Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

MAKANAN AWETAN BERBAHAN DASAR HEWANI

“AMPLANG IKAN TENGGIRI”

Disusun oleh

ANDI MUH. DAFFA


NISN: 0043375860

PRAKARYA
KELAS X MIPA 2
SMA NEGERI 5 PAREPARE
2019
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN
MAKANAN AWETAN BERBAHAN DASAR HEWANI

“AMPLANG IKAN TENGGIRI”

Disusun oleh
ANDI MUH. DAFFA
NISN: 0043375860

Telah disetujui oleh:

Guru Pembimbing,

Irmayanti, S.Pd.
Guru Prakarya

Penyusun,

Andi Muh. Daffa Yuslim

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru-guru yang telah membimbing dengan

memberikan ide-idenya sehingga proposal kewirausahaan ini bisa disusun dengan baik dan

rapi.

Kami berharap semoga proposal kewirausahaan ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa proposal kewirausahaan ini masih

jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat

membangun demi terciptanya proposal kewirausahaan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Dan yang terakhir saya ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru

prakarya saya, ibu Irmayanti, S.Pd. yang telah menyalurkan ilmunya sehingga saya dapat

menyelesaikan proposal ini tepat waktu.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii
BAB I
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud..................................................................................................4
2. Tujuan...................................................................................................4
3. Manfaat.................................................................................................5

BAB II
A. Prospek Usaha dan Kapasitas Produksi
1. Prospek Usaha.......................................................................................6
2. Kapasitasi Produksi...............................................................................6
B. Proses Produksi
1. Rancangan Produksi..............................................................................7
2. Peralatan................................................................................................7
3. Bahan....................................................................................................7
4. Cara Pembuatan....................................................................................8
5. Pengemasan...........................................................................................9
C. Pemasaran Hasil Produksi
1. Pangsa Pasar..........................................................................................10
2. Promosi dan Sistem Pemasaran............................................................10
3. Penentuan Harga Jual dan Rencana Keuntungan..................................11
4. BEP.......................................................................................................11

BAB III
A. Kesimpulan...............................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12

LAMPIRAN...................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan

sumber daya untuk mencari peluang sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai

tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang.

Seorang Entrepreneur memang sedikit berbeda dibanding dengan orang biasa.

William Bygrave membuat daftar 10 D sebagai ciri kewirausahaan, yaitu:

1. Dream (Mimpi)

Wirausahawan memiliki visi atas masa depan seperti apa yang mereka dan

usaha mereka ingin hadapi. Dan, lebih penting lagi, mereka memiliki kemampuan

mengimplementasikan mimpi mereka (Ratni, 2012).

2. Decisiveness (Ketegasan)

Mereka tidak pernah menangguh-nangguhkan waktu. Mereka membuat

keputusan dengan cepat. Kecepatan mereka merupakan faktor kunci kesuksesan

mereka (Ratni, 2012).

3. Doers (Pelaku)

Sekali mereka menentukan suatu jenis tindakan, mereka melaksanakannya

secepat mungkin (Ratni, 2012).

4. Determination (Determinasi)

Mereka mengimplementasikan usaha mereka dengan komitemen total. Mereka

jarang menyerah, bahkan pada saat menjumpai kesulitan yang tampaknya tidak

mungkin diatasi (Ratni, 2012).

5. Dedication (Dedikasi)

Mereka berdedikasi total terhadap bisnisnya, kadangkala mengorbankan

hubungan mereka dengan kawan atau keluarganya. Mereka bekerja tak kenal lelah.

Dua belas jam sehari dan tujuh hari seminggu bukan merupakan hal yang tidak biasa

1
bagi seorang wirausahawan yang memperjuangkan tinggal landas bagi usahanya

(Ratni, 2012).

6. Devotion (Pengabdian)

Wirausahawan mencintai apa yang dikerjakannya. Rasa cinta inilah yang

menahan mereka ketika usaha mereka mendapat kesulitan. Dan rasa cinta akan

produk atau jasa merekalah yang menyebabkan mereka sangat efektif dalam

menjualnya.

7. Details (Cermat)

Wirausahawan harus menguasai rincian yang bersifat kritis (Ratni, 2012).

8. Destiny (Nasib)

Mereka ingin bertanggung jawab atas nasib mereka sendiri daripada

bergantung kepada seorang atasan (Ratni, 2012).

9. Dollars (Uang)

Menjadi kaya bukanlah motivator utama bagi seorang wirausahawan. Uang

lebih berarti sebagai ukuran kesuksesannya. Mereka menganggap jika mereka

sukses, mereka akan diberi penghargaan (Ratni, 2012).

