Anda di halaman 1dari 12

DASAR-DASAR PENDIDIKAN SAINS

MAKALAH

Disusun sebagi salah satu tugas mata kuliah


Dasar-Dasar Pendidikan IPA
Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Biologi

Oleh

1. Rizka Oktafiani (0402518040)


2. Susi Erlianti (0402518008)

PRODI PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2018

-1-
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunanMakalahDasar-Dasar
Pendidikan Sains untuk memenuhiMata Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyusun baik dalam pelaksanaan penelitian maupun
penyusunan makalah ini, diantaranya:
1. Prof. Dr. Sri Mulyani E. S., M.Pd., selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar-
Dasar Pendidikan IPA.
2. Dr. Siti Alimah, M.Pd., selaku dosen pengampu Mata Kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan IPA
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, 23 Agustus 2018

Penulis

-2-
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. 1


KATA PENGANTAR .............................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................... 3
1. PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

2. PEMBAHASAN ................................................................................... 6
A. Pendidikan Sains/IPA ................................................................. 6
B. Dasar-Dasar Pendidikan Sains/IPA .......................................... 7
C. Tujuan Pendidikan Sains/IPA ................................................... 8
D. Nilai-Nilai Sains Dalam Kehidupan ........................................... 9
3. PENUTUP ............................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

-3-
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan pada dasarnya ialah pengembangan manusia ke tahap insani. Manusia
menjadi makhluk yang seutuhnya dengan sadar mampu mengembangakan diri,
mengendalikan emosi, kepribadian dan kecerdasan, serta keterampilan yang ada dalam
dirinya. Maka dari itu pendidikan sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia
demi tercapainya tujuan hidup.
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkanbahwa pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilam yang
digunakan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan memiliki arti yang sangat luas. Banyak ahli berpendapat mengenai
definisi dari pendidikan. Berbagai permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa
Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan. The Third International
Mathematics and Science Study Repeat melaporkan bahwa kemampuan sains siswa SMP
di Indonesia hanya berada pada urutan ke-32 dari 38 negara (TIMSS-R, 1999).
Sains atau IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif mengenai gejala-
gejala alam semesta dan isinya.IPA harus dipandang sebagai cara berpikir, sebagai cara
untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan pengetahuan tentang alam. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan Collete dan Chiappetta (1994) yang menyatakan
bahwa Sains/IPA, pada hakekatnya merupakan : 1) Sekumpulan pengetahuan (a body of
knowledge); 2) Sebagai cara berpikir (a way of thinking); dan 3) Sebagai cara
penyelidikan (a way of investigating) tentang alam semesta ini.Melakukan kegiatan
sains/IPA dengan kemampuan dasar bekerja ilmiah memberi pemahaman pengetahuan,
berpikir dasar dan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan sikap kritis, logis, sistematis,
disiplin, objektif, terbuka dan jujur, kooperatif, rasa ingin tahu, senang belajar sains.
IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta , konsep-
konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

-4-
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-
masalah yang dapat diidentifikasikan. Untuk itu perlu dipelajari tentang dasar dasar
pendidikan IPA atau Sains dalam penerapannya di kedihupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis bertujuan untuk memaparkan
dasar-dasar pendidikan IPA, agar siswa dapat mengaplikasikan pembelajaran di
kehidupan sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan Sains/IPA?
2. Apa saja yang menjadi cakupan dasar-dasar pendidikan Sains/IPA?
3. Apa tujuan dari pendidikan Sains/IPA?
4. Apa saja nilai-nilai dalam Sains yang dapat diterapkan di kehidupan?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi/pengertian dari pendidikan Sains/IPA.


2. Untuk mengetahui cakupan dasar-dasar pendidikan Sains/ IPA.
3. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan Sains/IPA.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai Sains yang dapat diterapkan dalam kehidupan.

-5-
II. PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN SAINS/IPA
Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, sedangkan tujuan dari pendidikan ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Septina, 2013). Hal ini
sejalan dengan pendapat Nurohman (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan
merupakan aktivitas mempersiapkan peserta didik agar menjadi warga masyarakat
yang memiliki kontribusi positif bagi masyarakat/lingkungan di masa yang akan
datang. Pendidikan diselenggarakan untuk memastikan bahwa peserta didik
memiliki kecakapan untuk hidup di masyarakat atau yang biasa disebut sebagai
life skills. Pernyataan tersebut didasarkan pada definisi pendidikan yang termuat
dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
IPA atau Science berasal dari kata Scientia yang berarti saya tahu. Definisi
IPA menurut James B. Conant dalam Samatowa (2011) ialah suatu rangkaian
konsep-konsep yang saling berkaitan dan bagan-bagan konsep yang telah
berkembang sebagai hasil eksperiment dan observasi dan bermanfaat untuk
eksperimen serta observasi lebih lanjut. Pendidikan IPA merupakan bagian dari
pendidikan nasional, sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi yang konkret
bagi peserta didik.Menurut Djojosoediro (2010) yang sejalan dengan pendapat
Stiatava (2012) menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah.
Kegiatan ilmiah tersebut didapatkan dari fenomena-fenomena alam yang
diperoleh dari hasil penyelidikan dan pemikiran yang dilakukan dengan
keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah, disusun dan
diverifikasi dengan hukum-hukum yang bersifat kuantitatif yang melibatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.

