenyamanan wadah/kemasan tersebut
Plastik, jika bertulisan 1 yg dikelilingi oleh segitiga maka pembungkus plastik tersebut hanya dapat
digunakan 1 kali. (terdapat pada kemasan botol air mineral)
Kekedapan udara
Bahan dari wadah tersebut
Ketahanan wadah tersebut terhadap suhu makanan
Tujuan Pengemasan
Bahan kemasan/wadah penyajian mampu melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar.
Bahan kemasan tidak berbau
Bahan kemasan/wadah penyajian memiliki daya tarik terhadap konsumen.
Bahan kemasan/wadah penyajian mudah didapat.
Dalam wadah/kemasan disertakan label yang memuat nama produk, tanggal, nama produsen, berat
bersih, komposisi, merek dagang, tanggal kadaluarsa, efek samping.
Pengemasan Makanan Secara Tradisional
Ragam kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun
pisang, kelobot jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan daun jati.
Daun
Digunakan secara luas, bersifat aman dan bio-degradable, yang biasanya berupa daun pisang, daun jati,
daun bambu, daun jagung dan daun palem. Lebih aman digunakan dalam proses pemanasan dibanding
plastik.
Gerabah
Digunakan sejak zaman dahulu, aman bagi bahan pangan asal tidak mengandung timbal. Gerabah yang
diglasir bersifat kedap air, kedap udara, mampu menghambat mikrobia, dan bersifat dingin sehingga cocok
untuk mengemas bahan pangan seperti saus, madu, anggur, minyak, curd/dadih dll.
Cara pengemasannya pun dilakukan dengan berbagai macam cara seperti dapat dilihat dalam Tabel berikut
RINGKASAN
Makanan khas daerah merupakan makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakay tertentu dengan cita
rasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut.
Makanan terbagi menjadi dua, yaitu makanan yang sudah dimodifikasi dan yang belum dimodifikasi.
Bahan makanan pun terbagi menjadi dua, yaitu bahan nabati dan bahan hewani.
Pengemasan merupakan wadah atau tempat yang digunakan untuk mengemas makanan khas daerah
menjadi lebih menarik dan menjaga kualitas makanan agar tetap higienis.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memulai wirausaha diantaranya :
Pilih lokasi yang tepat untuk memulai usaha
Pilih salah satu jenis makanan ringan khas daerah
Inovasi yang tiada henti
Hal-hal yang termasuk tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha makanan khas daerah yaitu :
Menghasilkan makanan khas daerah yang memiliki kadaluarsa yang panjang
Kemasan produk kuliner yang bisa menjaga kualitas makanan dan tetap higienis
Pemasaran produk ke daerah sendiri dan daerah lain
Memasarkan produk makanan daerah melalui internet (online ataupun offline)