Anda di halaman 1dari 41

Alat Alat Laboratorium

Instrumentasi 1

Rizatul Mustakim
D IV Teknik Laboratorium
PO714203191.030

JURUSAN TEKNIK LABORATORIUM


MEDIK
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
Alat Alat Gelas
1. Tabung Reaksi

Prinsip Kerja :
Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk
meletakkan sampel (darah).
Fungsi :
o Mereaksikan larutan.
o Untuk memanaskan sampel atau cairan.
Prosedur Kerja :
Gelas ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari menuju batas volume
yang di kehendaki. Gelas ukur diangkat sehingga batas volume setinggi
mata dan cairan dituangkan sampai batas volume.
K3 :
o Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran
tabungnya agar tidak jatuh.
o Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

2. Erlenmeyer

Prinsip Kerja :
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi
dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
Fungsi :
o Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat
destilasi dan sebagainya.
o Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan
pengocokkan lemah hingga sedang.
Prosedur Kerja :
o Letakkan erlenmeyer di atas meja.
o Lalu masukan bahan yang akan di larutkan dengan aquadest
dengan cara diaduk menggunakan batang pengaduk atau di
goyangkan secara perlahan-lahan ke kanan dan ke kiri.
K3 :
Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

3. Beacker Glass

Prinsip Kerja:
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan
secara tidak teliti.
Fungsi:
o Sebagai tempat melarutkan zat
o Sebagai wadah pemanasan
o Sebagai wadah untuk menguapkan larutan
Prosedur Kerja:
o Masukan bahan yang akan dilarutkan
o Masukan aquades
o Lalu aduk secara perlahan hingga semuanya tercampur rata
K3:
o Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor
listrik.
o Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan
larutan asam dengan konsentrasi tinggi.
4. Gelas Ukur

Prinsip Kerja:
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
Fungsi:
o Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
o Untuk merendam pipet tetes.
Prosedur Kerja:
Gelas ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari menuju batas volume
yang di kehendaki. Gelas ukur diangkat sehingga batas volume setinggi
mata dan cairan dituangkan sampai batas volume.
K3:
Perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir
pada tepi gelas ukur.

5. Labu Ukur

Prinsip Kerja:
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk
mengukur larutan secara teliti.
Fungsi :
Untuk membuat larutan dengan volume yang tepat teliti dan
memngenencerkan larutan secara teliti..
Prosedur Kerja:
o Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam labu ukur kemudian
ditambahkan dengan air suling.
o Kemudian campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat
o Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk
menambahkan air.
o Labu lalu di sumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.
K3 :
o Tidak boleh dipanaskan
o Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

6. Pipet Tetes

Prinsip Kerja :
Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Fungsi :
Memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya.
Prosedur kerja :
o Dengan cara menekan karet pipet berwarna merah
o Kemudian masukkan ke dalam larutan yang akan dipipet,sambil
melepaskan pencetan pada karet.
o Dengan senirinya larutan akan masuk ke dalam pipet.
K3 :
Setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan
tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada
wadah lainnya.

7. Pipet Volume

Prinsip Kerja:
Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
Fungsi :
memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti.
Prosedur Kerja :
o Dengan bantuan bola penghisap yang di pasang pada bagian atas
pipet ukur
o Setelah terpasang ,pipet ukur dapat digunakan
K3 :
o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan
ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan
beracun.
o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan
pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang
masuk saat memipet.

8. Pipet Ukur

Prinsip Kerja :
memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan
pada penetapan kadar.
Fungsi :
o digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet
sejumlah volume secara tidak teliti.
o Prosedur Kerja :
o Dengan bantuan bola penghisap yang di pasang pada bagian atas
pipet ukur.
o Setelah terpasang ,pipet ukur dapat digunakan.
K3 :
o Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan
ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
o Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan
beracun.
o Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan
pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang
masuk saat memipet.
9. Rak Tabung

Prinsip Kerja :
tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.
Fungsi :
digunakan untuk menempatkan tabung reaksi sesuai ukuran tabung
Prosedur Kerja :
o Siapkan rak tabung.
o Letakan tabung reaksi didalam rak tabung.
K3 :
membawa rak tabung harus hati – hati, apabila jatuh maka tabung yang
berada pada rak tabung juga akan jatuh.
Penjepit Tabung
Prinsip Kerja :
menekan penekan pada penjepit untuk dapat menepit tabung reaksi
Fungsi :
Alat Lab ini digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan.

10. Penjepit Tabung

Prinsip Kerja :
menekan penekan pada penjepit untuk dapat menepit tabung reaksi
Fungsi :
Alat Lab ini digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan
Prosedur kerja :
Tekan penekan pada penjepit tabung kemudian jepit tabung reaksi pada
saat akan melakukan pemanasan.
K3 :
o Pada saat menggunakan penjepit tabung pastikan penjepit tabung
tidak longgar sehingga tabung reaksi tidak jatuh atau bergoyang
saat dijepit.
o Pada saat melakukan pemanasan jangan arahkan mulut tabung
reaksi pada wajah untuk mencegah larutan yang dipanaskan
terpercik mengenai wajah.

11. Bola Penghisap

Fungsi :
sebagai alat bantu untuk menghisap larutan yang akan diukur.
Prosedur Kerja :
o Siapkan bola penghisap dengan pipet volume
o kosongkan udara di dalam bola penghisap dengan menekan pada
lambang A (aspirate)
o masukan pipet voleme kedalam lubang bola penghisap dan tekan S
(suction) untuk menyedot larutan yang bersif at racun
o untuk mengosongkan bola penghisap dari larutan yang sudah di
sedot tekan E (empty).
K3 :
pada saat menggunakan bola penghisap jangan sampai larutan yang
dihisap mengenai bola penghisap karena dapat merusaknya.