10. Distribute (Distribusi tugas)

Wirausahawan mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada karyawan

kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan bisnisnya (Ratni, 2012).

Di Indonesia sendiri belum begitu banyak masyarakatnya yang berwirausaha,

sebagian besar menjadi karyawan atau buruh di negeri sendiri. Mindset kesuksesan hanya

didapatkan jika bekerja di kantoran dan perusahaan yang besar mengakibatkan

meningkatnya angka pengangguran, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan di

masyarakat untuk memanfaatkan peluang bisnis dan kurangnya pemikiran yang luas

untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Saat ini semakin banyak makanan dan cemilan yang berbahan dasar ikan. Atas dasar

tersebut saya melihat adanya peluang usaha untuk memulai bisnis makanan awetan ikan

2
ini dengan diolah menjadi cemilan. Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan

permintaan kebutuhan industri dan pakan turut mendorong perkembangannya. Investasi

industri pengolahan ikan memiliki prospek yang cukup baik karena banyak sekali pohon

industri yang bisa dihasilkan dari ikan. Besarnya minat masyarakat akan ikan,

menjadikan potensi bisnis olahan ikan cukup menjanjikan. Karena itu saya memilih untuk

mengembangkan “amplang ikan tenggiri”, sebagai makanan awetan. Dan juga telah

diterima oleh guru pembimbing sebagaimana yang tertera di lampiran 1.

Amplang merupakan kerupuk atau cemilan khas kalimantan yang terbuat dari ikan

tenggiri, ikan gabus atau ikan belida (ikan pipih) bercita rasa gurih dan renyah dengan

berbagai macam nama seperti kerupuk kuku macan di Balikpapan dan Samarinda. Usaha

produksi kerupuk amplang telah ada sejak tahun 1970an. Usaha produksi kerupuk

amplang merupakan salah satu dari berbagai jenis IKM yang bergerak dibidang

pengolahan pangan dalam bentuk usaha industri kecil rumahan. Karena jenis kegiatan

ekonomi dipusatkan di rumah dan termasuk dalam usaha kecil sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan. Industri pangan mempunyai

peranan yang unik, karena hubungan yang langsung dan erat antara pangan, status gizi,

kesehatan individu dan produktivitas individu (konsumen) yang mengkonsumsi produk

yang dihasilkannya (Hariyadi, 2012). Usaha industri kecil kerupuk amplang ini kemudian

diwarisi secara turun-temurun oleh keluarga dan mampu bertahan dari gempuran krisis

ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997.

Dengan meningkatnya produktivitas hasil pangan dari industri kecil kerupuk amplang

merupakan salah satu wujud dari ketahanan pangan masyarakat. Ketahanan pangan

menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan adalah kondisi

terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari

tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,

merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan (Bulog,

3
2012). Ketahanan pangan selain merupakan prioritas dalam pembangunan nasional juga

merupakan sasaran SDGs (Sustainable Development Goals)

Proses pembuatan kerupuk ini relatif sederhana, tetapi sentuhan yang berbeda dari

setiap pembuatnya menciptakan kekhasan tersendiri dari setiap produsen. Seiring waktu,

setiap produsen memiliki cara tersendiri dalam berinovasi dengan produk amplang

buatannya. Di antaranya ada yang menambahkan rasa artifisial seperti barbecue, ayam

bawang, lada hitam, serta rasa-rasa lainnya.

Bagian Ikan Tenggiri yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %. Sebuah

riset menunjukkan pada 100 gram daging ikan tenggiri terkandung protein 21,5 g, energi

109 kkal, asam lemak 2,6 g, dan mineral 2,9 g. Ikan tenggiri memiliki protein lebih tinggi

dibanding dengan kacang-kacangan dan kandungan asam aminonya yang mudah dicerna

oleh tubuh. Ikan Tenggiri merupakan jenis ikan yang mempunyai kandungan asam lemak

yang baik untuk kesehatan tubuh.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Dari kegiatan ini kami bermaksud menerapkan dan merealisasikan ilmu yang

kami miliki yaitu kemampuan di bidang kuliner, adapun terjun di dunia usaha sebagai

bentuk mencari pengalaman dan menambah wawasan keilmuan agar kelak dapat lebih

baik lagi jika berwirausaha.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya produk makanan awetan dari ikan berupa

keripik cemilan amplang adalah:

1. Mendapat keuntungan

2. Membantu mempertahankan makanan tradisional agar tidak hilang.

4
3. Mengasah softskill berwirausaha

4. Mengembangkan produk dengan menambah inovasi produk dan kreativitas

5. menambah pengalaman untuk memulai belajar berwirausaha.

