Anda di halaman 1dari 17

KARYA TULIS ILMIAH

TUMBUHNYA KERAK PADA BATUAN CANDI PRAMBANAN


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Tahun Pelajaran 2018/2019

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Rashel Gennia Insani Kelas XI IPA 2


2. Dewi Fajar Nurfadilah Kelas XI IPA 2
3. Erlis Ludimarwati Kelas XI IPA 2
4. Tanti Listiani Kelas XI IPA 2

KELOMPOK 1
KELAS XI IPA 2

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 1 PARIGI
Jl. Babakan Ardiyasa No. 62 Parigi 46393 Telp. (0265) 2641022
Website : www.smanegeri1parigi.sch.id – Email : smanegeri1parigi@gmail.com
2019
LEMBAR PENGESAHAN

STUDI TENTANG TUMBUHNYA KERAK PADA BATUAN

CANDI PRAMBANAN

Pembimbing Wakasek

NUNUNG PRIATIN,S.Pd WAWAN SUWANDI,S.Pd,M.Pd


NIP. 19700902 201406 2 002 NIP. 19640701 198703 1 010

Mengetahui

Kepala SMA N 1 PARIGI

Drs. EMAN HERMAWAN. M.Pd


NIP. 19600408 198603 1 022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis berbagai

macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang penulis jalani ini akan selalu membawa

keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini.

Karya tulis ilmiah ini dimaksud agar dapat dijadikan pedoman atau panduan bagi siswa

dalam mengetahui pembelajaran tentang tumbuhan kerak. Dan hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada Guru serta teman-

teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,sehingga

karya tulis ilmiah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang

Tumbuhnya Lumut Pada Batuan Candi Borobudur menjadikan keterbatasan kami pula, untuk

itu kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa

yang penulis susun ini penuh manfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

Parigi, 28 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………….... i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. LATAR BELAKANG………….………….…………………... 1
B. RUMUSAN MASALAH.……………….……………………... 2
C. TUJUAN PENELITIAN……….…………………………......... 2
D. KONSTRIBUSI PENELITIAN ……………………………….. 3
E. DEFINISI OPERASIONAL …………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………….....……………………… 4
BAB III METODE PENELITIAN ……...…….………………………… 6
A. METODE ……………………………………………………… 6
B. TEKNIK PENELITIAN ……………………………………… 6
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………… 7
A. PENGERTIAN KERAK …………………………………… 7
B. FAKTOR TUMBUH KERAK …………………………….. 7
C. PROSES PERTUMBUHAN KERAK ……………………... 7
D. DAMPAK TUMBUHAN KERAK ………………………... 8
E. ANTISIPASI TUMBUHNYA KERAK …………………… 9
BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 10
A. SIMPULAN ………………………………………………... 10
B. SARAN …………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah

kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.

Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu

yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara,

dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli

kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah

Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa

Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih

diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan

kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50

kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di

perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya

sangat unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo,

Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di

wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.

Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai

Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh Raja Lokapala

dan raja Balitung Maha Sambu.

1
Lumut kerak (Lichenes) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan

suatu bentuk simbiosis mutualisme erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan

mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia)

atau sianobakteri(biasanya Nostoc). Kerja sama ini demikian eratnya

sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa

kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila

ditumbuhkan terpisah.

Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui Tumbuhnya Kerak pada Batuan

Candi Prambanan, maka perlu dilakukan penelitian tumbuhan kerak pada batuan

Candi Prambanan. Untuk itu, penelitian dengan judul “Tumbuhnya Kerak pada

Batuan Candi Prambanan” penting untuk dilakukan. Rencana kegiatan ini dituangkan

dalam karya ilmiah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini


diantaranya :
a. Apa yang dimaksud dengan kerak?
b. Faktor apa saja yang menyebabkan tumbuhnya kerak pada Candi Prambanan?

c. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh kerak pada batuan Candi Prambanan?

d. Bagaimana proses pembersihan kerak ?

e. Antisipasi apa saja yang harus dilakukan agar kerak tidak merusak batuan Candi

Prambanan?

C. Tujuan Pembahasan

Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai

berikut :

a. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kerak.

2
b. Untuk mengetahui faktor tumbuhnya kerak pada batuan Candi Prambanan.

c. Untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh kerak pada batuan Candi

Prambanan.

d. Untuk mengetahui proses permbersihan kerak.

e. Untuk mengetahui antisipasi yang harus dilakukan agar kerak tidak merusak

batuan Candi Prambanan.

D. Konstribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para siswa

SMAN 1 PARIGI dalam menambah pengetahuan dan keterampilan yang

berhubungan dengan pelapukan yang disebabkan oleh kerak pada batuan. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara praktis bagi siswa dalam

menganalisis tumbuhan kerak dilihat dari aspek biologinya. Manfaat secara praktis

yaitu, Hasil penelitian tumbuhan kerak ini nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman

atau panduan bagi siswa dalam mengetahui pembelajaran tentang tumbuhan kerak.

E. Definisi Operasional

Tumbuhnya lumut kerak adalah kondisi sporogonium berisi spora haploid

mulai berkembang melalui proses meiosis akibat terjadinya pergantian cuaca dan

kelembapan suhu. Tumbuhnya kerak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerak

yang berdampak pada batuan Candi Prambanan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan kerak merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk

dalam Bryophytina. Dalam bahasa sehari-hari, istilah "kerak" dapat merujuk pada

beberapa divisio. Klasifikasi lama pun menggabungkan pula kerak hati dan kerak

tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam Bryophyta terangkum kerak tanduk,

kerak hati, dan kerak sejati (Musci). Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan

kerak (termasuk kerak hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Kebun Raya

Cibodas di Jawa Barat.

Tumbuhan kerak mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa

yang dikenal orang sebagai tumbuhan kerak merupakan tahap gametofit (tumbuhan

penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan kerak

jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin

sekaligus.

Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel

kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ

penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang

masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi

apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Sporofit ini diploid(x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai

tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada

bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.

Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-

berkas yang disebut protonema.

4
Tumbuhan kerak memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,

penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap

polutan.Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup di

lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.

Pelapukan pada batuan terjadi karena berbagai faktor alam dan juga faktor non

alam. Beberapa faktor alam yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan

seperti pergantian suhu udara yang ekstrim (sangat panas berubah menjadi sangat

dingin), terpaan angin, air hujan yang lebat maupun tidak, juga timbulnya

mikrobiologisme atau tumbuhan tertentu.

Dan beberapa faktor non alam yang menyebabkan pelapukan adalah adanya bahan

kimia dari limbah pabrik. Semuanya membuat batuan menjadi cepat mengalami

pelapukan.

Pelapukan biologi merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh

adanya aktivitas makhluk hidup, baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan.

Pelapukan biologi ini juga seringkali disebut dengan pelapukan organis. Sebenarnya

pelapukan biologi ini selalu berperan dalam pelapukan batuan. Pelapukan biologi

bersifat menyempurnakan pelapukan fisika dan juga kimia yang telah terjadi

sebelumnya. Sebagai contoh adalah ketika kita melihat batu yang sudah retak karena

ada perubahan suhu yang tadinya sangat panas menjadi sangat dingin. Kemudian

dari sela- sela retakan batuan yang telah terbentuk tadi muncul tanaman- tanaman

semacam kerak dan juga mikrobiologime, tentu lama- kelamaan batu tersebut akan

hancur. Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan karena adanya

aktivitas makhluk hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan

seperti yang sudah dijelaskan di atas. Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara,

yakni cara mekanis dan juga cara biokimia. 5


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk meneliti

tumbuhan kerak yang menyebabkan pelapukan pada batuan Candi Prambanan.

Metode ini bertujuan untuk mendata tumbuhan kerak yang terdapat pada batuan.

Analisis data dilakukan terhadap kerak yang menyebabkan batuan mengalami

pelapukan. Analisis ini didasarkan pada ciri-ciri dan sifat-sifat pelapukan pada batuan

tersebut.

Dari hasil analisi ini diharapkan akan diperoleh keluaran atau hasil yang jelas

dan komprehensif tentang tumbuhnya kerak pada batuan Candi Prambanan, yang

selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam mempelajari dan menganalisis tumbuhan

kerak.

B. Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang penulis lakukan merupakan teknik wawancara dan

study pustaka. Wawancara menurut Charles Stewart dan W.B. Cash merupakan

proses komunikasi komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan

dirancang untuk bertukar perikalu dan melibatkan tanya jawab. Study pustaka adalah

kajian teoritis, referensi serta literature ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya,

nilai, dan norma yang berkembang pada situasi social yang diteliti ( pengertian study

pustaka menurut sugiono 2012).

6
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerak (Lichenes)

Lumut kerak (Lichenes) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan

suatu bentuk simbiosis mutualisme erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan

mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia)

atau sianobakteri(biasanya Nostoc). Kerja sama ini demikian eratnya

sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus

bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila

ditumbuhkan terpisah.

B. Faktor Penyebab Tumbuhnya Kerak pada Batuan Candi

Tumbuhnya kerak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

a. Cahaya

b. Iklim

c. Cuaca

d. Angin

C. Proses Pembersihan Kerak pada Batuan Candi

Kerak yang tumbuh pada batuan candi akan dibersihkan, pada proses

pembersihan, terdiri dari pengarahan kerja, dan pembersihan secara kimiawi atau

manual. Waktu pembersihkan akan dilakukan setiap hari.

Pada musim hujan, pembersihan lumut akan lebih dimaksimalkandengan

penambahan beberapa pekerja.

