Anda di halaman 1dari 23

PECAHAN, DESIMAL DAN PRESENTASE

Matematika Dasar

Oleh.
Septari Handayani NIM. 4012019093
Putri Wulandari NIM. 4012019076

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
ZAWIYAH COT KALA LANGSA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada krhadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Pecahan, Desimal dan Presentase ”. Makalah ini dibuat dengan melalui
kajian pembahasan mengenai soal dan penyelesainnya dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan penyelesaian selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Langsa, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. iii

BAB 1. PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah ................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN

1. Pengertian bilangan desimal ............................................................. 3

2. Pengertian Bilangan Pecahan ............................................................ 3

3. Jenis-Jenis Bilangan Pecahan ..................................................... 4

4. Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan…………………………..6

5. Operasi hitung bilangan desimal ........................................................ 12

6 .Pengertian presentase ....................................................................... 19

BAB 3. KESIMPULAN

1. Kesimpulan ....................................................................... 20
2. Saran ....................................................................... 20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang Masalah


Sujono (1988: 5) mengemukakan beberapa pengertian matematika. Di
antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu
pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan
bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam
mengiterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

Matimatika dasar memiliki 2 kategori yakni, aritematika dasar dan geometri


dasar, makalah ini membahas mengenai aritmatika pecahan. Aritmatika mengenai
pecahan kurang disenangi dan sulit dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan
kurangnya minat siswa pada pelajaran tersebut. Kurangnya guru dalam
memberikan motivasi kepada siswa sehingga nilai hasil aritmatika mengenai
pecahan masih belum maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

Selayaknya pembelajaran aritmatika di tekankan pada cara belajar dengan


cara berbuat ( learning by doing ) agar pembelajaran efektif artinya sesuai dengan
kemampuan siswa, siswa dapat mengkontruksi secara maksimal pengetahuan baru
yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran selama ini pembelajaran
matematika kurang memperhatikan masalah-masalah yang menyangkut kehidupan
yang nyata.

1
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bilangan desimal, persen dan operasi hitungnya?
2. Bagaimana cara mengubah bentuk pecahan biasa ke bentuk lainnya
3. Bagaimana operasi pada pecahan desimal ?
4. Bagaiman cara mengerjakan contoh soal dalam pembelajaran bilangan
desimal, persen dan operasi hitungnya?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bilangan desimal, persen dan operasi hitungnya.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengubah bentuk desimal, persen dan


operasi hitungnya.

3. Untuk mengetahui operasi pada pecahan desimal.


4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengerjakan contoh soal dalam
pembelajaran bilangan desimal, persen dan operasi hitungnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian bilangan desimal


Bilangan decimal adalah bilangan yang menggunakan dasar atau basis 10, dalam
arti memiliki 10 digit yang berbeda yaitu memiliki
nilai

0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,0. Dasar dari notasi bilangan desimal itu sendiri adalah notasi bilangan
arab. Setelah 9, sudah tidak ada lagi digit yang tunggal yang dapat dituliskan dalam sistem
bilangan berbasis 10. Kita dapat menghasilkan lagi bilangan lain dalam sistem ini, yang
kita sebut sebagai bilangan puluhan atau sering ditulis 10-an, dengan cara menambah satu
digit di sebelah kiri digit tunggal di atas yang dimulai dari digit 1 yaitu 10,11,12 …19 dan
begitu seterusnya.

Sebagai contoh jika dimiliki bilangan 43, maka :


• 4 adalah sebagai puluhan (4x10), dan
• 3 sebagai satuan,
Sejalan dengan cara diatas, kita kembangkan lagi dengan menambah satu digit sebelah
kiri dari 2 digit sebelumnya, yang kemudian kita sebut sebagai tempat ratusan (karena
terdapat 100 (seratus) buah kemungkinan bilangan yang dilambangkan lagi dari dua digit
sebelumnya). Satu kelompok ratusan tersebut kita lambangkan dengan kelompok 10 x 10.
Senada dengan kalimat diatas pada bilangan decimal digit yang terletak pada posisi paling
kanan disebut sebagai satuan, posisi nomor dua dari kanan disebut puluhan, nomor posisi
tiga dari kanan disebut ratusan, posisi nomor empat dari kanan disebut ribuan begitu
seterusnya