-6-
Pendidikan sains merupakan pendidikan yang berfungsi untuk setiap individu
bisa mempelajari dirinya sendiri dengan menganalisa, mengamati diri sendiri dan
lingkungan sehingga mampu membuat formulasi untuk mengembangkan
kehidupan yang akan dihadapi (Marjan, 2014). Pendidikan Sains diharapkan dapat
membantu individu (siswa) dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadia et al. (2013) menyatakan bahwa esensi
dari pendidikan Sains adalah sebagai alat dalam penemuan pengetahuan dengan
jalan observasi, eksperimen, dan pemecahan masalah. Pembelajaran Sains di
sekolah juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan
pendidikan karakter siswa yang didukung melalui pemilihan strategi belajar,
model assesment, media pembelajaran, dan materi pembelajaran (Sadia et al.,
2013).

B. DASAR-DASAR PENDIDIKAN SAINS/IPA


Pendidikan dapat diartikan sebagai penyampaian pesan (mata pelajaran) yang
disajikan kepada siswa. Pendidikan Sains banyak menerapkan konsep dasar dan
prinsip dasar, maka siswa dituntut untuk berpikir secara ilmiah dan memiliki sifat
ilmiah. Cakupan IPA yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan
fakta tetapi juga proses perolehan fakta yang didasarkan pada kemampuan
menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan
berbagai fenomena yang berbeda (Djojosoediro, 2010).
Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa pembelajaran
IPA harus meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hal
ini dikuatkan dalam kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa pembelajaran IPA
di sekolah melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan
interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Penerapan metode inkuiri
dalam pembelajaran Sains akan berdampak pada pembentukan kemandirian, rasa
percaya diri, kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, kerja keras, berpikir logis,
kritis dan kreatif (Sadia et al., 2013).
Ada beberapa alasan yang menyebabkan pendidikan IPA masuk ke dalam
kurikulum sekolah, diantaranya:
1. Sains mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Sikap kritis dan
rasa ingin tahu yang tinggi akan mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya
dan mencoba membuktikan kebenarannya.

-7-
2. Sains mampu mengembangkan sikap ilmiah yang membentuk pribadi luhur.
Nilai-nilai pendidikan tercermin pada sikap ilmiah yang mulai muncul saat
melakukan penelitian ditandai dengan munculnya rasa ingin tahu.
3. Sains mendukung kemajuan bangsa. Sains merupakan dasar teknologi yang
merupakan tulang punggung pembangunan (Desstya, 2014).
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
IPA berperan penting dalam menumbuhkan sikap berpikir kritis, berpikir kreatif
serta mampu memecahkan masalah, mampu mengembangkan keterampilan
komunikasi dan teknologi seiring dengan perkembangan jaman yang nantinya
dapat dihubungkan secara konstektual dalam kehidupan sehari-hari sehingga
peserta didik dapat mengembangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala yang diciptakan-Nya di muka bumi ini.

C. TUJUAN PENDIDIKAN SAINS/ IPA


Pendidikan Sains bertujuan untuk membentuk manusia yang cerdas dan
terampil. Menurut Sukarno et al. (1977), adapun tujuan yang harus dicapai dengan
Pendidikan sains antara lain :
1. Memberikan pengetahuan kepada anak-anak tentang dunia yang kita
tinggali. Bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap kepada
alam. Bahwa pengetahuan ini meliputi gejala-gejala dari alam sekitarnya.
2. Untuk menanamkan sifat ilmiah. Sikap ini harus dibawa dalam kehidupan
sehari-hari, tidak hanya dalam mememecahkan masalah saja, tetapi harus
memberi kesempatan untuk melatih disiplin ilmiah dengan menjawab
persoalan-persoalannya sendiri.
3. Memberikan keterampilan. Tidak semua anak mempunyai sifat cerdas,
tetapi beberapa mempunyai bakat dan keterampilan yang terletak pada
tangannya.
4. Mendidik anak agar menghargai penemu-penemu sains. Dengan cara
memberikan pengetahuan tentang bagaimana penemuan asli (orisinil),
siapa penemunya dan manfaat penemuan tersebut untuk kehidupan
sekarang ini.

-8-
D. NILAI-NILAI SAINS/IPA DALAM KEHIDUPAN
Teknologi telah berkembang pesat dengan adanya Ilmu Pengetahuan Alam
(Sains). Oleh karena itu, sebagai seorang peneliti harus mengetahui tentang nilai-
nilai yang terkandung dalam IPA agar manfaatnya langsung dapat digunakan
manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Sukarno et al. (1977) menyebutkan Sains mempunyai lima nilai dalam
kehidupan, diantaranya :
1. Nilai Praktis
Sains dan teknologi adalah saling membutuhkan, saling mengisi untuk
berkembang. Teknologi berkembang lebih cepat dengan adanya sains yang
bias diterapkan. Teknologi pertama menyangkut penggunaan penemuan
Sains murni untuk kepentigan praktis. Sebagai contonya adalah dokter
medis, ahli pertanian dan lain-lain.
2. Nilai Intelektual
Sains dengan metode ilmiahnya, banyak digunakan manusia untuk
memecahkan masalah dikehidupan. Tidak hanya masalah ilmiah saja tetapi
kini masalah ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan lainnya. Seorang saintis
dituntut untuk berfikir cerdas, kritis, serta rasioanal dalam
menpertimbangkan dan mengambil keputusan.
3. Nilai Sosial Politik-Ekonomi
Kemajuan tekonologi dalam suatu negara telah menempatkan negara
tersebut dalam kedudukan politik. Negara yang Sains dan teknologinya
maju maka negera tersebut memiliki kedudukan tertinggi politik dunia.
Seperti contohnya ketika Amerika berhasil mendaratkan manusia pertama
di bulan dengan Apollo. Dengan kemampuan Sains dan teknologi yang
tinggi maka banyak negara lain yang mengakui kedaulatan negara tersebut.
4. Nilai Sains dalam Pendidikan
Pendidikan mempunyai tujuan membentuk manusia menjadi cakap dan
terampil. Setiap pedidikan menempatkan kita dalam dunia masa kini agar
hidup sesuai dengan tuntutan jaman. Oleh karena itu Sains mengajarkan
kita bagaimana cara memecahkan masalah, bagaimana mengambil suatu
kesimpulan dengan cara berfikir kreatif, kritis, inovatif dan obyektif dalam
menghadapi suatu masalah dalam kehidupan, seperti contohnya
mengajarkan peserta didik tentang alat indra. Hal ini dapat dilakukan

-9-
dengan cara memberikan kesempatan untuk mengamati apa saja fungsi
alat indra untuk kehidupan.
5. Nilai Agama
Ilmu Sains/ IPA sendiri memang tidak membahas soal ketuhanan dan
Sains tidak akan mengadakan eksperimentasi untuk membuktikan adanya
Tuhan. Ada yang meragukan Sains sebagai alat pendidikan, yang secara
tidak langsung akan menuntun manusia ke arah atheisme. Tetapi makin
mendalam orang mempelajari Sains, maka semakin sadarlah orang akan
adanya ketertiban di alam ini. Dimana hukum-hukum alam yang tertib dan
tidak dapat dibantah keberadaanya. Maka kebenaran dari hukum-hukum
alam inilah yang merupakan kebenaran hakiki, yang dicari oleh para
ilmuan. Bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada dan Dia-lah Sang Maha
Pencipta.

- 10 -
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
- Pendidikan Sains/IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya
dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
- Pendidikan Sains/IPA mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
sikap ilmiah, kreatif, dan bertanggung jawab serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.
- Pendidikan Sains/IPA bertujuan memberi pengetahuan tentang dunia yang kita
tinggali, menanamkan sikap ilmiah, memberikan keterampilan, dan
menghargai penemu-penemu Sains.
- Terdapat beberapa nilai Sains/IPA yang dapat di terapkan dalam kehidupan
diantaranya nilai praktis, intelektual, sosial politik-ekonomi, pendidikan, dan
agama.

B. SARAN
Berdasarkan penulisan makalah ini, maka saran yang dapat di berikan penulis
adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa lebih dapat memahami dasar-dasar pendidikan Sains/IPA, agar
nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

- 11 -
DAFTAR PUSTAKA
Collette, Alfred T., dan Eugene L. Chiappetta. 1994. Science Instruction In the
Middle and Secondary Schools. 2nd Edition. New York: Macmillan Pub.
Co.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Desstya, A. 2014. Kedudukan Dan Aplikasi Pendidikan Sains Di Sekolah Dasar.
Jurnal Profesi Pendidikan Dasar. 1 (2):193-200.
Djojosoediro, W. 2010. Hakikat IPA Dan Pembelajaran IPA. Jakarta: Rineka
Cipta.
Marjan, J. 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil
Belajar Biologi Dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA mu’allimat
NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4: 1-12
Nurohman, S. 2008. Improving Thinking Skills Through Constructivivtic Science
Learning In Sekolah Alam. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan.
(1): 128-144.
Sadia, I. W., I. B. P. Arnyana, & I. W. Muderawan. 2013. Model Pendidikan
Karakter Terintegrasi Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan Indonesia. 2
(2): 209-220.
Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT
Indeks.
Septina, N. 2013. Diktat Mata KuliahDasar-Dasar Pendidikan IPA.
Palangkaraya: STAIN Palangkaraya.
Stiatava, P. R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Yogyakarta: Diva Press.
Sukarno, N. Kertiasa, Padmawinata. 1977. Dasar-Dasar Pendidikan Sains.
Jakarta: Bhratara.

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai