PECAHAN 1 (3 Files Merged) - 4
PECAHAN 1 (3 Files Merged) - 4
Matematika Dasar
Oleh.
Septari Handayani NIM. 4012019093
Putri Wulandari NIM. 4012019076
Segala puji syukur kami panjatkan kepada krhadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Pecahan, Desimal dan Presentase ”. Makalah ini dibuat dengan melalui
kajian pembahasan mengenai soal dan penyelesainnya dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan penyelesaian selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. KESIMPULAN
1. Kesimpulan ....................................................................... 20
2. Saran ....................................................................... 20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bilangan desimal, persen dan operasi hitungnya?
2. Bagaimana cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk lainnya
3. Bagaimana operasi pada pecahan desimal ?
4. Bagaiman cara mengerjakan contoh soal dalam pembelajaran bilangan
desimal, persen dan operasi hitungnya?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bilangan desimal, persen dan operasi hitungnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0. Dasar dari notasi bilangan desimal itu sendiri adalah notasi bilangan
arab. Setelah 9, sudah tidak ada lagi digit yang tunggal yang dapat dituliskan dalam sistem
bilangan berbasis 10. Kita dapat menghasilkan lagi bilangan lain dalam sistem ini, yang
kita sebut sebagai bilangan puluhan atau sering ditulis 10-an, dengan cara menambah satu
digit di sebelah kiri digit tunggal di atas yang dimulai dari digit 1 yaitu 10,11,12 …19 dan
begitu seterusnya.
Istilah bilangan pecahan dalam ilmu matematika terdiri dari pembilang dan penyebut.
Pada hakikatnya, bilangan pecahan ini digunakan untuk bagaimana cara menyederhanakan
pembilang dan penyebut, karena penyederhanaan pembilang dan penyebut ini dapat
memudahkan proses operasi aritmatika sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu
3
besar namun tetap memiliki nilai yang sama. “Pengertian sederhananya, bilangan
pecahan adalah bilangan yang terdiri dari Pembilang yang terdiri dari bilangan-bilang
bulat dan penyebut yang terdiri dari bilangan-bilangan asli.”
4 10
Contoh : Bilangan dan
Bilangan pecahan biasa adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut,
yang mana angka pembilang nilainya lebih kecil daripada nilai angka penyebutnya.
Contoh:
1/4 ( satu per empat ) dengan 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai penyebut
4/5 (empat per lima ) dengan 4 sebagai pembilang dan 5 sebagai penyebut
Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa angka pembilang lebih kecil daripada
angka penyebutnya.
4
• Bilangan Pecahan Murni
Bilangan Pecahan Murni adalah bilangan pecahan yang mana pembilang dan
penyebutnya merupakan bilangan bulat serta berlaku pembilang lebih kecil dari pada
penyebutnya. Pecahan murni dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa akan tetapi pecahan
biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni.
Bilangan pecahan yang tersusun dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni.
Contoh : 2 ½, 5 ½, 3 ¾, dst..
Bilangan Pescahan Persen adalah bilangan yang bentuk pecahannya adalah perseratus
namun beda bentuk penulisannya. Misal bentuk pecahan 5 persen artinya sama dengan
lima per seratus (5/100), enam puluh lima perseratus (65 persen) artinya sama dengan
65/100, dan seterusnya. 200 persen artinya sama dengan 200/100 = 2. Kemudian tata cara
penulisan bilangan persen adalah menggunakan simbol persen (%).
Contoh:
5% artinya 5/100
5
Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan
1. PENJUMLAHAN
Dalam menyelesaikan opersasi penjumlahan, harus memperhatikan penyebut dari
pecahan-pecahan yang akan dijumlahkan. Jika pecahan-pecahan itu berpenyebut sama, cukup
menjumlahkan pembilangnya.
𝑎 𝑏 𝑎+𝑏
+ = , dengan c ≠ 0
𝑏 𝑐 𝑐
Akan tetapi, jika penyebut kedua pecahan berbeda, maka terlebih dahulu disamakan dengan
menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya. Kemudian, jumlahkan pembilang-
pembilangnya.
Sifat-sifat Penjumlahan :
1. Sifat Asosiatif
(a+b)+c=a+(b+c)
Contoh :
(5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12
2. Sifat Komutatif
a+b=b+a
Contoh :
7 +2=2+7=9
3. Unsur Identitas terhadap penjumlahan
Bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau netral terhadap penjumlahan
a+0=0+a
Contoh :
6+0=0+6
a + (-a) = (-a) + a
contoh :
5 + (-5) = (-5) + 5 = 0
5. Bersifat tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah
bilangan bulat juga.
6
a dan b ∈ bilangan bulat maka a + b = c ; c ∈ bilangan bulat
contoh :
4 + 5 = 9 ; 4,5,9 ∈ bilangan bulat
Contoh:
Hitunglah hasil penjumlahan pecahan berikut!
3 2
1) + =
8 8
3+ 8 5
=
8 8
1 3
2) 3 + 5 =
7 7
1 (3 𝑥 7)+ 1 21 + 1 28
3 = = =
7 7 7 7
3 (5 𝑥 7)+ 3 35 +3 38
5 = = =
7 7 7 7
1 3 22 38
Jadi, 3 + 5 = +
7 7 7 7
22+38
=
7
60 4
= =8
7 7
3 −1 21 −4
3) +( )= +( )
4 7 28 28
17
=
28
4) 1,37 + 2,18 =
1 1 1 1
1,37 = (1 x 1) + (3 𝑥 ) + (7 𝑥 ) 2,18 = (2 x 1) + (1 𝑥 ) + (8 𝑥 )
10 100 10 100
3 7 1 80
=1+ + =2+ +
10 100 10 100
100 30 7 200 10 8
= + + = + +
100 100 100 100 100 100
137 218
= =
100 100
137 218 355
Jadi, 1,37 + 2,18 = + =
100 100 100
1 1
= (3 x 1) + (5 𝑥 ) + (5 𝑥 ) = 3,55
10 100
𝑏 (𝑎 𝑥 𝑐)+ 𝑏
Pecahan campuran a dapat ditulis dalam bentuk pecahan tidak murni .
𝑐 𝑐
2. PENGURANGAN PECAHAN
Operasi pengurangan pada pecahan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan pada
pecahan. Untuk melakukan pengurangan pada pecahan berpenyebut sama, cukup
mengurangkan pembilangnya.
7
𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
- = , dengan c ≠ 0.
𝑐 𝑐 𝑐
Untuk pengurangan dengan penyebut yang tidak sama, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu dengan dua cara sama seperti dengan penjumlahan:
1. dengan mengalikan kedua penyebut � rumus 1
2. dengan menentukan KPK nya � rumus 2
Contoh:
Hitunglah pengurangan pecahan berikut!
4 3
1) - =
7 7
4−3 1
=
7 7
6 3
2) 5 - 3 =
8 8
6 (5 𝑥 8) + 6 40+6 46
5 = = =
8 8 8 8
3 (3 𝑥 8) + 3 24 + 3 27
3 = = =
8 8 8 8
6 3 46 27
Jadi, 5 - 3 = -
8 8 8 8
19 3
= =2
8 8
3 5
3) 2 - 1 =
8 7
3 (2 𝑥 8) + 3 16 + 3 19
2 = = =
8 8 8 8
5 (1 𝑥 7) + 5 7+5 12
1 = = =
7 7 7 7
3 5 19 12
Maka, 2 - 1 = -
8 7 8 7
133 96 37
= - =
56 56 56
4) 6,28 – 0,37 =
1 1 1 1
6,28 = (6 x 1) + (2 𝑥 ) + (8 𝑥 ) 0,37 = (0 x 1) + (3 𝑥 ) + (7 𝑥 )
10 100 10 100
8
2 8 3 7
=6+ + = +
10 100 10 100
628 30 7 37
= = + =
100 100 100 100
628 37 591
Jadi, 6,28 – 0,37 = - =
100 100 100
1 1
= (5 x 1) + (9 𝑥 ) + (1 𝑥 ) = 5,91
10 100
3. PERKALIAN PECAHAN
Dalam perkalian bilangan pecahan : pembilang dikalikan dengan pembilang ; penyebut
dikalikan dengan penyebut
Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat :
𝑎 𝑎𝑥𝑏
Rumus xb= ;c≠0
𝑐 𝑐
5 5 4 5𝑥4 20
x4= x = =
7 7 1 7 7
5 4 5𝑥4 20
x = =
7 5 7𝑥5 35
𝑎 𝑐
Untuk menghitung perkalian pecahan dan dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0, dapat menggunakan
𝑏 𝑑
rumus berikut.
𝑎 𝑐 𝑎𝑥𝑐
x = , b ≠ 0 dan d ≠ 0
𝑏 𝑑 𝑏𝑥𝑐
9
3𝑥5 15
=
8𝑥8 64
1 2
2) -3 x (−7 )=
5 11
1 (3 𝑥 5)+ 1 15+1 16
-3 = - =- =-
5 5 5 5
2 (7 𝑥 11)+ 2 77+2 79
-7 =- =- =-
11 11 11 11
1 2 16 7 −16 𝑥 (−79) 1.264 54
Jadi, 3 x (−7 ) = - x (− ) = = = 22
5 11 5 11 5 𝑥 11 55 55
3) 0,35 x 1,42 =
35 42
0,35 = 0,42 =
100 100
35 42 35 𝑥 42 4.970
Jadi, 0,35 x 0,42 = x = = = 0,497
100 100 100 𝑥 100 10.000
4. PEMBAGIAN PECAHAN
Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan
𝑎 𝑏 𝑎 𝑑 𝑎𝑥𝑑
Rumus : = x =
𝑐 𝑑 𝑐 𝑏 𝑐𝑥𝑏
𝑎 𝑐 𝑎 𝑑
∶ 𝑑 = 𝑏 x 𝑐 , dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0
𝑏
Contoh:
1
1) 6 ∶ =
8
6 1 6 8 6𝑥8
∶ = x = = 48
1 8 1 1 1𝑥1
1
2) ∶6=
8
1 1 1𝑥1 1
x = =
8 6 8𝑥6 48
3 1
3) ∶ =
2 5
3 5 3𝑥5 15 1
x = = =7
2 1 2𝑥1 2 2
2
4) 9 ∶ 3 =
5
2 (3 𝑥 5)+ 2 17
3 = =
5 5 5
2 17 9 5 9𝑥5 45 11
Jadi, 9 ∶ 3 = 9 ∶ = x = = =2
5 5 1 17 1𝑥7 17 17
10
5) 0,05 ∶ 0,31 =
5 31 5 100 5 𝑥 100 500 500 ∶100 5
∶ = x = = = =
100 100 100 31 100 𝑥 31 3.100 3.100 ∶100 31
5. PERPANGKATAN PECAHAN
𝑎 𝑛
Bilangan berpangkat dapat ditulis dalam bentuk ( ) .
𝑏
𝑎 𝑛 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
( ) = ⏟x x …x
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏
n faktor
𝑎 𝑥 𝑎 𝑥 𝑎 𝑥…𝑥 𝑎
=⏟
𝑏 𝑥 𝑏 𝑥 𝑏 𝑥…𝑥 𝑏
n faktor
𝑎𝑛
=
𝑏𝑛
Sifat-sifat yang dimiliki oleh perpangkatan bilangan bulat, yaitu sebagai berikut.
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎 𝑚+ 𝑛 𝑎𝑚 + 𝑛
1) ( ) x ( ) = ( ) =
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏𝑚 + 𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎𝑚− 𝑛
2) ( ) ∶ ( ) = , dengan m > n
𝑏 𝑏 𝑏𝑚− 𝑛
𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑚𝑥𝑛 𝑎𝑚 𝑥 𝑛
3) (( ) ) = ( ) =
𝑏 𝑏 𝑏𝑚 𝑥 𝑛
Contoh:
Hitunglah perpangkatan pecahan berikut!
1 3 1 2
1) ( ) x ( ) =
3 3
1 3+2 1 5 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
( ) = ( ) = =
3 3 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3 243
1 5
(2)
2) 1 2
=
(2)
1 5−2 1𝑥1𝑥1 1
( ) = =
2 2𝑥2𝑥2 8
3
1 2
3) (( ) ) =
3
1 2𝑥3 1 6 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
( ) = ( ) = =
3 3 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥1 729
11
3. Operasi hitung bilangan desimal
Contoh :
1. 0,7 + 0,8 = . . .
