Anda di halaman 1dari 12

SYARAT – SYARAT KESUKSESAN BELAJAR

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembelajaran

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : XII
NAMA : 1. SALWAH CANIAGO (1912024)
2. SELVI SELLYANI (1912025)
SEMESTER : I MPI
DOSEN PEMBIMBING : RENI SEPTRISIA, M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
STAIN MANDAILING NATAL
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat merampungkan makalah bertajuk
“Keberhasilan Belajar Mengajar” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Strategi
Pembelajaran Geografi”.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan dari makalah ini, untuk membantu para
mahasiswa, khususnya yang sedang belajar, guna memahami definisi keberhasilan sebuah
pembelajaran dalam berbagai indikator, penilaian, tingkat, dan program perbaikan sebuah
strategi, serta mengetahui berbagai macam faktor yang memepengaruhi keberhasilan belajar
mengajar..
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan dalam segala hal,
termasuk makalah ini. Atas dasar tersebut penulis sangat menerima kritik dan saran
membangun untuk perbaikan makalah ini kedepannya bila diperlukan.
Ucapan terimakasih secara khusus penulis haturkan kepada tim penulis, yang telah
bekerja sama dalam proses pembuatan makalah ini, dan teman-teman lainnya yang juga
memberikan informasi lebih lanjut mengenai keberhasilan belajar mengajar.

Panyabungan, 16 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Penagertian Keseuksesan ............................................................................ 2
B. Pengertian Keberhasilan Belajar ................................................................. 3
C. PTSDL ........................................................................................................ 3
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 8
A. Kesimpulan ................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kunci pembangunan masa mendatang adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan
diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya sehingga mampu
berpartisipasi dalam gerak maju sebuah pembangunan. Proses belajar mengajar
merupakan inti dari sebuah proses pendidikan yang komperhensifditunjang dengan guru
sebagai pemegang peran utama. Karena proses belajar pengajar mengandung serangkaian
interaksi antara guru dengan siswa yang didasarkan pada hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau
hubungan timbal balik atara guru dan siswa tersebut merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik.
Dalam hal belajar mengajar tentu dibutuhkan sebuah strategi yang baik untuk
mencapai tujuan akhir dari sebuah pembelajaran. Keberhasilan sebuah strategi akan
mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Pembelajaran itu sendiri adalah kegiatan
yang bertujuan untuk membelajarkan siswa. Definisi lain menjelaskan pembelajaran
adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Dalam hal
ini pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila telah mencapai indikator-indikator
tingkat keberhasilan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, ada beberapa point utama yang
akan menjadi pembahasan, diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Kesuksesan Belajar ?
2. Apa yang dimaksud dengan PTSDL ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
pembahasan makalah:
1. Mengetahui definisi Kesuksesan Belajar.
2. Mengetahui PTSDL.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keberhasilan
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan
ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat (Winston Chuchill). Keberhasilan
secara etimologi yaitu berasal kata dari hasil yang artinya sesuatu yang diadakan (dibuat,
dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.Keberhasilan juga berarti memperoleh
penghargaan, kepemimpinan. Keberhasilan bisa dikatakan bahwa akan dilihat lebih
tinggi oleh orang lain dalam usaha dan kehidupan sosial seseorang. Keberhasilan juga
berarti kebebasan, kebebasan dari rasa takut, rasa cemas, rasa frustasi dan kegagalan.
Keberhasilan itu bisa diartikan sebagai penghargaan diri.
Belajar secara etimologi adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar
berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk yang diberikan kepada sesorang supaya
diketahui atau diturut.Chaplin (1972) dalam DictionaryofPsychology membatasi belajar
dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi : “….acquisition of any
relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” (Belajar
adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result of
special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya
latihan khusus).
Dari pengertian keberhasilan dan belajar dapat diketahui bahwa keberhasilan belajar
adalah tercapainya keadaan proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Keberhasilan belajar dapat diketahui dengan evaluasi karena evaluasi artinya
penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut Tardif
dkk., (1989), berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai
seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan
assessment ada pula kata lain yang searti dan relative lebih dikenal dalam dunia
pendidikan kita yakni tes, ujian, dan ulangan.

