Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“ANALISIS KASUS DENGAN MENGGUNAKAN CHARACTER ETHICS / VIRTUE


ETHICS”

UNIVERSITAS INDONESIA

Di Susun Oleh :
Andi Sudrajat 1706096216
Angelina Roida Eka 1706006681
Eva Nilam Permata 1706006826
Lani Natalia Watania 1706006965
Nani Asna Dewi 1706007066

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayahNya, sehingga makalah “analisa kasus dengan menggunakan character of idea ethics
/ virtue ethics” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Adapun pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok dari mata
kuliah Etik dan Hukum Keperawatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan, Ibu DR. Nani Nurhaeni, SKp., MN atas
bimbingannya dalam penyusunan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu
dalam pembuatan makalah sehingga semua dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Kami
juga mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam
makalah agar selanjutnya penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan sempurna.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Depok, 14 Oktober 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang…..………………………………………………………. 1


1.2. Tujuan……………………………………..…………………………….. 2
1.3. Manfaat…………………..………………………………………………. 3

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Definisi Karakter Etik...………………………………………………….. 3


2.2. Asal Usul Munculnya Teori Karakter Etik …….………………………...3

Bab 3 Pembahasan

3.1. Kasus Karakter Etik……………………………………………………… 4


3.2. Analisa kasus Karakter Etik…………..…………………………………. 5

Bab 4 Kesimpulan………………………………………………………………… 9

DAFTAR REFERENSI……………………………………………………......…. .10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat
dalam segala bidang sehingga berimabs pula pada pengetahuan yakni meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan di bidang kesehatan dan
keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam
mengembangkan profesionalisme dalam memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas
pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat berbasis pada etik dan moral
yang tinggi. Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam
setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon
situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral
serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan
asuhan keperawatan.

Salah satu teori etika yang mempunyai peranan penting dalam praktik keperawatan
adalah teori karakter etik. Menurut Beauchamp dan Childress (1994), Character Ethics adalah
teori yang menekankan pada karakter dan kebajikan dalam filsafat moral dalam melakukan tugas
seseorang atau bertindak untuk membawa konsekuensi baik. Sedangkan menurut Geirrson dan
Hilmgren (2000) dalam Beyhan (2011), Virtue Ethic menjelaskan bagaimana karakteristik orang-
orang yang mempunyai moral dan menunjukkan bagaimana individu dapat mengembangkan
karakter moral dari waktu ke waktu melalui tindakan dan kebiasaan. Virtue ethic merupakan
etika normatif yang lebih berfokus pada karakter individu daripada tindakan dari individu
tersebut (Sellman, 2011 dalam Russel, 2013)

Virtue ethic menjadikan manusia termotivasi untuk menjadi baik dan idealis. Virtue ethic
bukan suatu alat dalam pengambilan keputusan atau pemecahan masalah, tetapi menekankan
pada karakter dan disposisi seseorang yang berbeda dengan pendekatan yang menekankan pada
tugas, aturan, dan prinsip (Megi, 2001 dalam Arries, 2005). Teori etik Character of Idea atau
Virtue Theory erat kaitannya dengan hal-hal yang biasa timbul dalam budaya dan masyarakat
(Mackinnon, 2013).
Makalah ini akan membahas salah satu contoh nyata kasus di dunia keperawatan yang
tidak sesuai dengan karakter etik yang diharapkan dari seorang perawat. Pembahasan mengenai
masalah tersebut akan dibahas dan dibandingkan dengan teori karakter etik yang membahas
bagaimana seharusnya seorang perawat bersikap sebagai tenaga professional.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami penerapan karakter etik pada praktik keperawatan

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Memahami definisi etik karakter
2. Memahami asal usul teori karakter etik
3. Menganalisis pengembangan dan penerapan etik karakter dalam keperawatan

1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui,
menganalisa dan menjelaskan tentang karakter etik serta mengimplikasikannya dalam
praktik keperawatan.

1.4 Sistematika Penulisan


Penulisan makalah ini terdiri dari 4 bab. Bab 1 pendahuluan, Bab 2 Tinjuan pustaka, Bab 3
pembahasan, Bab 4 penutup

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Etik Karakter

Karakter adalah kualitas dari mental dan moral yang membedakan manusia satu sama
lain. Karakter merupakan ciri dasar atau bagian kepribadian manusia yang menentukan
moralitas dalam diri manusia. Berdasarkan sudut pandang psikologi, karakter merupakan
gambaran personalitas yang sesuai dengan norma traits, dan pembentukan karakter dimulai
dari masa anak-anak (Russel, 2013 ; Miller, Furr, Knobel, & Flesson, 2015).

Etik Karakter merupakan bagian dari teori etik kebajikan atau virtue ethics. Etik karakter
adalah teori etik yang meyakini bahwa etika dan moral yang baik berasal dari kumpulan
sifat-sifat baik yang terbentuk dalam diri seseorang. Teori etik karakter mempunyai
pandangan bahwa seseorang yang cenderung memiliki sifat yang baik akan memiliki etika
yang baik juga (Russel, 2013 ; Athanassoulis, 2013, Carr, Arthur & Kristjansson, 2017).
2.2 Konsep Utama Teori Etik Karakter

Pencetus ide yang mendasari teori virtue yang didalamnya terdapat etik karakter adalah
seorang filsuf Yunani ternama yaitu Aristoteles (384-322 SM) bersama dengan gurunya yaitu
Plato. Mereka berpendapat bahwa kebahagiaan dalam hidup berasal dari kemampuan
individu untuk mengolah sifat-sifat dasar atau karakter yang baik, hingga membentuk suatu
sikap dan kebiasaan yang dapat meningkatkan derajat hidup seseorang. Aristoteles dan Kant
menyetujui pemikiran bahwa pada dasarnya setiap orang dilahirkan dengan dua
kecenderungan sifat dasar yaitu baik dan buruk. Akan tetapi menurut Aristoteles, individu
harus menerima kedua hal tersebut dan berfokus untuk terus mengembangkan sisi yang baik
dalam dirinya (Athanassoulis, 2013 ; Carr et al, 2017 ; Russel, 2013). Mereka berpendapat
bahwa kebahagiaan dalam hidup berasal dari kemampuan individu untuk mengolah sifat-sifat
dasar atau karakter yang baik, hingga membentuk suatu sikap dan kebiasaan yang dapat
meningkatkan derajat hidup seseorang

Berikut ini adalah gambaran ranah teori etik dan letak etik karakter dalam tingkatan teori

Gambar 1. Etik Karakter dalam Ranah Teori Etik (Copp, 2006)


2.3 Pengembangan dan Penerapan Etik Karakter dalam Keperawatan

Etik karakter dikembangkan dengan cara menanamkan nilai-nilai baik dalam karakter
seseorang yang sangat potensial dilakukan sejak masa kecil. Pengembangan karakter dinilai
menjadi kunci utama dalam mencapai etik dan moral yang baik di masa yang akan datang.
Selain itu, lingkungan juga dinilai sebagai faktor penentu dalam pembentukan karakter
seseorang. Sebagai contoh, seorang bayi yang baru lahir belum memilki dasar etik, tetapi
dipandang sebagai potensial untuk penerapan moral dan etik melalui pembentukan karakter.
Dalam proses pembentukan karakter, individual memilki berbagai macam potensi dan juga
hambatan. Hambatan yang ditemui dianggap sebagai variasi dalam proses pembentukan
karakter dan akan menjadi dilema individual untuk memilah hal yang baik untuk dirinya
sendiri (Wilburn, 2007 ; Carr et al, 2017). Dalam pembentukan karakter etik, pembimbingan
yang dilakukan sejak masa anak-anak akan sangat mempengaruhi dibandingkan saat karakter
ditanamkan pada usia dewasa. Akan tetapi, hal ini tidak diartikan bahwa karakter pada usia
dewasa tidak berpotensi lagi di bentuk, karakter etik dapat diarahkan agar supaya bisa
dikembangkan ke arah yang lebih baik.