Jawab :
Pecahan disusun ke bawah, letak tanda koma harus lurus. Jumlahkan 7 + 8 = 15 Angka
ditulis dibawah persepuluhan (di belakang koma) dan 1 satuan disimpan.
12
Menjumlahkan pecahan dua desimal dengan satu desimal
Untuk mempermudah penjumlahan pecahan dua desimal dan satu desimal susunlah
ke bawah seperti penjumlahan biasa, tanda koma harus lurus ke bawah.
Contoh :
2. 0,54 + 0,8 = . . .
Jawab :
1
0,54
0,8
Contoh :
4. 0,42 – 0,2 = . . .
Jawab :
0,42
0,2
13
Pembagian pecahan desimal
Pembagian adalah kebalikan dari perkalian, sehingga cara yang digunakan pada
perkalian pecahan desimal (Cara 1) dapat digunakan pada pembagian. Dengan cara salah
satu pecahan dibalik (penyebut menjadi pembilang atau sebaaliknya). Untuk membagi
pecahan desimal juga dapat dilakukan dengan cara mengubah pecahan desimal menjadi
bilangan bulat.
Membagi bilangan satu angka dengan bilangan satu angka yang lebih besar
Untuk membagi bilangan dengan bilangan yang lebih besar dapat kita lakukan dengan
cara seperti berikut.
Contoh :
1:4=...
Penyelesaian :
0,25
4 1
0
10
8
20
20
0 Jadi, 1 : 4 = 0,25
14
a) 1 dibagi 4 tidak bisa, 0 ditulis sebagai hasil pertama, di belakang 0 diberi
koma.
f) Jika hasil pembagian akhir adalah 0, berarti sudah menemukan hasil yang
dicari.
1. Cara 1
0,4 ×1,2 = = 0,48
0,81 × 1,5 = = 1,215
2. Cara 2
Perkalian dilakukan secara bersusun, berapa jumlah angka di belakang koma harus
diperhatikan.
15
Contoh:
1. 1,25 × 2,1 = . . . . Jawab :
125
21
×
125
250
2. 0,5 ×0,2 = . . . .
Jawab :
0,5 ×0,2 =
50 : 2
10
,5
16
Membandingkan dua pecahan dengan cara mengubahnya terlebih
dahulu menjadi pecahan desimal
penyelesaianya :
1 1x2 2
= = = 0,2
5 5x2 10
3 3x2 6
= = = 0,6
5 5x2 10
0,2 < 0,6
𝟏 𝟑
Jadi, <
Jawab : 1 1x5 5
= = (lima persepuluh)
2 2x5 10
17
Mengubah pecahan biasa menjadi persen
= ….%
Jawab :
1 1 x 50 50
= = (dibaca lima puluh perseratus)
2 2 x 50 100
18
4. pengertian Persentase
Pada Ilmu Matematika, Persentase atau Perseratus adalah Suatu perbandingan
angka yang difungsikan untuk menyatakan pecahan dari seratus. Persen berasal dari
bahasa latin yaitu per centum yang artinya Persetarus, biasanya persentase bersymbol ( %
) dan juga dapat digunakan meskipun bukan unsur ratusan.
Rumus Persentase
N % = N/100 Keterangan :
n % pada suatu kuantitas adalah n/100, dengan demikian 1% adalah 1/100 dari semua
keseluruhan, dan 100% menunjukkan seluruh kuantitas.
19
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari uraian makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Pecahan desimal adalah
pecahan yang berpenyebut kelipatan dari 10 (10 ,100, 1.000, dan seterusnya)
, , , ,dan seterusnya. Dalam pembelajaran pecahan desimal
ternyata masih ada anak yang belum memahami tentang nilai tempat. Dan ada pula anak
yang kurang teliti dalam mengoperasikan pecahan desimal. Hal ini dapat
diminimalisasikan dengan peran guru untuk membantu siswa dalam memahami
pengoperasian pecahan desimal.
2. Saran
Semoga dengan adanya makalah mengenai pecahan, desimal dan presentase ini
dapat mempermudah pembaca dalam memahami cara menyelesaikan soal-soal mengenai
pembahasan makalah ini, saran dan kritik selalu penulis harapkan.
20