2
3

B. Kesuksesan Belajar
Hasil belajar (daya serap) siswa disekolah yang ideal apabila mereka mampu
menguasai sepenuhnya (90-100%) materi pelajaran dengan berbagai tuntutan yang
meliputi unsur-unsur/ ranah kognitif, afektif dan psikomotornya.
Prayitno (1997) mengemukakan bahwa, selemah-lemahnya PBM di dalam kelas,
apabila siswa melakukan kegiatan belajar sendiri dengan sehebat-hebatnya, hasil yang
lebih tinggi akan lebih mungkin dicapai.

C. PTSDL
1. Persyarat Penguasaan Materi Belajar (P)
Prasyarat penguasaan materi pelajaran adalah komponen utama dari PTSDL.
Rendahnya penguasaan materi pelajaran siswa bukan disebabkan karena kemampuan
dasar atau kecerdasan siswa, mungkin disebabkan oleh penguasaan materi yang
menjadi prasyarat untuk menguasai materi selanjutnya.
Menurut Dimiyati & Mudjiono 1999:32) jika bahan pelajaran tergolong sukar,
maka guru perlu membuat mudah dengan menunjuk bahan prasyarat. Sama dengan
Dikdasmen (2004:37) untuk siswa yang mencapai taraf penguasaan materi kurang
atau sama dengan 60% harus diberikan pengajaran remedial agar memiliki
penguasaan materi pelajaran sampai pencapaian 75%, sekaligus dengan melakukan
pembinaan agar mencapai kompetensi minimal yang diharapkan.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pencapaian target minimal penguasaan
materi pelajaran merupakan modal utama peningkatan mutu kegiatan belajar siswa.

2. Keterampilan Belajar (T)


Keterampilan belajar yang diharapkan mengacu kepada bagaimana siswa belajar
dan bukan lagi pada apa yang dipelajari.
Dikdasmen (2004:9) menyatakan bahwa pengembangan keterampilan-
keterampilan memproses perolehan peserta didik akan mampu menemukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkembangkan sikap dan
nilai yang dituju.
Sejumlah keterampilan belajar yang secara praktis dikuasi oleh siswa untuk
mencapai hasil belajar dan daya serap yang tinggi, antara lain menurut Ron Fry, yaitu:
a. Mengatur pelajaran
b. Membaca dan mengingat
4

c. Mengatur waktu belajar


d. Mengikuti pelajaran kelas
e. Menggunakan kepustakaan dan sumber-sumber belajar
f. Menulis karya tulis dengan dengan baik dan mempersiapkan diri untuk ujian.
Prayitno (2002) bahwa keterampilan belajar yang harus dikuasai siswa meliputi:
a) Perencanaan masa studi
b) Kemampuan menjalani proses pembelajaran
c) Peningkatan kemampuan membaca
d) Kemampuan mengingat, konsentrasi, dan ketahahanan dalam belajar
e) Penyelesaian tugas dan penulisan karya ilmiah
f) Belajar dari dan bersama orang lain, dan
g) Keterampilan mengikuti ujian.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan keterampilan
belajar oleh siswa akan mampu meningkatkan mutu kegiatan belajarnya sesuai dengan
target kompetensi belajar yang diharapkan.

3. Sarana Belajar (S)


Ketersediaan sarana belajar merupakan salah satu aspek yang penting dalam
menunjang kesuksesan siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang
sedang menjali kegiatan belajar seharusnya dilengkapi dengan sarana yang cukup
memadai sehingga mereka mampu memanfaatkannya untuk kelancaran kegiatan
belajar dengan hasil belajar yang tinggi.
Puskurbalitbangdik (2002:17) menyatakan bahwa sarana belajar berfungsi
memudahkan terjadinya proses pembelajaran karena dengan sarana belajar mudah
menarik perhatian siswa, mencegah verbalisme, merangsang tumbuhnya pengertian,
dan berguna multifungsi.
Dimyati dan Mudjiono (1999:249) menyatakan agar terselenggara proses
pembelajaran yang berhasil baik diperlukan sarana pembelajaran berupa buku
pelajaran, buku bacaan, alat dan fsilitas laboratorium, serta berbagai media
pembelajaran.
Herman, dkk (2004:135) mengemukakan sarana belajar berupa materi dan
perlengkapan serta peralatan yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar
baik di kelas, sekolah, laboratorium/workshop, maupun di rumah.
5

Depdiknas (2004:10) menyatakan bahwa sarana pembelajaran harus dikelola


dengan sistem manajemen yang meliputi tata ruang belajar, kapasitas ruang, jadual
pemakaian ruang, tata letak ruang kelas, kebersihan dan keindahan kelas agar proses
pembelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa penyediaan sarana belajar dapat
memudahkan siswa mentransfer materi pembelajaran menuju penguasaan materi
belajar oleh siswa.

4. Diri Pribadi (D)


Kondisi diri pribadi siswa perlu menjadi perhatian guru untuk dikembangkan ke
arah yang lebih positif. Selain itu kondisi siswa juga harus dipertimbangkan dalam
merancang materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran , serta pemilihan
pendekatan belajar agar tidak menimbulkan hambatan belajar, melainkan dapat
mengembangkan potensi diri siswa. Hasil yang diharapkan terbentuk pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Menurut Herman, dkk. (2004:138) Kondisi diri pribadi siswa baik berkenaan
dengan kondisi psikis maupun kondisi fisik yang bebas dari gangguan dan hambatan
diharapkan mampu meraih prestasi belajar yang baik
Dimyati dan Mudjiono (1999:238) menyatakan bahwa siswalah yang menentukan
terjadi atau tidak terjadinya belajar, dalam belajar siswa menghadapi masalah-
masalah. Jika ia tidak mengatasi masalahnya maka tidak terlaksana belajar yang baik.
Puskurbalitbangdik (2002:17) mengemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan
aktif siswa membangun makna atau pemahaman. Karena itu guru perlu memberikan
dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan,
tanggung jawab belajar, mendorong prakarsa, dan motivasi untuk belajar.
Prayitno dan Erman Amti (1999:29) menyatakan bahwa guru dengan sekuat
tenaga perlu menciptakan suasana pembelajaran dan suasana kelas yang
menyejukkan, bersemangat, luwes dan subur. Agar potensi diri siswa dapat
berkembang lebih optimal.
Proses pembelajaran menurut Puskurbalitbangdik (2002) dibuat bermakna terkait
dengan bakat, minat, pengetahuan, cita-cita dan tata nilai siswa. Senada dengan
Sumadi Suryabrata (1991:7-8) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru
senantiasa mengembangkan potensi peserta didik berupa potensi bakat, minat serta
6

intelektualyang berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya dan
kepribadian mereka yang unik.
Kesimpulan, bahwa kondisi diri siswa harus dipertimbangkan dalam merancang
materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran, serta pemilihan pendekatan
belajar agar tidak menimbulkan hambatan belajar, melainkan dapat mengembangkan
potensi diri siswa. Hasil yang diharapkan terbentuk pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan.

