LK Stroke Infark
LK Stroke Infark
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama (Inisial Klien) : Tn. A. O
Usia : 65 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Sunda
Bahasa yang digunakan : Sunda
Alamat Rumah : Ds. Sarampad Rt 03/02 Cugenang, Cianjur
Sumber Biaya : BPJS
Tanggal Masuk RS : 19-11-2019, Jam 14.20 WIB
Diagnosa Medis : Stroke Infark, CHF
Tanggal Pengkajian : 21-11-2019, Jam 13.00 WIB
No RM : 298840
disukai/alergi/pantangan
Perubahan berat badan Tidak Ada Tidak Ada
3 bulan terakhir
b. Pola Cairan:
Asupan cairan Per oral Per oral
Jenis Air putih dan air teh Air putih
Frekwensi 6-8 gls/hr 5-6 gls/hr
berhubungan dengan
BAK
Ouptut per hari: ±500-800cc/hari ± 1500 cc/hari
....cc/hari
b. BAB
1-2x/ hari 1x/Sehari
Frekuensi
Pagi-malam Tidak tentu
Waktu
Kuning kuning
Warna
Khas feces khas feces
Bau
Lembek lembek
Konsistensi
Penggunaan
Tidak ada Tidak ada
pencahar/laksatif:
IWL (Insensible Water
Tidak di hitung 500cc/hari
Loss) (15xBB)/24 jam
3 Pola Personal Hygiene
(sebelum dan saat sakit):
a. Mandi Pakai air sumur Pakai air keran
dingin
h. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Compos mentis , GCS 15 (E: 4, V:5, M:6)
Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 X/mnt
Respirasi : 20 X/mnt
Suhu : 35,8 oC
BB/TB : 55 kg / 168 cm
2) Pemeriksaan Fisik Per Sistem
a) Sistem Persyarafan
Klien mengalami gangguan pengucapan kata-kata secara
jelas dan tegas (Disatria). Klien juga mengalami kelemahan
(hemiplegi) anggota gerak sebeah kiri.
Pada pengkajian saraf kranial Tn.A yaitu :
Nervus I Olfaktorius, klien mampu merespon bau pada kedua
bagian lubang hidung dan mampu menyebutkannya. Nervus II
Optikus, fungsi penglihatan baik, mampu membaca tulisan
pada kedua sisi mata kiri dan kanan. Nervus III Okulomotorius,
reflek pupil terhadap cahaya tidak ada gangguan. Nervus IV
Troklearis tidak ada deviasi bola mata. Nervus V Trigeminus,
pada fungsi sensasi dan motorik tidak ada gangguan, klien
dapat merasakan sentuhan pada daerah maxilla dan
mandibula serta klien dapat mengunyah dengan cukup baik.
Nervus VI Abdusen, mata klien mampu melihat ke kiri dan
kanan tanpa menengok. Nervus VII Facialis, fungsi sensasi
dapat merespon rasa dan bisa menyebutkan, pada motorik
ekspresi muka simetris/terkontrol saat tersenyum atau
menyeringai. Nervus VIII Acusticus, tidak ada gangguan
keseimbangan pendengaran pada kedua sisi telinga.
Nervus IX Glosofaringeal dan Nervus X Vagus, Klien pernah
mengeluh susah menelan saat masuk RS, namun saat
pengkajian klien tidak mengalami gangguan menelan. Nervus
XI Accesorius, klien dapat menoleh melawan tahan serta
dapat mengangkat bahu kiri dan kanan. Pengkajian nervus XII
Hipoglosus, posisi lidah tidak normal/asimetris sehingga klien
mengalami gangguan bicara. Klien juga mengeluh banyak
mengeluarkan air ludah.
b) Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah
Bentuk simetris, sensasi halus, tajam, panas dan dingin
ada. Gerakan ROM ada, kekuatan otot 4/4 untuk sebelah
kiri dan 5/5 sebelah kanan. Reflex bisep dan trisep ada
hentakan, pembengakakan tidak ada . Temperatur normal.
Tidak ada kelainan pada ekstremitas atas
Bentuk simetris pada sebelah kiri dan kanan ekstremitas
bawah , sensasi halus, tajam, panas dan dingin klien
masih dapat merasakan. Kekuatan otot 4/4 untuk kiri dan
5/5 untuk kanani. Tidak terdapat varises. Nyeri dorong
tidak ada. Temperature nprmal.
c) Sistem Kardiovaskuler
Klien mengeluh mudah lelah, irama jantung ireguler.
