Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DASAR SINTESIS SENYAWA OBAT


SISTEM ASETANILIDA

Kelompok 3 :

 Yuyun Wahyuningsih 11181052


 Ade Effan Wahyudin 11181053
 Adel Weis Ayu Ningtyas 11181054
 Muhamad Farhan Fahrizal 11181081
 Nelly Amanni 11181085
 Nina Nirmala 11181087
 Nisa Padilah 11181089
 Nur Fadillah Rindiani 11181090
 Riki Saputra 11181094

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
Jl. Soekarno Hatta No.754 Cipadung Kidul Kota Bandung
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3
A. Pengertian Sintesis Organik .................................................................................... 3
B. Pengertian Asetanilida ............................................................................................ 3
D. Proses Pembuatan Asetanilida ............................................................................... 7
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa asetanilida merupakan bahan baku yang dapat menunjang
industri kimia dan banyak dibutuhkan dalam dunia pendidikan khusunya untuk
penelitian. Senyawa ini merupakan bahan baku pembuatan obat-obatan, bahan
pembantu dalam industri cat dan karet. Kebutuhan akan senyawa ini semakin
meningkat sehingga dilakukan berbagai cara dalam memperoleh senyawa ini.
Anilin merupakan senyawa kimia dengan rumus C5H6NH2 yang digunakan
sebagai bahan dasar dalam sintesis asetanilada yang direaksikan dengan asam
asetat. Pada sintesis senyawa ini biasanya digunakan metode pemanasan agar
kedua senyawa dapat bereaksi sempurna. Mula – mula anilin bereaksi dengan
asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi, kemudian diikuti
dengan reduksi H2O membentuk asetanilida. Asetanilida pertama kali
ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan
asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang
kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun
1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan
H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan
asetanilida dari anilin dan asam asetat.
Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis
yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada
anilin digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran
berwarna putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan
bantuan kloral anhidrat. Metode ini merupakan metode awal yang masih
digunakan karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih 100 %
direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk. Reaksi
berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC–160oC. Produk dalam keadaan
panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer. Berdasarkan uraian

1
diatas, untuk memperdalam pengetahuan tentang asetinilida maka
dilakukanlah percobaan tentang sintesis asetanilida.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini diantaranya:

1. Apakah pengertian dari sintesis organik?


2. Apakah pengertian dari Asetanilida?
3. Bagaimana proses pembuatan asetanilida?
4. Bagaimana mekanisme sintesis asetanilida?
5. Bagaimana retrosintesis dari sintesis asetanilida?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini diantaranya:

1. Untuk mengetahui pengertian dari sintesis organic


2. Untuk mengetahui pengertian dari asetanilida
3. Untuk memahami proses pembuatan asetanilida
4. Untuk memahami mekanisme sintesis asetanilida
5. Untuk memahami retrosintesis asetanilida

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sintesis Organik


Sintesis organik adalah suatu percobaan untuk membuat senyawa
yang diinginkan melalui suatu reaksi kimia. Langkah yang harus
dipersiapkan dalam mensintesis suatu senyawa meliputi pengenalan tentang
produk yang diinginkan, bahan baku sintesis produk, serta pengertian yang
mendalam mengenai mekanisme reaksi yang akan berlan gsung selama
sintesis, serta alatalat yang diperlukan untuk sintesis. Oleh karena itu
diperlukan pemahaman mengenai proses pembentukan ikatan. Proses
sintesis dapat dikatakan berhasil dan berjalan dengan baik bergantung
pada banyaknya produk, ketersediaan bahan awal, dan proses yang dilakukan.
Untuk dapat memperoleh hasil sintesis yang baik serta hasil
sampingan sedikit mungkin sehingga memudahkan pada waktu pemurnian
perlu dipakai bahan dasar sintesis yang tepat, mudah didapat, maka
diperlukan suatu rancangan atau pola analisis, yang dikenal dengan nama
analisis desain. Rancangan atau pola analisis ini didasarkan pada
pemecahan bagian-bagian tertentu dari senyawa yang disintesis menjadi
bagian yang lebih kecil yang disebut si nton. Sehingga senyawa yang lebih
kecil hasil pemecahan senyawa yang disintesis disebut senyawa sinton.

B. Pengertian Asetanilida
Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida merupakan senyawa
turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer,
dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil.
Asetanilida memiliki rumus molekul C6H5NHCOCH3. Asetanilida pertama
kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara
mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asethopenon
oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi
asetanilida.

3
Struktur Asetanilida
Asetanilida merupakan suatu amida dengan bentuk berupa padatan
kristal putih dengan massa jenis 1,21 gram/mL , titik lebur 113˚C-114˚C,
titik didih 305˚C, berat molekul 135,17 gram/mol . Sangat larut dalam
alkohol, sedangkan kelarutan dalam air adalah 0,53 g dalam 100 mL dan
kelarutan dalam eter adalah 7 gram dalam 100 mL .

C. Sifat Kimia dan Fisika


1. Anilin
Sifat – sifat fisis:
a) Rumus molekul : C6H5NH2
b) Berat molekul : 93,12 g/gmol
c) Titik didih normal : 184,4 oC
d) Suhu kritis : 426 0C
e) Tekanan kritis : 54,4 atm
f) Wujud : cair
g) Warna : jernih
h) Spesifik gravitu : 1,024 g/cm3
Sifat – sifat kimia:
a) Halogenasi senyawa anilin dengan brom dalam larutan sangat encer
menghasilkan endapan 2, 4, 6 tribromo anilin.
b) Pemanasan anilin hipoklorid dengan senyawa anilin sedikit berlebih
pada tekanan sampai 6 atm menghasilkan senyawa diphenilamine.
c) Hidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu 135 – 170oC dan
tekanan 50 – 500 atm menghasilkan 80% cyclohexamine

4
(C6H11NH2). Sedangkan hidrogenasi anilin pada fase uap dengan
menggunakan katalis nikel menghasilkan 95% cyclohexamine.
d) Nitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu -20oC menghasilkan
mononitroanilin, dan nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada
suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

2. Asam Asetat

Sifat – sifat fisis:

a) Rumus molekul : CH3COOH

b) Berat molekul : 6.,053 g/gmol

c) Titik didih normal : 117,9 oC

d) Titik leleh : 16,7 oC

e) Berat jenis : 1,051 gr/ml

f) Suhu kritis : 321,6 0C

g) Tekanan kritis : 57,2 atm

h) Wujud : cair

i) Warna : jernih

j) Panas pembakaran : 208,34 kkal/mol

k) Panas penguapan : 96,8 kal/gr ( 118 oC )

Sifat – sifat kimia:

a) Dengan alkohol menghasilkan proses esterifikasi

R-OH + CH3COOH CH3COOR + H2O

b) Pembentukan garam keasaman

5
2 CH3COOH + Zn (CH3COO)2Zn2+ + H

c) Konversi ke klorida – klorida asam

CH3COOH + PCl3 3CH3COOCl + H3PO3

d) Pembentukan ester

CH3COOH + CH3CH2OH H+ CH3COOC2H5 + H2O

e) Reaksi dari halida dengan ammoniak

CH3COOH Cl ClCH2COOHNH3 NH2CH2COONH H+


NH2CH2COOH

3. Asetetanilida

Sifat – sifat fisis:

a) Rumus molekul : C6H5NHCOCH3

b) Berat molekul : 135,16 g/gmol

c) Titik didih normal : 305 oC

d) Titik leleh : 114,16 oC

e) Berat jenis : 1,21 gr/ml

f) Suhu kritis : 843,5 oC

g) Titik beku : 114 oC

h) Wujud : padat

i) Warna : putih

j) Bentuk : butiran / Kristal

Sifat – sifat kimia:

6
a) Pirolysis dari asetanilida menghasilkan N –diphenil urea, anilin,
benzene dan hydrocyanic acid.

b) Asetanilida merupakan bahan ringan yang stabil dibawah kondisi


biasa, hydrolisa dengan alkali cair atau dengan larutan asam mineral
cair dalam kedaan panas akan kembali ke bentuk semula.

c) Adisi sodium dalam larutan panas Asetanilida didalam xilena


menghasilkan N-Sodium derivative.

C6H5NHCOCH3 + HOH C6H5NH2 + CH3COOH

d) Bila dipanaskan dengan phospor pentasulfida menghasilkan thio


Asetanilida ( C6H5NHC5CH3 ).

e) Bila di treatmen dengan HCl, Asetanilida dalam larutan asam asetat


menghasilkan 2 garam ( 2 C6H5NHCOCH3 ).

f) Dalam larutan yang memgandung pottasium bicarbonat


menghasilkan N- bromo asetanilida.

g) Nitrasi asetanilida dalam larutan asam asetaat menghasilkan p-nitro


Asetanilida.

D. Proses Pembuatan Asetanilida


Ada beberapa proses pembuatan asetanilida antara lain :
1. Pembuatan Asetanilida dari Asam Asetat Anhidrid dan Anilin
Asetanilida dapat dihasilkan dari reaksi antara asam aseta anhidrid
dan anilin. Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam
asetat anhidrad berlebih 150 % dengan konversi 90% dan Yield 65%,
direfluks dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan jaket sampai
tidak ada anilin yang tersisa kondisi operasi temperatur reaksi 30-110oC.
Reaksinya adalah :

7
2 C6H5NH2 (l) + (CH2CO)2O (l) → 2 C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)
Anilin Asam Asetat Anhidrid Asetanilida II Air

2. Pembuatan Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat


Metode ini merupakan metode awal yang masih digunakan
karena lebih ekonomis jira dibandingkan dengan semua proses
pembuatan asetanilida. Anilin dan asam asetat direaksikan dalam sebuah
tangki yang dilengkapi dengan pengaduk. Reaksinya adalah :

C6H5NH2 (l) + CH3COOH (l) → C6H5NHCOCH3 (s) + H2O (l)

Anilin Asam Asetat Asetanilida Air

Reaksi berlangsung selama 8 jam pada suhu 150oC-160oC dan


tekanan 2,5 atm dengan yield mencapai 98 % dan konversi mencapai
99,5%. Produk dalam keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan
kristalizer untuk membentuk butiran (kristal) asetanilida (Faith dkk,
1975).

3. Pembuatan Asetanilida dari Ketena dan Anilin

Ketena (gas) dicampur ke dalam anilin di bawah kondisi yang


diperkenankan akan menghasilkan asetanilida dengan konversi 90%.
Ketena direaksikan dengan anilin di dalam reaktor packed tube pada
temperatur 400-625oC dan pada tekanan 2,5 atm.

C6H5NH2 (l) + H2C=C=O(g) → C6H5NHCOCH3 (s)

Anilin Ketena Asetanilida

( Kirk & Othmer, 1981 )

E. Mekanisme Reaksi Sintesis Asetanilida

Mekanisme reaksi sintesis asetanilida yang terjadi antara anilin dan asam
asetat glasial melalui reaksi substitusi nukleofilik adalah sebagai berikut:

8
Mekanisme substitusi nukleofilik senyawa anilin bertindak sebagai
nukleofil pada atom N yang memiliki kelektronegatifan yang lebih tinggi,
sedangkan asam asetat glasial sebagai gugus fungsi dari senyawa asam
karboksilat merupakan elektrofil yang terletak pada atom C yang lebih
elektropositif. Mekanisme reaksi substitusi nukleofilik antara senyawa anilin
dan asam asetat glasial terdiri dari dua tahap yaitu adisi nuklofil pada gugus
asam karboksilat, satu pasang elektron bebas pada ailin menyerang gugus asam
karboksilat pada karbokation (C+) tersier. Kemudian terbentuknya keadaan zat
antara atau intermediet melalui pembentukan kembali ikatan rangkap dari atom
karbon oleh muatan negatif dan satu pasang elektron bebas pada atom oksigen.
Pemurnian asetanilida dilakukan dengan rekristalisasi. Pada uji sifat kimia
asetanilida, penambahan NaOH sebagai basa kuat dapat melarutkan kristal
asetanilida dengan pemanasan dan pengadukan. Reaksi yang terjadi pada
pelarutan kristal asetanilida dengan NaOH yaitu:

Sedangkan pada uji kelarutan dengan penambahan asam (HCl),


berdasarkan smith, 2010, asetanilida akan larut apabila dilarutkan dalam asam
pekat. Reaksi yang terjadi pada asetanilida yang di reaksikan dengan HCl pekat
yaitu:

9
Pada percobaan sintesis asetanilida, diperoleh hasil uji kelarutan kristal
asetanilida bahwa asetanilida tidak dapat larut dalam air. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan kepolaran antara kedua zat tersebut. Asetanilida bersifat non-
polar sedangkan air bersifat polar. Suatu senyawa organik akan larut dalam
pelarut organik. Oleh karena itu, kristal asetanilida dapat sedikit larut di etanol
yang bersifat semipolar, terjadi gaya tarik antar molekul di dalam kedua
senyawa yang mampu mengikat kuat molekul-molekul di dalamnya sehingga
dapat mempengaruhi ikatan antarkedua senyawa tersebut. Smith,2010, juga
menyatakan bahwa asetanilida larut dalam etanol, asam dan basa kuat, saat
dilarutkan dengan etanol, asetanilida larut dalam etanol, begitu juga dengan
basa kuat(NaOH), dan HCl. Titik leleh kristal asetanilida ditentukan dengan
menggunakan melting point apparatus diperoleh sebesar 114°C, mendekati
dengan titik leleh kristal asetanilida menurut smith, 2010 sebesar 115°C.

F. Retrosintesis Asetanilida

10
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Senyawa anilin bertindak sebagai nukleofil pada atom N, sedangkan asam
asetat glasial (gugus fungsi dari senyawa asam karboksilat) merupakan
elektrofil.
2. Mekanisme reaksi terdiri dari dua tahap yaitu adisi nukleofil pada gugus
asam karboksilat dan terbentuknya keadaan zat antara melalui
pembentukan kembali ikatan rangkap.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfina, Bulan Tahta, dkk. 2013. Sintesis Asetanilida. Malang : FMIPA,


Universitas Brawijaya
Redasani, V.K., V. S. Kumawat, R. P. Kabra, P. Kansagara, S. J. Surana. 2010.
Applications of Green Chemistry in Organik Synthesis, Dist-Dhule, India,
vol.2, no.3, hal 1856-1859.
Kirk, R.E. dan Othmer, D.F. 1981. Encyclopedia of Chemical Engineering
Technology. New York: John Wiley and Sons Inc

13

Anda mungkin juga menyukai