12. Batang Pengaduk

Prinsip Kerja :
Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
Fungsi :
o Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya
berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung reaksi.
o Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari
suatu bejana ke bejana lain

Prosedur kerja :
Aduk larutan yang ingin dihomogenkan secara searah, senada dan
perlahan. Kemudian masukkan larutan yang telah jadi kedalam botol
reagen dengan meletakkan batang pengaduk tegak lurus dengan botol
reagen dan tuangkan larutan dari beaker glass secara perlahan dengan cara
merapatkan mulut beaker glass dengan batang pengaduk.
K3 :
Dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak
terpecik dan wadah tidak pecah.

13. Spatula (Sendok Tanduk)

Prinsip Kerja :
Mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan atau serbuk, yang tidak
bisa diambil langsung oleh tangan.
Fungsi :
Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan atau
serbuk,dipakai untuk mengaduk larutan.
Prosedur Kerja :
o Siapkan sendok tanduk dalam keadaan bersih dan kering.
o Masukkan sendok tanduk untuk mengambil sampel atau zat yang
berbentuk serbuk.
o Setelah digunakan,bersihkan sendok tanduk menggunakan tissue.
K3 :
Saat mengambil bahan kimia gunakan handscoon dan ambil dengan hati-
hati sehingga tidak mengenai tangan.

14. Kertas Lakmus (merah & biru)


Prinsip Kerja :
Menentukan asam basa suatu larutan. Lakmus merah akan berwarna biru
ketika berada pada larutan yang bersifat basa. Sebaliknya lakmus biru akan
berwarna merah ketika berada pada larutan yang bersifat asam.
Fungsi :
Untuk menentukan sifat asam / basa suatu larutan.
Prosedur Kerja :
Robek kertas lakmus (setengah bagian) kemudian celupkan pada larutan
yang ingin diketahui sifatnya. Bila kertas lakmus biru berubah menjadi
merah berarti larutan bersifat asam. Jika kertas lakmus biru tidak berubah
warna berarti bersifat basa atau netral. Bila lakmus merah berubah biru
berarti larutan bersifat basa. Namun jika tidak berubah warna berarti
bersifat asam atau netral.
K3 :
o Jangan menaruh kertas lakmus terlalu lama dalam larutan karena
akan membuat perubahan warna semakin gelap.
o Gunakan handscoon sehingga larutan tidak menganai tangan.

15. Kertas Indikator

Prinsip Kerja :
Menentukan harga pH suatu larutan uji.
Fungsi :
Untuk menentukan pH indikator warna. Untuk tes senyawa yang bersifat
asam dan basa, di mana akan memberikan indikator warna yang berbeda
sesuai dengan konsentras ion hydrogen.
Prosedur Kerja :
o Siapkan kertas indicator.
o Celupkan kertas indicator pada larutan yang akan diketahui nilai
pH-nya
o Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan perubahan warna
yang terjadi dengan mencocokkannya pada/dengan warna standar.
K3 :
o Jangan menaruh kertas pH indikator terlalu lama dalam larutan
karena akan membuat perubahan warna semakin gelap dan
mempengaruhi hasil akhir pengamatan.
o Gunakan handscoon sehingga larutan tidak menganai tangan.

16. Plat tetes

Prinsip Kerja : Mereaksikan zat dalam jumlah kecil.


Fungsi :
o Tempat untuk mereaksikan zat-zat, tapi dalam jumlah kecil,
misalnya untuk uji golongan zat dalam bentuk serbuk dgn ditetesi
indikator atau zat tertentu biasanya pakai plat tetes agar lebih jelas
dilihat perubahannya
o Pengganti tabung reaksi.
o Mengamati perubahan warna suatu zat.
o Mengamati ada atau tidaknya endapan.
Prosedur Kerja :
o Siapkan plat tets dalam keadaan bersih dan kering.
o Letakkan plat tetes tersebut ditempat yang datar.
o Tuanglah larutan tetes demi tetes dalam tiap plat menggunakan
pipet sesuai ukuran yang diinginkan (setiap lubang mampu
menampung 30 tetes).
K3 :
o Letakkan plat tetes pada tempat yang datar dan tidak mudah
bergoyang.
o Jangan menuangkan larutan kedalam plat tetes terlalu penuh
sehingga larutan tidak tumpah pada saat akan dihomogenkan.
17. Mortir
Prinsip Kerja :
Menghaluskan bahan padatan.
Fungsi :
Mortir biasanya selalu berpasangan dengan stamper. Berfungsi untuk
menggerus atau menghaluskan bahan kimia, biasanya bahan padat/tablet.
Prosedur Kerja :
o Siapkan alat dalam keadaan kering dan bersih.
o Masukkan zat yang berbentuk tablet/padat yang akan dihaluskan
dengan bantuan stamper.
o Setelah digunakan,bersihkan mortir.
K3 :
jangan menggerus zat terlalu keras karena dapat merusak atau
menyebabkan stamper retak atau rusak, dan dapat menyebabkan zat
terpercik.
18. Kawat Kasa

Prinsip Kerja :
Perata penyebaran panas pada saat pemanasan,yang diletakan di atas kaki
tiga.
Fungsi :
Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas dan diletakkan diatas kaki tiga agar penyebaran panas
dapat merata.
Prosedur Kerja :
o Siapkan dan letakkan kaki tiga pada tempat yang datar.
o Letakkan kawat kasa diatas kaki tiga tersebut,sehingga proses
pemanasan dapat dilakukan.

