Genome-Editing Technologies: Concept, Pros, and Cons of Various Genome-Editing
Techniques and Bioethical Concerns for Clinical Application
Sistem perawatan kesehatan tradisional berada di ambang pintu untuk masuk ke
dalam arena kedokteran molekuler. Pengetahuan yang luar biasa dan penelitian yang sedang berlangsung sekarang telah dapat menunjukkan metodologi yang dapat mengubah pengkodean DNA. Teknik yang digunakan untuk mengedit atau mengubah genom, berevolusi dari upaya sebelumnya seperti teknologi nuclease, homing endonucleases, dan t metode kimia tertentu.Teknik molekuler seperti TALEN, dan ZFNs awalnya muncul sebagai pengeditan genom teknologi. Teknologi awal ini menderita karena spesifisitasnya lebih rendah dan efek sampingnya yang tidak sesuai target. Penemuan terbaru teknologi CRISPR / Cas9 tampaknya lebih menggembirakan, karena memberikan efisiensi, kelayakan, dan memilki multi-peran klinis yang lebih baik. Pada prinsipnya, teknik pengeditan genom dapat diartikan sebagai metode di mana sekuens DNA diubah oleh penghapusan, pemrosesan mRNA, dan modifikasi pasca transkripsional untuk menghasilkan perubahan ekspresi gen, mengarah pada perilaku fungsional protein. Metode umum yang digunakan mencakup tiga langkah dasar, yaitu mekanisme untuk masuknya alat genetik ke dalam sel dan kemudian ke dalam inti, mengubah transkripsi gen dan fungsi pemrosesan selanjutnya, dan akhirnya, output akhirnya dalam bentuk yang ditekan, diekspresikan, atau hanya sebuah produk protein yang diubah. Ulasan ini menjelaskan secara singkat teknologi yang tersedia, memberikan perbandingan dan kontras antara metode pengeditan genom yang berbeda, dan mengidentifikasi beberapa versi terbaru dari pengeditan genom atau mungkin juga mengenai masalah bioetika. Teknik Pengeditan Genome Ekspansi dan kemajuan terbaru di bidang bioteknologi memberikan informasi dan wawasan tentang biokimia dan mekanisme molekuler untuk mengedit DNA .Teknik pengeditan genom representatif, diantaranya adalah 1. Teknik penyuntingan genom konvensional. Teknik ini mungkin tidak berhubungan dengan teknik penyuntingan genom yang berkembang. Meskipun tidak banyak digunakan dalam mode atau lab saat ini, teknik ini didasarkan pada fisiologis proses yang melibatkan sistem perbaikan untai ganda. 2. Modalitas kimia dari pengeditan genom. Komiyama dimanfaatkan metodologi enzim non-restriksi disebut restriksi buatan pemotong DNA (ARCUT). Metode ini menggunakan pseudo-komplementer peptide nucleic acid (pcPNA), yang tugasnya menentukan situs pembelahan dalam kromosom atau wilayah telomer. 3. Sistem Homing endocucleases (HEs). Homing endocucleases (HEs) dengan kata "homing" secara praktis diartikan sebagai transmisi lateral dari sebuah urutan genom. Konsep umum melibatkan sebuah segmen DNA di mana suatu situs dihilangkan oleh endocnulceases, yang dengan demikian menghasilkan pembentukan 2 segmen fragmen DNA. 4. Sistem nuklease berbasis protein. Sistem ini menggabungkan nuclease protein untuk pengeditan urutan DNA. 5. Sistem DNA RNA. Sistem ini terutama meliputi berbagai jenis metode CRISPR. Konsep CRISPR merupakan primitif dan telah diturunkan dari sistem kekebalan kuno, diadopsi di alam oleh beberapa sel prokariotik seperti Archea atau mungkin beberapa bakteri. 6. Teknik pembungkaman gen. Metode ini mungkin tidak benar-benar merupakan pengeditan genom, tetapi mereka masih mampu untuk memodifikasiurutan DNA. Teknologi ini termasuk RNAi, interferensi CRISPR (CRISPRi), dan teknik morpholino oligonucleotide. Bayi kembar Lulu dan Nana diklaim sebagai bayi yang pertama dimodifikasi secara genetik, di mana genom manusia diedit untuk menciptakan resistensi terhadap infeksi HIV. CrRNA / gRNA spesifik telah direkayasa, sehingga dapat dimasukkan ke dalam inti sel dan kemudian dsDNA yang tidak diinginkan dikaitkan dengan Cas9. Sederhananya, CRISPR (Clusters of Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) adalah metode mengedit susunan DNA. Sedangkan Cas9 adalah protein yang digunakan untuk memotong utas DNA yang hendak diedit. Dua bayi kembar itu dilahirkan melalui fertilisasi in-vitro (IVF) atau bayi tabung. Perbedaannya dengan metode bayi tabung biasanya adalah proses modifikasi embrio oleh para peneliti sebelum embrio itu dimasukkan ke rahim Grace. Saat Nana dan Lulu masih berupa sel tunggal para peneliti menyuntikkan protein dan “instruksi operasi gen” untuk memodifikasi gennya. Proses ini menyingkirkan gen yang berpotensi jadi pintu masuk infeksi HIV. Beberapa hari kemudian, sebelum memasukkan embrio Lulu dan Nana ke rahim ibunya. Bagian paling menarik dari teknik pengeditan genom, yaitu permainan dalam pengeditan genom, adalah keseluruhan genom direkayasa dengan sintesis yang notabene akan menciptakan kembali genom dari awal yang sesuai dengan kode DNA yang dirancang. Hal ini mungkin akan menjadi genomik sintetik masa depan. Meskipun pekerjaan penelitian dalam domain ini merupakan pendahuluan, seiring berjalannya waktu, teknologi ini diantisipasi untuk dapat melampaui konsep pengeditan genom.Tampaknya teknologi CRISPR /Cas mungkin menggantikan ZFNs dan TALENS. Namun, metode CRIPSR / Cas juga sedang diimprovisasi, dan dilakukakan penambahan yang lebih baru, agar meningkatkan kemampuan fungsionalnya dan mengurangi efek di luar target. Selain itu, juga tidak menutu kemungkinan adanya teknologi modifikasi rekayasa gen yang lebih baik atau bahakan dapat menggantikan CRISPR/Cas. Di antara semua perkembangan revolusioner ini, masalah bioetika tetap memerlukan perhatian serius.