Anda di halaman 1dari 3

Analisis Data (Sel darah merah & penggolongan darah)

Pada percobaan yang kedua yakni menghiung sel darah merah dilaukan dengan menghitung sel
darah merah yang ada pada bidang pandang sel darah merah pada hemasitometer. Berdasarkan
hasilpraktikum diperoleh total sel darah merah yang merupakan akumulasi dari 5 bidang padangyakni 17 sel
darah merah. Pada kotak/ bidang pandang pertama dan kedua didapat jumlah seldarah merah masing-masing
sebanyak 9 sel, bidang ketiga 2 sel, bidang keempat 3 sel darah merah sedangkan bidang yang terakhir
sebanyak 3 sel darah merah. Dari data tersebut dicari jumlah sel darah merah dalam 1 mm diperoleh hasil
170.000 sel darah merah
Pada percobaan ketiga sel yaitu menguji golongan darah ari hasil percobaan yang kami lakukan
untuk mengetahui penggolongan darah, kami mendapatkan data bahwa tidak terjadi penggumpalan pada
kedua darah yang ditetesi anti A dan anti B. Dari data tersebut dapat disimpulkan darah tesebut golongannya
adalah O

Pembahasan
Pada praktikum kedua ini kami menghitung jumlah sel darah merah. Menghitung jumlah eritrosit
yang terkandung dalam darah dibutuhkan seperangkat alat yangdinamakan dengan Haemocytometer dengan
bantuan mikroskop dan juga counter. Dalam penghitungan digunakan larutan hayem yang digunakan sebagai
larutan pengenceran dan berbeda antara pengamatan sel darah merah dan sel darah putih. Prinsipnya larutan
tersebut isotonis dengan sel darah yang akan dihitung dan menyebabkan lisisnya sel-sel darah yang tidak
dihitung. Pada larutan hayem menyebabkan lisisnya sel darah putih, sehingga tidak nampak dalam
pengamatan. Larutan Hayem terdiri dari Natrium Sulfat yang merupakan zat anti koagulan
yang akan mencegah terjadinya aglutinasi. Selain itu Natrium Sulfat 5 gr berfungsi untuk
melisiskan leukosit dan trombosit, sehingga yang dapat diamati eritrosit sja. Larutan Natrium
clorit 1 gr bersifat isotonis pada eritrosit (Syaifuddin,1997). Dari perhitungan diperoleh jumlah
eritrosit dari praktikum ini adalah 170.000 /cc. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan kajian dari literatur,
yaitu pada keadaan normal jumlah eritrosit pada mamalia sekitar 5 juta- 6 juta sel/cc.
Jumlah sel eritrosit pada manusia berbeda – beda, hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu:
a. Nutrisi, bila seseorang mendapatkan nutrisi banyak maka orang tersebut akan
memiliki sel darah yang banyak dibandingkan dengan orang yang kekurangan nutrisi.
b. Usia / umur, jumlah eritrosit pada bayi yang baru lahir yaitu 6,83 juta / ml. Ketika
bayi tersebut tumbuh eritrositnya berkurag menjadi sampai 4 juta / ml, kemudian naik
lagi pada orang dewasa sehat sekitar 4,5 juta / ml.
c. Faktor lingkungan, di daerah dataran tinggi orang akan lebih banyak memiliki sel
darah. Hal ini dikarenakan di dataran tinggi seseorang membutuhkan oksigen lebih
banyak sehingga tubuh akan meningkatkan produksi eritrosit lebih banyak agar
hemoglobin dapat lebih banyak mengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein
yang mengandung senyawa hemin yang mengandung besi yang memilki daya ikat
terhadap oksigen dan karbondioksida
d. Aktivitas, orang yang memiliki banyak aktivitas akan membutuhkan nutrisi yang
banyak sehingga jumlah sel darahnya juga akan banyak.
e. Jenis kelamin, perempuan memiliki jumlah sel darah (eritrosit) lebih sedikit daripada
laki – laki. Hal ini disebabkan berkurangnya eritrosit pada perempuan ketika
menstruasi (Kimball , 1996).
Pembahasan golomgan darah
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, golongan darah tersebut dibagi menjadi 4 golongan yaitu
sebagai berikut:
 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-
negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif (Tim Dosen .2010)
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ((antigen
tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan
anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
1. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan aglutinin anti-B
2. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipeB dan aglutinin anti-A
3. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B,tetapi tidak
mengandung aglutinin anti-A atau anti-B
4. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung aglutini anti-A
dan aglutini-B Penggolongan darah penting dilakukan sebelim transfusi darah karena
pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi
sel darah merah (Campbell et all. 2008)

Daftar Pustaka
Campbell et all. 2008. Biology Eight Edition. Benjamin Cummings: San Fransisco
Kimball, Jhon W, (1993). Biologi, Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. Buku Kedokteran EGC:Jakarta
Tim Dosen .2010 .Anatomi Fisiologi Manusia.Jurusan Biologi FMIPA UNIMED

Anda mungkin juga menyukai