19. Lampu Spritus


Prinsip Kerja :
menggunakan prinsip kapilaritas,spitus tertarik dan merembes ke
atas,sehingga saat bunsen ujung bunsen yang disulut api tetap hidup
karena spirtus naik ke atas.
Fungsi :
sebagai sumber api pada proses pemanasan.Pada bagian atasnya terdapat
sumbu dan penutup.Penutup spiritus berfungsi untuk mematikan api.Isi
dari pembakar spiritus adalah methanol.
Prosedur Kerja :
o Isilah pembakar spiritus menggunakan metanol.
o Nyalakan pembakar spiritus.
o Setelah digunakan,matikan api pembakar spiritus dengan
langsung menutupnya menggunakan penutup spiritus
K3 :
o Saat mematikan api spritus gunakan penutup spritus dan langsung
diangkat.
o Jangan sesekali meniup api untuk mematikan nyala spritus.
o Jangan sampai spritus meleleh pada dinding luar lampu spritus.

20. Klem

Prinsip Kerja :
penjepit buret saat titrasi.
Fungsi :
Untuk memegang atau menjepit buret pada proses titrasi.
Prosedur Kerja :
Letakkan Klam pada Statif. Kemudian buka penjepit/penahan
buret,masukkan buret pada penjepit tersebut kemudian lepas.Usahakan
agar batas-batas ukuran ml buret lurus dengan mata,tidak
tertutup/menghadap pada statif.
K3 :
o Jangan sampai penjepit klem longgar karena akan menyebabkan
buret goyang.
o Jika penjepit klem longgar maka gunakan tissue atau untuk
merapatkannya.
21. Statif

Prinsip Kerja :
Menegakan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya.
Fungsi :
Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
Prosedur Kerja :
o Tempatkan Statif yang telah dilengkapi dengan klam pada tempat
yang datar.
o Beri lapisan (kapas/tisu) pada bagian buret yang akan dijepit agar
tidak pecah.
K3 :
Letakkan statif pada tempat yang datar dan tidak bergoyang.

22. Buret

Prinsip Kerja :
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum
titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena
menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
Fungsi :
Sebagai alat yang digunakan untuk mengeluarkan larutan dengan volume
tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
Prosedur Kerja :
o Sebelum digunakan,buret harus dibilas dengan larutan yang akan
digunakan. Cara mengisinya :Kran ditutup kemudian larutan
dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan
mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata
kita. Turunkan buret dan
o statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong
tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang
tertinggal di bagian bawah buret.Jika sudah tidak ada gelembung,
tutup kran.
o Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran
sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
K3 :
o Letakkan pada keranjang plastik.
o Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan
putaran kran buret dan mencegah kebocoran.

23. Cawan Petri

Prinsip Kerja :
Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertas saring di
dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah
kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasi dengan
oven. Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media.
Fungsi :
untuk menimbang bahan,untuk menyimpan bahan kimia mikrobiologi.
Prosedur Kerja :
Tuangkan media agar di dalam cawan petri kemudian ditutup
menggunakan penutupnya,bila media sudah padat media siap di pakai
untuk pembenih atau perkembangbiakan bakteri.
K3 :
menutup cawan petri setelah memasukkan biakan bakteri agar tidak
terkontaminasi dengan udara.
24. Rak Pewarna

Prinsip Kerja :
Meletakan preparat atau sediaan pada saat melakukan pewarnaan, agar
tidak terkontaminasi.
Fungsi :
Sebagai tempat yang digunakan untuk meletakan preparat atau sediaan
pada saat melakukan pewarnaan.
Prosedur Kerja :
Dibuat sediaan diatas preparat atau objek glass
Setelah sediaan kering, diletakan diatas bak pengecetan atas rak
pewarnaan
Dilakukan pengecetan pada rak pewarnaan
Setelah selesai sediaan dikeringkan kemudian diletakan di rak preparat.
Dilakukan dibawah mikroskop.
K3 :
hati-hati saat mewarnai media sehingga warna tidak mengotori rak
pewarna.

25. Cawan Porselin

Prinsip Kerja :
Menguapkan larutan pada suhu tinggi.

Fungsi :
Untuk menguapkan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (oven, di
atas tangas air, uap, pasir dan sebagainya.
Prosedur Kerja:
o Campurkan bahan yang sudah dihaluskan ke dalam cawan
porselen. Aduklah dengan batang pengaduk hingga keduanya
bercampur sempurna.
o Panaskan campuran dengan serbuk pasir (dalam cawan porselen) di
atas nyala api pembakar spiritus (jangan lupa gunakan kaki tiga
dan kawat kasa) dan tutuplah bagian atas cawan porselen tersebut
dengan menggunakan kaca arloji.
o Panaskan hingga terjadi perubahan pada kaca arloji tersebut! Amati
perubahan yang terjadi!
o Matikan nyala api pembakar spiritus, diamkan hingga cawan
porselen dan kaca arloji (penutupnya) menjadi dingin. Amati apa
yang terjadi pada kaca arloji tersebut.
o Hati –hati kena tangan kita akan menyebabkan luka ,jauhilah dari
tubuh kita maka segera obati dan apabila pecah maka segera
diganti.
K3 :
memperhatikan suhu saat menguapkan cairan.

26. Sendok Porselin

Prinsip Kerja :
Mengambil sampel yang berbentuk padatan.
Fungsi :
Alat yang terbuat dari porselin yang berfungsi untuk mengambil
sampel/zat yang bernentuk padatan dan sifatnya korosif.
Prosedur Kerja :
Siapkan sendok porselin dalam keadaan bersih dan kering.
Pakai sendok porselin untuk mengambil sampel/zat yang bersifat korosif.
Setelah digunakan,bersihkan kembali sendok porselin tersebut
K3 :
Saat mengambil bahan kimia yang bersifat korosif gunakan handscoon dan
ambil dengan hati-hati sehingga tidak mengenai tangan.

27. Objek Glass


Prinsip Kerja :
Merupakan gelas preparat yang akan digunakan untuk pemaparan sediaan
darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
Fungsi :
Untuk merekatkan preparat.
Prosedur Kerja :
Letakkan object atau sampel yang akan di amati di atas object glass lalu
tutup dengan deck glass kemudian letekkan di atas papan object pada
mikroskop untuk di amati.
K3 :
Sebelum menggunakan objek glass,sebaiknya disterilkan terlebih dahulu.
28. Cover glass

Prinsip Kerja :
Menutup objek glas yang terdapat preparat.
Fungsi :
Untuk menutup preparat , biasanya untuk preparat biasa.
Prosedur Kerja :
Setelah preparat telah diletakan di atas objek glass maka ambil cover glass
dan tutup bagian preparat.
K3 :
o Cover glass sangat tipis, maka dari itu dalam penggunaannya harus
hati-hati.
o Pada saat mencuci objek gelas jangan sampai cover glass ikut
terhanyut.
29. Krus Tang
Prinsip Kerja :
Menjepit tabung agar tetap tegak.
Fungsi :
Untuk menjepit tabung atau krus saat pemanasan agar tegak.
Prosedur Kerja :
Jepit krush atau tabung atau krus pada bagian atas yang telah berisi bahan
yang akan direaksikan, sehingga krus yang telah dipanasi tidak mengenai
tangan.
K3 :
o Pastikan krus tang tidak longgar dan dapat menjepit krus dengan
rapat sehingga krus tidak jatuh.
o Pada saat pemanasan pastikan menggunakan handscoon dan jauhi
krus dari wajah.
30. Pinset

Prinsip Kerja :
Menjepit benda atau partikel kecil.
Fungsi : Untuk menjepit partikel yang kasar,kecil,lembek atau bahan
yang dapat menimbulkan infeksi atau alergi pada tubuh manusia.
Prosedur Kerja :
o Ambil pinset
o Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menekan kedua sisi agar
bias menjepit.
o Jepitlah atau ambillah benda yang di inginkan dengan
menggunakan pinset,terus tekan sampai ke bawah.
o Lepaskan sesudah di gunakan.
K3 :
pada saat menggunakan pinset pastikan partikel kecil tidak jatuh saat
dijepit.

31. Tabung Durham


Prinsip Kerja :
Menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam
penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam
tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan
medium cair.
Fungsi :
Untuk menampung gas O2 yang di hasilkan dari hasil fermentasi
mikroorganisme,biasa di gunakan dalam medium cair.
Prosedur Kerja :
o Siapkan tabung reaksi.
o Masukkan tabung durham dengan posisi terbalik,sampai tabung
durham mengenai medium agar medium tersebut masuk ke dalam
tabung durham.
o Lalu masukkan media ke dalam tabung reaksi.
K3 :
Tabung durham mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga mudah
terbuang pada saat mencuci. Jadi, perlu diperhatikan saat mencuci.

32. Kertas saring

Prinsip Kerja :
Menyaring/ memisahkan larutan yang berbentuk serbuk.
Fungsi :
Untuk menyaring/memisahkan larutan.
Prosedur kerja :
o Siapkan dan letakkan kaki tiga pada tempat yang datar.
o Letakkan kawat kasa diatas kaki tiga tersebut,sehingga proses
pemanasan dapat dilakukan.
K3 :
kertas saring sangat tipis sehingga rentan untuk rusak. Sehingga
penggunaannya pun harus berhati-hati.

33. Kertas Whatman


Prinsip Kerja :
Sebagai kromatografi, alat penyaring larutan.
Fungsi :
sebagai kromotografi kertas,sebagai alat penyaring larutan.
Prosedur Kerja :
kertas di gantung pada bejana sehingga bagian bawah kertas tercelup
pelarut yang terletak pada dasar bejana.

34. Tourniquet

Prinsip kerja :
Tentukan titik tengah antara sistolik dan diastolik . Tahan tekanan manset
di titik tengah itu selama 5 menit. Interpretasi positif bila petechiae >10
per inchi kuadrat (2,5x2,5 cm). Cara Hess (Alfred Fabian Hess): Tentukan
titik tengah antara sistolik dan diastolik . Tahan tekanan manset di titik
tengah selama 10 menit . Positif bila petechiae >15 dalam lingkaran
diameter 5 cm.
Fungsi :
Untuk membendung lengan atas pada proses pengambilan darah vena
sehinnga vena kelihatan.
Prosedur Kerja :
Ikatkan tourniquet pada lengan bagian atas(sebelah kiri)dengan kuat pada
saat pengambilan darah.
K3 :
jangan mengikatkan torniquet terlalu keras dan terlalu lama pada lengan
pasien.
35. Timbangan Analitik

Prinsip Kerja :
Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik digital dan
tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan
penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavolt dan dilakukan peneraan
terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan diletakkan pada
neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan
berat dari bahan yang ditimbang.
Fungsi :
o Untuk menimbang zat yang butuh ketelitian tinggi dalam skala
yang kecil atau mikro (Biasanya hingga 4 desimal 0,0001 g).
o Prosedur Kerja :
o Letakan neraca pada posisi datar air dengan waterpass.
o Letakan zat yang akan di timbang padabagian timbanga.
o Baca angka yang tertera pada layar monitor neraca.Setelah di
gunakan nolkan kembali neraca tersebut.
K3 :
o Pastikan timbangan berada pada tempat yang datar dan tidak
mudah bergoyang
o Pada saat menimbang, pastikan timbangan menunjukan angka
“0.0000”
o Pada saat menimbang jangan membuka semua tutup timbangan
karena dapat menyebabkan zat menyerap uap air di udara dan
mempengaruhi pengukuran
o Pastikan timbangan selalu bersih baik pada saat sebelum
menimbang maupun sesudah menimbang.
36. Kamar Hitung

Prinsip kerja :
Menghitung sel darah merah dan sel darah putih dengan bantuan
mikroskop.
Fungsi :
Untuk menghitung jumlah sel darah merah dan sel darah putih
Prosedur Kerja:
o Mengisi kamar hitung
o Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca
penutup yang terpasang mendatar di atas meja.
o Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus
(jangan sampai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
o Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3-4 tetes)
dan kemidian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan
menyinggung pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan
kamar hitung tersebut berisi cairan perlahan-lahan dengan gaya
kapilaritasnya sendiri.
o Biarkan kamar hitunng yang telah berisi tersebut selama 2-3 menit
agar leukosit-leukosit mengendap. Jika tidak akan dihitung segera,
simpan kamar hitung tersebut dalam cawan petri tertutup yang
berisi kapas basah.
K3 :
bersikan kamar hitung dengan hati-hati dan perlahan sehingga tidak
menghapus garis-garis yang ada pada kamar hitung.

37. Termometer

Fungsi :
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu.
Prinsip kerja :
mengukur suhu dengan memanfaatkan bantuan air raksa.
Prosedur Kerja :
Ambil thermometer,letakan pada ketiak kemudian di jepit dengan
lengan,biarkan beberapa menit,ambil thermometer dan lihat suhunya

38. Lup

Fungsi :
Untuk memperbesar penglihatan atau untuk melihat benda-benda yang
kecil agar tampak jelas dengan menggunakan lensa cembung (+)
Prinsip kerja :
memperbesar bayangan banda sehingga benda terliat jelas oleh mata.
Prosedur Kerja :
o Bersihkan terlebih dahulu kacanya agar tidak mempengaruhi
penglihata
o Pegang pada gagang LUP dan posisikan tepat diatas benda yang
akan diamati.
K3 :
bersikan kaca lup sebelum digunakan.

39. Timbangan Kasar / Triple Bearn

Fungsi alat:
o Untuk menimbang bahan/zat yang lebih dari 1 gram.
o Untuk menimbang bahan/zat kimia dengan ketelitian sedang (0,01
– 0,001).
Prinsip kerja :
o Menimbang zat dengan tingkat ketelitian yang tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan neraca analitik.
o Prosedur kerja:
o Letakan neraca pada posisi datar air dengan waterpass.
o Atur sikap nol dangan manggunakan sikrup pengatur berat.
o Letakan kertas timbang/perkamen di atas penampang.
o Timbangkan bahan di atas penampang yang beralaskan kertas
perkamen.
K3 :
o bersihkan timbangan pada saat selesai digunakan
o Pastikan timbangan berada pada tempat yang datar sebelum mulai
menimbang
o Jangan menimbang zat yang lebih dari bobot maksimal yang
ditetapkan
o Pastikan timbangan menunjukan angka “0” sebelum mulai
menimbang

40. pH Meter

Fungsi :
Digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau alkalinitas) dari cairan
(meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat
semi-padat).
Prosedur kerja :
Untuk mengukur pH larutan, probe dicelupkan ke dalam larutan.
Kemudian liat angka yang tertera pada pH meter.
Prinsip :
mengukur pH larutan dengan menggunakan elektroda.
K3 :
o Sesekali lakukan kalibrasi pada pH meter.
o pH meter sangat rentan terhadap kerusakan sehingga dalam
penggunaannya harus selalu berhati-hati.
41. Spuit
Prinsip kerja :
Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan
atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan
piston didalamnya yang keluar dari ujung belakang.adapun ujung
depannya dilegkapi dengan jarum hipodermik untuk membantu
mengalirkan aliran kedalamm atau keluar tabung. Kapasitas alat suntik
atau spuit antaralain 1 ml, 3 ml, 10 ml dan yang lainnya.
Fungsi :
untuk menginjeksi atau menyuntik atau untuk pengambilan darah pada
pembuluh darah vena dan untuk memasukkan cairan kedalam tubuh.
Prosedur kerja :
o Bersihkan lokasi pengambilan darah dengan alkohol 70 %.
o Pasang touniquet 3 cm diatas lokasi pengambilan darah.
o Bukalah tutupan spuit dan tusukkan jarum pada vena dengan
lubang jarum menghadap keatas.
o Tunggu hingga darah masuk dengan sendirirnya.
o Tarik piston dan ambil darah sesuai kebututhan.
o Lepas tourniquet, cabut jarum secara perlahan.
o Tutuplah lubang bekas tusukan dengan kapas kering.
K3 :
o Perhatikan saat mengambil darah usahakan jangan samapai tabung
vakum berisi udara karena dapat merusak eritrosit.
o Penusukan berkali-kali dapat menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengakibatkan pembekuan dan berpotensi
menyebabkan hematom
o Usahakan kulit yang ditusuk tidak basah oleh alkohol karena dapat
menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol,
rasa terbakar dan nyeri pada pasien saat dilakukan penusukan.
42. Pipet Leukosit

Prinsip kerja :
Pipet leukosit mempunyai skala dari 0,5; 1; dan 11 didalamnya terdapat
bola kaca berwarna putih
Fungsi :
o untuk mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah leukosit dan
eosinofil.
o Prosedur kerja:
o Pipet darah (kapiler, EDTA,Oxalat) dengan pipet leukosit sampai garis
tanda 0,5.
o Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
o Masukkan ujung pipet kedalam air. Turk sambil menahan darah pada garis
tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45o. Turk diisap perlahan samapi garis
tanda 11. Janga sampai ada gelembung udara.
o Angkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan
karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
o Buang cairab dari pipet 3-4 tetes. Setelah itu sisanya dapat digunakan pada
kamar hitung. Tetesi cairan dengan posisi pipetnya 30o pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pingggir kaca penutup biarkan kamar
hitung itu terisi cairan dengan daya kapilernya.
o Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri yang telah berisi
kapas basah supaya leukosit mengendap.
o Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan lensa objektif pada
perbesaran 10x/40x pada 4 bidang besar.
o Amati lalu catat data pengamatannya.
K3 :
o Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan
sumbat kapas untuk mengurangi kontaminasi.
o Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet
o Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
o Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan
spesimen yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat
khusus untuk diautoclave
o Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
43. Pipet Eritrosit

Prinsip kerja :
Pipet Eritrosit mempunyai skala 0,5; 1; 101. Didalamnya terdapat bola
kaca berwarna merah.
Fungsi :
mengencerkan darah dalam pemeriksaan jumlah eritrosit dan trombosit.
Prosedur kerja :
o Pipet darah (kapiler, EDTA,Oxalat) dengan pipet eritrosit sampai
garis tanda 0,5 tepat.
o Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
o Masukan ujung pipet kedalam air. Hayem sambil menahan darah
pada garis tadi. Pipet dipegng dengan sudut 45o. Hayem diisap
perlahan sampai garis tanda 101. Jagan sampai ada gelembug udara
o Angakat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap. Kocok pipet itu selama 3 menit.
o Buang cairan dari pipet 3-4 tetes lalau teteskan cairan pada kamar
hitung degan posisi pipet 30o pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung
terisis cairan dengan daya kapilernya.
o Biarkan kamar hitung 2-3 menit pada cawan petri yang telah
berisis kapas basah supaya leukosit mengendap.
o Hitung jumlah eritrosit dengan menggunakan lensa objektif dengan
perbesaran 40x pada 5 bidang kecil.
o Pengenceran yang terjadi ialah 200x. Luas tiap bidang kecil 1/400
mm2, tinggi kamar hitung 1/10 mm sedangkan eritrosit dihitung
salam 5x16 bidang kecil yang jumlah luasnya 1/5 mm2.
K3 :
o Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan
sumbat kapas untuk mengurangi kontaminasi.
o Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet
o Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
o Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan
spesimen yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat
khusus untuk diautoclave
o Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
44. Blood Lancet

Prinsip kerja :
Melakukan penusukkan pada bagian ujung jari secara aseptis untuk
mendapatkan sempel darah kapiler untuk diperiksa.
fungsi :
o Digunakan sebagai jarum untuk pengambilan contoh darah
berkaitan dengan pemeriksaan darah seperti gula darah,asam urat
dan kolesterol .
o Prosedur kerja :
o Masukan lanset darah ke dalam autoclic holder kemudian tutup
kembali autoclic holder dan putar penutupnya untuk menentukan
kedalaman berdasarkan nomor atau skala yang ada tertulis di
tutupan
o Buka kembali penutupnya lalu letakan pada jari pasien lalu tekan
tombol yang ada pada dinding autoclic holder maka secara
otomatis jarum pada lanset darah akan keluar dan menusuk sesuai
kedalamanya yang di inginkan.
K3 :
o Lanset darah yang sebaiknya dipakai ialah yang dibuat untuk sekali
pakai saja (disposable).
o Jika ingin digunakan berkali-kali maka sebelum digunakan lanset
darah harus disterilkan terlebih dahulu.
o Cara mensterilkan harus dilakukan dengan otoklaf, agar terjamin
bebas hama.
Memasak lanset di dalam air tidak dapat dibenarkan karena bahaya
memindahkan virus tidak terindar. Merendam lanset dalam alkohol,
apalagi sekedar menghapusnya dengan kapas basah alkohol sama sekali
tidak dapat dibenarkan.
45. Mikro Pipet

Prinsip kerja :
Mikropipet memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume
pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur
volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette)
misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan
tip.
Fungsi :
o Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume
cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl.
o Prosedur kerja :
o Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali
untuk memastikan lancarnya mikropipet.
o Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
o Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan
ditekan lebih ke dalam lagi.
o Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
o Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari
Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip.
o Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
o Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau
tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari
ujung tip.
o Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan
ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau
menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.
K3 :
o Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu, masukkan
sumbat kapas untuk mengurangi kontaminasi.
o Jangan mencampur bahan infeksi dengan menghisap/meniup pipet
o Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet secara paksa
o Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila ada tetesan
spesimen yang jatuh di meja, kemudian kapas di buang di tempat
khusus untuk diautoclave
o Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam

46. Yellow Tip

Fungsi :
untuk mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan akurat. Digunakan pada
mikropipet
Prosedur Kerja :
o Pilih tip sesuai untuk alokasi volume yang diinginkan
o Pasangkan pada mikropipet untuk memulai pengambilan cairan
Prinsip kerja :
mengambil cairan dengan bantuan mikropipet.