7
Untuk pembersihan kerak itu sendiri, ada bagian tersendiri yaitu bagian

konservasi yang meliputi pembersihan kerak untuk kerak yang sudah mengendap akan

lebih sulit ddibersihkan sehingga dikhususkan pada bagian konservasi.

Untuk kerak yang sudah mengendap biasanya dilakukan pembersihan secara

kimiawi.

Alat yang digunakan pada proses pembersihan kerak secara manual yaitu sapu

lidi. Saat proses pembersihan secara manual, kerak dibasahi dengan air untuk

memudahkan proses pengambilan kerak. Sebelum menggunakan sapu lidi,

pembersihan ini dilakukan menggunakan alat dari baja namun hal tersebut membuat

batuan candi rusak.

Pertumbuhan kerak setelah dibersihakan tergantung cuaca. Apabila musim

hujan, pertumbuhan kerak terjadi lebih cepat akibat udara yang lembab.

Jika musim kemarau,kerak tumbuh paling lambat 1 bulan dan kerak bisa

tumbuh selama 1 hari apabila cuaca hujan yang ekstrim.

D. Dampak Tumbuhnya Kerak pada Batuan Candi

Asam yang keluar dari tumbuhan kerak dapat menghancurkan permukaan batu

menjadi lapisan tanah baru. Sehingga menyebabkan batuan keropos dan semakin lama

hal tersebut akan membuat batu semakin tipis.

Selain itu, jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan lumut kerak, krak

akan mengurangi kegiatan hidupnya dengan membentuk penebalan berupa selaput

humus yang mengandung zat organik.

Sisa dari spesies tersebut sesudah mati akan diurai, memberi manfaat pada

kesuburan tanah yang lambat laun sampai pada titik yang mampu menopang

pertumbuhan spesies yang lebih tinggi, seperti perdu dan pohon menahun.

8
E. Antisipasi Agar Kerak Tidak Merusak Batuan

Agar kerak tidak terlalu merusak batuan, maka dilakukan proses pembersihan

rutin setiap hari. Selain itu,sering juga dilakukan dengan cara menyemprorkan bahan

kimia pada kerak. Namun,cara tersebut jarang dilakukan karna dapat membuat batuan

lebih cepat rusak.

9
BAB V

PENUTUP

1. Simpulan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah

kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. , diperkirakan saat ini usia candi

Prambanan sekitar 1.162 tahun, maka batuan pada candi Prambanan mengalami

pelapukan, salah satunya pelapukan biologi yang disebabkan oleh berbagai jenis

kerak.

Pelapukan pada batuan terjadi karena berbagai faktor alam dan juga faktor non

alam. Beberapa faktor alam yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan

seperti pergantian suhu udara yang ekstrim (sangat panas berubah menjadi sangat

dingin), terpaan angin, air hujan yang lebat maupun tidak, juga timbulnya

mikrobiologisme atau tumbuhan tertentu.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk meneliti

tumbuhan kerak yang menyebabkan pelapukan pada batuan Candi Prambanan.

Metode ini bertujuan untuk mendata tumbuhan kerak yang terdapat pada batuan.

Teknik penelitian yang penulis lakukan merupakan teknik wawancara dan study

pustaka.

kerak (Lichenes) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu

bentuk simbiosis mutualisme erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan

mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia)

atau sianobakteri(biasanya Nostoc).

Tumbuhnya kerak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

cahaya,iklim,cuaca dan angin.

10
Kerak yang tumbuh pada batuan candi akan dibersihkan, pada proses

pembersihan, terdiri dari pengarahan kerja, dan pembersihan secara kimiawi atau

manual. Asam yang keluar dari tumbuhan kerak dapat menghancurkan permukaan

batu menjadi lapisan tanah baru. Sehingga menyebabkan batuan keropos dan semakin

lama hal tersebut akan membuat batu semakin tipis.

Agar kerak tidak terlalu merusak batuan, maka dilakukan proses pembersihan

rutin setiap hari. Selain itu,sering juga dilakukan dengan cara menyemprorkan bahan

kimia pada kerak.

2. Saran

Pemeliharaan batuan candi sangat penting untuk dilakukan, oleh karena itu

observasi terhadap tumbuhan lumut pada batuan candi penting dilakukan sebagai

pembelajaran untuk siswa maupun guru. Jangan sampai kita merusak batuan

candi dengan cara tidak peduli terhadap lumut yang tumbuh pada batuan candi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:

https://ilmugeografi.com/geologi/pelapukan-biologi

https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut

https://id.wikipedia.org/wiki/Pelapukan_Biologi

https://ilmugeografi.com/geologi/pelapukan-biologi

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-studi-pustaka/

narasumber : Bapak Bambang

12
DAFTAR GAMBAR

Gambar ini adalah hasil dari penelitian penulis di Candi Pambanan.

15

Anda mungkin juga menyukai