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Diagnostik
Ct Scan, kesan : Stroke Infark (hasil pemeriksaan 4 bln yang
lalu pada saat klien mengalami stroke yang ke I)
b) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 19-11-2019
Tanggal 20-11-2019
Ketidakmampuan bicara
Intoleransi aktifitas
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi
serebral
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
D. Rencana Asuhan Keperawatan
T6
E. Catatan Implementasi
No No Dx Kep Tanggal/Jam Implementasi (Respon dan atau hasil) Paraf Evaluasi (SOAP) dan Paraf
1 DX 1 21/11/19 a. Observasi Tanggal 21/11/2019
16.30 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan Jam 20.00
s/d fisik lainnya S : Klien mengeluh anggota
18.00 R/ Tidak ada nyeri gerak sebelah kanan sedikit
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan lemas
ambulasi O:
- Kekuatan otot ekstremitas
R/ klien mampu mengangkat tangan,
kanan 4, kekuatan otot
kaki dan duduk dengan bantuan 1
orang ekstremitas kiri 5
3. Monitor frekuensi jantung dan TD - Rentang Gerak (ROM)
sebelum memulai ambulasi menurun
R/ HR dan TD stabil sebelum ambulasi
dilakukan - Fisik lemah
4. Monitor kondisi umum selama A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 1-9 dilanjutkan
melakukan ambulasi
b. Terapeutik
5. Fasilitasi aktifitas ambulasi dengan
alat bantu
R/ Pasien mampu duduk dengan
bantuan 1 orang
6. Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
ambulasi
R/ Keluarga membantu klien dalam
ambulasi
c. Edukasi
7. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
R/ keluarga dan pasien mengerti
tujuan ambulasi
8. Anjurkan melakukan ambulasi dini
R/ Pasien berubah ke posisi semi
fowler secara mandiri
9. Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan
R/ Pindah posisi tidur atau duduk
d. Kolaborasi
9. Rujuk ke ahli patologi bicara atau
terapis
R/ Dilakukan setelah program
pengobatan
22/11/2019 DX 2 S:
- Klien mengatakaan bicara masih sedikit kurang lancar
O:
- Rero berkurang
- Sering melatih dalam berkomunikasi
- Komunikasi dengan keluarga dan petugas dapat berjalan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 4-9 dilanjutkan
I:
a. Terapeutik
4. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis, mata
berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan huruf,
isyarat tangan dan computer)
5. Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri
didepan pasien, dengarkan dengan seksama)
6. Berikan dukungan psikologis
b. Edukasi
7. Anjurkan berbicara perlahan
8. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis dan
fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan bicara
c. Kolaborasi
9. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
E : Gangguan Komunikasi Verbal Perbaikan
R : Intervensi dilanjutkan
22/11/2019 DX 3 S:
Klien mengatakan mudah lelah bila banyak ke kamar mandi atau
banyak aktifitas di tempat tidur
Lelah berkurang bila diistirahatkan/tirah baring
O:
- Terengah-engah bila pulang dari kamar mandi
- Merasa nyaman bila tirah baring
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi terapeutik, edukasi dan kolaborasi dilanjutkan
I:
b.Terapeutik
5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(mis. Cahaya, suara, kunjungan)
6. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
7. Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
8. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
b.Edukasi
9. Anjurkan tirah baring
10. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
11. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
c.Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
c. Edukasi
7. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
8. Anjurkan melakukan ambulasi dini
9. Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan
E : Gangguan mobilitas berkurang
R : Intervensi dilanjutkan
23/11/2019 DX 2 S:
- Klien mengatakaan bicara sudah mulai lancar
O:
- Rero berkurang
- Sering melatih dalam berkomunikasi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 1-9 dilanjutkan
I:
d. Terapeutik
4. Gunakan metode komunikasi alternatif (mis. Menulis, mata
berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan huruf,
isyarat tangan dan computer)
5. Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri
didepan pasien, dengarkan dengan seksama)
6. Berikan dukungan psikologis
e. Edukasi
7. Anjurkan berbicara perlahan
8. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis dan
fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan bicara
f. Kolaborasi
9. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
E : Gangguan Komunikasi Verbal Perbaikan
R : Intervensi dilanjutkan
23/11/2019 DX 3 S:
Klien mengatakan bisa mengatur aktifitas untuk mengurangi
masalah kelelahan
Lelah berkurang bila diistirahatkan/tirah baring
O:
- Klien terlihat nyaman
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi 10-13 dilanjutkan
I:
c.edukasi
10. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
11. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
12. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d.Kolaborasi
13. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan