N
Bagian yang Dinilai Skor Nilai
O
1 Ada Makalah 60
Kesesuaian dengan
2 0 – 10
LO
3 Tata Cara Penulisan 0 – 10
4 Pembahasan Materi 0 – 10
5 Cover dan Penjilidan 0 – 10
TOT AL
NB : LO =
LearningObjective Medan,
Dinilai Oleh :
Tutor
(___________________________
___)
Puji dan syukur kita ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dari pelaksanaan
SGD (Small Group Discussion) kami. Makalah ini disusun berdasarkan
pengalaman dan pengamatan kami selama melakukan kegiatan berdasarkan
paradigma pembelajaran yang baru. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
kami dalam bidang studi kedokteran yang menggunakan metode PBL (Problem
Based Learning). Laporan ini diharapkan dapat sebagai bahan acuan untuk
mencapai penggunaan metode baru tersebut secara berkelanjutan. Kami berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh semua kalangan
untuk mempermudah dalam penyampaian informasi metode pembelajaran ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dr. Siti Kemala Sari, M.
Biomed.selaku Dosen tutorial SGD 11 Fakultas Kedokteran UISU yang telah
membimbing kami selama proses pembelajaran dan SGD pada modul 11 Saluran
Kemih. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kami menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari para
pembaca untuk memperbaiki kekurangan dari makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat pada kita semua.
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
SKENARIO 5..........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Kriptorkidismus.........................................................................................3
2.2 Etiologi Kriptorkidismus...........................................................................4
2.4 Gambaran Klinis........................................................................................5
2.5 Tatalaksana................................................................................................6
2.5.1 Terapi non Bedah..............................................................................6
2.5.2 Terapi Bedah......................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
Seorang siswi SMP kelas I berusia 12 tahun, pergi berobat ke Puskesmas dengan
keluhan sakit perut di bagian bawah dan keluar sedikit darah dari kemaluan.
Keluhan seperti ini belum pernah dirasakan oleh OS sebelumnya. Dari hasil
anamnesa pasien tersebut merasa nyeri yang tidak terhingga keringat dingin, nyeri
di payudara, sakit kepala, cemas, rasa ingin meninggal, tidak bisa tidur, serba
salah, mudah tersinggung dan emosional. Dokter menjelaskan bahwa ini
merupakan kejadian biasa yang dialami anak pada masa pubertas. Keluhan
dismenorrhae saat menarche dapat diakibatkan oleh perubahan hormonal.
Kemudian dokter memberikan penatalaksanaan untuk mengatasi keluhan siswi
tersebut.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Kriptorkidismus
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahunsatu
atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum, tetapi berada di salah
satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal. Kriptorkismus berasal dari
kata cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi dan orchis (latin) yang berarti
testis. Nama lain dari kriptorkismus adalah undescended testis, tetapi harus
dijelaskan lanjut apakah yang di maksud kriptorkismus murni, testis ektopik, atau
pseudokriptorkismus.
Kriptorkismus murni adalah suatu keadaan dimana setelah usia satu tahun,
satu atau dua testis tidak berada didalam kantong skrotum, tetapi berada di salah
satu tempat sepanjang jalur penurunan testis yang normal. Sedang bila diluar jalur
normal disebut testis ektopik, dan yang terletak di jalur normal tetapi tidak
didalam skrotum dan dapat didorong masuk ke skrotum serta naik lagi bila
dilepaskan disebut pseudokritorkismus atau testis retraktil.
Pada masa janin, testis berada di rongga abdomen dan beberapa saat
sebelum bayi dilahirkan, testis mengalami desensus testikulorum atau turun ke
dalam kantung skrotum. Diduga ada beberapa faktor yang mempengaruhi
penurunan testis ke dalam skrotum, antara lain:
1) adanya tarikan dari gubernakulum testis dan refleks dari otot kremaster,
2) perbedaan pertumbuhan gubernakulum dengan pertumbuhan badan,
3) dorongan dari tekanan intraabdominal.
Oleh karena sesuatu hal, proses desensus testikulorum tidak berjalan
dengan baik sehingga testis tidak berada di dalam kantong skrotum
(maldesensus). Dalam hal ini mungkin testis tidak mampu mencapai skrotum
tetapi masih berada pada jalurnya yang normal, keadaan ini disebut kriptorkismus,
atau pada proses desensus, testis tersesat (keluar) dari jalurnya yang normal,
keadaan ini disebut sebagai testis ektopik.
2.5Tatalaksana
2.5.1 Terapi non Bedah
Berupa terapi hormonal. Terapi ini dipilih untuk UDT bilateral palpabel inguinal.
Tidak diberikan pada UDT unilateral letak tinggi atau intraabdomen. Efek terapi
berupa peningkatan rugositas skrotum, ukuran testis, vas deferens, memperbaiki
suplay darah, dan diduga meningkatkan ukuran dan panjang vasa funikulus
spermatikus, serta menimbulkan efek kontraksi otot polos gubernakulum untuk
membantu turunnya testis. Dianjurkan sebelum anak usia 2 tahun , sebaiknya
bulan 10 – 24. Di FKUI terapi setelah usia 9 bulan karena hampir tidak dapat lagi
terjadi penurunan spontan.
Indikasi pembedahan
a. Terapi hormonal gagal,
b. Terjadi hernia yang potensial menimbulkan komplikasi,
c. Dicurigai torsio testis,
d. Lokasi intra abdominal atau di atas kanalis inguinalis,
e. Testis ektopik
adapun tujuan lain operasi pada kriptorkismus adalah:
a. mempertahankan fertilitas,
b. mencegah timbulnya degenerasi maligna,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kriptorkismus adalah suatu keadaan di mana setelah usia satu tahun1,2 satu
atau kedua testis tidak berada di dalam kantong skrotum1-6, tetapi berada di salah
satu tempat sepanjang jalur desensus yang normal7-10. Testis maldesensus dapat
terjadi karena adanya kelainan pada gubernakulum testis, kelainan intrinsik testis,
atau defisiensi hormon gonadotropin yang memacu proses desensus testis. Pada
prinsipnya testis yang tidak berada di skrotum harus diturunkan ke tempatnya,
baik dengan cara medikamentosa maupun pembedahan. Dengan asumsi bahwa
jika dibiarkan, testis tidak dapat turun sendiri setelah usia 1 tahun sedangkan
setelah usia 2 tahun terjadi kerusakan testis yang cukup bermakna, maka saat yang
tepat untuk melakukan terapi adalah pada usia 1 tahun.
Pemberian hormonal pada kriptorkismus banyak memberikan hasil terutama
pada kelainan bilateral, sedangkan pada kelainan unilateral hasilnya masih belum
memuaskan. Obat yang sering dipergunakan adalah hormon hCG yang
disemprotkan intranasal.Tujuan operasi pada kriptorkismus adalah:
mempertahankan fertilitas, mencegah timbulnya degenerasi maligna, mencegah
kemungkinan terjadinya torsio testis, melakukan koreksi hernia, dan secara
psikologis mencegah terjadinya rasa rendah diri karena tidak mempunyai testis.
3.2 Saran
Saya sebagai penulis mohon saran dan kritikannya guna untuk menyempunakan
tugas makalah tentang testis maldesensus atau kriptorkismus, karena saya
menyadari bahwa tugas ini kurang dari kesempuranaan.
https://dokmud.wordpress.com/2010/10/21/kriptorkismus-dan-
penatalaksanaannya/
https://kadaverboy.wordpress.com/2010/05/16/kriptorkismus-dan-
penatalaksanaannya/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8A&ved=0CFQQF
jAJahUKEwjvxdquu6DIAhWNCY4KHW4fAvk&url=http%3A%2F
%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3Farticle%3D122507%26val
%3D5502&usg=AFQjCNHdF-
UkDrZncW1jVTxNNJ5MaIHVKg&bvm=bv.104226188,d.c2E
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCEQFjA
BahUKEwiq2PP51KDIAhVUB44KHZsoAWA&url=http%3A%2F
%2Fsaripediatri.idai.or.id%2Fpdfile%2F5-3-
4.pdf&usg=AFQjCNEeI9eehzG5xa8oW2Hu4qaG3rBT_A