Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca pada prodi gizi klinik dalam jurusan kesehatan.
Harapan saya semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi paper ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Paper ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
paper ini.

Kamis, 12 Juli 2018

Priscilia Noviyanti

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 1

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2

HALAMAN GAMBAR .................................................................................... 3

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 4

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 4


1.2. Rumusan Masalah...................................................................... 5
1.3. Tujuan ......................................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6

2.1 Egg Roll ...................................................................................... 6


2.1.1 Bahan Baku Pembuatan Egg Roll ...................................... 7
2.1.2 Bahan Tambahan Pembuatan Egg Roll .............................. 7

2.2 Ledre (Semprong) ...................................................................... 9

BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................. 13

3.1 Pengertian Ledre (Semprong) dan Eggroll ........................... 13


3.2 Perbedaan Eggroll dan Ledre (Semprong) ............................ 13
3.3 Pembuatan Eggroll dan Ledre (Semprong) ........................... 14
3.4 Perbedaan Uji Organoleptik Eggroll dan Ledre .................. 16
BAB 4. PENUTUP........................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan ............................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

2
GAMBAR SAMPEL EGGROLL DAN LEDRE (SEMPRONG)

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Egg roll merupakan snack yang disukai oleh semua kalangan konsumen
mulai dari anak-anak sampai dewasa. Egg roll biasa dikonsumsi sebagai camilan
sehari-hari. Egg roll memiliki rasa yang manis dan gurih, tekstur egg roll renyah,
lembut, dan berbentuk gulungan seperti kue semprong. Bahan pembuatan egg roll
biasanya dari bahan baku tepung terigu kemudian ditambah dengan margarin cair,
cake emulsifier, gula, mtelur dan susu bubuk. Egg roll dibuat dengan cara
pencampuran adonan, kemudian cetakan dipanaskan lalu adonan dicetak pada
cetakan setelah egg roll matang lalu digulung dengan sumpit (Rochma, 2014).

Ledre (Semprong) merupakan jenis makanan ringan yang terbuat dari


adonan tepung beras dengan campuran pisang yang dihaluskan, memiliki aroma
khas hasil pemanggangan. Teksturnya yang lembut dan renyah membuat produk ini
menarik dan banyak peminatnya. Ledre banyak di kenal di daerah Bojonegoro,
Lamongan, Tuban dan daerah di sekitarnya. Karena pada daerah tersebut banyak
dihasilkan buah pisang yang berlimpah, sehingga dimanfaatkan untuk pembuatan
ledre. Dewasa ini, kota Malang juga mulai memanfaatkan hasil alam berpa pisang
sebagai produk olahan khas kota Malang sendiri.

Tahapan pembuatan ledre secara umum, dimulai dengan melakukan


perebusan gula, garam, dan vanili yang telah dilarutkan dengan air. Ditambahkan
parutan kelapa muda dengan diaduk dalam keadaan api sudah dimatikan. Dalam
kondisi masih panas memasukkan tepung beras hingga membentuk adonan kental.
Adonan sebanyak 2 sendok di siramkan kedalam wajan yang telah diolesi mentega.
Selanjutnya beri 1-2 sendok pisang yang telah dilumatkan. Diratakan, dan ditaburi

4
dengan gula pasir. Menutup wajan agar pisang matang. Bila bagian bawah sudah
berkerak, lipat dan ledre sudah siap kemas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang eggroll dan ledre!


2. Jelaskan apa perbedaan eggroll dan ledre!
3. Jelaskan proses pembuatan eggroll dan ledre!
4. Jelaskan perbedaan uji organoleptik eggroll dan ledre!