47. Blue Tip


Fungsi :
Mengambil cairan dalam jumlah sedikit dan akurat. Digunakan pada
mikropipet
Prosedur Kerja:
Pilih tip sesuai untuk alokasi volume yang diinginkan
Pasangkan pada mikropipet untuk memulai pengambilan cairan
Prinsip kerja : mengambil cairan dengan bantuan mikropipet.

48. Rak Westergen

Fungsi : untuk meletakan atau menjaga pipet wetergen pada saat


melakukan pemeriksaan
Prinsip kerja : mencegah pipet westergreen dari goncangan pada saat
melakukan pemeriksaan.
Prosedur :
o Letakan rak ditempat yang rata dan datar
o Pasang karet dibagian bawah rak (pada lubang yang sudah tersedia)
o Letakan pipet dalam keadaan tegak lurus
o Angkat sedikit bagian atas pipet dan jepit dengan penjepit yang ada

49. Pipet Westergen


Fungsi :
untuk melakukan pemeriksaan laju endapan darah ( LED )
Prosedur :
o Isi tabung dengan darah yang telah diberi Na2 3,8 % - garis tanda
nol. Pipet harus bersih dan kering
o Letakan tabung pada rak westergen dan perhatikan supaya posisi
betul – betul tegak lurus pada suhu kamar
o Setelah 1 jam baca hasil dengan satuan mm / jam
Prinsip kerja :
melakukan pemeriksaan laju endapan darah (LED) dengan bantuan rak
westergreen.

50. Corong Pisah (Separatory Funnels)

Prosedur :
Larutan dimasukan.Pegang tutup atas corong,lalu tangan kiri dan kanan
memegang corong dalam posisi horizontal.kocok corong searah dan
senada agar ektraksi berlangsung dengan baik.Keluarkan larutan melalui
kran corong secara perlahan.
Prinsip Kerja :
mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
Fungsi :
digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada
proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
K3 :
o Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong
pisah sudah tepat dan tidak bocor.
o Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara
memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan
tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.

51. Triangle

Prinsip Kerja : Dapat menyangga krus porselin pada waktu pemanasan.


Fungsi :
Sebagai penyangga krus porselin pada waktu pemijaran atau pemanasan.
Prosedur :
Cawan porselin di atas triangle kemudian pijarkan dengan menggunakan
Bunsen
K3:
Menggunakan kain lap halus untuk mengangkat.

52. Ose atau sengkelit

Fungsi :
Untuk mengambil dan memindahkan bakteri
Prinsip:
Memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan
digunakan kembali
Keterangan :
Ada 2 jenis ose yaitu :
Ose jarum -> memindahkan dengan cara menusuk.
Ose bulat -> memindahkan dengan cara menggores.
Prosedur :
Pegang bagian pangkal ose kemudian gerakan ujung ose pada biakan lalu
goreskan.
K3 :
Pada saat srerilisasi sebaiknya memegang dengan hati-hati tidak boleh
menyentuh bagian kawat.sterilisasi mulai dari bagian pangkal perlahan-
lahan ke bagian ujung

53. Corong

Prosedur :
Letakkan corong pada posisi tegak lurus pada tempat yang ingin di
pindahkan lalu tuangkan cairan atau larutan melalui mulut corong.
Prinsip Kerja :
membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut
kecil.
Fungsi :
digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel padat.
K3 :
saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuhan dengan
mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

54. Gelas Arloji

Fungsi :
Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
Tempat untuk menimbang bahan kimia
Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
Tempat untuk menentukan hablur,penguapan zat .
Prosedur Kerja :
Siapkan gelas arloji dalam keadaan kering dan bersih.
Letakkan zat yang akan ditimbang diatas gelas tersebut,lalu lihat hasil
yang ditunjukkan

55. Kaki Tiga

Fungsi :
Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa
dalam pemanasan. Untuk penyangga pembakar spiritus.
Prosedur kerja :
Letakkan kaki tiga diatas meja atau tempat yang datar
Kemudian letakkan pembakar spiritus ditengah-tengah kaki tiga dan
letakkan kawat kasa diatasnya

56. Ose Jarum

Fungsi :
untuk mengambil dan memindahkan bakteri.
Ose jarum - memindahkan dengan cara menusuk
Prosedur :
Pegang bagian pangkal ose kemudian gerakan ujung ose pada biakan lalu
letakkan atau gesekan kembali ujung ose tersebut pada preparat atau
sediaan juga pada media biakan bakteri.

57. Stetoskop

Fungsi :
untuk menditeksi atau mendengar bunyi dalam tubuh. Biasanya untuk
mendengar detak jantung, denyut nadi, pernapasan, deteksi janin pada
kehamilan
Prosedur :
o Lakukan penggajian ketenangan dan kenyamanan ruangan
o Pasang ear tip pada telinga dengan pas dan nyaman
o Pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar dengan ear pit benar
– benar tepat
o Pilih diafragma yang tepat
o Letakan ear pit pada objek yang akan didengar

58. Sphygnanometer

Fungsi :
untuk mengukur tekanan darah
Prosedur Kerja:
o Kenakan manset pada lengan atas ( tangan kiri )
o Posisikan dengan tempat manset dan cesth pice stetoskop pada
nadi tutup ventil
o Pompa dengan menekan Buib hingga skala 200 mmHg
o lepas perlahan dengan membuka ventil dan detakan pertama pada
penurunan skala sebagai sistolik dan detakan terakhir sebagai
tekanan diastolic

59. Hemoglobinometer

Fungsi :
untuk mengukur hemoglobin atau kadar merah darah
Prosedur Kerja:
o Masukan HCl 0,1N pada tabung pengukur sampai tanda 2 ( 2gr % )
o Pipet darah sampel dengn pipet HB dengan cara menghisap dengan
aspirator sampai 0,02 ml
o Hapus atau bersikan sisa darah pada bagian luar dengan tisu basah
o Masukan sampel dalam tabung yang berisi HCL 0,1 N lalu bilas
cdengan aquades
o Kocok perlahan hingga warna darah berubah coklat ( asam
hematin)
o Masukan dalam standar HB, bandingkan warnanya dengan
pembanding dengan menambahkan aqudes dengan bantuan
pengaduk diratakan
o Jika warna telah sama baca kadar HB pada skla kuning dengan
satuan gr %.

60. Micro Fungsi :

untuk mengukur nilai hematokrit dalam darah arteri ditambahkan dengan


anti koagulan menggunakan dengan mikrometode.
Prosedur :
o Ujungnya ditambah dumpul (kreosol).
o Ambil darah ¾ tabung.
o Dicentrifuge

61. Mikroskop

fungsi :
untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil
menjadi lebih besar dari aslinya.
bagian-bagian mikroskop :
o Lensa Okuler : yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa
ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar dari lensa objektif
o Lensa Objektif : lensa ini berada dekat pada objek yang di amati,
lensa ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di
mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran
lensa objektif
o Tabung Mikroskop (Tubus) : tabung ini berfungsi untuk mengatur
fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
o Makrometer (Pemutar Kasar) : makrometer berfungsi untuk
menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
o Mikrometer (Pemutar Halus) : pengatur ini berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan
bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
o Revolver : berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif
dengan cara memutarnya.
o Reflektor : terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan
cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya
dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja
objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika
cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya
maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya.
o Diafragma : berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk.
o Kondensor : kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya
yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunan.
o Meja Mikroskop : berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang
akan di amati.
o Penjepit Kaca : penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang
melapisi
o objek agar tidak mudah bergeser.
o Lengan Mikroskop : berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
KakiMikroskop : berfungsi untuk menyangga atau menopang
mikroskop.
o Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut) : untuk mengatur sudut atau
tegaknya mikroskop.
Prosedur penggunaan :
o Peganglah lengan mikroskop dengan salah satu tangan dan tangan
lain menyangga kaki mikroskop. Letakkan mikroskop di atas meja
pengamatan dengan bagian lengan tepat berada di hadapanmu.
Lalu, lensa dan cermin dengan menggunakan kertas tisu. Setelah
dibersihkan, pasangkan lensa okuler dengan perbesaran lemah.
o Agar didapat medan penglihatan yang baik, putarlah revolver
sehingga diperoleh perbesaran terkecil pada lensa objektif yang
searah dengan lensa okuler dan tubus okuler.
o Putarlah cermin mikroskop ke arah sumber cahaya sambil melihat
melalui lensa okuler sehingga diperoleh medan yang terang tanpa
bayangan benda lain.
o Letakkan preparat yang akan kalian amati di atas meja benda, lalu
jepitlah dengan penjepitnya sehingga cahaya yang terkumpul
dalam kondensor menembus kaca benda.
o Untuk mencari fokus, lakukanlah dengan dua cara berikut ini :
1. Perbesaran lemah. Lensa okuler dengan perbesaran 5 kali
dan lensa objektif dengan perbesaran 10 kali dapat diartikan
bahwa preparat diamati dengan perbesaran 50 kali. Dengan
cara menurunkan lensa okuler serendah mungkin, lensa
objektif juga diturunkan sampai berjarak kira-kira 8 mm
dari kaca preparat. Setelah itu, arahkan salah satu mata
kalian ke lubang lensa okuler sambil memutar-mutar
makrometer sampai diperoleh gambaran preparat yang
jelas.
2. Perbesaran kuat. Lensa okuler dengan perbesaran 12,5 dan
lensa objektif dengan perbesaran 60 kali sehingga preparat
dapat diamati dengan perbesaran 750 kali. Mulailah dengan
menutup preparat dengan kaca penutup, lalu naikkan
kondensor sampai mau menyentuh kaca preparat (objek),
kemudian bukalah diafragma selebar-lebarnya dan turunkan
lensa objektif sampai hampir menyentuh kaca penutup
preparat. Setelah itu, dengan makrometer, naikkan lensa
objektif sampai diperoleh gambaran preparat yang jelas.
o Setelah mikroskop selesai digunakan, bersihkanlah lensa objektif
dengan menggunakan xylol.
K3 :
Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan
bebas dari uap asam dan basa.Tempat penyesuaian yang sesuai ialah
kotak mikroskop yang dilengkapi dengan silica gel, yang bersifat
higroskopis, sehingga lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab.
Selain itu dapat pula diletakkan dalam lemari yang diberi lampu untuk
mencegah tumbuhnya jamur, atau seperti gambar ini .
Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat
dibersihkan dengan menggunakan kain fanel. Untuk membersihkan
debu yang terselip di bagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas
kecil atau kuas lensa kamera.
Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan
dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan
sekali-kali membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap
kain.
Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati, jangan sampai
cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan
merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan
larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan
bahwa tindakan tersebut aman.
Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut,
terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga
partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering.
Minyak dan partikel halus pada lensa dapat mengaburkannya dan
menyebabkan goresan. Hal ini menurunkan kemampuan lensa. Preparat
yang tertinggal di atas meja mikroskop merupakan pertanda jelas
suatukelalaian/kecerobohan.
Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa
objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat
penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu
dikecilkan intensitasnya lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik).

Anda mungkin juga menyukai