Anda di halaman 1dari 2

Kaidah fiqhiyyah merupakan produk ijtihad yang bersumber dari Alquran, hadis dan

ijma’, dan merupakan generalisasi dari tema-tema fikih yang tersebar di kalangan
imam mazhab. Adapun penjelasan dari setiap sumber adalah sebagai berikut:

a. Kaidah fiqhiyyah yang bersumber dari Al-Qur’an, diantaranya adalah:

Kaidah ini bersumber dari firman Allah dalam Q.S. Al-Hajj [22]: 78 dan Q.S.
Al-Baqarah [2]: 185 :

Terjemah : Dan (Dia) sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. ( Q.S. Al-Hajj [22]: 78)

Terjemah : Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki


kesukaran bagimu. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185)

Bila dipahami dari kedua makna ayat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya Allah ketika mensyariatkan Islam kepada umat Nabi Muhammad SAW
bersifat mudah dan fleksibel, dan tidak akan membebani mereka di luar potensi
kemampuan yang dimiliki.

b. Kaidah fiqhiyyah yang bersumber dari sunnah, sebagai berikut:

Kaidah tersebut di atas adalah bersumber dari beberapa sunnah berikut ini:

Artinya : Tinggalkan/batalkanlah hukuman had karena ada faktor keraguan.

(H. R. Bukhari).
Artinya : Hindarkanlah umat Islam semampumu (dari pemberian hukuman) dan
apabila kamu mempunyai solusi bagi seseorang Muslim untuk bebas (dari hukuman),
maka gunakan solusi itu. Karena seorang pemimpin lebih baik salah dalam
memberikan maaf dari pada salah dalam memberikan hukuman.

c. Kaidah fiqhiyyah berdasarkan ijma’ sahabat, diantaranya adalah:

Anda mungkin juga menyukai