1.3 Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang ledre dan eggroll


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan eggroll dan ledre
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan eggroll dan ledre
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan uji organoleptic egrgroll dan
ledre

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Egg Roll
Egg Roll merupakan makanan ringan yang berasal dari Cina. Pada awalnya
egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat berdasarkan adonan telur
yang didadar tipis dan adonan tersebut diisi dengan Egg roll tumisan bawang
bombay dan daging cincang. Seiring berkembangnya waktu, egg roll kemudian
dikenal sebagai adonan manis, bertekstur kering, rapuh dan berbentuk seperti
suling. Selain bentuknya yang unik, dengan perpaduan rasa yg manis gurih dan
renyah menjadikan egg roll banyak disukai anak-anak maupun dewasa. Egg roll
merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara dipanggang
kemudian digulung dengan alat penjepit.
Ciri khas dari egg roll ini adalah rasanya manis dan gurih, teksturnya rapuh.
Ada sebagian masyarakat lebih mengenal kue ini sebagai kue semprong meskipun
bahan dasarnya tidak sama, karena egg roll terbuat dari tepung terigu sementara
semprong dari tepung beras. Aroma khas egg roll berasal dari perpaduan bahan-
bahan yang digunakan seperti telur, margarin, susu dan vanili. Umumnya egg roll
yang berada dipasaran terbuat dari bahan dasar tepung terigu, telur dan margarin.
Telur dan margarin selain sebagai bahan dasar dalam adonan juga berfungsi untuk
menambah nilai gizi pada egg roll (Pradewi, 2013).
Egg Roll merupakan jenis kue dengan ciri khas rasanya manis, teksturnya
renyah, bentuknya gulungan utuh, berlubang dan tidak pecahpecah. Sesuai
namanya, dalam pembuatan egg roll menggunakan telur yang lebih banyak
dibandingkan bahan-bahan yang lain.
Sebagian masyarakat mengenal kue egg roll dengan nama kue semprong.
Umumnya egg roll terbuat dari tepung terigu, sedangkan semprong terbuat dari
tepung beras dan menggunakan telur sedikit. Egg roll memiliki tekstur yang renyah
dan mudah dicerna, sehingga disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia,
seperti anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia. Egg roll biasanya digunakan

6
untuk sajian tamu, camilan sehari-hari, atau untuk oleh-oleh. Kriteria egg roll yang
baik secara umum antara lain:
Warna : kuning keemasan
Aroma : harum khas kue dan margarin
Rasa : manis dan gurih (Purwanita, 2013).
Egg Roll mempunyai bentuk yang hampir sama dengan kue semprit dan kue
semprong. Cuma bedanya adalah kue egg roll lebih dominan menggunakan telur,
kue semprit menggunakan sagu, sedangkan kue semprong menggunakan kelapa.
Egg roll memiliki tekstur yang lembut dan renyah. Rasanya manis tapi gurih (Ukira,
2013).
Kriteria egg roll dalam aspek warna dan rasa tidak menutup kemungkinan
tergantung bahan yang digunakan. Kriteria egg roll yang baik juga dapat dinilai dari
hasil analisa kimia dan mikrobiologi.
2.1.1 Bahan Baku Pembuatan Egg Roll
1. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung yang berasal dari biji gandum (triticum
destivum), yang melalui proses ditumbuk atau digiling. Adapun tepung terigu
yang tepat untuk bahan dasar egg roll adalah jenis tepung terigu protein
sedang seperti tepung terigu segitiga biru, karena pembuatan egg roll tidak
membutuhkan pengembangan pada saat proses pemanggangan.
2. Telur
Telur yang digunakan dalam pembuatan egg roll umumnya adalah telur ayam
negeri, karena mudah didapatkan dan harganya relatif murah dibandingkan
telur yang lain. Kualitas telur ayam yang baik yaitu kulit telur tidak retak,
aroma tidak busuk, jika dibuka keadaan kuningnya masih utuh dan bila
dituang dalam mangkuk atau piring kuningnya berada ditengah (Purwanita,
2013).