3. Manfaat

Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat,yang dapat di lihat dari segi :

a. Ekonomis

- Membuka peluang usaha

- Memperoleh penghasilan

- Meningkatkan daya saing hasil olahan ikan tenggiri.

b. Sosial

- Memupuk jiwa kewirausahaan pada diri siswa

- Menciptakan kerjasama dengan masyarakat sekitar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Prospek Usaha dan Kapasitas Produksi

1. Prospek Usaha

Usaha penjualan produk makanan awetan berbahan dasar hewani yang akan

saya laksanakan ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan, karena produk saya

sangat bervariasi dalam segi rasa, pengemasan, bentuk olahan, dan pemasaran yang

tepat. Produk saya rencananya akan dipasarkan kepada masyarakat parepare pada

umumnya, serta ke sesama siswa.

2. Kapasitas Produksi

a. Biaya variabel

No
Nama Bahan Harga/satuan Jumlah Total
.
Rp
1 Ikan tenggiri Rp. 76.000/kg 500 gr 38.000,00
Rp
2 Tepung kanji Rp. 10.000/kg 500 gr 10.000,00
Rp
3 Bawang putih Rp. 18.000/kg 18 siung 9.000,00
Rp
4 Plastik kemasan ±Rp. 900/pcs 10 pcs 9.000,00
Rp
5 lain-lain - - 4.000,00
Rp
Jumlah 70.000,00

Modal : Rp. 70.000

a) Amplang Ikan Tenggiri

Jumlah produksi : ± 750 gr = 5 bungkus

250 gr/bungkus

Harga : ± Rp. 25.000/150 gr

Keuntungan : ± Rp. 55.000

6
2. Proses Produksi

1. Rancangan Produksi

Proses pembuatan kerupuk ini relatif sederhana, tetapi sentuhan yang berbeda

dari setiap pembuatnya menciptakan kekhasan tersendiri dari setiap produsen.

Langkah pertama, ikan yang telah dibersihkan dari sisik dan duri digiling hingga

halus. Daging yang telah halus diberi garam, bumbu-bumbu, serta air hingga rata.

Lalu, dimasukkan tepung sagu dan diuleni hingga kalis.

Tahap selanjutnya adalah pemotongan dan penggorengan amplang. Adonan

yang masih berbentuk gumpalan besar tadi diiris tipis, lalu dipotong memanjang atau

berbentuk dadu dengan ketebalan sekitar 0,5-1 centimeter. Potongan-potongan ini

digoreng dengan minyak panas hingga mengembang dan berwarna kuning

kecokelatan. Setelah ditiriskan, amplang dapat disimpan dalam wadah tertutup agar

tetap renyah dan tahan lama.

2. Peralatan

a. Mesin blender

b. Pisau

c. Kompor

d. Wadah

e. Wajan

f. Spatula

3. Bahan

a. Bahan Baku :

1) 250 gr daging ikan tenggiri

2) 500 gr tepung kanji

7
3) 15 siung bawang putih

4) 2 sdt soda kue

5) 2 sdt garam

6) 2 sdt gula pasir

7) 100 ml air es

8) 2 butir putih telur

9) 1 butir kuning telur

10) ½ sdt lada bubuk

11) Secukupnya minyak goreng

b. Bahan Penolong

1) Kaldu ayam bubuk

2) Penyedap rasa artifisial

4. Cara Pembuatan

a. Bersihkan ikan tenggiri lalu ambil dagingnya saja buang seratnya giling atau

blender ikan hingga halus. Haluskan juga bawang putih.

b. Haluskan bawang putih terlebih dahulu lalu Campurkan bersama daging ikan,1

sdt gula pasir,garam,lada,kaldu ayam bubuk,soda kue dan kuning telur tambahkan

sedikit air es blender/giling halus. Matikan blender lalu aduk adonan kemudian

blender lagi lakukan berulang hingga adonan halus dan tercampur merata.

c. campur putih telur bersama 1 sdt gula pasir hingga kaku lalu masukkan kedalam

adonan ikan giling aduk adonan hingga tercampur merata.

d. Tambahkan tepung kanji sedikit demi sedikit sambil terus diuleni dan mudah

dibentuk koreksi rasa sesuai selera. Jika adonan dirasa masih lembek bisa

ditambahkan lagi jika kekerasan bisa ditambahkan sedikit air es.

e. Siapkan minyak goreng dalam wajan masukkan adonan amplang yang sudah

dibentuk bulat memanjang (sesuai selera). Kumpulkan secukupnya jangan terlalu

penuh karna kurang bagus saat digoreng, panaskan minyak goreng dengan api

besar hingga semua adonan mengapung lalu kecilkan api dan aduk terus tanpa

8
henti hingga adonan matang dan renyah ±30 menit. Tujuan pengadukan supaya

amplang matang merata dan tidak gosong.

f. Untuk mengetahui apakah amplang sudah matang, ambil amplang dan belah

dengan gunting. Jika tengahnya masih alot berarti masih belum matang. Bisa juga

dengan mendengarkan bunyi minyak bila minyak sudah sangat senyap tanpa

bunyi kemungkinan amplang sudah matang. Setelah amplang matang tiriskan dan

amplang siap dinikmati.

5. Pengemasan

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan

mendorong penjualan. Kemasan ialah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli

dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya

dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian

barang.

Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan

menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang

memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

Menurut Louw dan Kimber “2007” kemasan dan pelabelan kemasan

mempunyai beberapa tujuan yaitu:

a) Physical Production yakni melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan,

tekanan dan sebagainya.

b) Barrier Protection yakni melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu dan

sebagainya.

c) Containment or Agglomeration yakni benda-benda kecil biasanya dikelompokkan

bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

9
d) Information transmission yakni informasi tentang cara menggunakan transportasi,

daur ulang atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau

label.

e) Reducing Theft yakni kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak

secara fisik “menunjukkan tanda-tanda pembukaan” sangat membantu dalam

pencegahan pencurian paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai

perangkat anti-pencurian.

f) Conveniece yakni fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,

penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan

digunakan kembali.

g) Marketing yakni kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk

mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan atau lebel suatu produk

mencakup warna, bentuk, merk, ilustrasi, teks, tata letak(Wirya, 1999:28-30).

Dalam usaha produk saya kali ini, saya akan menggunakan kemasan yang

berbahan plastik. Kemasan ini dapat berbentuk film, kantung, wadah dan bentuk

lainnya seperti botol kaleng, stoples dan kotak. Penggunaan plastik sebagai kemasan

semakin luas karena ongkos produksinya relatif murah, mudah dibentuk dan

dimodifikasi.

C. Pemasaran Hasil Produksi

1. Pangsa Pasar

Karena produk saya merupakan cemilan, amplang ikan tenggiri ditargetkan

akan dijual ke segala usia baik anak-anak, remaja, dan orang tua. Produk saya

rencananya akan dipasarkan kepada masyarakat parepare pada umumnya, serta ke

sesama siswa.

10
2. Promosi dan Sistem Pemasaran

Promosi dilakukan dari mulut ke mulut, pemanfaatan sosial media seperti

facebook, twitter, instagram, pembuatan website, penyebaran brosur produk event

pameran dan memanfaatkan bantuan para reseller sehingga para pelanggan dengan

mudah mencari atau menemukan amplang ikan tenggiri. Dengan gambar-gambar

yang menarik maka para pelanggan akan menyukai dan penasaran terhadap amplang

ikan tenggiri.

3. Penentuan Harga Jual dan Rencana Keuntungan

Harga jual : Rp. 25.000 × 5 = Rp. 125.000

Harga pokok : Rp. 14.000 × 5 = Rp. 70.000

Keuntungan : Rp. 55.000

4. BEP

biaya produksi 70.000


Harga pokok = = = Rp. 14.000
Jumlah produk 5

biaya produksi 70.000


BEP = = = Rp. 5.000
harga pokok 14.000

Harga jual : Rp. 25.000 × 5 = Rp. 125.000


Harga pokok : Rp. 14.000 × 5 = Rp. 70.000
Keuntungan : Rp. 55.000

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha produk awetan makanan ini termasuk usaha rumahan yang cukup menjajikan

dengan omset yang tinggi, namun para wirausaha harus tetap memperhatikan kualitas

agar tidak mengecewakan konsumen . Agar tidak menimbulkan kegagalan usaha di

tengah jalan seorang wirausaha harus memiliki planning yang maksimal agar usaha

berkembang dengan cepat. Dan perusahaan kami akan selalu mendengar setiap kritikan

dari konsumen dan selalu berinovasi dalam produksinya.

B. Saran

1. Dalam mendirikan usaha sebaiknya dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang

dan tepat sehingga usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan baik.

2. Dalam berwirausaha diperlukan keyakinan, percaya diri, dan keuletan.

3. Seorang wirausaha haruslah selalu kreatif dan inofatif serta selalu mengikuti trend dan

selera konsumen agar pelanggan tidak mudah bosan.

4. Semangat wirausaha harus selalu tertanam dalam diri kita.

5. Jangan mudah menyerah menghadapi berbagai hambatan dan masalah.

12
LAMPIRAN

Lampiran 1

13

Anda mungkin juga menyukai