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan, berhubungan langsung


dengan manusia yang memiliki variasi karakter yang luas. Perawat perlu untuk memahami
prinsip-prinsip dalam etik karakter yang di temukan dalam individual pasien. Selain itu,
ditinjau dari individu perawat, penerapan etik karakter dalam intervensi keperawatan dapat
dimulai dari pelaksanaan tindakan individual yang baik dan terus menerus dilakukan hingga
nantinya kebiasaan tersebut menjadi bagian dalam diri perawat (Butts & Rich, 2016 ;
Armstrong, 2007). Adapun bentuk nilai-nilai karakter etik yang berhubungan langsung
dengan keperawatan meliputi kejujuran, keadilan, peduli (caring), dan fidelity.

Etik merupakan sebuah elemen penting dalam semua profesi kesehatan termasuk
perawat, karena memiliki peran dalam mengatur perilaku moral perawat terhadap pasien,
yang dapat mempengaruhi perkembangan kesehatan pasien (Delegeni at al, 2015).
Sementara itu Karakter etik merupakan kumpulan sifat dan cara pandang hidup yang
mempertimbangkan moral dan kepentingan. Sifat-sifat tersebut adalah Ketekunan,
kejujuran, kesederhanaan, tepat waktu, dapat dipercaya, dan inisiatif (Devits and Rich,
1996) Etik dan karakter etik adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan, oleh karena itu agar
dapat meimplementasikan etik, seorang perawat harus memiliki karakter etik dalam
memberikan asuhan keperawatan.

. Perawat harus memiliki moral sensitivity agar mampu untuk mengidentifikasi


kebutuhan pasien dan bertindak sesuai dengan prosedur dan kode etik yang berlaku. Akan
tetapi dalam menghadapi dilema etik yang kompleks, tidak hanya mengandalkan nilai moral
saja, tetapi diperlukan juga problem-judgements yang berdasar pada hukum yang berlaku.
Pada akhirnya seorang perawat secara tidak langsung dituntut untuk memilki pemahaman
akan nilai moral yang baik yang tentunya akan berasal dari karakter individual yang
berkualitas.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Kasus Etik


Kasus di RS negeri X di Jakarta tahun 2017 berdasarkan pengalaman sebagai keluarga
pasien.
Anak I 5 tahun dengan diagnosa VSD telah dilakukan Kateterisasi jantung dan dibawah
ke ruang rawat setelah operasi. Anak I kedinginan setelah operasi dan dipasang warm bed
dari ruang pindah ke ruang rawat. Seorang perawat memaksa untuk mengambil warm bad
dari si anak padahal anaknya sedang dalam keadaan dingin dan sedang menggigil. Sang Ibu
yang menemani sang anak, menangis karena melihat kondisi anaknya, tetapi si perawat
malah membentak Ibu karena menangis di dalam ruangan. Tidak cukup itu saja, pada saat
mengganti cairan infus , infus yg terpasang tumpah semuanya dari wadah syringe sehingga
selimut seprai basah berikut selimut tebal. Selain itu saat Anak I demam, perawat menolak
memberikan obat dan malah menyuruh Ibu si anak untuk pergi mencari obat sendiri.
Selain itu, ada anak kecil 11 tahun yang sedang ingin BAB dan ayahnya turun ke bawah
sehingga dia hanya sendiri. Si Anak meminta pertolongan kepada perawat. Perawat menolak
dan meminta si anak untuk pergi sendiri ke Kamar mandi (Anak dengan penyakit ASD dan
habis dioperasi). Hal tersebut terjadi karena pasien dirawat di ruang kelas 2.
Dari kasus di atas, terlihat sekali bahwa perawat tersebut sangat tidak iklas,tidak beretika
dengan membentak keluarga pasien, acuh terhadap perasaan orang lain dan tidak cekatan
dalam bertindak (Sampai infus tumpah)

3.2 Pembahasan Kasus dan Aplikasi Konsep Karakter Etik dalam Keperawatan

Dari pemaparan kasus di atas tanpak sekali perawat tidak mengaplikasikan karkater etik
dalam kehidupannya sebagai perawat. Ketika kita mendengar tentang perawat, hal yang
akan kita pikirkan pasti caring, baik hati, dan murah senyum. Namun karkater itu tidak ada
pada perawat dan malah melakukan kesalahan etik. Kesalahan etik dapat diminimalisir
dengan cara menerapkan etik pada pelayanan. Dari kasus di atas dapat kita lihat bahwa
perawat yang bersangkutan sama sekali tidak menerapkan karakter etik dan hasilnya terjadi
penurunan dan pelayanan keperawatan. Selman (2015) mengungkapkan bahwa
meningkatkan karakter etik perawat dapat meningkat praktik dan pelayanan keperawatan.
Perawat juga tidak menerapkan karakte Etik yang seharusnya dimiliki perawat. Fry (2011)
dan Butts mengungkapkan beberapa karakter Etik yang harus dimiliki perawat yaitu: Adil
(Justice), Jujur (Veracity), menghargai (respect), Caring (Peduli) dan ketaatan(Videlity).
Namun dari masalah di atas kita hampir tidak melihat karakter etik. Perawat tidak adil pada
pasien (Dengan cara menolak memberikan warm bed pada anak yang sedang menggigil)
Perawat jug tidak menghargai ( Dengan cara membentak Ibu pasien). Perawat tidak caring
(Mengabaikan pasien yang demam, Menolak mengantar pasien yang ingin BAB, dan
mengabaikan infus sehingga tumpah). Perawat tampak mengabaikan semua hak pasein. Hal
tersebut dapat menyebabkan masalah yang serius. Anak yang ingin BAB jika pergi sendiri
bisa jatuh dan resiko cedera. Anak A yang demam tidak ditangani bisa berbahaya.

Dari kasus di atas, dapat kita lihat bahwa perawat mengabaikan masalah etik. Ada
beberapa peneilitian mengungkapkan bahwa banyak perawat yang masih mengabaikan etik
dan bahkan mengalami masalah etik itu sendiri. Penelitian dari Aitama (2015) misalnya
menemukan bahwa masalah etika pada perawat biasanya terjadi karena karakter personal,
masalah pada situasi praktik, kurang dihargai baik oleh perawat maupun tenaga kesehatan
lain, dan kurang pengalaman dari perawat itu sendiri. Penelitian lain mengungkapkap bahwa
perawat berusia muda yang kurang berpengalaman lebih banyak melakukan kesalahan etik
(Urich, 2011) Dari penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya karakter
dan pengalaman menjadi hal yang dapat mempengaruhi kesalahan etik seseorang. Jelas
bahwa dari kasus etik yang telah disampaikan, perawat kurang memiliki karakter etik dan
ada kemungkinan kurang pengalaman. SI perawat harus kembali memaksimalkan karakter
etik dengan cara kembali berpegang teguh pada karakter etik.

Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang mengatur hubungan perawata dengan
klien, perawat dengan praktik, perawat dengan masyarakatm perawat dengan teman sejawat,
perawat dengan profesi. Dalam kode etik tersebut terdapat beberapa karakter etik seperti
menghargai, merahasiakan, bertanggung jawab, dan melindungi. Kode etik yang dikeluarkan
oleh PPNI tersebut memiliki karakte etik yang dapat mencegah masalah etik di Indonesia.
Sebagai perawat Indonesia, kita diharapkan berpegang pada kode etik dan melakukan
karakter Etik yang telah disebutkan untuk melakukan asuhan keperawatan. Perawat dalam
kasus di atas jelas sekali telah melanggar kode etik keperawatan indonesia. Solusi yang
ditawarkan dari kelompok adlaah agar keluarga pasien mencoba untuk berdiskusi dengan
manager atau komite etik di RS bersangkutan agar khrakter etik perawat berubah sehingga
tidak terjadi lagi masalah pelanggaran kode etik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, masalah etik dapat terjadi ketika seorang
perawat tidak berpengalaman dan juga tidak berkarakter. Karakter Etik diperlukan selain
untuk meminilisir masalah etik juga untuk membangun hubungan yang berlandaskan
moralitis baik antara pasien dan perawat maupun perawat dengan perawat. Terutama dengan
fokus utama profesi ini yang melayani masyarakat, maka mendorong perawat untuk memilki
karakter yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
BAB 4
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Profesionalisme dalam praktik keperawatan dapat ditingkatkan salah satunya dengan
pendidikan karakter etik serta mengasah nya didalam diri perawat sehingga dalam melakukan
pelayanan asuhan keperawatan hubungan perawat pasien akan harmonis dan tidak ada salah
satu pihak yang dirugikan, karrena pasien mendapatkan haknya dan perawat melaksanakan
kewajiban dan haknya pula.
Sehingga diharapkan dengan Pendidikan Karakter etik ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan dan peningkatan kualitas layanan praktik keperawatan professional dengan
prinsip praktik berbasis bukti yaitu dengan karakter etik yang baik proses perawatan pasien
berlangsung cepat dan pasien sebagai klien puas terhadap pelayanan yang berimbas tentu
pada finansial profesi ini, seseorang akan membayar sesuatu terhadap apa yang
diterimanya,sebaliknya akan menuntut jika tidak sesuai sebagaimana mestinya karena pasien
adalah pelanggan yang haknya dilindungi oleh undang undang dan negara.

3.4 Saran
Sebagai perawat profesional diharapkan untuk meningkatkan peran pada bidang
keperawatan dan dalam penelitian keperawatan yaitu dengan menerapkan teori ataupun
pendidikan keperawatan yang telah diterima termasuk dalam pendidikan karrakter etik.
Dengan demikian diharapkan praktik pelayanan keperawatan lebih mengedepankan prinsip
praktik berbasis bukti, sehingga pelayanan keperawatan semakin maju dan berkualitas sesuai
profesionalisme keperawatan.
REFERENSI

Abdullah Munir, Pendidikan Karakter; Membangun Karakter Anak Sejak Dari


Rumah, (Yogyakarta: Pedagogia, 2010).

Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006).

Aitamaa, S., Leino, H., Iltanen S., Suhonen, R. Ethical problems in nursing management: The
views of nurse managers. 2016. Nursing Ethics 1–13 http://doi.org/10.1177/0969733015579309

Armstrong,A.E.( 2007). Nursing ethics:A virtue based-approach. Hampshire : Palgrave


Macmillan.

Athanassoulis, N.(2013). Virtue ethics. London : Bloomsbury Publishing Inc.

Butts, J.B, & Rich, K.L.(2016). Nursing ethics : Across the curriculum and into practice 4th Ed.
Burlington : Jones & Bartlett Learning.

Carr, D., Arthur, J.A, & Kristjansson,K.(2017). Varieties of virtue ethics. London : Palgrave
Macmillan.

Copp, D. (2006). The oxford handbook of ethical theory. New York : Oxford University Press.

D. Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri, (Yogyakarta: Pelangi Publishing,
2010).Devitis. J. L and Rich J. M. (1996) The Success Ethic, Education, and the American
Dream. New York: State of Newyork Press

Frans Magnis-Suseno, Etika Dasar, (Yogyakarta: Kanisius, 1987).

Fry. S. T., Veatch. R.M., Taylor. C. (2011) Case Studies In Nursing Ethics Fourth Edition
Washington DC: Jones & Bar

Khomeiran, R. Tabari., Yekta, Z. P., Kiger, A. M. Professional competence: factors described by


nurses as influencing their development. 2006. International nursing review. 66–72.
http://dx.doi.org/10.1111/j.1466-7657.2006.00432.x
Miller, C.B., Furr, R.M., Knobel, A., Flesson, W. (2015). Character : New directions from
philosophy, physiological, and theology. New York : Oxford University Press.

Russel, D.C.(2013). The cambridge companion to virtue ethics. New York : Cambridge
University Press.

Sellman, Derek. The practice of nursing research: getting ready for ‘ethics’ and the matter of
character 2016. Nursing Inquiry 23(1): 24–31. DOI: 10.1111/nin.1210

Turkoski BB. Home care and hospice ethics: using the code for nurses as a guide. Home Health
Nurse. 2000;18(5):308–18. doi: 10.1097/00004045-200005000-00009.

Ulrich, C. M., Taylor, C., Soeken, K., O’Donnell, P., Farrar, A., Danis, M., & Grady, C. (2010).
Everyday Ethics: Ethical Issues and Stress in Nursing Practice. Journal of Advanced Nursing,
66(11), 10.1111/j.1365–2648.2010.05425.x. http://doi.org/10.1111/j.1365-2648.2010.05425.x

Wilburn, B.K.(2007). Moral cultivation : Essay on development of character and virtue. Lanham
: Rowman and Littlefield Publisher Inc.

Anda mungkin juga menyukai