Cpohb
Cpohb
TINJAUAN PUSTAKA
CPOHB merupakan salah satu rambu pengaman dan sebagai salah satu
bentuk sistem pengawasan kualitas secara dini sejak produksi. Sistem produksi
dirancang untuk menjamin obat hewan yang diproduksi dengan mutu dan jumlah
yang benar sesuai dengan SOP. CPOHB diterapkan untuk memperoleh jaminan
mutu obat hewan sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing obat hewan
produk dalam negeri. Mutu obat hewan tergantung dari bahan awal, cara produksi,
cara pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia serta terkendalinya
cara produksi dan pemantauannya.
1. Bahan Awal
Semua pemasukan, pengeluaran dan sisa bahan hendaklah dicatat.
Catatan tersebut hendaklah meliputi keterangan mengenai persediaan, nomor
batch atau lot, tanggal penerimaan atau pengeluaran, tanggal pemeriksaan dan
tanggal kadaluwarsa.
Setiap bahan awal, sebelum dinyatakan memenuhi syarat untuk
digunakan, hendaklah memenuhi spesifikasi bahan awal yang sudah
ditetapkan dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.
Singkatan, kode atau nama yang tidak resmi tidak boleh digunakan.
3. Pengaturan Ruangan
Mecegah risiko terjadinya campur-baur obat hewan atau komponen
yang berbeda, kemungkinan terjadinya percemaran silang oleh obat hewan
atau bahan-bahan lain serta risiko terlewatnya salah satu langkah dalam
proses produksi. Untuk mencapai tujuan ini sekat ruangan yang sesuai, tirai
udara dan cara lain dapat digunakan. Hendaklah diberi perhatian khusus bagi
pengolahan bahan yang sangat beracun atau bahan yang dapat menimbulkan
sensitisasi seperti hormon, bahan sitotoksik, antibiotika tertentu dan bibit
kuman dan virus. Perlu diadakan pemisahan kegiatan produksi obat hewan
bentuk biologik (vaksin, antigen ataupun antisera) dari kegiatan produksi
obat hewan lain. Persyaratan ini dapat dipenuhi dengan menyediakan gudang
terpisah untuk kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk biologik atau
dengan mengadakan isolasi yang efektif terhadap kegiatan yang menyangkut
bakteri atau virus dalam satu gedung. Untuk kedua alternatif ini hendaklah
disediakan sistem pengelolaan udara terpisah.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat hewan hendaklah
memiliki rancang bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai
serta ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap
produk obat hewan terjamin secara seragam dari batch ke batch, serta untuk
memudahkan pembersihan dan perawatannya.
5. Personalia
Jumlah Tenaga Ahli dan Karyawan di semua tingkatan hendaklah
cukup serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai
dengan tugasnya. Mereka hendaklah juga memiliki kesehatan mental dan
fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional
dan sebagaimana mestinya. Mereka hendaklah mempunyai sikap dan
kesadaran tinggi untuk mewujudkan tujuan CPOHB.
7. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan yang dapat menjamin senantiasa menghasilkan obat hewan
yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
8. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara
pembuatan obat hewan yang baik agar tiap obat hewan yang dibuat
memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam semua
rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan obat hewan yang
bermutu mulai dari saat obat hewan dibuat sampai pada distribusi obat
hewan jadi. Untuk keperluan tersebut harus ada bagian pengawasan mutu
yang berdiri sendiri.
9. Inspeksi Internal
Tujuan inspeksi internal adalah untuk melakukan penilaian
apakah seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi
CPOHB. Program inspeksi internal hendaklah dirancang untuk mencari
kelemahan dalam pelaksanaan CPOHB dan untuk menetapkan tindakan
perbaikannya. Inspeksi internal hendaklah dilakukan secara teratur.
Tindakan perbaikan yang disarankan hendaklah dilaksanakan. Untuk
pelaksanaan inspeksi internal ditunjuk tim inspeksi yang mampu menilai
secara obyektif pelaksanaan CPOHB. Prosedur dab catatan mengenai
inspeksi internal hendaklah dibuat.
10. Penanganan Terhadap Hasil Pengamatan, Keluhan Dan Penarikan
Kembali Obat Hewan yang beredar
a) Penarikan Kembali Obat Hewan Jadi
Penarikan kembali obat hewan jadi dapat berupa penarikan kembali
atau beberapa batch atau seluruh obat hewan jadi tertentu dari semua
mata rantai distribusi. Penarikan kembali dilakukan apabila
ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan kualitas
atau atas dasar pertimbangan adanya efek samping yang tidak
diperhitungkan yang merugikan kesehatan. Penarikan kembali seluruh
obat hewan jadi tertentu merupakan tindak lanjut penghentian
pembuatan satu jenis obat hewan jadi yang bersangkutan.
b) Keluhan dan Laporan
Keluhan dan laporan dapat menyangkut mutu, residu, efek samping
yang merugikan atau masalah medis veteriner lainnya. Semua keluhan
dan laporan hendaklah diselidiki dan dievaluasi serta diambil tindak
lanjut yang sesuai.
11. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat hewan merupakan bagian dari
sistem informasi manajemen yang meliputi spesifikasi;prosedur, metode
dan instruksi;catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pembuatan obat hewan.
Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap
petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas
yang harus dilaksanakannya sehingga memperkecil resiko terjadinya salah
tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan
komunikasi lisan.
Sistem dokumentasi hendaklah menggambarkan riwayat lengkap
dari setiap batch atau lot suatu produk sehingga memungkinkan
penyelidikan serta penulusuran terhadap batch atau lot produk bersangkutan.
Sistem dokumentasi digunakan pula dalam pemantauan dan pengendalian,
misalnya kondisi lingkungan, perlengkapan dan personalia.
2. Jaminan Pelayanan
Pencantuman keterangan yang jelas mengenai indikasi ,komposisi
obat, aturan pakai, kadaluarsa hingga cara penyimpanan termasuk dalam
jaminan pelayanan. Hal tersebut ditujukan agar peternak memiliki panduan
dalam menggunakan obat. Pelayanan purna jual berupa service dan konsultasi
teknis mengenai produk dan teknis peternakan.