2.1.2 Bahan Tambahan Pembuatan Egg Roll

1. Margarin

7
Margarin merupakan suatu bahan pangan berlemak dalam bentuk emulsi
water in oil (W/O), yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak. Lemak
yang sering digunakan untuk pembuatan margarin berasal dari lemak nabati yang
sering digunakan adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak biji kapas,
minyak kedelai, minyak wijen, dan minyak jagung. Minyak nabati ummnya
berwujud cair, karena mengandung asam lemak tidak jenuh seperti asam linoleat,
oleat, dan linolenat (Ketaren, 1986). Dalam bidang pangan penggunaan margarin
telah dikenal secara luas terutama baking dan cooking yang bertujuan memperbaiki
tekstur dan menambah cita rasa pangan. Margarin juga digunakan sebagai bahan
pelapis misalnya pada roti yang bersifat plastis dan segera mencair didalam mulut
(Winarno, 1991).

2. Gula

Secara umum gula ditambahkan pada produk untuk memberikan rasa manis.
Fungsi gula dalam pembuatan roduk bakeri selain memberikan rasa manis juga
berpengaruh terhadap pembentukan struktur produk bakeri, memperbaiki tekstur
dan keempukan, memperpanjang kesegaran dengan cara mengikat air serta
merangsang pembentukan warna yang baik (Subarna, 1996). Selain itu gula juga
dapat berfungsi sebagai pengawet karena gula dapat mengurangi aw bahan pangan
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Bukle, et al., 1987).
Gula digunakan pada berbagai produk makanan. Selain memberikan rasa manis,
gula yang berkonsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet. Konsentrasi gula yang
tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan. Kadar gula yang
tinggi bila ditambahkan ke dalam bahan pangan menyebabkan air dalam bahan
pangan menjadi terikat sehingga menurunkan nilai aktivitas air dan tidak dapat
digunakan oleh mikroba (Estiasih dan Ahmadi, 2009).

3. Garam

8
Secara umum, garam merujuk pada suatu senyawa kimia dengan nama
Sodium Klorida atau Natrium Klorida (NaCl). Garam merupakan salah satu
kebutuhan pelengkap untuk pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia
(Purbani, 2000). Garam merupakan satu dari sembilan jenis bahan kebutuhan pokok
masyarakat menurut keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.
15/MPP/KEP/2/ 1998 (Anon, 1998). Industri pengolahan yang modern umumnya
memanfaatkan garam untuk memperbaiki cita rasa, penampilan, dan sifat
fungsional produk yang dihasilkan (Assadad dkk., 2011). Garam di samping
sebagai produk sebuah industri juga digunakan sebagai bahan bantu di berbagai
industri. Penggunaan garam selama ini terkonsentrasi pada tiga bidang, yaitu bahan
pangan, industry (sebagai bahan baku maupun bahan bantu), dan bahan pengawet
(Prasetyaningsih, 2008).

4. Ovalet

Ovalet merupakan bahan tambahan kue yang diklaim sebagai pengembang


kue. Sebenarnya, sesuai dengan komosisi bahannya yang digunakan ada ketiga
jenis produk bahan tambahan pangan tersebut tidak tepat jika diklaim sebagai
pengembang melainkan seharusnya sebagai pelembut.

2.2 Ledre (Semprong)


Bahan baku untuk pembuatan ledre terdiri dari bahan baku utama dan bahan
baku pelengkap. Bahan utama meliputi tepung beras ketan, sedangkan bahan
pelengkap terdiri dari pisang, kelapa parut, air, garam, gula dan vanili.
Berikut penjelasan dari masing-masing bahan :
1. Tepung Beras Ketan

Bahan baku utama dalam pembuatan ledre adalah tepung beras ketan. Jenis
makanan ini berkadar air sekitar 10-40 % sehingga tidak efektif untuk partumbuhan
bakteri dan khamir pathogen, tidak mudah rusak, serta tahan terhadap penyimpanan
yang cukup lama tanpa proses pengawetan (Musaddad dan Hartuti, 2003). Tepung
ketan memiliki kandungan amilopektin lebih tinggi daripada amilosanya (Priyanto,
2012 dalam Yuwono, 2015). Struktur kimia amilopektin yang bercabang

9
menyebabkan struktur gel yang terbentuk lebih kuat daripada amilosa. Kandungan
amilosa yang tekstur produk akhir rapuh dan mudah hancur. Sifat inilah yang
menyebabkan beras ketan lebih lengket daripada beras biasa (Yuwono, 2015).

2. Pisang
Pisang (Musa paradisiaca Linn) merupakan tumbuhan yang dapat hidup di
daerah tropis dan subtropis. Nama Musa diambil dari nama seorang dokter bernama
Antonius Musa pada zaman Kaisar Romawi Octavianus Augustus (63 SM-14 M),
baliau selalu menganjurkan pada kaisarnya untuk makan pisang setiap harinya agar
tetap kuat, sehat, dan segar (Mudjajanto, ES dan Lilik, 2008). Tanaman pisang
mudah tumbuh di berbagai jenis tanah. Tanaman pisang dapat dikatakan sebagai
tanaman serba guna, mulai dari akar, batang (bonggol), daun, bunga, buah sampai
kulitnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Buah pisang kaya akan
sumber vitamin dan karbohidrat serta sangat digemari orang karena enak dimakan
baik sebagai buah meja atau melalui pengolahan terlebih dahulu (Kasrina, 2013).
Pisang yang digunakan dalam pembuatan ledre adalah pisang olahan yaitu pisang
yang dapat di konsumsi setelah di olah terlebih dahulu seperti di rebus, di kukus, di
goreng, atau di buat produk-produk lain seperti cake dan roti yang tergolong pada
kelompok ini adalah pisang kepok, pisang nangka, pisang kapas, pisang tanduk,
pisang raja uli, pisang kayu dan lain-lain.
3. Air
Menurut Chandra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang
bersih dan aman tersebut antara lain :
a) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit
b) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.
c) Tidak berasa dan tidak berbau.
d) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga
e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen
Kesehatan.
4. Gula

10
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan
keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi
dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan
digunakan oleh sel (Anonim, 2011a). Gula memberi rasa manis pada adonan,
membantu memberi warna pada kulit kue dan menambahkan nilai gizi (Faridah,
2008). Selain itu pemberian gula yang cukup juga dapat memberikan keseragaman
warna sehingga produk terlihat lebih menarik. Dalam penyimpanan gula yang akan
ditambahkan juga perlu perhatian agar gula tetap terjaga kandungan dan tetap
kering kristal seperti pada aslinya.

5. Garam
Garam adalah suatu zat berbentuk padat, kristal, dan berwarna putih yang
merupakan hasil dari laut. Garam memiliki rasa asin, mempunyai kandungan utama
berupa iodium, natrium, magnesium, seng, dan mineral-mineral lainnya. Garam
dalam olahan berperan sebagai penyedap rasa yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit. Garam berfungsi pencegah tumbuhnya bakteri pada makanan. Selain itu,
garam juga berfungsi sebagai penghilang aroma amis dari ikan, ayam dan
sebagainya (Kusumawati, 2015).

6. Kelapa Parut
Kelapa parut merupakan salah satu pemanfaatan buah kelapa, dimana buah
kelapa dipotong-potong atau diparut kecil-kecil dan dikeringkan segera dengan
warna tetap putih (Buda 1981 dalam Witono 2012). Penambahan kelapa
parut dalam adonan ledre merupakan alternatif pengurangan pemakaian minyak
atau mentega, ini dimaksudkan agar adonan tidak mudah lengket dengan wajan
pada saat pemanggangan. Selain itu penambahan kelapa juga dapat menambah cita
rasa gurih pada produk. Ada tiga fungsi kelapa pada bidang tataboga, yaitu:
a) Sebagai penambahan rasa dan aroma
b) Sebagai isian berbagai macam minuman