5. Lingkungan Sosial-Emosional (L)


Betapun baiknya penguasaan materi persyaratan, keterampilan belajar serta
dukungan sarana belajar dan keadaan diri pribadi siswa apabila tidak didukung secara
positif oleh lingkungan sosial emosional yang berada disekitarnya maka kesuksesan
belajar yang tinggi sulit dicapai oleh siswa yang bersangkutan.
Siswa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya, bagaimanapun lingkungan dapat
mempengaruhi atau mengganggu kegiatan belajar siswa. Sumadi Suryabrata
(1991:133) menyatakan lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar dapat berupa
lingkungan alam, panas, dingin atau sejuk dan lingkungan sosial, tenang, ramai, sibuk
atau bising.
Utami Munandar (1985:24) menyatakan bahwa faktor lingkungan berupa situasi
rumah yang tidak kondusif, sikap penolakan, sikap acuh tak acuh, kelas yang terlalu
penuh akan menghambat perkembangan intelektual, kreatifitas dan perkembangan
optimal dari bakat siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:253). Suasana psikologis dalam
lingkungan sosial kelas dapat menghambat proses pembelajaran dan dapat
berpengaruh pada semangat belajar kelas.
Sedangkan Tengku Zahara Djaafar (2001:29) mengatakan bahwa lingkungan
adalah segala sesuatu yang sifatnya eksternal terhadap diri individu, karena
lingkungan merupakan sumber informasi yang diperoleh melalui panca indera yang
kemudian diterima oleh otak.
Puskurlitbangdik (2002:17) menyatakan bahwa lingkungan sebagai sumber
belajar dapat dibedakan menjadi:
a) Lingkungan alam seperti binatang, pergunungan, gunung api, hutan, pantai laut
dalam, sungai dan lain-lain,
b) Lingkungan sosial seperti keluarga, rukun tetangga, desa, kota , dan pasar,
7

c) Lingkungan budaya seperti candi dan adat istiadat.


Hal yang lebih lengkap dikemukakan oleh Prayitno (1998:12) bahwa manusia
memiliki: Panca Daya yang terdiri dari daya taqwa, daya cipta, daya rasa, daya karsa,
dan daya karya yang merupakan sumber tingkah laku seorang individu.
Pengembangan panca daya berlangsung melalui dan dipengaruhi oleh lingkungan
berupa gizi, pendidikan, sikap dan perlakuan, budaya, dan kondisi insidental.
Dari paparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru diharapkan dapat
menciptakan lingkungan sosial yang di dalamnya mewujud suasana keakraban,
penerimaan, gembira, rukun dan damai serta memanfaatkan lingkungan sosial sebagai
sumber belajar; bukan sebaliknya berupa suasana perselisihan, bersaing tidak sehat,
salah menyalahkan, dan cerai berai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil belajar (daya serap) siswa disekolah yang ideal apabila mereka mampu
menguasai sepenuhnya (90-100%) materi pelajaran dengan berbagai tuntutan yang
meliputi unsur-unsur/ ranah kognitif, afektif dan psikomotornya.
Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru, anak didik dan
suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah. Keberhasilan belajar mengajar dapat
diukur dalam nilai yang berbentuk nilai rapor anak didik dan mutu sekolah itu
sendiri.Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian keberhasilan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan instuksional khusus yang Sudah direncanakan/dibuat sebelumnya oleh
guru.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang
dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai.
Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa
tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut: Istimewa/
maksimal, Baik sekali/ optimal, Baik/minimal, dan Kurang.
PTSDL
1) Persyarat Penguasaan Materi Belajar (P)
2) Keterampilan Belajar (T)
3) Sarana Belajar (S)
4) Diri Pribadi (D)
5) Lingkungan Sosial-Emosional (L)

B. Saran
Bagi rekan-rekan mahasiswa bahwa hasil tugas makalah ini sangat bermanfaat
dalam memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan Syarat-syarat kesuksesan
belajar. Oleh karena itu kami penulis menyarankan agar dapat melakukan kajian atau
melakukan tugas dari berbagai sudut atau faktor.

8
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta,
Jakarta, Cet.IV. 2010
http://makalah-keberhasilan-belajar-mengajar.blogspot.com/2015/06/makalah-keberhasilan-
belajar-mengajar.html (Diakses pada tanggal 16 maret 2019, pukul 21.03 WIB)
http://vancebatosai.blogspot.com/2008/12/syarat-syarat-kesuksesan-belajar.html
http://www.gasud.com/2012/05/syarat-syarat-sukses-belajar.html
http://www.keyshe.com/komunitas/showthread.php?tid=314
http://ezyzurriyati.blogspot.com/2014/03/syarat-syarat-kesuksesan-belajar.html(Diakses pada
tanggal 16 maret 2019, pukul 21.03 WIB)

Anda mungkin juga menyukai