2. Pengertian Bilangan Pecahan

Istilah bilangan pecahan dalam ilmu matematika terdiri dari pembilang dan penyebut.
Pada hakikatnya, bilangan pecahan ini digunakan untuk bagaimana cara menyederhanakan
pembilang dan penyebut, karena penyederhanaan pembilang dan penyebut ini dapat
memudahkan proses operasi aritmatika sehingga tidak menghasilkan angka yang terlalu

3
besar namun tetap memiliki nilai yang sama. “Pengertian sederhananya, bilangan
pecahan adalah bilangan yang terdiri dari Pembilang yang terdiri dari bilangan-bilang
bulat dan penyebut yang terdiri dari bilangan-bilangan asli.”

4 10
Contoh : Bilangan dan

4 adalah pembilang dan 6 adalah penyebut 10 adalah

pembilang dan 6 adalah penyebut

 Jenis-Jenis Bilangan Pecahan

Ada beberapa macam jenis-jenis bilangan pecahan, yakni :

1. Bilangan pecahan biasa


2. Bilangan Pecahan Murni
3. Bilangan pecahan campuran
4. Bilangan pecahan desimal
5. Bilangan pecahan persen
6. Bilangan pecahan permil

Mari kita bahas satu persatu jenis-jenis bilangan pecahan tersebut:


Bilangan Pecahan Biasa

Bilangan pecahan biasa adalah bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut,
yang mana angka pembilang nilainya lebih kecil daripada nilai angka penyebutnya.

Contoh:
1/4 ( satu per empat ) dengan 1 sebagai pembilang dan 4 sebagai penyebut
4/5 (empat per lima ) dengan 4 sebagai pembilang dan 5 sebagai penyebut
Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa angka pembilang lebih kecil daripada
angka penyebutnya.

4
• Bilangan Pecahan Murni

Bilangan Pecahan Murni adalah bilangan pecahan yang mana pembilang dan
penyebutnya merupakan bilangan bulat serta berlaku pembilang lebih kecil dari pada
penyebutnya. Pecahan murni dapat dinyatakan sebagai pecahan biasa akan tetapi pecahan
biasa belum tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni.

Contoh : 1/8 , 3/8, 7/9, dst..


• Bilangan Pecahan Campuran

Bilangan pecahan yang tersusun dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni.

Contoh : 2 ½, 5 ½, 3 ¾, dst..

• Bilangan Pecahan Desimal

Bilangan Pecahan Desimal adalah bilangan pecahan yang dengan pembilangnya


10, 100, dst.. penyebutnya misal 10, 100, 1000, dan seterusnya, kamudian ditulis dengan
tanda koma (,).
Contoh :
o Bentuk persepuluh (7/10) adalah 0,7 o Bentuk
perseratus (30/100) adalah 0,30 o Bentuk perseribu
(200/1.000) adalah 0,200 o Bentuk persepuluh ribu
(6.000/10.000) adalah 0,6000

• Bilangan Pecahan Persen

Bilangan Pescahan Persen adalah bilangan yang bentuk pecahannya adalah perseratus
namun beda bentuk penulisannya. Misal bentuk pecahan 5 persen artinya sama dengan
lima per seratus (5/100), enam puluh lima perseratus (65 persen) artinya sama dengan
65/100, dan seterusnya. 200 persen artinya sama dengan 200/100 = 2. Kemudian tata cara
penulisan bilangan persen adalah menggunakan simbol persen (%).

Contoh:

5% artinya 5/100

55% artinya 55/100

5
Operasi Hitung Pada Bilangan Pecahan

1. PENJUMLAHAN
Dalam menyelesaikan opersasi penjumlahan, harus memperhatikan penyebut dari
pecahan-pecahan yang akan dijumlahkan. Jika pecahan-pecahan itu berpenyebut sama, cukup
menjumlahkan pembilangnya.
𝑎 𝑏 𝑎+𝑏
+ = , dengan c ≠ 0
𝑏 𝑐 𝑐

Akan tetapi, jika penyebut kedua pecahan berbeda, maka terlebih dahulu disamakan dengan
menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya. Kemudian, jumlahkan pembilang-
pembilangnya.
Sifat-sifat Penjumlahan :
1. Sifat Asosiatif
(a+b)+c=a+(b+c)
Contoh :
(5 + 3 ) + 4 = 5 + ( 3 + 4 ) = 12
2. Sifat Komutatif
a+b=b+a
Contoh :
7 +2=2+7=9
3. Unsur Identitas terhadap penjumlahan
Bilangan Nol (0) disebut unsur identitas atau netral terhadap penjumlahan

a+0=0+a
Contoh :
6+0=0+6

4. Unsur invers terhadap penjumlahan


Invers jumlah (lawan) dari a adalah -a
Invers jumlah (lawan) dari – a adalah a

a + (-a) = (-a) + a
contoh :
5 + (-5) = (-5) + 5 = 0

5. Bersifat tertutup
Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah
bilangan bulat juga.

6
a dan b ∈ bilangan bulat maka a + b = c ; c ∈ bilangan bulat
contoh :
4 + 5 = 9 ; 4,5,9 ∈ bilangan bulat
Contoh:
Hitunglah hasil penjumlahan pecahan berikut!
3 2
1) + =
8 8
3+ 8 5
=
8 8
1 3
2) 3 + 5 =
7 7
1 (3 𝑥 7)+ 1 21 + 1 28
3 = = =
7 7 7 7
3 (5 𝑥 7)+ 3 35 +3 38
5 = = =
7 7 7 7
1 3 22 38
Jadi, 3 + 5 = +
7 7 7 7
22+38
=
7
60 4
= =8
7 7
3 −1 21 −4
3) +( )= +( )
4 7 28 28
17
=
28

4) 1,37 + 2,18 =
1 1 1 1
1,37 = (1 x 1) + (3 𝑥 ) + (7 𝑥 ) 2,18 = (2 x 1) + (1 𝑥 ) + (8 𝑥 )
10 100 10 100
3 7 1 80
=1+ + =2+ +
10 100 10 100
100 30 7 200 10 8
= + + = + +
100 100 100 100 100 100
137 218
= =
100 100
137 218 355
Jadi, 1,37 + 2,18 = + =
100 100 100
1 1
= (3 x 1) + (5 𝑥 ) + (5 𝑥 ) = 3,55
10 100
𝑏 (𝑎 𝑥 𝑐)+ 𝑏
Pecahan campuran a dapat ditulis dalam bentuk pecahan tidak murni .
𝑐 𝑐

2. PENGURANGAN PECAHAN
Operasi pengurangan pada pecahan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan pada
pecahan. Untuk melakukan pengurangan pada pecahan berpenyebut sama, cukup
mengurangkan pembilangnya.

7
𝑎 𝑏 𝑎−𝑏
- = , dengan c ≠ 0.
𝑐 𝑐 𝑐

Apabila penyebutnya sama, pembilang bisa langsung dikurangkan


Apabila penyebut kedua pecahan tersebut berbeda, maka terlebih dahulu penyebut-
penyebutnya disamakan dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebutnya kemudian
kurangkan pembilang-pembilangnya.
Pengurangan pecahan dengan penyebut yang tidak sama :
𝑎 𝑏 𝑎𝑥𝑑 𝑐𝑥𝑏
- = - → Rumus 1
𝑐 𝑑 𝑐𝑥𝑑 𝑐𝑥𝑑
𝑎 𝑏 (𝐾𝑃𝐾)∶𝑐 𝑥 𝑎 (𝐾𝑃𝐾)∶𝑑 𝑥 𝑏
- = - → Rumus 2
𝑐 𝑑 𝐾𝑃𝐾 𝐾𝑃𝐾
5 2 5𝑥3 7𝑥2 15 14 1
Misalnya : - = – = - =
7 3 7𝑥3 7𝑥3 21 21 21