11
c) Santan, dapat dipergunakan sebagai cairan dalam sayur, pelengkap
aneka bubur manis, campuran minuman.
5. Vanili
Vanili (vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa
dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk
polong. Vanili powder merupakan produk turunan buah vanili yang sebenarnya
berasal dari vanilla bean yang diolah lagi menjadi bentuk bubuk dengan bantuan
blender. Tujuan pemberian vanili adalah memberi aroma sedap dalam bahan olahan
terutama pada pembuatan kue. Tidak hanya untuk bahan kue ataupun minuman,
bubuk vanili juga dapat digunakan sebagai campuran ramuan terapi spa hingga
perawatan kecantikan kulit (Anonim, 2011b ).

12
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ledre (Semprong) dan Eggroll
Egg Roll merupakan makanan ringan yang berasal dari Cina. Pada awalnya
egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat berdasarkan adonan telur
yang didadar tipis dan adonan tersebut diisi dengan Egg roll tumisan bawang
bombay dan daging cincang. Seiring berkembangnya waktu, egg roll kemudian
dikenal sebagai adonan manis, bertekstur kering, rapuh dan berbentuk seperti
suling. Selain bentuknya yang unik, dengan perpaduan rasa yg manis gurih dan
renyah menjadikan egg roll banyak disukai anak-anak maupun dewasa. Egg roll
merupakan makanan ringan yang cara pembuatannya dengan cara dipanggang
kemudian digulung dengan alat penjepit.

Ledre (Semprong) merupakan jenis makanan ringan yang terbuat dari adonan
tepung beras dengan campuran pisang yang dihaluskan, memiliki aroma khas hasil
pemanggangan. Teksturnya yang lembut dan renyah membuat produk ini menarik
dan banyak peminatnya.

3.2 Perbedaan Eggroll dan Ledre (Semprong)

Menurut Pradewi pada tahun 2013, dipaparkankan bahwa ada sebagian


masyarakat lebih mengenal kue ini sebagai kue semprong meskipun bahan dasarnya
tidak sama, karena egg roll terbuat dari tepung terigu sementara semprong dari
tepung beras.
Menurut Purwanita pada tahun 2013, dipaparkan bahwa sebagian masyarakat
mengenal kue egg roll dengan nama kue semprong. Umumnya egg roll terbuat dari
tepung terigu, sedangkan semprong terbuat dari tepung beras dan menggunakan
telur sedikit.
Menurut Ukira pada tahun 2013, dipaparkan bahwa Egg Roll mempunyai
bentuk yang hampir sama dengan kue semprit dan kue semprong. Cuma bedanya

13
adalah kue egg roll lebih dominan menggunakan telur, kue semprit menggunakan
sagu, sedangkan kue semprong menggunakan kelapa.

3.3 Pembuatan Eggroll dan Ledre

3.3.1 Proses Pembuatan Egg Roll

Untuk menghasilkan egg roll yang baik harus dilakukan tahapan-tahapan


pembuatan yang tepat. Pada pembuatan egg roll terdiri dari persiapan dan tahapan
pembuatan.

Berikut cara pembuatan egg roll:

1. Tahapan Persiapan

Alat yang digunakan dalam pembuatan egg roll harus diperhatikan


kebersihannya. Alat seperti waskom dan mixer pada saat membuat adonan. Alat
yang diperlukan dalam pembuatan egg roll adalah timbangan, waskom, mixer,
kompor, supit, sendok, cetakan egg roll, penjepit dan nampan.

2. Persiapan Bahan

Dalam persiapan bahan yang dilakukan adalah memilih bahan-bahan yang


berkualitas baik untuk membuat egg roll. Bahan yang disiapkan adalah sebagai
berikut : tepung terigu, telur, gula, air, garam, mentega.

3. Pemilihan Bahan

Penimbangan bahan bertujuan untuk menentukan berat masing-masing


bahan yang akan digunakan untuk membuat egg roll sesuai dengan resep yang
digunakan. Penimbangan harus dilakukan dengan tepat. Jika tidak tepat akan
dapat mempengaruhi kualitas egg roll yang dibuat.