Untuk pengurangan dengan penyebut yang tidak sama, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu dengan dua cara sama seperti dengan penjumlahan:
1. dengan mengalikan kedua penyebut � rumus 1
2. dengan menentukan KPK nya � rumus 2
Contoh:
Hitunglah pengurangan pecahan berikut!
4 3
1) - =
7 7
4−3 1
=
7 7
6 3
2) 5 - 3 =
8 8
6 (5 𝑥 8) + 6 40+6 46
5 = = =
8 8 8 8
3 (3 𝑥 8) + 3 24 + 3 27
3 = = =
8 8 8 8
6 3 46 27
Jadi, 5 - 3 = -
8 8 8 8
19 3
= =2
8 8
3 5
3) 2 - 1 =
8 7
3 (2 𝑥 8) + 3 16 + 3 19
2 = = =
8 8 8 8
5 (1 𝑥 7) + 5 7+5 12
1 = = =
7 7 7 7
3 5 19 12
Maka, 2 - 1 = -
8 7 8 7
133 96 37
= - =
56 56 56

4) 6,28 – 0,37 =
1 1 1 1
6,28 = (6 x 1) + (2 𝑥 ) + (8 𝑥 ) 0,37 = (0 x 1) + (3 𝑥 ) + (7 𝑥 )
10 100 10 100

8
2 8 3 7
=6+ + = +
10 100 10 100
628 30 7 37
= = + =
100 100 100 100

628 37 591
Jadi, 6,28 – 0,37 = - =
100 100 100
1 1
= (5 x 1) + (9 𝑥 ) + (1 𝑥 ) = 5,91
10 100

3. PERKALIAN PECAHAN
Dalam perkalian bilangan pecahan : pembilang dikalikan dengan pembilang ; penyebut
dikalikan dengan penyebut
 Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat :
𝑎 𝑎𝑥𝑏
Rumus xb= ;c≠0
𝑐 𝑐

5 5 4 5𝑥4 20
x4= x = =
7 7 1 7 7

 Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan :


𝑎 𝑏 𝑎𝑥𝑏
Rumus x = ; c dan d ≠ 0
𝑐 𝑑 𝑐𝑥𝑑

5 4 5𝑥4 20
x = =
7 5 7𝑥5 35

 Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan campuran :


3 2 (5 𝑥 2)+ 3 2 13 2 13 𝑥 2 36 6
2 x = x = x = = =2
5 3 5 3 5 3 5𝑥3 15 15

𝑎 𝑐
Untuk menghitung perkalian pecahan dan dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0, dapat menggunakan
𝑏 𝑑

rumus berikut.
𝑎 𝑐 𝑎𝑥𝑐
x = , b ≠ 0 dan d ≠ 0
𝑏 𝑑 𝑏𝑥𝑐

Pada perkalian pecahan, berlaku sifat-sifat berikut.


1) Komutatif
a x b = b x a, dengan a dan b bilangan pecahan.
2) Asosiatif
(a x b) x c = a x (b x c), dengan a, b, dan c bilangan pecahan.
3) Distributif
A x (b + c) = (a ∙ b) + (a ∙ c), dengan a, b, dan c bilangan pecahan.
Contoh:
3 5
1) x =
8 8

9
3𝑥5 15
=
8𝑥8 64
1 2
2) -3 x (−7 )=
5 11
1 (3 𝑥 5)+ 1 15+1 16
-3 = - =- =-
5 5 5 5
2 (7 𝑥 11)+ 2 77+2 79
-7 =- =- =-
11 11 11 11
1 2 16 7 −16 𝑥 (−79) 1.264 54
Jadi, 3 x (−7 ) = - x (− ) = = = 22
5 11 5 11 5 𝑥 11 55 55

3) 0,35 x 1,42 =
35 42
0,35 = 0,42 =
100 100
35 42 35 𝑥 42 4.970
Jadi, 0,35 x 0,42 = x = = = 0,497
100 100 100 𝑥 100 10.000

4. PEMBAGIAN PECAHAN
 Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan
𝑎 𝑏 𝑎 𝑑 𝑎𝑥𝑑
Rumus : = x =
𝑐 𝑑 𝑐 𝑏 𝑐𝑥𝑏

Menjadi perkalian dengan bilangan keduanya (pembilang dan penyebutnya ditukar)


𝑎 𝑐
Untuk menghitung pembagian pecahan terhadap dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0, dapat
𝑏 𝑑

menggunakan rumus berikut.

𝑎 𝑐 𝑎 𝑑
∶ 𝑑 = 𝑏 x 𝑐 , dengan b ≠ 0 dan d ≠ 0
𝑏

Contoh:

Hitunglah hasil operasi pembagian berikut!

1
1) 6 ∶ =
8
6 1 6 8 6𝑥8
∶ = x = = 48
1 8 1 1 1𝑥1
1
2) ∶6=
8
1 1 1𝑥1 1
x = =
8 6 8𝑥6 48
3 1
3) ∶ =
2 5
3 5 3𝑥5 15 1
x = = =7
2 1 2𝑥1 2 2
2
4) 9 ∶ 3 =
5
2 (3 𝑥 5)+ 2 17
3 = =
5 5 5
2 17 9 5 9𝑥5 45 11
Jadi, 9 ∶ 3 = 9 ∶ = x = = =2
5 5 1 17 1𝑥7 17 17

10
5) 0,05 ∶ 0,31 =
5 31 5 100 5 𝑥 100 500 500 ∶100 5
∶ = x = = = =
100 100 100 31 100 𝑥 31 3.100 3.100 ∶100 31

5. PERPANGKATAN PECAHAN
𝑎 𝑛
Bilangan berpangkat dapat ditulis dalam bentuk ( ) .
𝑏
𝑎 𝑛 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
( ) = ⏟x x …x
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏 𝑏

n faktor
𝑎 𝑥 𝑎 𝑥 𝑎 𝑥…𝑥 𝑎
=⏟
𝑏 𝑥 𝑏 𝑥 𝑏 𝑥…𝑥 𝑏

n faktor
𝑎𝑛
=
𝑏𝑛

Sifat-sifat yang dimiliki oleh perpangkatan bilangan bulat, yaitu sebagai berikut.
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎 𝑚+ 𝑛 𝑎𝑚 + 𝑛
1) ( ) x ( ) = ( ) =
𝑏 𝑏 𝑏 𝑏𝑚 + 𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑛 𝑎𝑚− 𝑛
2) ( ) ∶ ( ) = , dengan m > n
𝑏 𝑏 𝑏𝑚− 𝑛
𝑛
𝑎 𝑚 𝑎 𝑚𝑥𝑛 𝑎𝑚 𝑥 𝑛
3) (( ) ) = ( ) =
𝑏 𝑏 𝑏𝑚 𝑥 𝑛

Contoh:
Hitunglah perpangkatan pecahan berikut!
1 3 1 2
1) ( ) x ( ) =
3 3

1 3+2 1 5 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
( ) = ( ) = =
3 3 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3 243
1 5
(2)
2) 1 2
=
(2)

1 5−2 1𝑥1𝑥1 1
( ) = =
2 2𝑥2𝑥2 8
3
1 2
3) (( ) ) =
3

1 2𝑥3 1 6 1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1𝑥1 1
( ) = ( ) = =
3 3 3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥3𝑥1 729

11
3. Operasi hitung bilangan desimal

• Penjumlahan dan Pengurangan bilangan desimal


Menjumlahkan/mengurangkan dua bilangan desimal adalah
menjumlahkan/pengurangan angka-angka yang nilai tempatnya sama pada kedua bilangan
tersebut. Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan benar kita harus menjumlahkan
angka-angka yang nilai tempatnya sama;

• ratusan dijumlahkan dengan ratusan


• puluhan dijumlahkan dengan puluhan
• satuan dijumlahkan dengan satuan
• persepuluhan dengan persepuluhan

perseratusan dengan perseratusan, dst

Contoh :
1. 0,7 + 0,8 = . . .
Jawab :
Pecahan disusun ke bawah, letak tanda koma harus lurus. Jumlahkan 7 + 8 = 15 Angka
ditulis dibawah persepuluhan (di belakang koma) dan 1 satuan disimpan.

Jumlahkan 1 + 0 + 0 = 1, hasilnya ditulis di tempat satuan.


Perhatikan :
1
0,7 0,8

1,5 jadi, 0,7 + 0,8 = 1,5

12
Menjumlahkan pecahan dua desimal dengan satu desimal
Untuk mempermudah penjumlahan pecahan dua desimal dan satu desimal susunlah
ke bawah seperti penjumlahan biasa, tanda koma harus lurus ke bawah.

Contoh :
2. 0,54 + 0,8 = . . .

Jawab :
1
0,54
0,8

1,34 jadi, 0,54 + 0,4 = 1,34

Menjumlahkan pecahan dua desimal dan pecahan dua desimal


Contoh :
3. 0,54 + 0,89 = . . .
Jawab :
11
0,54
0,89

1,43 jadi, 0,54 + 0,89 = 1,43

Mengurangkan pecahan dua decimal dengan pecahan satu decimal


Untuk mempermudah pengurangan pecahan dua desimal dan satu desimal susunlah
kebawah seperti pengurangan biasa, tanda koma harus lurus ke bawah.

Contoh :
4. 0,42 – 0,2 = . . .

Jawab :
0,42
0,2

0,22 jadi, 0,42 – 0,2 = 0,22

13
Pembagian pecahan desimal
Pembagian adalah kebalikan dari perkalian, sehingga cara yang digunakan pada
perkalian pecahan desimal (Cara 1) dapat digunakan pada pembagian. Dengan cara salah
satu pecahan dibalik (penyebut menjadi pembilang atau sebaaliknya). Untuk membagi
pecahan desimal juga dapat dilakukan dengan cara mengubah pecahan desimal menjadi
bilangan bulat.

Caranya adalah sebagai berikut:


1. Jadikan terlebih dahulu bilangan desimal tersebut menjadi bilangan bulat yaitu
dengan mengalikannya dengan bilangan kelipatan 10 (10, 100, 1.000 dst )

contoh : 14,4 : 0,12 = . . . .


2. Ambil desimal yang terbesar yaitu 2 desimal sehingga bilangan di atas dikalikan
dengan 100, sehingga :

14,4 x 100 = 1440


0,12 x 100 = 12
1.440 : 12 = 120, Jadi 14,4 x 0,12 = 120

Membagi bilangan satu angka dengan bilangan satu angka yang lebih besar

Untuk membagi bilangan dengan bilangan yang lebih besar dapat kita lakukan dengan
cara seperti berikut.

Contoh :
1:4=...
Penyelesaian :
0,25
4 1
0
10
8

20
20

0 Jadi, 1 : 4 = 0,25

14
a) 1 dibagi 4 tidak bisa, 0 ditulis sebagai hasil pertama, di belakang 0 diberi
koma.

b) 0 dikalikan 4 = 0, tulis dibawah angka 1.


c) 1 dikurangi 0 adalah 1. 1 dibagi 4 tidak bisa, diberi 0 menjadi 10.
d) 10 dibagi 4 hasilnya 2 (ditulis sebelah hasil), 2 X 4 = 8, 8 ditulis dibawah
10.

e) 10 – 8 = 2, angka 2 dibagi 4 tidak bisa, maka diberi 0 menjadi 20. 20 : 4 =


5 (ditulis sebagai hasil). 20 – 20 = 0.

f) Jika hasil pembagian akhir adalah 0, berarti sudah menemukan hasil yang
dicari.

Perkalian pecahan desimal


Perkalian pada pecahan desimal Ada dua cara untuk mengalikan pecahan desimal,
yaitu dengan terlebih dahulu merubah bentuk pecahan menjadi pecahan biasa dan dengan
cara bersusun:

1. Cara 1
0,4 ×1,2 = = 0,48
0,81 × 1,5 = = 1,215

2. Cara 2
Perkalian dilakukan secara bersusun, berapa jumlah angka di belakang koma harus
diperhatikan.

Hitung berapa jumlah : 12,54 x 1,25 = . . . .


Cara bersusun :
Jawab: 12,54 (2 angka di belakang koma)
1,25 x (2 angka di belakang koma), jadi ada 4 angka dibelakang koma(,)
6270
2508
1254 +
156750 (4 angka dibelakang koma (,) sehingga menjadi 15, 6750 Menyelesaikan soal
perkalian pecahan dua desimal dan satu desimal.

15
Contoh:
1. 1,25 × 2,1 = . . . . Jawab :
125
21
×

125
250

2625 jadi, 1,25 × 2,1


= 2,625

2. 0,5 ×0,2 = . . . .
Jawab :
0,5 ×0,2 =

50 : 2

Jadi, 0,5 : 0,2 = 2,5 20 : 2


25

10
,5

16
Membandingkan dua pecahan dengan cara mengubahnya terlebih
dahulu menjadi pecahan desimal

Untuk membandingkan suatu pecahan, ubahlah dengan desimal


persepuluh atau perseratus. (samakan terlebih dahulu penyebutnya)

penyelesaianya :
1 1x2 2
= = = 0,2
5 5x2 10
3 3x2 6
= = = 0,6

5 5x2 10
0,2 < 0,6
𝟏 𝟑
Jadi, <

Mengubah bentuk pecahan desimal dan persen ke bentuk lainnya 


Mengubah pecahan biasa menjadi desimal dan sebaliknya

Ubahlah menjadi pecahan persepuluh

Jawab : 1 1x5 5
= = (lima persepuluh)

2 2x5 10

Pecahan Jika ditulis dalam bentuk desimal menjadi 0,5 10

17
 Mengubah pecahan biasa menjadi persen

Perhatikan contoh berikut :

= ….%

Jawab :
1 1 x 50 50
= = (dibaca lima puluh perseratus)

2 2 x 50 100

jadi ditulis dalam bentuk persen adalah 50%

Dari kedua contoh di atas diperoleh :

Jadi, = 0,5 = 50% Persen (%) artinya perseratus.

Menyelesaikan soal-soal yang mengandung penjumlahan dan pengurangan pecahan


desimal dan persen Contoh :

0,25 + 0,50 – 15% = . . .


Jawab :
0,25
0,50
0,75 0,75
0,15

0,60 Jadi , 0,25 + 0,50 - 15% = 0,60

18
4. pengertian Persentase
Pada Ilmu Matematika, Persentase atau Perseratus adalah Suatu perbandingan
angka yang difungsikan untuk menyatakan pecahan dari seratus. Persen berasal dari
bahasa latin yaitu per centum yang artinya Persetarus, biasanya persentase bersymbol ( %
) dan juga dapat digunakan meskipun bukan unsur ratusan.

Rumus Persentase
N % = N/100 Keterangan :

n % pada suatu kuantitas adalah n/100, dengan demikian 1% adalah 1/100 dari semua
keseluruhan, dan 100% menunjukkan seluruh kuantitas.

19
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Pecahan desimal adalah
pecahan yang berpenyebut kelipatan dari 10 (10 ,100, 1.000, dan seterusnya)
, , , ,dan seterusnya. Dalam pembelajaran pecahan desimal

ternyata masih ada anak yang belum memahami tentang nilai tempat. Dan ada pula anak
yang kurang teliti dalam mengoperasikan pecahan desimal. Hal ini dapat
diminimalisasikan dengan peran guru untuk membantu siswa dalam memahami
pengoperasian pecahan desimal.

2. Saran

Semoga dengan adanya makalah mengenai pecahan, desimal dan presentase ini
dapat mempermudah pembaca dalam memahami cara menyelesaikan soal-soal mengenai
pembahasan makalah ini, saran dan kritik selalu penulis harapkan.

20

Anda mungkin juga menyukai