4. Tahap Pembuatan Egg roll

Langkah-langkah pembuatan egg roll adalah sebagai berikut ;

a) Kocok telur dan gula pasir dengan menggunakan mixer selama kurang lebih
20 menit.

14
b) Selanjutnya setelah bahan teraduk rata menggunakan mixer, campurkan
bahan seperti terigu, dan garam kemudian aduk-aduk hingga merata.
c) Campurkan mentega dengan campuran terigu ke adonan yang dimixer
secara bergantian sambil terus dikocok menggunakan mixer dengan
kecepatan sedang hingga tercampur rata.
d) Apabila telah tercampur rata, ambil 2 sendok adonan tuangkan dalam
cetakan yang telah panas dan diberikan olesan minyak goreng kemudian
gulung selagi hangat degan menggunakan alat bantu lidi. Dan sajikan.

3.3.2 Proses Pembuatan Ledre (Semprong)

Dalam pembuatan produk ledre menggunakan tahap perebusan bahan


tambahan dan proses pemanggangan untuk pembentukan jajanan ledre. Berikut
penjelasan perlakuan pada proses pembuatan ledre:

1. Perebusan
Proses perebusan adalah memanaskan bahan makanan dalam cairan hingga
mendidih atau uap air pada suhu 100ºC. Cairan yang dapat digunakan untuk
perebusan berupa air, santan, susu, atau kaldu. Bahan makanan yang dapat direbus
dapat dimasukkan dalam air yang masih dalam keadaan dingin atau yang telah
mendidih. Perebusan merupakan perlakuan proses yang paling mudah diantara
perlakuan proses lainnya. Selain itu, proses perebusan juga dapat membantu
mengurangi kadar air pada bahan (Anonim, 2013).
2. Pemanggangan
Proses pemanggangan atau pembakaran adalah proses pemanasan pada
bahan makanan yang langsung dipanaskan diatas api atau bara api. Bahan makanan
yang dibakar/dipanggang akan menimbulkan aroma yang khas dari lemak yang
keluar dari bahan makanan atau bumbu yang dioleskan (Anonim, 2013).
Pemanggangan (baking) merupakan unit operasi yang menggunakan udara panas
sebagai medianya. Pemanggangan umumnya di aplikasikan untuk produk makanan
berbahan dasar tepung. Pemanggangan memiliki waktu yang relatif singkat
dibanding proses pengolahan bahan pangan lainnya. Pemanggangan dapat

15
mengubah ciri fisik, kimia, dan sensorik dari bahan olahan pangan. Seperti warna,
tekstur, dan aroma (Rose, 2012).

3. Cara pembuatan ledre


Cara pembuatan ledre secara umum (Anonim, 2012) dapat didefinisikan
sebagai berikut.
Bahan :Tepung beras ketan, kelapa muda(parut kasar), buah pisang (lumat besar),
air, garam, gula, dan vanili.
Alat :Timbangan, wadah besar, panci, pengaduk, wajan, penumbuk pisang,
spatula, dan sendok.
Tahap – tahap pembuatan Ledre (Semprong):
a) Rebus air, gula, garam, dan vanili lalu angkat
b) Masukkan parutan kelapa
c) Masukkan tepung beras ketan dan aduk hingga mengental
d) Siapkan wajan, olesi dengan sedikit mentega
e) Masukkan 2 sendok adonan pada wajan, ratakan tipis
f) Taburi gula pasir, lalu tutup
g) Tunggu bawah sampai berkerak, angkat ledre dan lipat
3.4 Perbedaan Uji Organoleptik Eggroll dan Ledre

Menurut Purwanita pada tahun 2013, dipaparkan bahwa kriteria egg roll yang baik
secara umum antara lain:
Warna : kuning keemasan
Aroma : harum khas kue dan margarin
Rasa : manis dan gurih
Dari sampel yang saya uji diketahui bahwa dari perbedaan warna, eggroll memiliki
warna kuning keemasan sedangkan ledre memiliki warna putih tulang. Untuk
aroma, eggroll memiliki aroma khas telur dan kue sedangkan ledre memiliki aroma
yang harum khas vanili dan khas pisang. Untuk tekstur, eggroll lebih kasar karena
pada bagian luar terdapat bitnik – bitnik kecil dan ledre halus. Untuk kerenyahan
eggroll lebih renyah dan mudah rapuh seperti kue karena bahan bakunya adalah
tepung terigu sedangkan ledre agak keras namun renyah karena bahan yg digunakan

16
adalah beras ketan. Untuk rasa, eggroll memiliki rasa yang manis, sangat gurih dan
ada rasa telurnya sedangkan ledre memiliki rasa manis khas pisang dan gurih karena
terdapat olahan kelapa pada bahan pembuatan ledre.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Egg roll merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat berdasarkan
adonan telur yang didadar tipis dan adonan tersebut diisi dengan egg roll
tumisan bawang bombay dan daging cincang. Sedangkan ledre (semprong)
merupakan jenis makanan ringan yang terbuat dari adonan tepung beras
dengan campuran pisang yang dihaluskan, memiliki aroma khas hasil
pemanggangan.
 Perbedaan Eggroll dan Ledre yang saya ketahui dari beberapa teori
terdapat pada bahannya. Egroll terbuat dari tepung terigu dan dominan
pada telur. Sedangkan ledre terbuat dari tepung beras dan dominan kelapa.
 Untuk langkah – langkah pembuatan eggroll yaitu : dengan mengocok
telur dan gula pasir dengan menggunakan mixer selama kurang lebih 20
menit. Selanjutnya setelah bahan teraduk rata menggunakan mixer,
campurkan bahan seperti terigu, dan garam kemudian aduk-aduk hingga
merata. Campurkan mentega dengan campuran terigu ke adonan yang
dimixer secara bergantian sambil terus dikocok menggunakan mixer
dengan kecepatan sedang hingga tercampur rata. Apabila telah tercampur
rata, ambil 2 sendok adonan tuangkan dalam cetakan yang telah panas dan
diberikan olesan minyak goreng kemudian gulung selagi hangat degan
menggunakan alat bantu lidi. Dan sajikan. Sedangkan pada ledre
(semprong) langkah – langkah pembuatannya yaitu : Rebus air, gula,
garam, dan vanili lalu angkat. Lalu, masukkan parutan kelapa. Masukkan
tepung beras ketan dan aduk hingga mengental. Siapkan wajan, olesi
dengan sedikit mentega. Kemudian masukkan 2 sendok adonan pada

17
wajan, ratakan tipis. Taburi gula pasir, lalu tutup. Tunggu bawah sampai
berkerak, angkat ledre dan lipat.
 Perbedaan uji Organoleptik Eggroll dan Ledre pada warna, eggroll
memiliki warna kuning keemasan sedangkan ledre memiliki warna putih
tulang. Untuk aroma, eggroll memiliki aroma khas telur dan kue
sedangkan ledre memiliki aroma yang harum khas vanili dan khas pisang.
Untuk tekstur, eggroll lebih kasar karena pada bagian luar terdapat bitnik
– bitnik kecil dan ledre halus. Untuk kerenyahan eggroll lebih renyah dan
mudah rapuh seperti kue karena bahan bakunya adalah tepung terigu
sedangkan ledre agak keras namun renyah karena bahan yg digunakan
adalah beras ketan. Untuk rasa, eggroll memiliki rasa yang manis, sangat
gurih dan ada rasa telurnya sedangkan ledre memiliki rasa manis khas
pisang dan gurih karena terdapat olahan kelapa pada bahan pembuatan
ledre.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://mytriesutinata.blogspot.com/2016/04/

https://eprints.uns.ac.id/28569/1/H3113051_pendahuluan.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai