Anda di halaman 1dari 126

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA

& dEWASA
Gizi seimbang bagi anak remaja dan dewasa

PENGERTIAN GIZI SEIMBANG

Periode adolensiadi tandai dengan pertumbuhan yang cepat baik tinggi badan maupun berat
badan .pada periode ini kebutuhan zat gizi tinggi karna berhubungan dengan besar tubuh.

Pertumbuhan yang cepat :

a.anak perempuan:antara 10-12tahun

b.anak laki antara 12-14 tahun

permulaan tumbuh pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung
individualnya.pertumbuhan yang cepat biasanya di iringi oleh pertumbuhan aktifitas fisik
sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai lebih dari 20 tahun maka
pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah berhenti.ini berarti makanan tidak lagi berfungsi untuk
pertumbuhan tubuh,tetapi untuk mempertahankan keaadan gizi yang sudah di dapat atau
membuat gizi lebih baik.oleh karena itukebutuhan akan unsur unsur gizi dalam masa dewasa
sudah agak konstan,kecuali jika terjadi kelainan kelainan pasda tubuhnya seperti sakitdan
seebagainya sehingga menggharuska dia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari
biasanya.

Diantara faktor faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa:

a.ekonomi

b.pekerjaan

c.pendidikan

d.lingkungan

data terbaru  dari kesehatan nasional dan survei pengujian ilmu gizi(NHNES) menyatakan
bahwakonsumsi energi wanita dari umur 11-51 tahun berpariasi ,dari kalori rendah(sekitar 1359)
sampai kalori tinggi (1958 kalori).

Seseorang hendaknya mengkonsumsi makanan dengan mempertimbangkan kadar lemak kurang


dari 30% dan tinggi kalsium sekitar 800-1200mg per hari dan juga harus memperhatikan unsur
sodium,cara pengolahan makanan danperlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam
kotak.

Kebutuhan gizi seimbang

Bagi para remaja harus di dorong untuk memilih makanan yang sehat,karna makanan merupakan
suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.kekurangan konsumsi
makanan,baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh
tergangggu.

Diantara hal hal yang perlu di penuhi :

a. energi

kebutuhan energi di perlukan untuk kegiatan sehari hari maupun untuk prosen metabolisme
tubuh.cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat di lihat dari berat badan
seseorang.pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuhan energinya sekitar 50-60 kal per kg
berat badan perhari. Dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal per kg berat badan perhari

b. protein

kebutuhan protein meningkat karna proses tumbuh kembang berlangsung cepat.jika asupan
energi terbatas atau kurang,protein akan di pergunakan sebagai energi.

Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50g per hari ,13-15 tahun sekitar 57g per hari dan
usia 16-18 tahun adalah 55g per hari.sumber protein terdapat dalam aging,jeroan,
ikan,keju,kerang, dan uadang.sedangkan protein nabai terdapat pada kacang kacangan ,tempe
dan tahu

c. lemak

lemak dapat di peroleh dari daging berlemak , jeroan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan di
simpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu di perlukan.asupan lemakyang
terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang di konsumsi tidak mencukupi,karna satu gram
lemak menghasilkan 9 kalori.

d.vit dan mineral

kebutuhan vitami dan mineral pada saad ini cukup meningkat.gol vit b yaitu vit b1(diamin),vit
b2(riboflafin) sedangkan niasin di perlukan dalam metabolisme energi.zat gizi yang berperan
dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam polat dan vit b12.vitamin di perlukan dalam
pertumbuhan kerangka tubuh atau tulang. Selain itu agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan
baik , maka kebutuhan vit a,c,dan e juga di perlukan.

e.fe(zat besi)
kekurangan fe atau zat besi dapat menimbulkan kekurangan darah yang di kenal dengan
kekurangan gizi bezi( AGB). Zat besi terkandung pada sayuran berwarna hijau,kacang
kacangan ,hati,telur,dan daging.fe lebih baik di konsumsi bersanma vit c, karena akan mudah
terabsorbsi pengaruh status gizi

Masalah yang sering di hadapi anak remaja:

a.sering jajan di rumah ( makanan rendah gizi )

b.terburu – buru tidak sarapan sehingga menyebabkan hipoglekemi dan menyebabkan


konsentrasi     rendah.

c.aktifitas banyak sehingga menyebabkan makan tidak teratur.

d.perhatian terhadap bentuk badan membuat remaja diit dengan cara sendiri

TUJUAN DIIT PADA REMAJA:

a. untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental yang optimal

b.memberikan nutrisi yang seimbang sesuai aktifitas dan kondisi Kesehatan

c.edukatif tentang gizi

TUJUAN DIIT PADA DEWASA:

a.memberikan nutrisi yang seimbang untuk membantu mempertahankan kesehatan yang optimal

b.untuk memelihara kesehatan dan mengganti jaringan tubuh yang rusak

c.untuk bekerja

d.memperlambat/mencegah penyakit degeneratif

MASALAH GIZI PADA ANAK REMAJA ADALAH:

a.gizi lebih

b.gizi kurang

c.anemi defisiensi fe
 

angka kecukupan gizi yang di anjurkan:

pada pria:

Gol umur Energi Protein Ca Fe Vit. A Vit.B Vit.C

( tahun) (kal) (Gr) (mg) (Mg) (IU ) (Mg) (Mg)

 
7-9 1900 37 500 10 2400 0,8 20
10-12 1950 46 700 10 3450 0,9 30
13-15 2100 56 700 18 4000 0,9 30
16-19 2600 58 600 15 4000 1,0 30
20-39 2530 51 500 9 4000 1,0 30
40-59 2470 51 500 9 4000 1,0 30
>60 2020 51 500 9 4000 0,9 30

Wanita Energi Protein Ca Fe Vit A Vit B Vit C

  (kal) (Gr) (mg) (mg) (IU) (mg) (mg)

               

10-12 1700 49 700 12 3450 0,8 30


13-15 1900 56 700 24 3500 0.8 30
16-19 1950 46 600 24 3500 0,8 30
20-39 1880 40 500 28 3500 0,8 30
40-59 1740 40 500 12 3500 0,7 30
>60 1500 40 500 8 3500 0,6 30

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

1. Pertumbuhan

a)     Pertumbuhan di tandai dengan bertambahnya materi penyusun badan dan bagian
bagiannya.fase ini di mulai dari dalam kandungan sampai usia remaja.kebutuhan nutrisi sangat
penting untuk pertumbuhan tubuh agar terbentuk tulang,otot yang kuat ,cadangan lemak yang
cukup untuk melindungi tubuh dan organ organnya.

b)     Perkembangan motorik pada anak dan renaja merangsang anak dan remaja untuk mulai
kritis dalam memilih makanan.

c)     Dewasa nutrisi tidak untuk pertumbuhan ,hanya untuk bekerja dan mempertahankan
kesehatan agar optimal.

1. Umur

a)     Pada usia muda di perlukan untuk pertumbuhan.semakin tua kebutuhan energi dan nutrisi
lainnya mulai berkurang.setelah usia 20 tahun proses metabolisme berangsur angsur turun secara
teratur dan keutuhan nutrisi pun menurun.

b)     Mulai umur 20 tahun kebutuhan nutrisi antar laki laki dan perempuan mulai di bedakan.

1. Jenis kegiatan dan ukuran tubuh

a)     Semakin aktifitas fisik yang di lakukan maka kebutuhan energi dan nutrisi lainnya semakin
banyak.

b)     Pada usia anak dan remaja nutrisi di perlikan untuk beraktifitas pada dewasa untuk
bekerja ,pada lansia untuk memelihara dan mempertahankan kesehatan.

1. Keadaan atau fisiologis tubuh

a)     Pada keadaan sakit seperti infeksi atau demam akan terjadi perubahan metabolisme pada
saat ini di perlukan asupan protein tinggi dan nutrisi lainnya.

b)     Pada kondisi hamil dan menyusui di perlukan peningkatan asupan nutrisibaik kualitas
maupun kuantitasnya.

c)     Pada kondisi haid di perlukan peningkatan asupan makanan sumber pembentukan sel darah
merah antara lain protein ,fe,vitamin C,Vitamin b12,Asam folatuntuk hindari anamia

1. Lingkungan sosial ekonomi


2. Kebiasaan keluarga
PANGAN DAN ZAT GIZI

Pangan  terdiri  dari  atas unsur-unsur  kimiawi  yang  sangat  spesifik  bagi  setiap jenis  pangan
yang  disebut  zat  gizi.  Ada  6  zat  gizi  utama  yang  diperlukan tubuh, yaitu :

a.  Karbohidrat b.  Protein

c.  Lemak d.  Vitamin e.  Mineral f.           Air

2.1.  Pengelompokkan Pangan

Pangan      telah      dikelompokkan       menurut      berbagai       cara      yang      berbeda.
Beberapa                       cara       pengelompokkannya                           adalah         menurut      
FAO     dan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

FAO                                                    DKBM

1.  Padi-padian                                    1.  Serealia, umbi dan hasil olahannya

2.  Akar-akaran                                   2.  Kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya

3.  Kacang-kacangan       dan      biji-     3.  Daging dan hasil olahannya bijian berminyak

4.  Sayur-sayuran                                4.  Telur

5.  Buah-buahan                                 5.  Ikan, Kerang, Udang, dan hasil olahannya

6.  Pangan hewani                              6.  Sayuran

7.  Lemak dan minyak                        7.  Buah-buahan

8.  Gula dan sirop                                8.  Susu dan hasil olahannya

9.  Lemak dan minyak

10. Serba-serbi

2.1.1   Serealia dan Umbi-umbian

Beras.     Komponen      utama      beras      adalah      karbohidrat      (77,6      –      78,9%)
khususnya  dalam  bentuk  pati.  Berdasarkan  warnanya  di  samping  beras  putih terdapat  beras
merah,  dan  untuk  beras  ketan  terdapat  jenis  ketan  putih  dan ketan hitam.
Jagung.      Jagung       menempati       urutan       kedua       setelah       beras       dalam
menghasilkan  kalori   dan  protein   yang   dikonsumsi   rakyat   banyak.   Sebagai sumber      
zat        gizi,   jagung     mempunyai       nilai        gizi        yang                berarti,         khususnya
kandungan protein dan lemaknya.

Umbi–umbian.  Yang  termasuk  ke  dalam  kelompok  umbi-umbian  antara  lain adalah  ubi
kayu,  ubi  jalar,  talas,  kentang  dan  ganyong.  Ubi  kayu  (Manihot esculanta            Pohl)   
merupakan   sumber   karbohidrat   yang   murah,   kaya   akan mineral Ca dan P. Khusus  pada
ubi kayu kuning kaya akan Vitamin A yaitu

385  SI  per  100  g  bahan.  Ubi  kayu  mengandung  racun  asam  sianida  (HCN) atau
sianogenik  glikosida.  Berdasarkan  kadar  HCN-nya  ubi  kayu  terbagi  atas dua jenis  yaitu
ubi kayu  manis  dan tidak  beracun  dengan  kadar  HCN  kurang dari 50 mg per  kg  ubi kayu 
segar.  Kedua, jenis ubi kayu pahit, beracun  dan kandungan HCN-nya lebih besar dari 50 mg per
kg ubi kayu segar.

2.1.2   Kacang-kacangan

Kedelai    (glycine     max      (L)      Merill)     termasuk      ordo      Polypetales,       famili
Leguminose  dan  sub  famili  Papilionedea.  Dilihat  dari  segi  pangan  dan  gizi, kedelai
merupakan  sumber  protein  yang  paling  murah  di  dunia,  di  samping menghasilkan   minyak   
dengan   mutu   yang   baik.   Berbagai   varietas   kedelai yang           ada       di           Indonesia
mempunyai    kadar      protein    30,53       sampai    44% sedangkan kadar lemaknya 7,5 sampai
20,9%.

Protein  kedelai  bermutu  lebih  baik  dibandingkan  kacang-kacangan  yang  lain karena   
susunan   asam  amino   pada  kedelai   lebih  lengkap   dan  seimbang. Komposisi  asam  amino
essensial  pada  kedelai  dapat  dilihat  di  “Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia” Edisi 1990.

Di  samping  mengandung  zat  gizi  yang  berguna,  pada  kedelai  juga  terdapat senyawa        
anti        gizi,        yaitu             antitripsin,           hemaglutinin,      asam     fitat,       dan
oligosakarida  penyebab   timbulnya  flatulensi.   Dalam  pengolahan   zat-zat  anti gizi tersebut
harus dihilangkan atau diinaktifkan.

Kacang   Hijau.   Seperti   halnya   kacang-kacangan   yang   lain,   kacang   hijau dikenal   
sebagai  sumber  protein  nabati  karena  kandungan  proteinnya  cukup tinggi,  yaitu  sekitar
19,04  –  25,37%.  Tetapi  selain  itu  kandungan  karbohidrat yang  tinggi  di  dalam  kac ang
hijau  memungkinkan  pula  kacang  hijau  disebut sebagai sumber karbohidrat.

Kacang  Merah.   Kacang   merah  dikenal   pula  dengan   nama  kacang  jogo, termasuk   
famili   Leguminosa,   sub   famili   Papilionadeae,   genus   Phaseolus, dan species vulgaris.
Kandungan proteinnya cukup tinggi yaitu 23,1%.

2.1.3   Daging
Daging  merupakan   salah  satu  bahan  pangan  yang  penting  dalam  rangka pemenuhan  gizi   
khususnya   pemenuhan   protein   hewani.   Walaupun   banyak bahan   nabati   yang   tinggi   
kandungan   proteinnya,   namun   tidak   ada   bahan pangan  nabati  yang  mempunyai
kandungan  protein  sebaik  protein  daging.  Di samping itu         daging                 merupakan    
sumber           zat            besi   (Fe)     dan     vitamin              B- kompleks,  terutama  vitamin
B12   yang  umumnya  jarang  terdapat  pada  bahan pangan nabati.

Pada   dasarnya   komponen-komponen   yang   menyusun   jaringan   otot   terdiri atas   air,   
protein,  lemak,  karbohidrat,  mineral,  vitamin,  enzim  dan  hormon. Komposisi  ini  berbeda
sesuai  dengan  jenis  hewan,  ras,  umur,  jenis  kelamin, bagian  potongan  daging  dan  ransum
makanan.  Komposisi  rata-rata  zat  gizi daging dari berbagai jenis hewan dan olahannya dapat
dilihat pada DKBM.

2.1.4   Telur

Telur     merupakan      salah     satu     bahan      pangan      yang     paling      bergizi      dan
sempurna,           karena    mengandung                          zat-zat   gizi   yang   dibutuhkan   oleh   
suatu makhluk   hidup   dalam   jumlah   yang   cukup.   Di   samping   itu  protein   telur
merupakan   protein   yang   bermutu   tinggi   karena   memiliki   susunan   asam amino   yang
lengkap  sehingga  sering  dijadikan  patokan  dalam  menentukan mutu  protein  dari  berbagai
bahan  pangan  lainnya.  Skor  asam  amino  protein telur adalah 100 dan daya cerna 100.

Lemak  terutama  terdapat  pada  kuning  telur  (31,8-35,5%).  Pada  bagian  putih telur   kadar
lemaknya  sangat  rendah  (+  0,03%)  sehingga  dapat  diabaikan. Lemak  telur   tersusun   oleh   
65,5%   trigliserida,   28,3%   fosfolipid   dan   5,2% kolesterol.

Karbohidrat   terdapat  dalam  keadaan  bebas  atau  berikatan  pada  putih,  98% dari   
karbohidrat   yang   bebas   adalah   glukosa.   Pada   kuning   telur   terdapat karbohidrat
sebanyak  1,0%  yang  terdiri  dari  glukosa,  dan  sisanya  berikatan sebagai manosa-
glukosamin.

Di  samping   nilai  gizi  telur  yang  tinggi,  sifat  fungsional  pada  telur  sangat penting           
diketahui              sehubungan     dengan                    peranan            telur    dalam      proses
pengolahan.   Sifat      fungsional           telur                       antara          lain               adalah
daya   busa,       daya koagulasi, daya pengemulsi, pembentukan warna dan cita rasa.

2.1.5   Ikan

Ditinjau  dari  aspek  gizi,  ikan  merupakan  bahan  pangan  sumber  protein  yang cukup   
potensial   dan   dapat   dibandingkan   atau   disejajarkan   dengan   bahan pangan  hewani   
lainnya  seperti  daging  sapi,  unggas,  telur  dan  susu.  Ikan mempunyai  kandungan   protein   
sekitar   15-24  %  tergantung  jenis  ikan  dan mempunyai daya cerna yang relatif tinggi yaitu
sekitar 95%.

Kandungan   gizi  penting  lainnya  pada  ikan  yang  sangat  berperanan   dalam menjaga   
kesehatan   tubuh   adalah   “asam   lemak   omega   3”.   Asam   lemak omega  3  ini  khususnya
banyak  terdapat  pada  ikan  laut,  misalnya  lemuru.  Di samping  itu   ikan   juga   merupakan   
sumber   zat  gizi   mineral   yang   sangat penting, yaitu Ca, P dan Fe.

2.1.6   Sayuran dan Buah-buahan

Sayuran  dan  buah-buahan  merupakan  sumber  vitamin  dan  mineral.  Kedua zat  gizi   
tersebut  mempunyai  fungsi  penting  sebagai  pengatur  metabolisme tubuh. Selain itu penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Di  samping  menyediakan  vitamin  dan  mineral  berbagai  jenis  sayuran  dan buah-buahan
juga   mengandung   serat   makanan   dalam   jumlah   yang   relatif tinggi   (1-6%).  Serat  
makanan   berguna   untuk  membantu   perncernaan   dan memperlancar        ekskresi,       
mencegah        penyakit        kanker        kolon,        dan atherosklerosis.

Konsumsi          sayuran             berwarna           hijau      dan       kuning   jingga     dapat    
membantu memenuhi  kebutuhan  tubuh  akan  vitamin,  khususnya  vitamin  A  dan  C  serta
mineral.  Pada  umumnya  makin  tua  warna  sayuran  makin  tinggi  kandungan vitamin A dan
mineral Fe.

Kadar  air sayuran  dan buah-buahan  umumnya  lebih  tinggi  dari  70% dan ada juga  yang
lebih  tinggi  dari  85%.  Sedangkan  kandungan  proteinnya  tidak  lebih dari 3,5% dan lemaknya
kurang dari 0,5%.

Karbohidrat   dalam  sayuran  dan  buah-buahan  dapat  dikelompokkan  menjadi dua   yaitu   
yang   dapat   dicerna   (gula   dan   pati)   dan   tidak   dapat   dicerna (selulosa).

2.1.7   Susu dan Hasil Olahannya

Susu  adalah  produk  berupa  cairan  putih  yang  dihasilkan  oleh  hewan  ternak mamalia      
dan                   diperoleh            dengan   cara               pemerahan.               Hewan      perah     
yang umumnya  dimaksud  adalah  sapi,  namun  hewan  lain  sebagai  sumber  susu yang belum
dimanfaatkan          secara        optimal           adalah   kerbau, kambing                  dan domba.

Komposisi  susu sapi : air 87%, protein 3,5%, lemak 3,7%, karbohidrat  4,9%, dan   kadar   abu   
0,07%.   Kandungan   lemak   dan   protein   sangat   bervariasi. Protein  susu  berupa  asam-asam
amino  essensial  yang  lengkap  yang  kaya akan  lisin  dan  metionin  yang  kurang  terdapat
pada  bahan  pangan  serealia. Nilai daya cerna susu sebesar 97%.

Lemak   susu  adalah  asam  lemak  rantai  pendek   dan  jenuh  seperti   asam lemak  butirat  dan
kaproat.  Karbohidrat  pada  susu  adalah  laktosa  atau  gula susu  yang   merupakan  disakarida.
Abu  pada  susu  sebagian  terdapat  pada larutan dan  sebagian  pada  lemak.  Yang  terdiri  dari
Ca,  K, Mg,  Na,  F, Cl, S, Fe, Cu, Zn, Al, Mn, I, dll. sebagai “traces”.

2.2.  Zat Gizi dan Fungsi Zat Gizi

2.2.1   Karbohidrat
Karbohidrat       adalah       senyawa      organik       yang      terdapat       pada      tanaman
mengandung   unsur   karbon   (C),   hidrogen   (H),   dan   oksigen   (O)   dengan perbandingan 2
: 1.

Rumus umumnya, yaitu : CnH2nO2  atau Cn(H2O)n.

Klasifikasi :

1.       Monosakarida (Gula sederhana) Terdiri dari :

a.     Glukosa (dekstrosa) b.            Fruktosa (Gula buah) c.       Galaktosa

2.    Disakarida (C11H22O11) a.            Sukrosa (Gula meja) b.       Maltosa (Gula Malt) c.           
Laktosa (Gula Susu)

3.    Polisakarida a.       Pati

b.     Dekstrin c.     Glikogen d.        Selulosa

e.     Hemiselulosa

f. Pektin

Fungsi Karbohidrat

a.    Karbohidrat       sebagai       sumber      energi      utama.      Sel-sel      tubuh
membutuhkan               ketersediaan                       energi         yang       konstan     (selalu
tersedia),  terutama  dalam  bentuk  glukosa  serta  hasil  antaranya. Satu gram karbohidrat
menyediakan 4 kalori.

b.   Pengatur metabolisme lemak.

Karbohidrat      dapat     mencegah     terjadinya      oksidasi      lemak     yang

tidak sempurna.

c.   Penghemat fungsi protein.

Agar  protein  dapat  kita  gunakan  sesuai  dengan  fungsinya,  maka kebutuhan    karbohidrat
harus                     selalu              dipenuhi              dalam        susunan menu sehari-hari.

d.   Karbohidrat      sebagai      sumber      energi      utama      bagi      otak     dan susunan syaraf.

e.   Simpanan karbohidrat sebagai glikogen.

f.     Pengatur peristaltik dan memberi muatan pada sisa makanan.


2.2.2   Lemak

Lemak      merupakan  ester  dari  gliserol  dan  asam  lemak.  Lemak  mempunyai unsur-unsur
organik  karbon,  hidrogen  dan  oksigen  yang  terikat  dalam  ikatan gliserida.

Klasifikasi Asam Lemak

² Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan rangkap :

1.     Asam Lemak Jenuh (tidak ada ikatan rangkap) Contoh : asam butirat, asam kaproat dsb.

2.     Asam Lemak Tak Jenuh Tunggal (satu ikatan rangkap)

Contoh : asam palmitoleat dan asam oleat.

3.     Asam Lemak Tak Jenuh Poli (lebih dari satu ikatan rangkap)

Contoh     :     asam     lemak     linoleat,      asam     lemak     linolenat,       asam arakidonat

² Berdasarkan banyaknya atom C pada rantai gliserida :

1.     Asam  lemak  berantai  pendek  :  mempunyai  atom  karbon  sebanyak

4 – 6 buah.

2.     Asam  lemak  berantai  sedang  :  mempunyai  atom  karbon  sebanyak

8 – 12 buah.

3.     Asam  lemak  berantai  panjang  :  mempunyai  atom  karbon  sebanyak

12 – 24 buah.

Selain  lemak  yang  termasuk  trigliserida  atau  asam  lemak  netral,  diketahui juga  kelompok
lain  yang  merupakan  ester  asam  lemak,  alkohol  serta  radikal lainnya dan turunan/derivat
lemak.

Yang termasuk turunan/derivat lipida, adalah sterol, contoh :

1.     Kholesterol

Merupakan   bagian   yang   penting   dalam   sel   dan   jaringan-jaringan tubuh, otak, syaraf,
ginjal, limpa, hati dan kulit.

2.     Ergosterol dan Kalsiferol


Merupakan   macam  sterol  lain  juga  sebagai   prekursor   vitamin  D

yang selalu didapatkan pada tumbuhan dan minyak hati ikan.

Fungsi Lemak

Lemak    mempunyai   bermacam-macam   fungsi     yang     berguna     bagi     tubuh. Beberapa
diantaranya akan di bahas di bawah ini :

a.     Penghasil energi

Seperti  telah  dijelaskan,  diketahui  bahwa  sebagian  sumber  energi  yang pekat,  1  gram
lemak  menghasilkan  9  kalori  (2,25  kali  lebih  besar  dari energi  yang   dihasilkan   oleh  1
gram  protein   atau  karbohidrat).   Energi yang   berlebihan   dalam   tubuh   akan   disimpan   
dalam   jaringan   adiposa sebagai energi potensial.

b.     Pembangun/pembentuk struktur tubuh

Cadangan  lemak  yang  normal  terdapat  di  bawah  kulit  dan  di  sekeliling organ  tubuh,  yang
berfungsi  sebagai  bantalan  pelindung  dan  menunjang letak organ tubuh .

c.    Protein sparer

Apabila      kebutuhan      energi      tubuh      dapat      dipenuhi      dari      lemak      dan
karbohidrat, maka penggunaan protein dapat dihemat, sesuai fungsinya.

d.     Penghasil asam lemak essensial

Asam   lemak   essensial   yang   memegang   peranan   penting   bagi   tubuh yaitu linoleat,
linolenat dan arakidonat.

e.     Carrier/pembawa vitamin larut dalam lemak

Vitamin  A,  D,  E  dan  K  membutuhkan  media  yang  mengandung  lemak untuk dapat
dipergunakan tubuh.

f.     Fungsi lemak lainnya.

–      Sebagai  pelumas  di  antara  persendian  dan  membantu  pengeluaran sisa makanan.

–      Lemak  memberi  kepuasan  citarasa,  lebih  lambat  dicerna  sehingga dapat   
menangguhkan   perasaan  lapar.  Lemak  juga  memberi  rasa dan keharuman yang lebih baik
pada makanan.

–      Beberapa      macam     lipida       berfungsi      sebagai       agen      pengemulsi
(misalnya lesithin).

Kekurangan       asam     lemak                omega-3            menimbulkan     gangguan           saraf
dan penglihatan.  Di  samping  itu  kekurangan  asam  lemak  essensial  menghambat
pertumbuhan        pada      bayi     dan       anak-anak,             kegagalan          reproduksi         
serta gangguan pada kulit, ginjal dan hati.

2.2.3   Protein

Molekul  protein  tersusun  dari  satuan-satuan  dasar  kimia,  yaitu  asam  amino dan   asam
-asam  amino  ini  saling  berhubungan   dengan  suatu  ikatan  yang disebut ikatan peptida (-
CONH-).

Klasifikasi Asam Amino :

² Berdasarkan pembentukkannya :

1.  Asam Amino Esensial

Asam  amino  ini  tidak  dapat  dibentuk  oleh  tubuh  sendiri,  sehingga harus  ditambahkan  dari
luar  Ada  8  asam  amino  untuk  orang  dewasa dan pada anak-anak ada 10 asam amino
esensial.

2.  Asam Amino Semi Esensial

Asam amino yang dapat menghemat  pemakaian asam amino esensial tapi    tidak     sempurna
menggantikannya,       contoh                        :               sistin            dapat menghemat pemakaian
metionin.

3.  Asam Amino Non Esensial

Asam   amino   ini   dapat   disintesa   tubuh   sepanjang   bahan   dasarnya memnuhi  bagi
pertumbuhannya.  Semua  asam  amino  diperlukan  tubuh untuk  kelangsungan  proses  fisiologi
normal  tubuh, tapi 8  – 10 macam di  antaranya   perlu  didapatkan  dalam  bentuk  jadi  dari
menu  sehari- hari.

² Berdasarkan macam asam amino yang membentuknya:

1.  Protein Sempurna (Complete Protein)

Protein  yang  mengandung   asam -asam  amino  esensial  lengkap  baik macam   maupun   
jumlahnya,  sehingga  dapat  menjamin  pertumbuhan dan         mempertahankan    kehidupan
jaringan yang      ada.           Umumnya protein   hewani   merupakan   protein   sempurna   dan   
mempunyai   nilai biologis   yang  tinggi,  contoh:  kasein  pada  susu,  albumin  pada  putih
telur.
2.  Protein Tidak Sempurna (Incomplete Protein)

Protein  yang  tidak  mengandung  atau  sangat  sedikit  berisi  satu  atau lebih   asam-asam
amino  esensial.  Protein  ini  tidak  dapat  menjamin pertumbuhan           dan          
mempertahankan       kehidupan          jaringan                         yang   ada, contoh: Zein pada
jagung dan protein nabati lainnya.

3.  Protein Kurang Sempurna (Partially Incomplete Protein)

Protein  ini  mengandung   asam  amino  esensial  yang  lengkap,  tetapi beberapa  diantaranya
hanya  sedikit.  Protein  ini  tidak  dapat  menjamin pertumbuhan,  tetapi   dapat   
mempertahankan   kehidupan   jaringan  yang sudah   ada,   contoh:   Legumin   pada   kacang-
kacangan,   Gliadin   pada gandum.

Fungsi Protein

a.     Sebagai enzim

Protein merupakan salah satu komponen enzim. b.  Alat pengangkut dan alat penyimpanan.

Banyak  molekul  dengan  berat  molekul  kecil  serta  beberapa  ion  dapat

diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu misalnya:

–       hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit

–       mioglobin mengangkut O2  dalam otot

–       transferin  mengangkut  ion  besi  dalam  plasma  darah  dan  disimpan dalam hati sebagai
kompleks dengan ferritin.

c.    Pengatur pergerakan

Protein  merupakan  komponen  utama  daging,  gerakan  otot  terjadi  karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran.

d.     Penunjang mekanis

Kekuatan   dan   daya   tahan   robek   kulit   dan   tulang   disebabkan   adanya kolagen   yaitu
suatu  protein  yang  berbentuk  bulat  panjang  dan  mudah membentuk serabut.

e.     Pertahanan tubuh/imunisasi

Pertahanan   tubuh   biasanya   dalam   bentuk   antibodi   yaitu  suatu   protein khusus   yang   
dapat   mengenal   dan   menempel   atau   mengikat   benda- benda asing  yang  masuk  ke dalam
tubuh seperti  virus,  bakteria  dan sel- sel asing lainnya.
f.     Media perambatan impuls syaraf

Protein      yang      mempunyai      fungsi      ini     biasanya       berbentuk      reseptor,
misalnya             rodopsin,                yaitu       suatu   protein   yang         bertindak
sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

g.     Pengendalian pertumbuhan

Protein      ini      bekerja      sebagai       reseptor      (dalam      bakteri)      yag     dapat

mempengaruhi   fungsi  bagian-bagian  DNA  yang  mengatur  sifat  karakter bahan.

2.2.4   Vitamin

Vitamin  berasal  dari  kata  latin,  vita  yang  berarti  hidup.  Merupakan  kelompok gizi   yang   
terbaru.   Umumnya   vitamin   ditentukan   baik   dengan   huruf   atau dengan nama misal
vitamin A, B, C dan sebagainya.

Vitamin digunakan          tubuh     dalam    jumlah   yang      sedikit,   tetapi     tidak                 
ada golongan               gizi        lain                         dapat      menggantikannya.         Vitamin-
vitamin bekerja satu sama   lain  dan  dengan  zat  gizi  lainnya  dalam  memperlancar  fungsi
tubuh

secara     normal.      Sebagian      besar     fungsinya      berkaitan      dengan      fungsinya
sebagai  enzim  pembantu  (ko-enzim) dalam  metabolisme  zat gizi  dan dalam melepaskan
energi.   Semua   vitamin   digolongkan  menurut  daya  melarutnya. Beberapa viamin larut
dalam pelarut lemak, lainnya larut dalam air.

A. Vitamin Larut dalam Lemak

1.     Vitamin A

Vitamin   A  adalah  vitamin  yang  larut  dalam  lemak.  Vitamin  A  dalam bentuk  seperti
retinol  sebagai  pro  vitamin  (pendahulu)  dalam  zat  warna karetonoid   tanaman  yang
sebagian   besar  merupakan   karoten.  Sumber vitamin  A  jadi  yang  baik  mencakup  hewan
darat  dan  air,  minyak,  hati, kuning  telur,  kepala  susu,  lemak  mentega  dan  margarin  yang
diperkaya dengan vitamin A.

2.     Vitamin D

Fungsi  utama  vitamin  D,  yaitu  mengatur  penyerapan  kapur  dan  fosfor sebagai   bahan
penyusun  tulang  dan  gigi.  Kekurangan  vitamin  D  dapat menyebabkan kelainan tulang pada
anak-anak dan orang dewasa
Kelebihan  vitamin  D  dapat  meyebabkan  keracunan.  Gejalanya            adalah lemah,     sakit
kepala,   kurang               nafsu    makan,     diare,        muntah-muntah, gangguan mental dan
pengeluaran urin berlebihan.

3.     Vitamin E

Vitamin      E      tersebut       tidak      mempunyai      fungsi      yang      jelas      dalam
metabolisme  manusia,   satu-satunya  fungsi  yang  terbukti  adalah  bahwa bahan  tersebut
bertindak  sebagai  antioksidan.  Sumber  yang  paling  kaya akan  vitamin   E   adalah  minyak
sayuran,  butiran  padi-padian  yang  utuh dan  sayuran  yang  berdaun  hijau.  Gejala
kekurangan  vitamin  E       adalah kehilangan  koordinasi   dan   refleks  otot,  serta  gangguan
penglihatan  dan berbicara.

Kelebihan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan.

4.     Vitamin K

Vitamin ini          penting   dalam    pembentukkan   protein   penggumpal       darah
(prothrombin)  di  dalam  hati.  Kekurangan  vitamin  K  menyebabkan  darah tidak   dapat   
menggumpal,   sehingga   bila   ada   luka   atau   pada   operasi

terjadi     perdarahan..      Kelebihan      vitamin     K    menyebabkan     hemolisis      sel darah
merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.

B. Vitamin Larut dalam Air

1.     Vitamin B-kompleks

Kebanyakan     merupakan     bagian     enzim     pembantu     dalam     tubuh     dan beberapa di
antaranya bekerja untuk membantu metabolisme tubuh.

2.     Vitamin B1  (thiamin)

Gejala  klinik  kekurangan  thiamin  terutama  menyangkut  sistem  saraf  dan

jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan beri-beri,

3.     Vitamin B2  (riboflavin)

Enzim   ini   penting   peranannya   dalam   metabolisme   karbohidrat,   lemak

dan  protein.  Kekurangan   riboflavin  menyebabkan   gangguan  pada  organ tubuh   Tanda-
tanda  awal  kekurangan   riboflavin  antara  lain  mata  panas dan  gatal,  tidak  tahan  cahaya,
kehilangan  ketajaman  mata,  bibir,  mulut serta  lidah  sakit  dan  panas.  Di  samping  itu  dapat
pula  mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
4.     Niacin

Fungsi  niacin  adalah  sebagai  bagian  yang  penting  dari  sistem  enzim yang  berhubungan
dengan  tranfer  hidrogen  pada  sel  hidup.                                                                  Berperanan
penting  pada  metabolisme  karbohidrat,  protein  dan  lemak.  Sumber  niacin adalah   hati,
ginjal,  serealia  yang  telah  difortifikasi  dan  daun  hijau  tua, yeast daging sapi, ayam dan ikan.

Pada  tahap  awal  tanda-tanda  kekurangan  niasin  adalah  kelemahan  otot, anoreksia, 
gangguan  pencernaan  dan  kulit  memerah.  Kekurangan  berat menyebabkan         pelagra
yang            mempunyai       karakteristik                             dermatitis, dimensia dan diare (3D
dan bila diakhiri dengan mati/death 4D

5.     Vitamin B6  (piridoksin)

Vitamin  B6    juga     dalam  metabolisme  asam  lemak  tak  jenuh  (perubahan asam linoleat
menjadi arakidonat).

Kekurangan       vitamin    B6          menimbulkan     gejala-gejala                    yang      berkaitan
dengan            gangguan             metabolisme      protein,   seperti    lemah,               mudah
tersinggung, dan sukar tidur.

6.     Vitamin C (asam askorbat)

Kekurangan   vitamin   C   dapat   menyebabkan   skorbut,   tanda-tanda  awal antara   lain  lelah,
lemah,  napas  pendek,   kejang  otot,  tulang,  otot  dan persendian   sakit   serta  kurang   nafsu
makan,   kulit  menjadi   kering  dan gatal,  warna  merah  kebiruan  di  bawah  kulit,  perdarahan
gusi,  kedudukan gigi  menjadi longgar, mulut    dan          mata         kering         dan       rambut
rontok. Kelebihan  vitamin  C  berupa  suplemen  dapat  menimbulkan          resiko  tinggi
terhadap batu ginjal.

2.2.5   Mineral

Klasifikasi mineral

Mineral dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1.   Mayor mineral (mineral makro) : > 0,05% dari berat badan.

Contohnya : Ca, P. Mg, K, Na, Cl, dan S.

2.   Minor mineral (mineral mikro) : < 0,05% dari berat badan.

Contohnya : Fe, I, Co, F, Mn, Cu, Zn, Mo, Se dan Cr.

Fungsi Mineral
1.  Sebagai  pem bentuk  struktur.  Bila  digunakan  untuk  membentuk  bahan pembangun yang
akan menjadi bagian dari sel jaringan, misalnya :

a.  Jaringan keras seperti tulang, gigi. Contoh mineral Ca dan P. b.   Jaringan lunak sebagai otot
daging: K, S dan P

c.  Komponen  penting  seperti  Fe,  Cu,  dan  Co  untuk  pembentukkan sel darah merah
(bersama protein dan vitamin B12).

2.  Sebagai pengatur proses dan fungsi tubuh

a.  Menjaga tekanan osmose tubuh (Na, K dan Ca)

b.  Menjaga keseimbangan asam basa (Cl)

c.  Menjaga kontraktilitas otot (Ca, P)

d.  Menjaga fungsi syaraf (Ca, Mg)

e.  Memungkinkan terjadinya pembekuan darah (Ca)

f.    Memugkinkan terjadinya proses pencernaan (Cl)

g.  Aktivator reaksi metabolik berperanan sebagai enzim (Zn, M, Mn).

2.2.6   Air

Enam  puluh  sampai  tujuh  puluh  persen  dari  berat  tubuh  terdiri  dari  air. Kehilangan  air
sebanyak  10%  sudah  sakit  dan  kehilangan  air  sebanyak  20% sudah            fatal.      Air        
adalah   kebutuhan          kedua    setelah   O2          untuk     menjaga kehidupan. Pada  jaringan
berlemak  20%  air,  otot  75%  air  dan  plasma  darah

90%  air.  Total  air  dalam  tubuh  orang  dewasa  sebanyak  45  liter.  Dua  per tiganya   
terdapat   di   dalam   sel   sebagai   intraseluler   fluid   dan   sepertiganya terdapat di luar sel
sebagai ekstraseluler fluid.

Fungsi Air :

1.     Sebagai pelarut

2.     Sebagai      bagian      dari      pelumas      di      persendian       dan      dalam      ruang
abdomen/perut.

3.     Sebagai      pereaksi      kimiawi      dalam      tubuh      (pencernaan,       penyerapan,

sirkulasi      sebagai “Carrier”, ekskresi          membutuhkan air).


4.     Sebagai pengatur suhu/temperatur tubuh.

5.     Memelihara      bentuk       dan      susunan       tubuh,      menjaga       keseimbangan
elektrolit.

2.2.7   Serat

Serat makanan (dietary fiber) dibedakan dengan serat kasar (crude fiber). Serat Makanan
(Dietary Fiber)

Sumber      serat     adalah     sereal,      akar-akaran, umbi-umbian,           buah-buahan, sayuran.  
Sifat      serat      dalam                  tubuh   adalah memberi        muatan              pada      usus
sehingga memperbesar volume tinja dan memudahkan pengelurannya

2.3.      Metabolisme

Secara  garis  besar  metabolisme  dalam  sel  dapat  dibedakan  menjadi  dua, yaitu:

–      anabolisme atau reaksi penyusunan atau sintesis

anabolisme      adalah      penyusunan      senyawa      kimia     sederhana       menjadi senyawa
kimia atau molekul kompleks.

–      katabolisme atau pembongkaran atau pemecahan

katabolisme   adalah  reaksi  pemecahan   atau  penguraian   senyawa  kimia kompleks menjadi
senyawa kimia yang lebih sederhana.

2.3.1   Metabolisme Karbohidrat

Glukosa  yang  berasal  dari  makanan,   oleh  darah  diangkut  ke  dalam   hati.
Berkumpulnya          glukosa dalam    hati             menyebabkan    kadar     glukosa darah
menjadi lebih tinggi dari normal  (kadar glukosa  normal  dalam darah ialah 100 mg  per   100
mililiter   darah).   Untuk   menghindarkan   hal  ini,  sebagian   dari glukosa diubah menjadi
glikogen dengan bantuan hormon insulin.

Glikogen   itu   kemudian   dibagi-bagikan   ke   otot-otot   tubuh   menjadi   glikogen otot, 
sebagian            lagi        tetap                 disimpan      dalam             hati        menjadi     glikogen
hati, sedangkan     sebagian  lagi       diubah   menjadi lemak    dan            disimpan      sebagai
cadangan tenaga.

Pembakaran     karbohidrat      terjadi      di    dalam     sel -sel      otot.     Telah     disebutkan
bahwa  sebagian  glukosa  diubah  menjadi  glikogen  otot.  Bila  otot  berkontraksi dengan  
bantuan   oksigen     yang             ada       dalam    darah,    glikogen                        ini       akan
dioksidasikan   sehingga   terpecah   menjadi   CO2,   air  dan  tenaga.   Peristiwa oksidasi   dari   
glikogen   inilah   yang   disebut   pembakaran   karbohidrat   untuk mendapatkan tenaga.
Bila  glikogen  otot  ini  habis,  maka  untuk  mendapatkan  tenaga  akan  diambil alihlah          
glukosa darah.    Akibatnya              glukosa     darah      akan            turun         dan        untuk
mencegah   hal   ini   glikogen   hati   dengan   bantuan   hormon   adrenalin   akan diubah
menjadi  glukosa.  Jika  glikogen  hati  ini  habis,  barulah  cadangan  lemak dimobilisasi untuk
dibakar.

2.3.2   Metabolisme lemak

Dari  pembuluh  getah  bening,  zat  yang  berasal  dari  makanan  bersama-sama dengan  darah
akan  sampai  ke  dalam  hati.  Sebagian  zat  lemak  ini  diubah menjadi  zat  keton  di  dalam
hati,  selanjutnya  dikirim  ke  jaringan  tubuh  untuk dibakar       guna                  menghasilkan
tenaga.              Sebagian        lagi        dibawa   ke         tempat penyimpanan dan ditimbun
sebagai c adangan lemak.

Apabila   tubuh   kehabisan   glikogen,   maka   lemak   badan   ini   akan   diambil kembali.   
Mula-mula  lemak  badan  ini  diubah  menjadi  suatu  ikatan  dengan garam  fosfor  yang
disebut  fosfolipid,  lalu  diangkut  ke  dalam  hati  oleh  darah. Dalam   hati,   ikatan   lemak
dengan   fosfor  itu  dilepaskan   kembali   sehingga terbentuklah lemak bebas.

Lemak  bebas  ini kemudian  diubah  menjadi  zat  keton  dan  dibawa  oleh  darah ke   dalam   
jaringan-jaringan   otot   untuk   dibakar   guna   mendapatkan   tenaga. Demikianlah pertukaran
zat lemak berlangsung dalam tubuh.

Dikatakan  bahwa  bila  pembakaran  lemak  terjadi  terlalu  banyak  akan  timbul bahaya
keracunan zat keton atau ketosis.

2.3.3   Metabolisme Protein

Kelenjar-kelenjar      ludah     di     dalam    mulut     tidak     membuat     enzim     protease.
Enzim   protease   baru   terdapat                              dalam   lambung,   yaitu   pepsin.   Pepsin   
ini mengubah protein menjadi albuminose dan pepton.

Kemudian   dalam   usus   12   jari   terdapat   enzim   tripsin   yang   berasal   dari pankreas,   
dan   tripsin   mengubah   sisa-sisa   protein   yang  belum   sempurna diubah oleh pepsin menjadi
albuminose dan pepton.

Setelah  tiba  dalam  usus  halus  di  mana  terdapat  enzim  erepsin,  albuminose dan   pepton
seluruhnya   diubah  menjadi  asam -asam  amino  oleh  enzim  ini yang siap  untuk  diserap  oleh
dinding  usus  halus.  Setelah  asam -asam amino yang  berasal  dari  protein  makanan  diserap
oleh  dinding  usus,  maka  asam- asam amino dibawa oleh darah ke dalam hati.

Asam -asam   amino   ini   dibagi -bagikan  oleh   hati   ke   jaringan-jaringan  tubuh untuk
mengganti  sel-sel  jaringan  yang  rusak.  Sebagian  dari  asam  amino  ini digunakan untuk
membuat protein darah.
Jumlah  dan macam  asam amino  yang diperlukan  untuk sintesa  sel dari tiap- tiap    jaringan
tidaklah sama.    Asam -asam          amino        yang         diperlukan                      untuk
mengganti  protein  darah  tidak  sama  dengan  asam  amino  yang  diperlukan untuk membentuk
sel-sel hati.

06/29/2012 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | beras, karbohidrat, lemak dan minyak,
padian, pangan, sayur sayuran | 1 Komentar

PENGENALAN ILMU GIZI

Komoditas      pertanian      berpengaruh terhadap     status   gizi     dan    kesehatan penduduk
terutama   melalui   produksi   pangan   yang   dikonsumsinya.   Pangan yang   dimaksud
meliputi  pangan  nabati  (berasal  dari  tanaman)  dan  pangan hewani     (berasal      dari      
hewan).      Dengan      kata     lain      komoditas      pertanian merupakan  sumber  pangan  bagi
manusia  yang  akan  memberikan  zat  gizi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan
manusia.

Berkaitan   dengan   fungsinya   bagi   tubuh,   pangan   dapat   berperan   sebagai sumber        zat
kalori/energi                (karbohidrat,              lemak,              dan         protein),               sumber    
zat pembangun  (protein),  dan  sumber  zat  pengatur  (vitamin  dan  mineral).  Oleh karena itu
pangan dikatakan mempunyai fungsi sebagai triguna makanan.

Pada  beberapa   komoditas   pertanian   terdapat   juga  komponen   kimia  alami yang apabila  
termakan             oleh              manusia     dapat          mengganggu   proses metabolisme  dalam
tubuh  kita.  Komponen  tersebut  dinamakan  zat  anti  gizi, misalnya   antitripsin     pada       
kedelai   dapat             mengganggu       penyerapan        protein pada  tubuh  kita,  HCN  (asam
sianida)   pada  beberapa  jenis  singkong  dapat menimbulkan keracunan bila langsung dimakan.

Kekurangan   dan   kelebihan   pangan   yang   dikonsumsi   dapat   menyebabkan


gangguan               terhadap                  kesehatan     tubuh manusia.           Kurangnya pangan
yang dikonsumsi   menyebabkan   tubuh   tidak   akan   mendapatkan   zat   gizi  sesuai dengan
kebutuhannya.     Dalam             jangka     panjang           kondisi   ini          akan mengakibatkan  
penyakit      kurang gizi          berupa      kekurangan      energi-protein (KEP),  kekurangan
Vitamin  A  (KVA),  kekurangan  zat  besi  (anemi  gizi)  dan penyakit kekurangan iodium
(GAKI).

Meningkatnya       status         ekonomi       terutama        di       masyarakat       perkotaan
mengakibatkan     meningkatnya                   konsumsi           makanan        yang            berlemak
yang melebihi  kebutuhan   tubuhnya.   Kondisi   ini   menimbulkan   permasalahan   gizi lebih   
pada  sebagian  masyarakat  perkotaan.  Tanda  orang  yang  mengalami kelebihan     gizi   
adalah      kegemukan     (obesitas).      Penyakit     yang     ditimbulkan akibat  kegemukan   ini   
diantaranya   adalah   jantung   koroner,   kencing   manis, tekanan darah tinggi (hipertensi),
kanker.

Permasalahan  gizi  yang  timbul  di  masyarakat  penyebabnya  sangat  komplek. Oleh  karena
itu  pemecahan  permasalahan  kurang  gizi  dan  gizi  lebih,  perlu
melibatkan      antar     departemen      diantaranya       Pertanian,      Kesehatan,      Bulog,
Perhubungan     dan                            sebagainya.                  Perlu            pemahaman       faktor-
faktor      yang menyebabkan  timbulnya  permasalahan  gizi,  selain  itu  penting  pula  dipahami
secara   jelas  potensi-potensi   zat  gizi  yang  terdapat   dalam  tiap  komoditas pertanian serta
perannya bagi kesehatan tubuh.

Kata gizi sebetulnya merupakan kata relatif baru. Kata itu kira-kira baru pertama kali digunakan
sekitar tahun 1957. Kata gizi berasal dari bahasa Arab gizawi yang artinya nutrisi. Kata tersebut
oleh ahli bahasa, agama dan

ahli gizi disempurnakan menjadi kata gizi. Dalam perkembangan selanjutnya dikenal istilah ilmu
gizi.

Ilmu   Gizi  (Nutrition  Science)  adalah  ilmu  yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan  dalam  hubungannya  dengan  kesehatan  optimal.  Kata  ”gizi” berasal  dari  bahasa
arab  ghidza,  yang  berarti  “makanan”.  Di  satu  sisi  ilmu gizi   berkaitan   dengan   makanan   
dan   di   sisi   yang   lainnya   dengan   tubuh manusia.

Secara  klasik  kata  gizi  hanya  dihubungkan   dengan  kesehatan  tubuh,  yaitu untuk   
menyediakan   energi,   membangun,   dan   memelihara   jaringan   tubuh, serta  mengatur
proses -proses  kehidupan  dalam  tubuh.  Tetapi,  sekarang  kata gizi  mempunyai  pengertian
yang  lebih  luas,  yaitu  bisa  dihubungkan  dengan potensi   ekonomi   seseorang,   karena   gizi   
berkaitan   dengan   perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.

Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas dimulai dari :

Ø Cara produksi pangan,

Ø Perubahan-perubahan  yang  terjadi   pada  tahap  pasca  panen   dari mulai penyediaan
pangan,

Ø Distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan,

Ø Cara–cara    pemanfaatan       makanan       oleh     tubuh       dalam      keadaan
sehat/sakit.

Konsumsi     makanan     sangat    dipengaruhi      oleh     kebiasaan makan,         perilaku makan,
dan  keadaan  ekonomi.  Selain  itu  ilmu  gizi  juga  berkaitan  dengan ilmu-ilmu                yang
lainnya       seperti    mikrobiologi,          kimia                   pangan, biokimia, agronomi,
peternakan, antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi dll.

Perkembangan  ilmu  gizi  sekitar  400  SM  menurut  Hipocrates  mengibaratkan bahwa          
makanan           sebagai             energi    yang      dibutuhkan         manusia.            Anak-anak
membutuhkan  energi  yang  lebih  banyak  daripada  orang  dewasa  (makanan)
Kemudian  Magendie  mampu  membedakan  zat  gizi  karbohidrat,  lemak  dan protein.         
Pada     tahun     (1803-1873)           Liebig   menemukan   bahwa karbohidrat, lemak,   dan   
protein   dioksidasi   oleh   tubuh   dan   menghasilkan   panas/kalori Dan   selanjutnya tahun   
1899             ditemukan         juga        oleh   Attwater   dan   Bryant menerbitkan Daftar
Komposisi Bahan Makanan pertama.

Kemudian  dari  perkembangan  di  atas  ditemukan  juga  berbagai  macam  zat gizi   yang   
diperlukan   oleh   tubuh,   salah   satunya   mineral.   Menurut   Ringer bahwa               
cairan        tubuh           memerlukan            konsentrasi                 mineral     tertentu.    Ia
mengemukakan  bahwa   larutan   yang   mengandung   natrium   klorida,   kalium, dan   kalsium
klorida  diperlukan  untuk  mempertahankan   integritas  fungsional jaringan. Kemudian
ditemukan juga zat gizi lainnya, yaitu vitamin.

Pada  kondisi  sekarang  ilmu  gizi  juga  mengalami  perkembangan  yang  pesat
misalnya                    ditemukannya      pengaruh      keturunan     terhadap             kebutuhan       
gizi, pengaruh           gizi            terhadap            perkembangan   otak                   dan    perilaku,
terhadap kemampuan  bekerja  dan  produktivitas   serta  daya  tahan  terhadap  penyakit infeksi.   
Di   samping  itu  ditemukan  pula  pengaruh  stress,  faktor  lingkungan seperti            polusi   
dan       obat-obatan               terhadap    status          gizi,            serta      pengakuan
terhadap                 faktor-faktor               gizi                      yang        berperan  dalam          
pencegahan      dan pengobatan  terhadap   penyakit  degeneratif  seperti  penyakit  jantung,
diabetes mellitus, hati, dan kanker.

Bila dikelompokan ada 3 fungsi zat gizi dalam tubuh :

1.     Memberi energi

Zat  gizi  yang  tergolong  ini  adalah  karbohidrat,  lemak  dan  protein.  Ketiga zat  gizi  itu
terdapat  dalam  jumlah  paling  banyak  dalam  bahan  pangan. Dalam           fungsi    sebagai      
zat            pemberi             energi,   ketiga    zat               gizi         tersebut dinamakan zat
pembakar.

2.     Pertumbuhan dan pemelihara jaringan tubuh

Protein,  mineral,  dan  air  adalah  bagian  dari  jaringan  tubuh.  Oleh  karena itu,    diperlukan
untuk     membentuk          sel-sel             baru,       memelihara,      dan mengganti  sel-sel  yang
rusak.  Dalam  fungsi  ini  ketiga  zat  gizi  tersebut dinamakan zat pembangun.

3.     Mengatur metabolisme tubuh

Protein,  mineral,  air  dan  vitamin  diperlukan  untuk  mengatur  metabolisme tubuh.  Protein
mengatur  keseimbangan  air  dalam  sel,  bertindak  sebagai buffer  dalam  upaya  memelihara
netralitas  tubuh  dan  membentuk  antibodi

sebagai   penangkal   organisme   yang   bersifat   infektif   dan   bahan   asing yang   masuk  ke
dalam  tubuh.   Mineral   dan  vitamin   diperlukan   sebagai pengatur   dalam   proses -proses
oksidasi,  fungsi  normal  syaraf  dan  otot serta   banyak   proses   lainnya   termasuk   proses   
menua.   Air   diperlukan untuk   melarutkan   bahan-bahan   dalam   tubuh,   seperti   di  dalam   
darah, cairan  pencernaan, jaringan,             dan             mengatur           suhu      tubuh,             
peredaran darah,  pembuangan  sisa-sisa  dll.  Dalam  hal  ini  protein,  mineral,  air,  dan vitamin
dinamakan zat pengatur.

06/29/2012 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | Tinggalkan komentar

NILAI ENERGI BAHAN MAKANAN

Dasar-dasar pengertian beberapa istilah.

 Calorie (cal = satuan kalori kecil) dalam ilmu makanan ternak adalah jumlah panas yng
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gram air dari 14,5 ºC menjadi 15,5 ºC.
 K.cal = kilo calori ialah 1000 kalori kecil.
 Megacal = 1000 k.cal = 1 juta kalori kecil.
 Grosss energy (GE) : adalah jumlah panas dalam kalori yang dihasilkan apabila substansi
makanan dioksider secara menyeluruh sehingga menghasilkan CO 2, H2O dan gas-gas lain di
dalam bomb kalorimeter.
 Energy bruto (GEi) : berat kering makanan yang dikonsomsikan kali GE dari makan persatuan
berat bahan kering.
 Energy faeces / Feacal energy (FE) : adalah gross energy dari faeces.  Ini terdiri dari energy zat-
zat yang tidak dapat dicerna dan fraksi metabolis dari faeces.

FE = berat kering dari faeces kail GE faeces per unit berat kering faeces.

 Urinary energy (UE) : adalah gross energy dari urine.  Termasuk didalamnya energy dari non
oxidized portion dari makanan yang diabsorbsi dan energy yang terdapat dalam urine.
 Gaseons Products of Digestion (GPD) : adalah energy dari gas-gas yang mudah terbakar yang
dihasilkan di dalam trachus digestivus dengan jalan fermentasi dari ransum.  Sebagian besar gas
tersebut berbentuk gas methane.
 Metabolyzable Energy (ME) : adalah energi yang terhimpun  dalam zat-zat yang dapat dicerna
dikurangi dengan energi yang ada dalam urine (UE) dan energi dalam gas-gas (GPD) juga disebut
Energi Tersedia atau Available Energy.
 Heat Incerment (HI) disebut pula Energy Thermis : ialah energi yang digunakan untuk
pengunyahan dan proses pencernaan makanan.
 Net Energy (NE).  NE=ME-HI.  Adalah energi yang digunakan untuk hidup pokok (Nem) dan untuk
berproduksi (Nep).

PENGUKURAN NILAI NUTRISI

Nilai nutrisi biasanya dibatasi untuk penentuan-penentuan energi dan protein ; mineral dan
vitamin diperhatikan secara terpisah.

Nilai energi dari bahan makanan dapat dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda.  Pernyataan
mengenai nilai energi bisa didapatkan secara langsung dengan penelitian atau dihitung dengan
menggunakan faktor-faktor yang dimilikinya.  Perlu diketahui bahwa faktor-faktor ini bagi
peneliti yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, jadi faktor-faktor tersebut hanya
merupakan rata-rata saja.

Nilai Energi

Gross Energy. Gross Energy didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam panas bila
suatu zat dioksider secara sempurna menjadi CO2 dan air.  Tentu saja CO2 dan air ini masih
mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa
memecah zat-zat melebihi CO2 dan air. Gross Energy diukur dengan alat bomb calorymeter. 
Apabila N dan S terdapat dalam senyawa disamping karbon, H dan O (C, H dan O), unsur-unsur
tersebut akan timbul sebagai oksida nitrogen dan sulfur pada waktu senyawa itu dioksider dalam
bomb calorymeter.

Nilai-nilai tertentu dari Gross Energy dapat dilihat dalam tabel 5.  Nilai-nilai tersebut dan nilai-
nilai lainnya apabila dirata-ratakan menurut 3 kelompok makanan utama memberikan suatu
gambaran yang dapat dilihat dalam tabel 6 kolom 2 dan 3.

Tabel 5.  Panas pemabkaran, atau nilai graoss energy (Maynard, L. A. Animal Nutrition, Mc
Graw Hill, 2nd Ed, 1947 Copyright, 1983, 1947).

Senyawa Panas pembakaran (Kcal/gr)

Glucose 3,76

Sucrose 3,96

Gula 4,23

Lemak mentega 9,21

Lemak 9,48

Lemak biji-bijian 9,33

Casein 5,86

Elastin 5,96

Gliadin 5,74

 
Tabel 6.  Rata-rata panas pembakaran dengan berbagai koreksi yang digunakan untuk
memberikan nilai-nilai fisiologi.  Imbangan dari nilai-nilai akhir yang telah dibetulkan dengan
mengambil karbohidrat sebagai satuan.  (Berdasarkan Wood, T. B. Animal Nutrition, University
Tutorial Press, 1924).

Nilai energi
Senyawa

Panas pemabkaran disesuaikan Ratio berdi laboratorium dengan kehilangan dengan kehil.
Dasarkan seb. Absorbsi. Kolom 7.

  Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb  

Karbohidrat 4,10 1.861 3,76 1.77 3,76 1.77 1,00

Protein 5,80 2.633 5,80 2.633 4,70 2.133 1,25

Lemak 9,30 4.222 8,80 4.000 8,80 4.000 2,34

Dapat dilihat bahwa lemak lebih kaya akan energi daripada karbohidrat maupun protein.

Energy dapat dicerna. Bila gross energy dari faeces dikurangkan dari gross energy makanan,
kedua nilai tersebut didapatkan dengan alat bomb calorimeter, dan faeces tersebut didapatkan
pada keadaan experiment yang terkontrol, perbedaan tersebut merupakan energi dapat dicerna.

Jadi : Gross energy makan – gross energy faeces = energy dapat dicerna. (D.E).

Dengan perkataan lain energi dapat dicerna merupakan kandungan energi dari bagian makanan
itu yang nampaknya dapat dicerna dan diabsorbsi.  Nilai ini merupakan suatu petunjuk yang baik
untuk menilai nutrisi daripada gross energy.

Walaupun demikian gas-gas sisa terutama methan dapat dihasilkan dan dilepaskan akan tetapi
dihitung sebagai telah dicerna dan absorbsi.  Kehilangan-kehilangan seperti itu dapat diabaiakan
pada hewan non ruminansia, tetapi pada ruminan perlu dibetulkan dari kehilangan energi
tambahan itu sebagai methan untuk mendapatkan nilai energi dapat dicerna yang benar.

Biasanya diadakan pembentukan koefisien daya cerna dengan mengadakan perhitungan terhadap
produk excretory yang benar, dan tidak mengadakan pembetulan dari kehilangan yang
ditimbulkan karena methan, tetapi bukan dengan kesalahan-kesalahan yang yang berhubungan
dengan excretory yang sebenarnya.  Hal ini sudah semestinya karena pada penelitian-penelitian
energi produk excretory yang sebenarnya merupakan suatu kehilangan yang harus diperhatikan. 
Pembetulan terhadap methan di dalam mempelajari energi merupakan suatu pembetulan yang
besar dari pada dalam hal memelajari daya cerna.

Jadi      :
Gross energy makanan – (gross energy faeces + gross energy methan) = energi dapat dicerna
yang sebenarnya.

Persamaan ini dapat disempurnakan dengan mengalikan gross energy methan dengan faktor 1,8. 
Hal ini sehubungan dengan kehilangan panas tambahan oleh fermentasi pada waktu methan itu
dihasilkan.

Perlu juga dicatat bahwa produksi methan ini dapat dihitung dari persamaan-perasamaan yang
berdasarkan pada daya cerna energi atau daya cerna karbohidrat ransum tersebut.

Untuk mendapatkan nilai-nilai energi yang dapat dicerna dengan perhitungan-perhitungan


memerlukan penelitian yang mana makanan . faeces dan gas-gas sisa (methan) dikumpulkan dan
diambil sample-nya dan dihitung gross energynya.  Akan tetapi suatu cara lain untuk
mendapatkan hasil yang serupa terdapat juga, bila penggunaannya dibuat dari data banyak
percobaan daya cerna yang telah dilakukan terhadap kelas makanan yang dipelajari dan terhadap
kelompok hewan yang diberi makan.  Rata-rata gross energy karbohidrat diketahui adalah 4,1
kcal/g dan bial perhitungan dilakukan untuk fermentasi nilai rata-rata ini menurun menjadi 3,76
karena methan yang dibentuk selama fermentasi membawa beberapa energy kimia dari
karbohidrat.  Pembetulan ini tidak bisa digunakan untuk kehilangan yang lebih lanjut dalam
panas fermentasi dan lebih lanjut hal ini tidak perlu pada non ruminan, karena methan yang
dihasilkan sedikit sekali.  Lemak mempunyai nilai 9,3, tetapi ini merupakan lemak murni,
sedangkan dalam bahan makanan alam lemak yang terdapat di dalamnya bukanlah lemak murni
akan tetapi ekstrak eter.  Untuk menghitung ini lemak diturunkan dari 9,3 menjadi 8,8 kcal/g
(Tabel 6 kolom 4 dan 5).  Pada tahap ini protein tidak memrlukan pembetulan (lihat dibawah).

Jadi dengan menggunakan faktor-faktor kolom 5 tabel 6 dan mengalikan bahan-bahan makanan
dapat dicerna itu dengan faktor-faktor ini dadapatkan nilai energi dapat dicerna (contoh – I),

Contoh – I. Perhitungan energi dapat dicerna, TDN, ME, dan gross digestible energy.

Dengan menggunakan bungkil kacang sebagai contoh yang mengandung :

42,0 % protein kasar dapat dicerna, 6,8 % extrak eter dd., 19,7 % BETN dd, 0,5 % S.K. dd.

A.    Energi dapat dicerna per 100 lb.

Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki :

Protein kasar dapat dicerna                             42,0 x 2.633 = 110.586 kcal

Extrak eter dapat dicerna                                  6,8 x 4.000 =   27.200 kcal

BETN dapat dicerna                                       19,7 x 1.707 =   33.627 kcal

S.K dapat dicerna                                             0,5 x 1.707 =        854 kcal


172.267 kcal

Energi dapat dicerna itu (bukan gross digestible energy) adalah 172.267 kcal / lb. Nilai ini adalah
energi yang dapat dicerna yang sebenarnya karena disesuaikan dengan kehilangan methan tetapi
tidak disesuaikan dengan kehilangan panas fermentasi methan.

B.     TDN per 100 lb.

Untuk menimbang nilai extrak eter karena kandungan energinya yang tinggi, pertama-tama
dikalikan dengan faktor 2,25.

Jadi extrak eter dapat dicerna  6,8 x 2,25 = 15,3.

Kemudian :

Protein kasar dapt dicerna                  42,0 lb.

Extrak eter dapat dicerna                    15,3 lb.  (tertimbang).

BETN dapat dicerna                           19,7 lb.

S.K. dapat dicerna                  0,5 lb.

77,5 lb TDN

C.   Energi metabolis per 100 lb.

Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.

Protein kasardapat dicerna                       42,0 x 2.123 =  89.586 kcal

Extrak eter dapat dicerna                           6,8 x 4.000 =  27.200 kcal

BETN dapat dicerna                                19,7 x 1.707 =  33.627 kcal

S.K. dapat dicerna                                     0,5 x 1.707 =       854 kcal

151.267 kcal

Jadi energi metabolis = 151.267 kcal / lb.

Ini adalah energi dapat dicerna dikurangi yang hilang dari urine.

D.    Gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) per 100 lb.
Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.

Protein kasar dapat dicerna                       42,0 x 1,25 = 52,50 lb.

Extrak eter dapat dicerna                            6,8 x 2,34 = 15,91 lb.

BETN dapat dicerna                                 19,7 x 1,00 = 19,70 lb.

S.K. dapat dicerna                                                  0,5 x 1,00 =   0,50 lb.

88,61 lb.

Jadi gross digestable energynya adalah 88,61 lb. Per 100 lb.

Ini berarti bahwa 88,61 lb. Pati akan menghasilkan energi pada tubuh itu sebanyak yang
dihasilkan oleh 100 lb. bahan makanan itu.

Sekarang 1 lb. pati menghasilkan 1.707 kcal energi pada tubuh itu, jadi kandungan energi dari
88,61 lb. pati adalah : 88,61 x 1.707 = 151.257 kcal.

Jadi gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) merupakan cara lain untuk menyatakan
ME, dan tidak sama dengan energi dapat dicerna (DE).

Sekarang ini lebih banyak digunakan suatu sistim yang berdasarkan pendapat yang sama, adalah
menggunakan suatu nilai yang dikenal sebagai TDN. Dalam hal ini, dianggap bahwa lemak
mempunyai 2,25 kali energi lebih banyak dari karbohidrat maupun protein.  Oleh karena itu,
nilai lemak dapat dicerna dikalikan dengan 2,25 sebelum menambahkan nilai itu pada bahan-
bahan dapat dicerna lainnya (contoh I B).

Cara ini seperti juga yang lainnya, menganggap bahwa energi dapat dicerna dari berbagai ransum
digunakan secara sama pada semua tingkat pemberian makan dan untuk semua tujuan produksi. 
Hal ini tidak benar.  Dikatakan bahwa hal tersebut benar untuk ransum yang seimbang, akan
tetapi sulit untuk mendefinisikan ransum semacam itu. Lepas dari masalah tersebut perlu
diketahui bahwa sistim TDN telah diperkenalkan ke negara ini, baru-baru ini dalam bulletin
kementrian pertanian no. 48;:  Rationspor Livestock, sebagai suatu cara penghitungan pemberian
makan pada babi perlu diketahui bahwa ini mempunyai hubungan yang erat dengan ME.

Energi metabolis.  Energi dapat dicerna yang sebenarnya, terdapat dalam senyawa-senyawa
kimia yang mana melalui tubuh hewan itu dengan cara absorbsi, akan tetapi energi ini tidak
semuanya digunakan oleh hewan itu, karena ada yang dalam urine. Ini adalah gross energy urine
dan dapat dihitung dengan alat bomb calorimeter juga. Apabila ini diperhitungkan maka sisanya
merupakan ME.

Jadi :

Energi dapat dicerna yang sebenarnya gross energy urine = ME.


Atau

Gross energy G.E. makanan – (gross energy F.E faeces + gross CPD energy methan  + gross
energi urine) + M.E.

M.E. yang disesuaikan dengan panas fermentasi, didapatkan apabila nilai gross energy methan
dikalikan dengan faktor 1,8.

Nilai ME dapat dihitung dengan menentukan gross energy makanan dan excreta padat, cair dan
gas, dengan menggunakan bomb calorymeter: tetapi harus dilakukan penelitian yang lengkap.
Masih ada cara lain dalam mengadakan perhitungan itu.  Telah dapat dilihat bahwa nilai-nilai
energi untuk karbohidrat dan lemak dapat disesuaikan untuk memberikan nilai energi fisiologis
yang agak rendah daripada nilai laboratoris.

Nilai protein dapat disesuaikan juga dengan mengadakan perhitungan bagian energi kimia dari
protein itu yang terlapas dari tubuh dalam bentuk urea; penyesuaian ini menurun dari 5,8
menjadi 4,7 kcal / g protein (tabel 6 kolom 6 dan 7).  Walaupun demikian perlu diingat bahwa
ada beberapa perbedaan pendapat tentang nilai 5,8 itu, peneliti-peneliti lain lebih senang
menggunakan nilai 5,7 dan lebih jauh penurunan sebesar 1,1 tersebut tidak diterima oleh semua
peneliti-peneliti dan biar bagaimanapun akan mengubah klas-klas ternak yang berbeda.

Dengan memakai nilai-nilai faktor fisiologi (tabel 6, kolom 7), dan dengan mengalikan unsur-
unsur pencernakan dari bahan makanan oleh faktor-faktornya yang layak, didapatkan ME yang
dihitung (misal I C).

Belum lama ini telah dibuktikan oleh Carpenter dan Clegg bahwa untuk ransum ayam ME boleh
dihitung dari hasil analisa kimia.

Jadi :

ME (kcal per kg) = 38 [(persen protein kasar) + 2,25 (persen esktrak eter) + 1,1
(persen pati) + (persen gula)] + 53.

Bahan makanan dengan demikian dapat dievaluasi atas dasar ME, yang secara luas digunakan
sebagai ukuran energi dari isi makanan dalam ranmsum ayam.  Blaxter juga menganjurkan basis
ini dalam hubungan lain.  Adalah penting juga untuk mengenal lagi bahwa ME tidak
menggambarkan dengan sesungguhnya faedah sesuatu makanan terhadap hewan, pula bukan
sesuatu yang tetap, oleh karena telah dibuktikan bahwa pada makanan yang penuh ME nya lebih
rendah daripada dalam makanan yang kurang.  Meskipun demikian sebelum memikirkan akan
suatu pemurnian lebih lanjut, hal-hal yang ada hubungannya dengan ME harus diperhatikan.
Pertama, jika ME makanan dipengaruhi oleh endapan protein, akan lebih berharga daripada jika 
dipengaruhi oleh produksi panas karena oksidasi, oleh karena yang pertama tidak menghasilkan
pengurangan urea dalam urine sedangkan yang terakhir ini kehilangan urea dalam urine. 
Meskipun demikian akan terdapat kesalahan-kesalahan hanya jika memakai faktor-faktor
standart, tidak demikian jika ME diukur dengan langsung.  Tentunya faktor 5,8 bisa
memindahkan 4,7 jika endapan protein diindahkan asalkan dijamin penggunaannya 100%.

Kedua, telah dibuktikan bahwa untuk ransum yang dicampur timbul hubungan antara energi
metabolis dengan jumlah zat-zat makanan yang dapat dicerna.  Nilai-nilai yang biasa digunakan :

1 1b.  seluruh makanan yang dicerna mengandung 1,616 kcal. ME.

Ketiga, hal yang ketiga ini ada kaitannya dengan waktu-waktu yang tertentu yang bisa
menimbulkan sesuatu salah pengertian.

Jika nilai-nilai untuk unsur-unsur pencernaan dari bahan makan dikalikan dengan faktor-faktor
yang layak yang tercantum dalam tabel 6 kolom 8 (perimbangan pokok) kemudian dijumlah,
akan didapat suatu angka yang menunjukkan gross energy dapat dicerna dimana dapat
diwujudkan sebagai pati.  Nilai ini sungguh-sungguh mewujudkan idea bahwa jumlah pati yang
dapat dicerna dengan baik akan menghasilkan jumlah energi badan yang sama sebagai bahan
makanan yang dibicarakan dan jelas ini adalah perwujudan ME yang diberikan.  Maka apabila
nilai gross energy bisa dicerna bisa ditambah dengan adanya faktor-faktor dari energi yang
berada dalam pati kemudian nilai dari energi yang bisa dimetabolisir dalam kcal bisa diperoleh. 
(contoh I D).

Jadi hal-hal yang tidak menguntungkan bagi gross energi bisa dicerna adalah bahwa itu adalah
suatu nilai energi bisa dicerna melainkan energi yang bisa dimetabolisir, selanjutnya ini telah
ditunjukkan sebagai daya tahan strarch equivalent dan akan sama saja tidak menguntungkan bila
daya tahan tersebut masih menyebabkan kebingungan dalam hubungannya terhadap produksi
dari Kellner yaitu strarch equivalent, strarch equivalent biasa akan dibicarakan kemudian.

Penggunaan istilah gross energy dapat dicerna dan daya tahan strarch equivalent sekarang harus
kita kesampingkan dahulu.

Net Energy (NE) bila makanan telah dimakan selalu ada penambahan panas tubuh.  Kenaikan ini
berasal dari masticasi dan penambahan gerakan intestinal, fermentasi dalam retikulorumen,
rangsangan terhadap sekresi cairan pencernaan dan sebuah rangsangan langsung terhadap
metabolisme.  Jumlah dari semua efek ini diukur dalam panas yang dihasilkan, yang dinyatakan
dalam spesifik dynamic efect (S.D.A) atau tyhermic energy.  Pertambahan produksi panas per
unit dari makanan ekstra dapat juga disebut panas tambahan (heat increament).  Bila nilai untuk
thermic energy dikurangkan dengan energy metabolis maka perbedaanya merupakan net energy.

Metabolis energy – thermic energy = net energy

(M.E.)                     (H.I.)                (N.E.)


net energy dapat digunakan untuk tiga dasar keperluan.  Pertama, dipandangan sebagai simpanan
energi untuk melakukan fungsi pokok, seperti mempertahankan organ-organ tubuh dari
posisinya, menggerakkan internal organ dan bahkan untuk mencukupi keperluan energi untuk
berdiri.  Pada akhirnya semua energi ini dinyatakan sebagai panas.

Kedua, dapat digunakan untuk menghasilkan gerakan eksternal, misalnya beraknya binatang itu
dari tempat ke tempat lain, atau menggerakkan pedati dengan sebaik-baiknya.  Pertama dan
kedua disebut Net Energy for Maintenance (NEm).

Ketiga, Net Energy dapat disimpan sebagai energi kimia dalam tubuh, misalnya lemak yang
menempel pada binatang itu.  Simpanan energi ini dapat digunakan hewan itu kemudian bila
diperlukan.  Demikian juga simpanan energi kimia dapat berbentuk telur atau susu.  Disebut Net
Energy for Production (NEp) atau NE gain.  Dalam sesuatu hal ini akan bisa hilang pada ternak
tertentu, tetapi mungkin digunakan oleh manusia atau hewan itu sebagai sumber energi
keturunannya.  Dalam proses produksi, termasuk kerja maka Net Energy akan ditunjukkan oleh
nilai energi dari hasilnya dan sisa dari metabolis energi akan berbentuk panas.

Net energy dari makanan sangat berguna baik untuk daya tahan ataupu n produksi.  Dan untuk
langkah selanjutnya kita akan mengukurnya.

Adalah mungkin dalam pengukuran gross energy dengan menggunakan keseimbangan energi,
energi dapat dicerna, metabolis energi dan produksi panas.  Akan tetapi bila kita mengetahui
bahwa binatang itu tidak beraktifitas nilai net energy dinyatakan dengan energy yang disimpan
dalam tubuh ditambah dengan energy yang digunakan untuk melakukan fungsi pokok, yang
mana akan dinyatakan sebagai panas.  Maka hal ini dapat dilihat bahwa keseimbangan energy
dari tipe yang umum tidak dapat digunakan untuk memperoleh suatu angka dari net energy,
sebab dia terdiri dari simpanan energy ditambah dengan bagian dari produksi panas yang tidak
diketahui, yang mana berasal dari kenaikan energy untuk melakukan fungsi vital ditambah
dengan thermic energy.

Armsby, seorang yang menciptakan konsep dari net energy, menyelesaikan kesukaran-kesukaran
dengan mengemukakan dua macam percobaan tentang keseimbangan energy dengan
menggunakan dua macam standart makanan yang berbeda dan dari rasio yang sama yang
masing-masing dibawah pengawasan.  Kemudian dengan cara yang bermacam-macam dia bisa
menghitung nilai net energy dengan menyamakan penambahan makanan terhadap akibat
penyimpanan dalam jaringan-jaringan (contoh II).

Contoh II.

Perhitungan nilai net energy dari data-data percobaan (Armsby H.P, Animal Nutrition thn 1917,
Macmillan Co.)

Bila lembu yang dikebiri diberi makan dengan rumput kering pada dua level yang masing-
masing dibawah pengawasan dan dikerjakan pula pengukuran terhadap energy serta produksi
panasnya.
Rumput kering tadi mengandung 935 kcal dari meabolis energy per lbs.

Rumput kering Metabolis energy Panas yang Energy yang


Percobaan
dalam lb. yang diperoleh diproduksi hilang dari tubuh

    Kcal Kcal Kcal

1 6.17 5,768 8,064 2,296

2 10.21 9,544 9,812 268

Perbedaan 4.04 3,776 1,748 2,028

Perbedaan 1.00 935 433 502

per lb.

Maka 1 lb. rumput kering mengandung 935 kcal metabolis energy yang mana dari 433 kcal
hilang sebagai panas.  Pertambahan dari produksi panas dengan bertambahnya konsumsi
makanan biasanya dinyatakan sebagai panas tambahan (increament).  Sisa 502 kcal memperkecil
hilangnya energy dari tubuh dengan kata lain, 1 lb. rumput kering dengan ransum dibawah
standart pemeliharaan akan menurunkan pengrusakan jaringan-jaringan tubuh oleh sejumlah
energy yang setara dengan 502 kcal. energy ini adalah energy rumput kering.

Percobaan ini dilakukan dalam usaha penggemukan lembu-lembu kebiri dan perhitungan nilai
Net Energy oleh Armsby didasarkan atas data dari Kellner.  Dengan cara ini maka nilai Net
Energy dapat diperoleh, tetapi dengan suatu anggapan bahwa nilai NE adalah konstan pada
semua tingkat nutrisi atau dengan kata lain ada hubungan langsung antara NE dan GE.  Pendapat
ini sekarang dinyatakan tidak tepat.  NE berkurang dengan bertambahnya nilai dari tingkat
nutirisi (sebagian, tidak menyeluruh), berkat adanya pengurangan ME.

NE pada level pemberian makanan yang tetap akan berbeda pula untuk tipe produksi yang
berbeda.  Sebagai contoh, dari 1000 Kcal ME, 693 Kcal NE dapat diperoleh dari susu, tetapi
hanya 575 Kcal yang untuk penggemukan disebabkan nilai-nilai yang berbeda dari thermic
energy (H.I.) yang berhubungan dengan proses tersebut.  Selanjutnya nilai NE untuk
pemeliharaan tidak sama dengan NE untuk penggemukan.

Niali NE secara teoritis adalah cara yang paling benar dalam penilain nilai nutrisi, sebab telah
diperhiutngkan segala bentuk penyusutan energy dalam proses metabolisme.  Meskipun
demikian penggunaannya didalam praktek tidak begitu cocok.

–          Angka Manfaat (AM)

Adalah angak prosentase yang didapat dari

Sebagai penutup dari bab ini, dibawah ini akan dituliskan bagan terjadinya Net Energy.
Energy makanan (G.E.)

— FE

Digestible Energy (DE)

–UE

–GPD

Metaboliza ble Energy (ME)

–HI

NET ENERGY (NE)

NEm (untuk pokok hidup)                  Nep (untuk produksi).

11/15/2010 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 4 Komentar

MAKANAN KAYA NUTRISI DAN PENCEGAH PENYAKIT

PEPATAH Barat mengatakan, You are what you eat. Pepatah lama ini hingga kini masih
relevan. Simak saja, sudah banyak contoh akibat pola makan yang salah mengakibatkan penyakit
darah tinggi, penyakit jantung, asam urat, dan kolesterol.

Semua penyakit tersebut disebabkan mengonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak
berlebihan. Oleh karena itu, telitilah memilih makanan. Berikut ini berbagai makanan
mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk kesehatan kita dan bisa menolak datangnya penyakit.

Apel

Buah ini sangat populer dan universal. Manfaat apel antara lain mencegah kolestrol, mengurangi
gejala akibat salah cerna, dan mencegah kelebihan lemak. Mengonsumsi dua buah apel setiap
hari bisa mengurangi nyeri karena radang sendi, rematik, dan gout (kelainan pada metabolisme
uric acid hingga menimbulkan nyeri di persendian).
Apricot

Buah yang satu ini kaya dengan beta karoten, bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi dan
menghaluskan kulit.

Avokad

Mereka yang suka mengonsumsi avokad (alpukat), teruskanlah kebiasaan ini karena buah ini
kaya dengan vitamin A,B,C, dan E. Buah ini mengandung potasium yang bermanfaat untuk
menetralisasi pencernaan yang jelek. Avokad mengandung monounsaturated fat atau lemak yang
secara kimiawi demikian kuat sehingga mampu menyerap hidrogen tambahan, tetapi tidak
sebanyak lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fat. Avokad juga memproduksi banyak
kolagen karena bermanfaat untuk membuat kulit mulus dan tampak awet muda. Buah ini juga
baik untuk sistem sirkulasi dan berguna untuk menambah kesuburan.

Anggur

Buah ini paling cepat diserap pencernaan selain rasanya yang manis dan lezat. Oleh karena itu,
anggur adalah buah utama yang disediakan di bangsal-bangsal pasien rumah sakit di negeri
Barat. Anggur bermanfaat meringankan radang sendi, rematik, dan kelelahan.

Pisang

Sumber potasium, seng, zat besi, asam folic, kalsium, vitamin B6, dan serat bermanfaat untuk
melancarkan sistem pencernaan dan menstruasi. Atlet yang membutuhkan suplai potasium secara
instan dianjurkan mengonsumsi pisang.

Cranberry

Buah ini kaya vitamin C, zat besi, potasium, dan beta karoten. Jumlah zat besi dalam buah ini
sangat baik untuk melengkapi program diet vegetarian. Sementara itu, jusnya bermanfaat untuk
membasmi bakteri dan efektif untuk mengobati infeksi saluran kencing dan cystitis (radang
kandung kemih).

Kentang

Mengandung banyak serat, vitamin B, mineral, dan vitamin C. Kentang yang paling baik untuk
dikonsumsi adalah yang direbus atau dipanggang. Karena kaya nutrisi — khususnya potasium
dan serat — kentang baik untuk kesehatan kulit.

Brokoli

Sayur berwarna hijau gelap ini sumber beta karoten, zat besi, dan serat sehingga bermanfaat
untuk menyembuhkan anemia dan mereka yang sering merasa kelelahan. Brokoli juga dikenal
sebagai antikanker bila dikonsumsi bersama blumkol, lobak, kol, spring green, turnip (lobak
cina), dan brusell spout.
Bawang putih

Dalam dunia masak-memasak, bawang putih selalu diikutsertakan. Boleh dikatakan, setiap
hidangan lezat adalah berkat andil bumbu bawang putih.

Selain melezatkan dan mengharumkan masakan, bawang putih sejak dulu dikenal sebagai salah
satu ramuan obat yang manjur dan digunakan oleh para tabib semasa kekuasaan para dinasti di
Cina sampai kekaisaran di Eropa.

Bawang putih yang berbau menyengat ini bisa mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi,
mencegah penggumpalan darah, penyebab serangan jantung, memerangi berbagai infeksi,
gangguan perut, dan pencegahan kanker. Karena kemanjurannya, bawang putih dijuluki King of
Healing Plants.

Minyak zaitun

Mengandung vitamin E, monounsaturated , asam lemak yang bermanfaat untuk mencegah


kolesterol, menstimulasi kinerja empedu karena membantu mencernakan lemak. Minyak zaitun
yang dalam pemasaran internasional disebut olive oil ini merupakan ramuan utama dalam
masakan masyarakat di negara-negara Mediterania. Oleh karena itu, tak heran bila penduduk
Mediterania jarang yang berpenyakit jantung.

Bawang

Bumbu dapur sehari-hari ini melindungi dan mengatur sistem sirkulasi, antibiotik yang kuat,
membantu penyembuhan gangguan di dada dan perut, infeksi saluran kencing, radang sendi,
rematik, gout, dan mengikis lemak dalam darah.

Yoghurt

Cairan kental berwarna putih ini bermanfaat untuk mengobati gangguan perut, seperti sembelit
dan diare. Kandungan vitamin B dan kalsiumnya cocok bagi mereka yang alergi terhadap susu.

Susu dan keju

Kaya kalsium sehingga baik untuk kesehatan, tetapi buruk bagi penderita sinusitis dan mereka
yang alergi susu. Bagi penderita migrain, tidak dianjurkan mengonsumsi keju, begitu pula susu
skim, dan semi-skim termasuk pada anak balita.

Pasta

Makanan — seperti pizza — yang bukan berasal dari tanah air kita ini sudah menjadi jajanan
bergengsi di kota-kota besar. Nah, apakah makanan asal negeri Italia ini mengandung nutrisi?
Asal tidak disertai lemak dan saus, pasta lumayan bernutrisi, mengandung serat, mineral, dan
vitamin B.
1. Meniran

Tanaman ini secara tradisional dipercaya bisa menyembuhkan penyakit antara lain radang dan
batu ginjal, susah buang air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, serta rematik. Zat kimia tanaman
mi yang sudah diketahul antara lain filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.

Penelitian terbaru tentang meniran mengungkapkan bahwa tanaman ini bisa membantu
mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem kekebalan tubuh.
Tanaman ini sudah diteliti dan diproduksi menjadi tablet peningkat daya tahan tubuh. Produknya
telah diuji preklinis dan kilnis selama tiga tahun.

Dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, ahil pediatrik imunologi dari Bagian Anak RS Cipto
Mangunkusumo Jakarta, telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak meniran
membantu meningkatkan kecepatan penurunan demam pada pasien anak penderita infeksi
saluran pernapasan atas.

Cara pemanfaatan:

Cara ini disarankan oleh Dr. Suprapto Ma’at dari Universitas Airlangga yang juga ikut menguji
ekstrak tanaman meniran dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Ambil satu genggam
daun meniran yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus
bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas. Minum sekali setiap hari.

2. Jinten Hitam

Selain meniran, jinten hitam juga bisa dipakai sebagai cara alami untuk meningkatkan daya tahan
tubuh. “Orang Arab sudah secara turun-temurun memanfaatkan jinten hitam untuk meningkatkan
daya tahan tubuh,” kata Dr. Suprapto. Berbeda dengan meniran, tanaman ini belum teruji secara
klinis.

Cara pemanfaatan:

Siapkan satu sendok makan munjung jintan hitam. Gerus sampai kulitnya menjadi pecah. Setelah
itu rebus dengan dua gelas air. Tunggu sampai air rebusan tersebut tersisa menjadi setengah
gelas. Minum setiap hari agar daya tahan tubuh meningkat.

3. Mengkudu

Buah yang juga dikenal dengan nama pace atau noni ini telah lama dikenal sebagai obat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Hingga kini, penelitian terhadap buah buruk rupa ini terus
dilakukan secara intensif.

Penelitian oleh Dr. Paul Heinike pada awal abad 20 mengungkapkan bahwa tanaman ini
mengandung enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine. Kedua zat ini akan membentuk zat
aktif bernama xeronine di dalam tubuh. Zat ini akan dibawa aliran darah menuju sel-sel tubuh.
Hasilnya, sel-sel itu akan lebih aktif, sehat, dan terjadi perbaikan-perbaikan struktur maupun
fungsi.

Cara pemanfaatan:

Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, menganjurkan resep
berikut untuk menikmati buah mengkudu. Siapkan dua buah mengkudu yang sudah tua. Cuci
bersih kemudian simpan selama dua hari sampat benyek. Setelah itu remas-remas dalam dua
gelas air. Saring dan sisihkan. Sementara itu, siapkan satu jari kunyit dan dua jari jahe. Bakar dan
memarkan. Ambil satu jari kayu manis dan sereh serta tujuh buab kapulaga dan cengkeh. Bahan-
bahan tersebut direbus dalam dua gelas air. Tunggu sampal mendidih dan berbau harum.
Campurkan air rebusan bahan tersebut dengan buah rnengkudu yang telah disaring. Tambahkan
sedikit garam dan gula jawa secukupnya.

4. Lidah Buaya

Dr. Suprapto menyarankan konsumsi lidah buaya supaya tubuh lebih fit dan segar. Tanaman ini
juga bermanfaat untuk menjaga stamina orang yang sudab tua dan mudah sakit. Endah juga
mengungkapkan bahwa lidah buaya bermanfaat untuk meringankan penyakit batuk dan
bronkitis.

Cara pemantaatan:

Siapkan setengah telapak tangan lidah buaya. Cuci bersih dan dikupas. Tambahkan tigaperempat
gelas air. Blender air bersama gel lidah buaya tersebut. Tambahkan madu secukupnya.

5. Apel

Buah ini mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan
kekebalan tubuh. Konowalchuck J. pada tahun 1978 mempublikasikan artikel berjudul “Antiviral
Effect of Apple Beverages”. Ia menyebutkan bahwa sari buah apel sangat baik diminum untuk
melawan berbagai serangan infeksi virus. Menurut buku “Natural Remedies”, dosis apel yang
bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.

6. Pepaya

Buah tropis ini merupakan sumber betakaroten yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan
sel yang disebabkan oleh zat radikal bebas. Setengah buah pepaya ukuran sedang sehari mampu
memenuhi kebutuhan vitamin C harian seorang manusia dewasa. Tidak hanya itu, pepaya juga
mengandung sedikit kalsium dan besi. Buah ini amat dianjurkan untuk orang sakit dan lanjut usia
karena dagingnya mudah dikunyah dan ditelan.

7. Stroberi
Buah ini mengandung vitamin C paling tinggi di antara semua beri dan kebanyakan buah. Secara
tradisional, stroberi dipakai untuk membersihkan sistem pencernaan makanan. Buah ini juga
berguna membantu penyerapan zat besi dari sayur mayur yang dikonsumsi.

8. Jambu Batu

Buah jambu batu seberat 90 gram, menurut buku “Foods that Harm Foods that Heal”, ternyata
mengandung vitamin C lima kali lebih banyak dibandingkan dengan jeruk. Buah jambu biji
seberat itu bila dikonsumsi setiap hari mampu memenuhi kebutuhan vitamin harian orang
dewasa, sehingga bisa menjaga kesehatan dan kebugaran.

9. Jeruk

Vitamin C sering diidentikkan dengan buah jeruk. Buah ini memang mengandung vitamin C
yang bermanfaat untuk menjaga pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus. Kandungan
antioksidan dalam jeruk mampu mencegah kerusakan karena zat radikal bebas. Antioksidan ini
terdapat dalam membran di antara segmen daging buahnya. Untuk memperoleh manfaat
optimum dari buah ini, sebaiknya makan buah segar daripada minum jusnya.

11/15/2010 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 4 Komentar

KETAHANAN PANGAN DAN TEKNOLOGI PRODUKTIVITAS MENUJU


KEMANDIRIAN PERTANIAN INDONESIA

Oleh: Dr. Jaegopal Hutapea dan Ali Zum Mashar, SP.

Abstrak

Dengan penduduk 216 juta jiwa, Indonesia saat ini membutuhkan bahan pangan pokok
sekurang-kurangnya 53 juta ton beras, 12,5 juta ton jagung dan 3,0 juta ton kedelai. Jika tidak
diimbangi dengan laju pertumbuhan produksi pangan dalam negeri secara signifikan, dapat
menyebabkan ketahanan pangan nasional rendah. Meskipun upaya peningkatan produksi
pangan di dalam negeri saat ini terus dilakukan, namun laju peningkatannya masih belum
mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri karena produktivitas tanaman pangan serta
peningkatan luas areal yang stagnan bahkan cenderung menurun.

Untuk meningkatkan produksi pangan nasional, dapat dilakukan peningkatan produktivitas


dengan menerapkan teknologi produksi antara lain melalui penggunaan pupuk organik/hayati.
Pupuk tersebut dapat mengembalikan kesuburan lahan melalui jasa mikroba yang
menguntungkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilakukan perluasan lahan pertanian antara lain
melalui pengembangan kawasan transmigrasi.
Pendahuluan

Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara
dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa
strategi pangan banyak digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya
ketergantungan pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh.
Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan
nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja tetapi harus disadari
sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 216 juta jiwa dengan angka pertumbuhan 1.7
% per tahun. Angka tersebut mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus tersedia.
Kebutuhan yang besar jika tidak diimbangi peningkatan produksi pangan justru
menghadapi masalah bahaya latent yaitu laju peningkatan produksi di dalam negeri yang
terus menurun. Sudah pasti jika tidak ada upaya untuk meningkatkan produksi pangan
akan menimbulkan masalah antara kebutuhan dan ketersediaan dengan kesenjangan
semakin melebar.

Keragaan laju peningkatan produksi tiga komoditi pangan nasional padi, jagung dan kedelai
tersebut sebagaimana tampak dalam tabel 1.

Keragaan di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi pangan nasional rata-
rata negatif dan cenderung menurun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk selalu positif
yang berarti kebutuhan terus meningkat. Keragaan total produksi dan kebutuhan nasional
dari tahun ke tahun pada ketiga komoditas pangan utama di atas menunjukkan kesenjangan
yang terus melebar; khusus pada kedelai sangat memprihatinkan. Kesenjangan yang terus
meningkat ini jika terus di biarkan konsekwensinya adalah peningkatan jumlah impor
bahan pangan yang semakin besar, dan kita semakin tergantung pada negara asing.

Impor beras yang meningkat pesat terjadi pada tahun 1996 dan puncaknya pada tahun 1998 yang
mencapai 5,8 juta ton. Kondisi ini mewarnai krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 dimana
produksi beras nasional turun yang antara lain karena kekeringan panjang.

Pada komoditi jagung meskipun pada tahun 1996 terjadi penurunan produksi, namun pada tahun
1998 justru terjadi surplus (ekspor) meskipun hanya kecil. Hal ini diduga karena banyak
masyarakat yang memanfaatkan lahan tidur untuk komoditas jagung. Namun pada tahun-tahun
berikutnya sampai saat ini produksi jagung cenderung turun dan impor semakin besar (lebih dari
2 juta ton/tahun).

Produksi kedelai nasional tampak mengalami kemunduran yang sangat memprihatinkan. Sejak
tahun 2000, kondisi tersebut semakin parah, dimana impor kedelai semakin besar. Hal ini terjadi
antara lain karena membanjirnya Impor akibat fasilitas GSM 102, kredit Impor dan “Triple C”
dari negara importir yang dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh importir kedelai Indonesia, disisi
lain produktivitas kedelai nasional yang rendah dan biaya produksi semakin tinggi di dalam
negeri. Akibat kebijakan di atas harga kedelai impor semakin rendah sehingga petani kedelai
semakin terpuruk dan enggan untuk menanam kedelai. Dampaknya pada harga kedelai petani
tidak bisa bersaing dengan membanjirnya kedelai Impor dan petani kedelai tidak terlindungi.

Melihat kenyataan tersebut seakan kita tidak percaya sebagai negara agraris yang mengandalkan
pertanian sebagai tumpuan kehidupan bagi sebagian besar penduduknya tetapi pengimpor
pangan yang cukup besar. Hal ini akan menjadi hambatan dalam pembangunan dan menjadi
tantangan yang lebih besar dalam mewujudkan kemandirian pangan bagi bangsa Indonesia. Oleh
karena itu diperlukan langkah kerja yang serius untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada
dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Permasalahan Produksi Dan Upaya Mengatasi Masalah Pangan Nasional

Rendahnya laju peningkatan produksi pangan dan terus menurunnya produksi di Indonesia
antara lain disebabkan oleh: (1) Produktivitas tanaman pangan yang masih rendah dan terus
menurun; (2) Peningkatan luas areal penanaman-panen yang stagnan bahkan terus menurun
khususnya di lahan pertanian pangan produktif di pulau Jawa. Kombinasi kedua faktor di atas
memastikan laju pertumbuhan produksi dari tahun ke tahun yang cenderung terus menurun.
Untuk mengatasi dua permasalahan teknis yang mendasar tersebut perlu dilakukan upaya-upaya
khusus dalam pembangunan pertanian pangan khususnya dalam kerangka program ketahanan
pangan nasional.

Upaya Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan

Rata-rata produktivitas tanaman pangan nasional masih rendah. Rata-rata produktivitas padi
adalah 4,4 ton/ha (Purba S dan Las, 2002) jagung 3,2 ton/ha dan kedelai 1,19 ton/ha. Jika
dibanding dengan negara produsen pangan lain di dunia khususnya beras, produktivitas padi di
Indonesia ada pada peringkat ke 29. Australia memiliki produktivitas rata-rata 9,5 ton/ha, Jepang
6,65 ton/ha dan Cina 6,35 ton/ha ( FAO, 1993).

Faktor dominan penyebab rendahnya produktivitas tanaman pangan adalah (a) Penerapan
teknologi budidaya di lapangan yang masih rendah; (b)Tingkat kesuburan lahan yang terus
menurun (Adiningsih, S, dkk., 1994), (c) Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum
optimal (Guedev S Kush, 2002).

Rendahnya penerapan teknologi budidaya tampak dari besarnya kesenjangan potensi produksi
dari hasil penelitian dengan hasil di lapangan yang diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan
karena pemahaman dan penguasaan penerapan paket teknologi baru yang kurang dapat dipahami
oleh petani secara utuh sehingga penerapan teknologinya sepotong-sepotong (Mashar, 2000).
Seperti penggunaan pupuk yang tidak tepat, bibit unggul dan cara pemeliharaan yang belum
optimal diterapkan petani belum optimal karena lemahnya sosialisasi teknologi, sistem
pembinaan serta lemahnya modal usaha petani itu sendiri. Selain itu juga karena cara budidaya
petani yang menerapkan budidaya konvensional dan kurang inovatif seperti kecenderungan
menggunakan input pupuk kimia yang terus menerus, tidak menggunakan pergiliran tanaman,
kehilangan pasca panen yang masih tinggi 15 – 20 % dan memakai air irigasi yang tidak efisien.
Akibatnya antara lain berdampak pada rendahnya produktivitas yang mengancam kelangsungan
usaha tani dan daya saing di pasaran terus menurun. Rendahnya produktivitas dan daya saing
komoditi tanaman pangan yang diusahakan menyebabkan turunnya minat petani untuk
mengembangkan usaha budidaya pangannya, sehingga dalam skala luas mempengaruhi produksi
nasional.

Untuk mengatasi permasalahan di atas pemerintah harus memberikan subsidi teknologi kepada
petani dan melibatkan stakeholder dalam melakukan percepatan perubahan (Saragih, 2003).
Subsidi teknologi yang dimaksud adalah adanya modal bagi petani untuk memperoleh atau dapat
membeli teknologi produktivitas dan pengawalannya sehingga teknologi budidaya dapat dikuasai
secara utuh dan efisien sampai tahap pasca panennya. Sebagai contoh petani dapat memperoleh
dan penerapan teknologi produktivitas organik hayati (misal : Bio P 2000 Z), benih/pupuk
bermutu dan mekanisasi pasca panen dan sekaligus pengawalan pendampingannya.

Tingkat kesuburan lahan pertanian produktif terus menurun; revolusi hijau dengan
mengandalkan pupuk dan pestisida memiliki dampak negatif pada kesuburan tanah yang
berkelanjutan dan terjadinya mutasi hama dan pathogen yang tidak diinginkan. Sebagai contoh
lahan yang terus dipupuk dengan Urea (N) cenderung menampakkan respon kesuburan tanaman
seketika, tetapi berdampak pada cepat habisnya bahan organik tanah karena memacu
berkembangnya dekomposer dan bahan organik sebagai sumber makanan mikroba lain habis (<
1%). Pemakaian pupuk kimia, alkali dan pestisida yang terus menerus menyebabkan tumpukan
residu yang melebihi daya dukung lingkungan yang jika tidak terurai akan menjadi “racun tanah”
dan tanah menjadi “Sakit”. Akibatnya disamping hilangnya mikroba pengendali keseimbangan
daya dukung kesuburan tanah, ketidak-seimbangan mineral dan munculnya mutan-mutan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang kontra produktif. Di lahan sawah/irigasi dengan
berbagai upaya program revolusi hijau yang telah ada tidak lagi memberikan kontribusi pada
peningkatan produktivitas karena telah mencapai titik jenuh (Levelling Off) dan produktivitas
yang terjadi justru cenderung menurun.

Upaya yang harus dilakukan adalah melakukan Soil Management untuk mengembali-kan
kesuburan tanah dengan memasukkan berbagai ragam mikroba pengendali yang mempercepat
keseimbangan alami dan membangun bahan organik tanah, kemudian diikuti dengan pemupukan
dengan jenis dan jumlah yang tepat dan berimbang serta teknik pengolahan tanah yang tepat.
Telah diketahui bahwa mikro-organisme unggul berguna dapat diintroduksikan ke tanah dan
dapat diberdayakan agar mereka berfungsi mengendalikan keseimbangan kesuburan tanah
sebagaimana mestinya. Selain itu, sekumpulan mikro-organisme diketahui menghuni permukaan
daun dan ranting. Sebagian dari mereka ada yang hidup mandiri, bahkan dapat menguntungkan
tanaman (Mashar, 2000). Prinsip-prinsip hayati yang demikian telah diungkapkan dalam kaidah-
kaidah penerapan pupuk hayati (misal : Bio P 2000 Z).

Eksplorasi potensi genetik tanaman yang masih belum optimal tampak pada kesenjangan hasil
petani dan hasil produktivitas di luar negeri atau hasil dalam penelitian. Dalam hal ini teknologi
pemuliaan telah mengalami kemajuan yang cukup berarti dalam menciptakan berbagai varietas
unggul berpotensi produksi tinggi. Meskipun upaya breeding modern, teknologi transgenik dan
hibrida dirancang agar tanaman yang dikehendaki memiliki kemampuan genetik produksi tinggi
(Gurdev S Kush, 2002), tetapi jika dalam menerapkannya di lapangan asal-asalan, maka
performa keunggulan genetiknya tidak nampak. Hasil penggunaan varietas unggul di lapangan
seringkali masih jauh dari harapan. Penyebabnya adalah masih belum dipahaminya teknik
budidaya sehingga hasil yang didapat belum menyamai potensinya, apalagi melebihi.

Untuk mendapatkan performa hasil maksimal dari tanaman unggul baru yang diharapkan
memerlukan persyaratan-persyaratan khusus “Presisi” dalam budidayanya seperti kesuburan
lahan, pemupukan, mengamankan dari OPT (Anonim, 2003) dan/atau perlakuan spesifik
lainnya. Pada kenyataannya baik tanaman unggul seperti padi VUB, Hibrida dan PTB; dan
kedelai serta Jagung hibrida akan mampu berproduksi tinggi jika pengawalan manajemen
budidayanya dipenuhi dengan baik, tetapi jika tidak justru terjadi sebaliknya. Hasilnya lebih
rendah dari varietas lokal. Hal ini berarti bakal calon penerapan varietas unggul berproduktivitas
tinggi harus dilakukan pengawalan dan manajemen teknologi penyerta dengan baik dan
diterapkan secara paripurna. Untuk hal tersebut petani harus diberikan dampingan dan
memanejemen budidaya secara intensif.

Upaya Menambah Perluasan Lahan Pertanian Baru

Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan
lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang
berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Lahan irigasi Indonesia sebesar 10.794.221
hektar telah menyumbangkan produksi padi sebesar 48.201.136 ton dan 50 %-nya lebih
disumbang dari pulau Jawa (BPS, 2000). Akan tetapi mengingat padatnya penduduk di pulau
Jawa keberadaan lahan tanaman pangan tersebut terus mengalami degradasi seiring
meningkatnya kebutuhan pemukiman dan pilihan pada komoditi yang memiliki nilai ekonomi
yang lebih tinggi seperti hortikultura. Jika tidak ada upaya khusus untuk meningkatkan
produktivitas secara nyata dan/atau membuka areal baru pertanian pangan sudah pasti produksi
pangan dalam negeri tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional.

Dari sisi perluasan areal lahan tanaman pangan ini upaya yang dapat ditempuh adalah: (1)
Memanfaatkan lahan lebak dan pasang surut termasuk di kawasan pasang surut (Alihamsyah,
dkk, 2002) (2) Mengoptimalkan lahan tidur dan lahan tidak produktif di pulau Jawa. Kedua
pilihan di atas mutlak harus di barengi dengan menerapkan teknologi produktivitas mengingat
sebagian besar lahan tersebut tidak subur untuk tanaman pangan.

Luas lahan pasang surut dan Lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 20,19 juta hektar dan
sekitar 9,5 juta hektar berpotensi untuk pertanian serta 4,2 juta hektar telah di reklamasi untuk
pertanian (Ananto, E.,2002). Memanfaatkan lahan lebak dan Pasang Surut dipandang sebagai
peluang terobosan untuk memacu produksi meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan
tersebut masih rendah. Produktivitas rata-rata tanaman pangan padi, Jagung dan Kedelai di lahan
lebak/pasang surut dengan penerapan teknologi konvensional hasilnya masih rendah yaitu :
secara berturut turut sekitar 3,5 ton/ha; 2,8 ton/ha dan 0,8 ton/ha. Kendala utama pengembang di
lahan ini adalah keragaman sifat fisiko-kimia seperti pH yang rendah, kesuburan rendah,
keracunan tanah dan kendala Bio fisik seperti pertumbuhan gulma yang pesat, OPT dan cekaman
Air (Moeljopawiro, S., 2002)

Ditemukannya teknologi baru (misalnya Bio P 2000 Z) dengan memanfaatkan mikroba penyubur
dan pengendali kesuburan alami tanah di lahan lebak dan pasang surut memberikan bukti bahwa
produktivitas tanaman pangan tersebut mampu lebih tinggi dibanding produktivitas konvensional
di lahan subur atau produktivitas rata-rata nasional yaitu: 5,5 – 8 ton/ha padi; 2,5 – 3,5 ton/ha
kedelai dan 5 – 8 ton/ha jagung JPK). Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya
produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan. Efek mikroba memiliki manfaat yang besar
dalam mengendalikan lingkungan mikro tumbuh kembang tanaman yang secara sinergi
memberikan manfaat: (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang
dijumpai dalam tanah termasuk menetralkan kemasaman lahan, (2) adanya produksi senyawa
bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme
tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman (3) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin
efesien, lancar, dan berimbang, (4) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat.
Budidaya dengan menerapkan teknologi ini secara baik di lahan jenis tersebut mampu
menghasilkan produktivitas yang tinggi sehingga usaha tani pangan di lahan tersebut akan dapat
bersaing. Menjadikan lahan lebak dan pasang surut untuk usaha pertanian harus didukung
dengan teknologi dan infrastruktur yang memadai sehingga luasan lahan ini dapat menjadi
pendukung dan buffer untuk peningkatan produksi pangan dan swasembada.

Lahan kering di Indonesia sebesar 11 juta hektar yang sebagian besar berupa lahan tidur dan
lahan marginal sehingga tidak produktif untuk tanaman pangan. Di Pulau Jawa yang padat
penduduk, rata-rata pemilikan lahan usaha tani berkisar hanya 0,2 ha/KK petani. Namun, banyak
pula lahan tidur yang terlantar. Ada 300.000 ha lahan kering terbengkelai di Pulau Jawa dari
kawasan hutan yang menjadi tanah kosong terlantar. Masyarakat sekitar hutan dengan desakan
ekonomi dan tuntutan lapangan kerja tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan lahan-lahan
kritis dan lahan kering untuk usaha tani pangan seperti jagung, padi huma dan kedelai serta
kacang tanah. Secara alamiah hal ini membantu penambahan luas lahan pertanian pangan,
meskipun disadari bahwa produktivitas di lahan tersebut masih rendah, seperti jagung 2,5 – 3,5
ton/ha dan padi huma 1,5 ton/ha dan kedelai 0,6 – 1,1 ton/ha, tetapi pemanfaatannya berdampak
positif bagi peningkatan produksi pangan.

Melihat kenyataan di atas maka solusi terbaik adalah: (1) pemerintah sebaiknya memberikan ijin
legal atas hak pengelolaan lahan yang telah diusahahan petani yaitu semacam HGU untuk usaha
produktif usaha tani tanaman pangan sehingga petani dapat memberikan kontribusi berupa pajak
atas usaha dan pemanfaatan lahan tersebut, (2) memberikan bimbingan teknologi budidaya
khususnya untuk menerapkan teknologi organik dan Bio/hayati guna meningkatkan kesuburan
lahan dan menjamin usaha tani yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dan (3) Melibatkan
stakeholder dan swasta yang memiliki komitmen menunjang dalam sistem Agribisnis tanaman
pangan sehingga akan menjamin kepastian pasar, Sarana Input teknologi produktivitas dan nilai
tambah dari usaha tani terpadunya. Pengelolaan lahan kering untuk pertanian dapat dilakukan
dengan menerapkan teknologi produktivitas organik agar memberikan kontribusi yang nyata bagi
peningkatan produksi pangan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh jika 150.000 ha
lahan ini digunakan untuk budidaya Jagung jika dengan tambahan teknologi produktivitas
organik dapat menghasilkan rata-rata 6,5 ton/ha yang dilakukan dengan 2 kali MT maka akan
terjadi penambahan produksi sebesar: 1,95 juta ton jagung, berarti akan mensubstitusi lebih dari
60% impor Jagung. Multiple effek dari usaha tani tanaman pangan ini sangat berarti dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat sekitar dan bagi kepentingan nasional.
Mencapai Swasembada Pangan 2003 – 2010 Untuk Mewujudkan Kemandirian Dan Ketahanan
Pangan Nasional

Membangun Ketahanan pangan berbasis Agribisnis pangan rakyat di Indonesia perlu


mendapatkan perhatian serius. Pada tahun 1984 swasembada pangan pernah tercapai yang diukir
sebagai prestasi gemilang saat itu, namun tahun-tahun selanjutnya semakin merosot sehingga
upaya-upaya mempertahankan dan mencukupi kebutuhan pangan nasional semakin terancam.
Proyek pembukaan lahan pertanian sejuta hektar lahan gambut di Kalimantan Tengah,
implementasi BIMAS, INSUS, SUPRA INSUS; tampaknya tidak memberikan manfaat bahkan
dalam dasawarsa terakhir kita terjebak dalam kesejangan pangan dan dengan produksi pangan
nasional semakin terancam dan impor pangan dijadikan sebagai solusi instan. Seharusnyalah
dibangun kembali kerangka pembangunan pertanian berkerakyatan dan berorientasi
kemandirian dan kesejahteraan yang merata di dalam sistem agribisnis yang terpadu. Masalah
penyediaan pangan untuk penduduk harus dipandang secara utuh, bukan sekedar dinilai secara
untung rugi saja tetapi lebih jauh dicermati pada aspek politik, dan sosialnya karena di dalam
pandangan nasional ketahanan pangan harus merupakan bagian dari ketahanan nasional.

Menempatkan pangan sebagai bagian menempatkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara
serta rasa nasionalisme untuk melindungi, mencintai dan memperbaiki produksi pangan lokal
harus terus dikembang-majukan. Pertanian pangan termasuk di kawasan transmigrasi hendaknya
jangan dipandang sebagai lahan untuk menyerap tenaga kerja atau petani dikondisikan untuk
terus memberikan subsidi bagi pertumbuhan ekonomi sektor lain dengan tekanan nilai jual hasil
yang harus rendah dan biaya sarana produksi terus melambung. Tetapi seharusnya petani pangan
mendapatkan prioritas perlindungan oleh pemerintah melalui harga jual dan subsidi produksi
karena petani membawa amanah bagi ketahanan pangan, petani pangan perlu mendapatkan
kesejahteraan yang layak. Dalam hal ini adalah wajar jika pemerintah berpihak kepada petani
dan pelaku produksi pertanian pangan karena merupakan golongan terbesar dari masyarakat
Indonesia .

Kebijakan Impor pangan yang menonjol sebagai program instant untuk mengatasi kekurangan
produksi justru membuat petani semakin terpuruk dan tidak berdaya atas sistem pembangunan
ketahanan pangan yang tidak tegas. Akibat over suplai pangan dari impor seringkali memaksa
harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak sebanding dengan biaya produksinya sehingga
petani terus menanggung kerugian. Hal ini menjadikan bertani pangan tidak menarik lagi bagi
petani dan memilih profesi lain di luar pertanian, sehingga ketahanan pangan nasional mejadi
rapuh.

Melihat kondisi saat ini dan trend produksi pangan yang semakin tergantung impor dan
bergesernya pola konsumsi masyarakat maka untuk mencapai kemandirian pangan ke depan
harus dilakukan melalui upaya-upaya terpadu secara terkonsentrasi pada peningkatan produksi
pangan nasional yang terencana mulai “presisi” di sektor hulu – proses (on farm) dan hilirnya.
Yang perlu ditekankan adalah: peningkatan produktivitas dan penerapan teknologi bio/hayati
organik, perluasan areal pertanian pangan dan optimalisasi pemberdayaan sumber daya
pendukung lokalnya, kebijakan tataniaga pangan dan pembatasan impor pangan, pemberian
kredit produksi dan subsidi bagi petani pangan, pemacuan kawasan sentra produksi dan
ketersediaan silo untuk stock pangan sampai tingkat terkecil dalam mencapai swasembada
pangan di setiap daerah. Untuk itu pemacuan peningkatan produksi pangan nasional harus
ditunjang dengan kesiapan dana, penyediaan lahan, teknologi, masyarakat dan infrastrukturnya
yang dijadikan sebagai kebijakan ketahanan pangan nasional.

Padi

Dalam kurun waktu satu dasa warsa ke depan Indonesia harus mampu mandiri dalam memenuhi
kebutuhan pangan bagi masyarakat-nya. Tabel 2 menggambarkan keragaan pemacuan produksi
dan pengurangan impor padi yang dipandang rasional.

Dengan asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1,5 % dan impor beras sekitar 1,5 – 2
juta ton pada tahun 2003 dan produksi dalam negeri sekitar 52 juta ton, maka untuk mencapai
swasembada pada tahun 2010 diperlukan trend peningkatan produksi sebesar 1,8 – 2,1 %
pertahun. Peningkatan ini sangat rasional dan dapat dilakukan dengan melihat potensi produk-
tivitas yang dapat ditingkatkan dan potensi ketersediaan lahan baru yang dapat dibuka seperti
lahan pasang surut, lebak dan lahan kering untuk padi (Suprihatno, dkk, 1999; Irianto, Gatot,
dkk., 2002).

Jagung

Pada tahun 2002 impor jagung mencapai 2,2 juta ton dan sejak tahun 2000 pertumbuhan
produksinya menunjukkan trend yang cenderung negatif. Melihat potensi yang ada bahwa hal
upaya memacu produksi jagung dalam 10 tahun kedepan masih dapat dilakukan, bahkan
sekalipun untuk dapat mencapai surplus (ekspor). Dengan menciptakan tingkat pertumbuhan
produksi 2 % sampai 6,5 %per tahun maka pada tahun 2010 Indonesia akan dapat mengekspor
jagung. Hal ini sangat rasional untuk dapat diwujudkan dan dicapai mengingat masih banyak
lahan tidur dan lahan kering potensial yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk dapat
meningkatkan produksi jagung. Peluang penerapan teknologi produktivitas Bio hayati organic
dan penerapan benih hibrida untuk meningkatkan produktivitas dari rata-rata 3,5 ton/ha menjadi
lebih dari 6,5 ton/ha di lahan tersebut masih sangat rasional apalagi agribisnis jagung telah
didukung dengan tersedia dan kesiapan stakeholder dari hulu sampai hilirnya.

Kedelai

Upaya mendongkrak produksi kedelai memang berat mengingat ada sekitar 70 % kebutuhan
kedelai dipenuhi dari impor. Terus membanjirnya impor kedelai tahun 2000 memiliki dampak
yang tragis bagi petani kedelai dan untuk dapat mencapai imbangan impor harus ada perlakuan
khusus dengan mengembalikan kepercayaan petani kembali bertanam kedelai. Upaya
perimbangan impor dan pertumbuhan produksi kedelai jika produksi dapat terus ditingkatkan
secara linear dari 13 % di tahun 2003 terus tumbuh meningkat hingga 20 % pada tahun 2010.
Selama dasawarsa ke depan (2003 – 2013), yang rasional dilakukan adalah menekan impor
dengan substitusi dari produksi dalam negeri sampai tinggal 10 – 20 % impor. Hal ini relevan
dengan kondisi saat ini dan dapat terjadi jika ada pengaturan tata niaga untuk kepastian harga
yang layak saat petani panen raya dan menciptakan produktivitas kedelai yang tinggi sehingga
menurunkan biaya produksinya per satuan hasil.
Menerapkan kebijakan tata niaga kedelai, pembatasan impor (tarif bea masuk) dan
insentif/subsidi bagi petani produsen dipandang perlu pada komoditas ini karena merupakan
komoditi hajat hidup orang banyak (Inkopti, 2001), jika memang keputusan kemandirian pangan
sebagai keputusan politik untuk ketahanan pangan. Persoalan teknologi produktivitas kedelai dan
lahan sebenarnya bukan lagi sebagai permasalahannya, hanya saja jika petani tidak diberikan
subsidi teknologi, produktivitasnya tetap rendah (< 1,2 ton/ha) dan biaya produksi per satuan
produk menjadi tinggi sehingga ke depannya tidak dapat bersaing dipasaran bebas. Upaya ini
perlu dilakukan dengan dengan menerapkan kebijakan yang simultan untuk merangsang
pertumbuhan tinggi baik dengan melibatkan stakeholder pelaku bisnis kedelai dari hulu hingga
hilir, teknologi, petani, perbankan dan pemerintah.

Harus diciptakan kondisi yang kondusif untuk memberikan perlindungan pada petani.
Menciptakan dan mewujudkan kemandirian pangan nasional agar lebih ditekankan pada peran
petani serta stakeholder yang mengawal sistem produksi dari keterjaminan penyediaan teknologi,
sarana produksi hingga industri hilirnya. Fasilitas kebijakan yang memberikan kemudahan petani
pangan mendapatkan subsidi teknologi, mekanisasi dan fasilitasi penunjang budidaya (seperti
infrastruktur untuk pertanian seperti irigasi dan jalan, dan kredit produksi), perlindungan pasar
serta kebijakan impor terbatas diperlukan untuk kembali menggairahkan pertanian pangan.
Dalam hal ini perlu adanya rencana dan pedoman yang jelas dan sistematis sebagai komitmen
bagi stakeholder khususnya dari pemerintah melalui Departemen Pertanian dan departemen
terkait dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional yang tangguh sebagai keputusan
nasional yang didukung oleh pemerintah daerah sebagai pelaksana di lapangan.

Upaya menciptakan kemandirian pangan dengan mengembangkan produksi sumber pangan


alternatif substitusi pangan impor dilakukan seiring dengan pemacuan tiga komoditi pangan
utama di atas. Sumber pangan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan untuk substitusi pangan
impor seperti kentang, jagung putih dan umbi-umbian. Mengembangkan sumber pangan
alternatif ini justru memiliki nilai ekonomis tinggi karena disamping produktivitas per hektarnya
tinggi, pangan tersebut sebagai bahan baku industri. Dengan keragaman sumber bahan pangan
yang dikonsumsi dan dapat diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat menekan impor pangan
secara nyata dan mengurangi ketergantungan pangan dari luar negeri sehingga ketahanan dan
kemandirian pangan nasional semakin mantap.

Peran Teknologi Produktivitas Organik Dalam Menunjang Ketahanan Pangan Yang


Berkelanjutan

Subsidi teknologi yang menjadi bagian penting dari upaya menciptakan ketahanan pangan yang
tangguh, harus mengutamakan teknologi produktivitas yang ramah lingkungan. Teknologi
tersebut harus telah terbukti memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan produktivitas
dan teruji bukan hanya untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan tetapi juga mampu
menjaga kelestarian produksi dan ramah lingkungan. Disamping itu teknologi yang diterapkan
harus bersifat sederhana, mudah dimengerti dan dilaksanakan petani sehingga dapat diterapkan
di lapangan secara utuh dan memiliki kawalan/pendampingan di lapangan untuk menjamin
keberhasilannya.
Sebagai contoh teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z yang diramu dari kumpulan mikro-
organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat hidup
harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme komersial serta dibekali
nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba dan komoditas budidaya.
Sekumpulan mikro-organisme unggul berguna dikemas dalam pupuk hayati Bio Perforasi terdiri
dari dekomposer (Hetrotrop, Putrefaksi), pelarut mineral dan phospat, fiksasi nitrogen, Autotrop
(fotosintesis) dan mikroba fermentasi serta mikroba penghubung (seperti Mycorrhiza) yang
bekerja bersinergi dan nutrisi bahan organik sederhana, seperti senyawa protein/peptida,
karbohidrat, lipida, Vitamin, senyawa sekunder, enzim dan hormon; serta unsur hara makro: N,
P, K, S, Ca, dan lainnya berkombinasi dengan hara mikro: seperti Mg, Si, Fe, Mn, Zn, Mn, Mo,
Cl, B, Cu, yang semua unsur yang disebut di atas diproses melalui cara fermentasi.

Bio Perforasi secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis


alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan,
bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip
“mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup
(seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan pertumbuhan dan produksinya.
Ternyata dengan sistem demikian masalah tersumbatnya produksi komoditi pertanian dapat
dipecahkan (Mashar, 2000).

Melalui jasa mikro-organisme unggul yang sebelumnya telah dikondisikan terhadap lingkungan
tumbuh kembang tanaman serta dibekali nutrisi dan unsur hara, faktor pembatas produksi dan
kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu
berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman
sebelumnya. Hal ini seiring dengan tujuan meningkatkan produktivitas hasil dari tanaman
varietas unggul yang memiliki potensi genetik tinggi seperti padi Hibrida, PTB dan padi unggul
lain yang akan dikembangkan untuk daerah-daerah kritis lebak rentan cekaman kesuburan tanah
yang labil. Seperti daerah transmigrasi Penggunaan mikroba Bio P 2000 Z secara teratur dan
sesuai anjuran ternyata mampu mendongkrak potensi produksi tanaman yang bersangkutan
melebihi referensi Genetik yang dimilikinya dan cekaman anasir penghambat dalam tanah.

Keunggulan penerapan teknologi Bio Perforasi pada padi adalah meningkatnya produktivitas dan
kualitas beras. Pada padi unggul nasional memacu bertambahnya anakan produktif rata-rata 19 –
35 anakan dan kuatnya perakaran (gambar A), tahan rebah dan serangan penggerek batang; malai
lebih besar (berisi) sehingga dibanding tanpa Bio P2000Z pada volume gabah kering giling
(GKG) yang sama rendemen meningkat 30% – 40%. Karena proses keseimbangan hara ini beras
lebih jernih dan tidak mudah remuk/patah saat digiling.

Kesimpulan

1. Laju pertumbuhan produksi pangan nasional dalam dasa warsa terakhir rata-rata cenderung
terus menurun sedangkan laju pertumbuhan jumlah penduduk terus meningkat yang berarti
semakin meningkat ketergantungan pangan nasional pada impor merupakan bahaya laten bagi
kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
2. Produksi pangan yang terus menurun lebih disebabkan karena: produktivitas hasil budidaya
petani rata-rata masih rendah dan perluasan areal lahan pertanian stagnan serta lahan yang ada
cenderung menurun kualitasnya sehingga perlu upaya mengatasi permasalahan tersebut dengan
terobosan yang konstruktif dalam produktivitas dan perluasan lahan.

3. Meningkatkan produktivitas dapat ditempuh melalui cara antara lain: menerapkan teknologi
budidaya produktivitas tinggi dengan memberikan subsidi teknologi kepada petani seperti
teknologi pupuk hayati Bio P 2000 Z; melakukan Soil Management di lahan pertanian dengan
mengintroduksikan agen mikroba penyubur dan nutrisi (seperti pupuk berimbang) untuk
mengembalikan keseimbangan alami yang membangun kesuburan tanah dan tanaman diatasnya;
melakukan eksplorasi potensi genetik tanaman yang memiliki performa tanaman unggul hasil
maksimal seperti varietas hibrida dan tipe baru dengan memberikan perlakuan presisi kawalan
teknologi yang sesuai sehingga efisiensi hasil maksimal dapat tercapai .

4. Upaya memacu pertumbuhan produksi pangan dengan membuka areal Lahan pertanian baru
yang dapat di gunakan untuk pertanian produktif adalah potensi lahan pasang surut dan lahan
lebak, serta lahan kering yang sebagian besar belum tergarap secara optimal dengan disertai
penerapan teknologi produktivitas.

5. Untuk mewujudkan swasembada dan kemandirian serta ketahanan pangan dalam satu
dasawarsa ke depan (2010), diperlukan perangkat kebijakan yang mengarah pada perbaikan
implementasi sistem agribisnis dan tataniaga (impor) bahan pangan. Disamping itu laju
pertumbuhan produksi nasional harus dipacu pertahun secara bertahap, pada komoditas
padi/beras dari tahun 2003 sebesar 1,8 % menjadi 2,1% pada tahun 2010, komoditas jagung dari
2 % tahun 2003 menjadi 6,5 % tahun 2010, dan kedelai 13 % tahun 2003 terus meningkat
menjadi 20 % pada tahun 2010.

6. Penerapan teknologi organik seperti Bio P 2000 Z yang memanfaatkan sinergi jasa mikroba
unggul mampu meningkatkan produktivitas tanaman lebih tinggi dari teknologi pupuk
konvensional/kimia dan memiliki manfaat memperbaiki kesuburan lahan serta menjaga
produktivitas tinggi lahan yang berkelanjutan.

Lampiran (tabel 1, 2, 3, 4)

Tabel.1

Pertumbuhan Per Tahun Peroduksi Beras, Jagung, Kedelai, 1992-1993

Komoditi 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Padi 7.99 0.12 3.18 6.75 2.73 -3.37 -0.28 3.31 2.03 -2.77 1.82 0.04

Jagung 28.36 -19.68 6.25 22.12 12.87 -5.76 15.95 -9.49 5.14 -3.41 1.92 1.42

Kedelai 20.17 -8.63 -8.37 7.41 -9.69 -10.56 -3.76 5.91 -26.41 -16.74 -21.06 13.36

Penduduk 1.4 1.42 1.45 1.52 1.55 1.57 1.59 1.61 1.63 1.66 1.69 1.72
Tabel. 2

Target Produksi dan Proyeksi Impor Padi Nasional Tahun 2000 – 2010

(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kebutuhan 52,055 52,114 52,078 53,000 53,795 54,601 55,421 56,252 57,096 57,952 58,822

Produksi 49,429 49,144 50,078 51,000 51,941 52,900 53,877 54,890 56,023 57,191 58,387

Impor 2,626 2,970 2,000 2,000 1,854 1,701 1,544 1,362 1,073 761 435

Tabel. 3

Target Produksi dan Proyeksi Impor Jagung Nasional Tahun 2000 – 2010

(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kebutuhan 10.500 11.000 11.500 11.663 11.832 12.016 12.196 12.339 12.564 12.753 12.945

Produksi 9.676 9.165 9.278 9.409 9.625 9.969 10.445 11.065 11.735 12.466 13.285

Impor 824 1.835 2.222 2.254 2.213 2.047 1.251 1.314 229 257 -340

Tabel. 4

Target Produksi dan Proyeksi Impor Kedelai Nasional Tahun 2000 – 2010

(000 ton) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kebutuhan 2.295 2.335 2.376 2.417 2.460 2.503 2.547 2.541 2.637 2.025 2.730

Produksi 1.017 923 837 915 1.010 1.126 1.271 1.453 1.653 1.685 2.380

Impor 1.277 1.412 1.558 1.902 1.450 1.376 1.276 1.138 951 697 350

Daftar Pustaka

Abdullah Buang. 2002. Pengenbangan Padi Tipe Baru. Makalah disampaikan Pada Seminar
Temu Lapang BALITPA di KP. Pusakanegara, Subang 26 September 2002
Alihamsyah T., Muhrizal Sarwani dan Isdianto Ar-Riza. 2002. Komponen Utama Teknologi
Optimalisasi lahan Pasang Surut Sebagai Sumber Pertumbuhan Produksi Padi Masa Depan.
Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret
2002.

Ananto Eko. 2002. Pengembangan Pertanian Lahan rawa Pasang Surut Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi
Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.

Anonim. 2003. Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan dalam Kaitannya dengan
Sistem Pertanian Organik. Makalah Pengembangan Teknologi Padi di Hotel Kaisar Maret 2003.

Anonim. 2001. Pemberdayaan Usaha Anggota koperasi Produsen tempe Tahu Indonesia
(KOPTI) Melalui Pemberian Insentif Pemerintah kepada INKOPTI. Inkopti.

Anonim. 2003. Penelitian dan Pengembangan tanaman Pangan dalam Kaitannya dengan
Sistem Pertanian Organik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

BPS ( Biro Pusat Statistik). 2001. Stasistik Indonesia 2000. BPS Jakarta.

FAO. 1993. Rice In human Nutrition. Food and Nutrition Series. FAO, Rome .

Gurdev S. khush. 2002. Food Security By Design: Improving The Rice Plant in Partnership With
NARS. Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22
Maret 2002.

Purba S. dan Las I. 2002, Regionalisasi Opsi Strategi Peningkatan Produksi Beras. Makalah
disampaikan pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret 2002.

Mashar Ali Zum, 2000, Teknologi Hayati Bio P 2000 Z Sebagai Upaya untuk Memacu
Produktivitas Pertanian Organik di Lahan Marginal. Makalah disampaikan Lokakarya dan
pelatihan teknologi organik di Cibitung 22 Mei 2000.

Moeljopawiro Sugiono. 2002. Bioteknologi Untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Padi.
Makalah disampaikan Pada Seminar IPTEK padi Pekan Padi Nasional di Sukamandi 22 Maret
2002.

Sri Adiningsih J., M. Soepartini, A. kusno, Mulyadi, dan Wiwik Hartati. 1994. Teknologi untuk
Meningkatkan Produktivitas Lahan Sawah dan Lahan Kering. Prosiding Temu Konsultasi
Sumberdaya Lahan Untuk Pembangunan Kawasan Timur Indonesia di Palu 17 – 20 Januari
1994.

05/31/2010 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 23 Komentar


PEMANFAATAN PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) SEBAGAI OBAT
ALTERNATIF DIABETES MELLITUS

ABSTRAK

Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas. Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), Indonesia
menempati urutan keenam dunia sebagai Negara dengan jumlah penderita DM terbanyak
setelah India, China, Uni Soviyet, Jepang dan Brasil.   Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan pare sebagai obat alternatif yang berasal dari potensi lokal Indonesia, dalam
penyembuhan penyakit diabetes mellitus.Tanaman pare dapat menurunkan gula darah karena
tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida
cucurbitacin, momordicin, dan charantin..

Kata kunci : Diabetes mellitus, pare, alternatif

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa)
yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam
tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi polisakarida, digosakarida, disakarida dan
monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia.
Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon insulin tersebut karena penderita
diabetes mellitus biasanya akan mengalami lesu, kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang
air kecil, dan pengelihatan menjadi kabur, gejala lain akibat adanya kadar glukosa yang terlalu
tinggi akan terjadi ateroma sebagai penyebab awal penyakit jantung koroner.(Utami, Prapti.
2003)

Penyakit diabetes mellitus saat ini hampir merambah seluruh dunia, tidak hanya Negara-negara
maju saja yang terserang dengan penyakit ini, akan tetapi negara-negara berkembang pun
sekarang nampaknya sudah mulai memiliki probilitas terserang penyakit ini, menurut data
organisasi kesehatan dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keenam dunia sebagai Negara
dengan jumlah penderita DM terbanyak setelah India, China, Uni Soviyet, Jepang dan Brasil.
Tercatat pada tahun 1995 jumlah penderita DM di Indonesia mencapai 5 juta, Pada tahun 2000
yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Namun,
pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia meningkat tajam menjadi
14 juta orang, dimana baru 50 % yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 %
yang datang berobat teratur,  Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak
menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing
manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama
gejala-gejala yang terjadi pada dirinya.( Soegondo, Sidartawan. 2006.www. Medicastore.com).
Mahalnya harga obat diabetes mellitus yang diproduksi di pabrik dan beredar di pasaran
nampaknya cukup berdampak pada daya beli masyarakat yang kurang, terlebih lagi bagi
masyarakat yang terkategori dalam masyarakat menengah kebawah, sehingga hal ini
menyebabkan penderita enggan membeli obat dan pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit
diabetes mellitus yang dideritanya semakin parah bahkan bisa menimbulkan kematian.

Tanaman pare merupakan salah satu alternatif dalam penyembuhan diabetes mellitus, karena
tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (antioxidant kuat), serta glikosida
cucurbitacin, momordicin, dan charantin yang dapat menurunkan gula darah.(Anoymous. 2007)

Rumusan Masalah

Ø      Kandungan gizi apa saja yang terdapat pada pare

Ø      Bagaimana cara pemanfaatan pare dalam mengobati Diabetes Mellitus

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pare sebagai obat alternatif yang berasal
dari potensi lokal Indonesia, dalam penyembuhan penyakit diabetes mellitus.

Manfaat Penulisan

Penulisan ini memberikan beberapa manfaat, yaitu dari segi akademis dapat memberikan
informasi ilmiah pada masyarakat tentang manfaat pare sebagai obat alternatif yang berasal dari
potensi lokal Indonesia, dalam penyembuan penyakit diabetes mellitus. Dari segi aspek ekonomi
pemanfaatan pare sebagai obat alternatif penyembuhan penyakit diabetes mellitus dapat
menghemat biaya dan lebih praktis.

PEMBAHASAN

Kandungan Gizi Pare

Diabetes mellitus sering disebut juga the great imitator, karena penyakit ini dapat menyerang
semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan biasanya akan mengalami lesu,
kurang tenaga, selalu merasa haus, sering buang air kecil, dan pengelihatan menjadi kabur.
Penggunaan flora atau tumbuhan yang potensial untuk terapi pada diabetes ini nampaknya dapat
menjadi altrenatif yang cukup efektif dan terjangkau oleh para penderita diabetes mellitus. Di
Indonesia cukup banyak tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan makanan yang dapat
membantu dalam mengatasai penyakit diabetes mellitus ini terutama tanaman pare.(Utami,
Prapti. 2003)

Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia Tropis. Tanaman satu ini
terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa pahitnya itulah pare bermanfaat bagi
kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, dan
sedikit lemakmineral  pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang menonjol
terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C.(Anoymous. 2007)

Khasiat buah pare (Momordica charantia L.) sebagai obat di Cina sudah dicatat Li sejak tahun
1578. Awalnya sebagai tonikum, obat cacing, obat batuk, antimalaria, seriawan, penyembuh
luka, dan penambah nafsu makan. Ratusan riset di banyak negara yang berkembang kemudian
menyingkap buah pahit ini berefek menurunkan kadar gula darah (hypopglycemic effect).
(Anoymous. 2007)

Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh
atau terjadi gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya jumlahnya cukup. Kekurangan insulin
disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans
dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Insulin merupakan suatu
polipeptida  (protein). Dalam keadaan normal, jika kadar glukosa darah naik, kelenjar pankreas
akan mengeluarkan insulin dan masuk ke dalam aliran darah. Oleh darah insulin disalurkan ke
reseptor yaitu hati sebesar 50%, ginjal sekitar 10 – 20 %, serta sel darah, otot, dan jaringan lemak
sekitar 30 – 40 %.

Selama belum ada insulin, gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel – sel jaringan tubuh
lainnya seperti otot dan jaringan lemak. Dapat dikatakan bahwa insulin merupakan kunci yang
membuka pintu sel jaringan, memasukkan gula ke dalam sel, dan menutup kembali. Di dalam
sel, gula dibakar menjadi energi yang berguna untuk beraktivitas. Riset serupa di Jerman,
Inggris, India, Jepang, Thailand, dan Malaysia mempertegas zat berkhasiat pare sebagai
antidiabetes. Buah pare yang belum masak mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol
(antioxidant kuat), serta glikosida cucurbitacin, momordicin, dan charantin.

Efek pare dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus
menyerap gula yang dimakan. Selain itu diduga pare memiliki komponen yang menyerupai
sulfonylurea (obat antidiabetes paling tua dan banyak dipakai). Obat jenis ini menstimulasi sel
beta kelenjar pancreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit
cadangan gula glycogen di hati. Efek pare dalam menurunkan gula darah pada kelinci
diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.

Dari begitu banyak riset pare sebagai penurun gula darah, ada benang merah bahwa dalam
menurunkan gula darah, pare memiliki lebih dari satu mekanisme. Lebih dari itu, penelitian pare
di Jerman berhasil menemukan dosis efektif penurun gula darah pare pada kelinci sehat sebesar
0,5 gram/ kg berat badan, dan 1-1,5 gram/kg berat badan untuk kelinci yang sengaja dibikin
kencing manis. (Anonimous. 2007).

Tabel 1 Kandungan gizi tiap 100 gram daun dan buah pare

Zat gizi            Buah Pare      Daun Pare

Air                   91,2 gram        80 gram

Kalori              29 gram           44 gram


Protein             1,1 gram          5,6 gram

Lemak             1,1 gram          0,4 gram

Karbohidrat     0,5 gram          12 gram

Kalsium           45 mg              264 mg

Zat Besi           1,4 mg             5 gram

Fosfor              64 mg              666 mg

Vitamin A       18 SI               5,1 mg

Vitamin B       0,08 mg           0,05 mg

Vitamin C       52 mg              170 mg

Folasin                –                    88 mg

Pemanfaatan Pare Dalam Mengobati Diabetes Mellitus

Berdasarkan gejala klinis atau medis, diabetes mellitus (DM) dapat dibagi menjadi sebagai
berikut :

–          DM tipe 1 atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)

Sebagian besar sel beta pulau langerhans yang memproduksi insulin dalam pankreas mengalami
kerusakan. Akibatnya, kadar insulin menjadi kurang atau tidak ada.

–          DM tipe 2 atau DMTTI

Disebabkan kekurangan nutrisi atau gizi pada diabetisi

–          Diabetes Mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu

Termasuk ke dalam kelompok ini adalah penyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang
disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan sindrom genetik tertentu
atau gejala-gejala penyakit keturunan seperti diabetes mellitus.

Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis diabetes mellitus sebagai
berikut :

1.      Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa darah ketika puasa
lebih dari 126 mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar
glukosa darah lebih dari 200 mg/dl.
2.      Seseorang dikatakan terganggu toleransi glukosanya jika kadar glukosa darah ketika puasa
110 – 125 mg/dl atau 2 jam setelah minum larutan glukosa 75 gram menunjukkan kadar glukosa
darah 140 – 199 mg/dl.

3.      Seseorang dikatakan normal atau tidak menderita diabetes mellitus jika kadar glukosa
darah ketika puasa kurang dari 110 mg/dl, kadar glukosa darah 1 setelah minum larutan glukosa
75 gram menunjukkan kadar glukosa darah kurang dari 180 mg/dl, kadar glukosa darah 2 jam
setelahnya kurang dari 140 mg/dl. (Utami, Prapti. 2003)

Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung protein, karbohidrat, dan sedikit lemak.
Mineralnya tak kalah banyak. Pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor. Vitamin yang
menonjol terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C. Dari penelitian yang dilakukan
di Jepang tahun 2003 juga diketahui bahwa biji pare merupakan anti oksidan yang cukup kuat
untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh yang memicu pembentukan sel kanker,
mempercepat penuaan, penyumbatan arteri, stroke, dan diabetes mellitus. Buah pare
mengandung karatin, hydroxytryptamine, vitamin A, B, dan C. Sementara itu bijinya
mengandung momordisin. Hampir semua bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun
akar, berkhasiat untuk obat. Namun, buah pare paling sering digunakan untuk bahan ramuan obat
terutama diabetes mellitus. Efek farmakologis dari tanaman ini rasanya pahit dan sifatnya dingin,
pare berkhasiat sebagai antiradang, menurunkan kadar glukosa darah, untuk mengobati batuk,
radang tenggorok, radang mata  merah, rematik dan sariawan disentri.. Cara pemanfaatan pare
untuk mengatasi Diabetes Mellitus, yaitu dengan cara  Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan
lalu tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan.
Diulang selama 2 minggu. Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji
pare,  kemudian biji pare disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan
dalam toples. Cara pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk
diminum 3 kali sehari. (Anonimous. 2007)

Kajian Religius

Bila dikaji dari sisi religius, pemanfaatan tumbuhan untuk mengobati penyakit dalam perspektif
Islam berdasarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dapat tersirat dalam surat-surat, sebagai berikut :

Q.S Al Maidah 88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Q.S Al An’am 141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Q.S Al Baqarah 168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Q.S Al Baqarah 57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu
“manna” dan “salwa”[53]. makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri
mereka sendiri.

Q.S An Nahl 114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketehui bahwa Allah SWT dalam penciptaan-Nya selalu
memberikan manfaat kepada umat-Nya, seperti telah disebutkan dalam ayat di atas, bahwa Allah
SWT telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan untul diambil manfaatnya.

Kesimpulan

Diabetes millitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang
diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa)
yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproduksi secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam
tubuh akan meningkat. Tanaman pare (Momordica charantia L.) berasal dari kawasan Asia
Tropis. Tanaman satu ini terkenal karena buahnya yang pahit. Justru dibalik rasa pahitnya itulah
pare bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan gizi pada pare cukup baik. Pare mengandung
protein, karbohidrat, dan sedikit lemakmineral  pare kaya akan kalsium, zat besi dan fosfor.
Vitamin yang menonjol terdapat di dalamnya adalah vitamin A dan vitamin C. Hampir semua
bagian tanaman ini, baik biji, bunga, daun, maupun akar, berkhasiat untuk obat. Namun, buah
pare paling sering digunakan untuk bahan ramuan obat terutama diabetes mellitus. Efek
farmakologis dari tanaman ini rasanya pahit dan sifatnya dingin, pare berkhasiat sebagai
antiradang, menurunkan kadar glukosa darah, untuk mengobati batuk, radang tenggorok, radang
mata  merah, rematik dan sariawan disentri.. Cara pemanfaatan pare untuk mengatasi Diabetes
Mellitus, yaitu dengan cara  Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan lalu tambahkan setengah
gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.
Untuk penggunaan biji pare, yaitu dengan cara sediakan 200 gram biji pare,  kemudian biji pare
disangrai sampai kering dan ditumbuk halus. Setelah dingin disimpan dalam toples. Cara
pemakaiannya seduh 10 gram bubuk biji pare dengan air matang untuk diminum 3 kali sehari

Saran

Bagi masyarakat sebaiknya menggunakan bahan lokal sebagai obat alternatif dalam mengobati
penyakit diabetes melllitus terutama tanaman pare,  karena tanaman ini mudah ditemukan dan
harganya relatif murah. Selain itu,  dengan menggunakan bahan lokal sebagai obat alternatif
lebih aman dari pada obat luar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2007. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare. (online).
http://www.nusaku.com/forum/showthread.php?f=13 diakses 20 Juni 2008
Anonimous. 2007. Khasiat Buah Pare. (online).
http://www.nusaku.com/forum/showthread.php?t=5931 diakses 20 Juni 2008

Anonimous. 2007. Pare. (online) http://dapurmlandhing.dagdigdug.com diakses 20 Juni 2008

Soegondo, Sidartawan. 2006. Jumlah Diabetes Mellitus. (online). www. Medicastore.com.


diakses 20 Juni 2008

Utami, Prapti dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus.
Jakarta : Agro Media Pustaka.

02/18/2009 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 15 Komentar

BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH ALTERNATIF PENYEMBUH


KANKER RAHIM

ABSTRAK

Pada 2007, penderita kanker rahim tertinggi kedua di Indonesia dan di dunia. Penyembuhan
yang biasa dilakukan sering berefek negatif, diantaranya menyebabkan mual, muntah,
leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari
buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim. Melalui
riset in vitro, 50 %  sel kanker rahim dapat dimatikan oleh buah merah. Kesimpulan penulisan
ini adalah buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker rahim, mekanisme
kerja buah merah membunuh sel-sel kanker melalui senyawa tokoferol, alfatokoferol, dan
betakarotin, buah merah dimanfaatkan melalui sarinya untuk pengobatan sel kanker rahim

Kata Kunci: Buah Merah, Obat Alternatif, Kanker Rahim

PENDAHULUAN

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang
tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali dan akan terus
membela diri, selanjutnya menyusup ke jaringan disekitarnya (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta saraf tulang belakang
(Mangan, 2005). Secara garis besar kanker dibagi menjadi 4 jenis, antaralain: Karsinoma,
Sarkoma, Leukimia, dan Limfoma.

Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru
yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat
kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker,
dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang.
(Kardinan, 2003: hal.12). Jumlah penderita kanker saat ini semakin meningkat, dan menempati
urutan keenam sebagai penyebab kematian. Data Depkes menyebutkan, sekitar enam persen atau
13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan kanker merupakan penyebab
kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran pernafasan dan diare.
Kanker Rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin
tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun. Kanker rahim tergolong penyakit terbanyak
diderita kaum perempuan. Penyakit tersebut bahkan sangat mematikan. Biasanya beragam jenis
kanker, termasuk kanker rahim, muncul karena adanya pertumbuhan sel yang abnormal.
Pertumbuhan sel tersebut muncul karena adanya mutasi gen. Ada berbagai faktor pemicu kanker,
baik dari dalam tubuh sendiri maupun dari luar. Faktor luar pemicu kanker adalah lingkungan,
zat karsinogenik, dan lain-lain.

Berdasarkan data 2001, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kelima di Indonesia dan
terus meningkat. Sedangkan berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on
Cancer (IARC) 2002, kanker rahim menempati urutan kedua dengan temuan kasus baru 9,7
persen dan jumlah kematian 9,3 persen dari seluruh kanker pada perempuan di dunia
(Anoymous, 2007). Data dari instalasi Kanker Terpadu Tulip di RS Sardjito Yogyakarta
menunjukkan dari tahun ke tahun terjadi kenaikan kasus kanker leher rahim (4,9%) dan usia
penderita terbanyak 46-50 tahun. WHO mencatat setiap tahun, di dunia terdapat 490 ribu
perempuan menderita kanker ini, dan 240 ribu di antaranya meninggal. Pada 2007, penderita
kanker tertinggi kedua di Indonesia adalah kanker rahim. Meski belum diketahui pasti insiden
kanker di Indonesia, namun berdasarkan data Globocan tersebut, pada 2002 didapatkan
perkiraan  penderita kanker payudara sebesar 26 per 100.000 perempuan dan kanker leher rahim
sebesar 16 persen per 100.000 perempuan (Anoymous, 2008).

Secara umum penyembuhan yang biasa dilakukan untuk penyakit kanker adalah sebagai berikut:
pembedan (operasi), penyinaran (radioterapi), dan kemoterapi. Namun penyembuhan tersebut
bisa berefek negatif, yakni memperburuk kondisi pasien diantaranya menyebabkan mual,
muntah, leukopenia, stomatitis, dan lain-lain. Seperti yang disampaikan dr. Abidin Widjanarko,
Sub bagian Hematologi-Onkologi Medik Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI dan RS Kanker
Dharmais. Selain itu vaksin untuk mencegah kanker yang diproduksi oleh dua perusahaan obat
berskala internasional, Merck dan GlaxoSmithKline, harga jualnya di Indonesia masih sangat
mahal yaitu pertiga kali dosis suntikan sekitar Rp 3,5 juta.

Kenyataan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk pengobatan kanker
dengan menggunakan bahan hayati. Salah satu bahan hayati lokal yang berpotensi untuk
pengobatan kanker adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam.) Buah ini mengandung
Tokoferol, Alfatokoferol, Betakaroten, Protein, Kalsium, Besi, Fosfor, Vitamin C, Asam
Palmitoleat, Asam oleat, Asam linoleat, dan  Asam alfa linolenat( Anymous, 2005). Kandungan
kimia terbesar dari buah merah adalah Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten, yang
mempunyai fungsi sebagai antioksidanyang mampu menangkal radikal bebas. Ketiga senyawa
inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker, tumor, dan HIV/AIDS. Senyawa
antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut: (1) apakah buah merah berpotensi sebagai obat penyakit kanker khususnya
kanker rahim; (2) bagaimana mekanisme kerja buah merah dalam membunuh sel-sel
kanker rahim; (3) bagaimana pemanfaatan buah merah sebagai obat dalam membunuh
sel-sel kanker rahim? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui potensi dari
buah merah sebagai bahan hayati lokal dalam mengobati penyakit kanker rahim.
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah
pada masyarakat tentang manfaat buah merah sebagai obat untuk penyembuhan penyakit kanker
terutama kanker rahim, yang berasal dari bahan hayati lokal Indonesia. Aspek ekonomi,
pemanfaatan buah merah sebagai obat penyembuhan kanker rahim dapat menghemat biaya.

PEMBAHASAN

Potensi Buah Merah Sebagai Obat Kanker

Karakteristik Buah Merah

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) termasuk family Pandanaceae. Buah merah umumnya
berbentuk panjang lonjong atau agak persegi. Panjang buah 30-120 cm. Diameter buah 10-25
cm. Buah ini umumnya berwarna merah, merah kecokelatan, dan ada pula yang berwarna
kuning. Kulit buah bagian luar menyerupai buah nangka. Di Papua, beberapa daerah yang
menjadi sentra buah merah adalah daerah-daerah yang berada di sepanjang lereng pegunungan
Jayawijaya. Di antaranya Kelila, Bokondini, Karubaga, Kobakma, Kenyam, dan Pasema.

Di Papua terdapat lebih dari 30 jenis buah merah, tetapi ada 4 kultivar yang banyak
dikembangkan yaitu :

1.      Kultivar merah panjang, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal
menjantung. Panjang buah mencapai 96-102 cm dengan diameter 15-20 cm. bobot buah
mencapai 7-8 kg

2.      Kultivar merah pendek, memiliki buah berbentuk silindris, ujung me-lancip, dan pangkal
menjantung. Panjang buah mencapai 55 cm, diameter 10-15 cm, bobot buah 2-3 kg.

3.      Kultivar merah coklat, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal
menjantung. Panjang buah 27-33 cm, diameter 6,9-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.

4.      Kultivar kuning, memiliki buah berbentuk silindris, ujung tumpul dengan pangkal
menjantung. Panjang buah 35-42 cm, diameter 11-12 cm, dan bobot buah 2-3 kg.

Namun, yang banyak digunakan sebagai obat adalah buah merah panjang. Di daerah asal buah
merah yaitu Papua, buah ini dikenal dengan nama sait, mongka memyeri, atau barkum. Saat ini
buah merah masih termasuk endemik Papua. Buah merah banyak tumbuh di kawasan hutan
sekunder dengan kondisi lembab (Mangan, 2005)

Kajian Kimia dan Farmakologis

Buah merah banyak mengandung bahan-bahan yang diperlukan dalam pengobatan penyakit.
Sampel sari buah merah barugum yang berhasil diteliti oleh Fakultas Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan kandungan senyawa kimia seperti yang tertera di Tabel
berikut ini.
Tabel 1. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah

No Bahan Kimia Kandungan

1 Tokoferol 511 ppm

2 Alfatokoferol 351 ppm

3 Betakaroten 59,7 ppm

4 Protein 0,27 %

5 Kalsium 9,730 mg

6 Besi 17,885mg

7 Fosfor 0,774%

8 Vitamin C 0,088 ug/g

9 Asam Palmitoleat 1091 mg

10 Asam oleat 66057 mg

11 Asam linoleat 5532 mg

12 Asam alfa linolenat 589 mg

Sementara itu, penelitian I Made Budi terhadap buah merah yang dimuat di buku Buah Merah
(Penebar Swadaya, 2004) menunjukkan basil seperti di 2 tabel berikut ini.

Tabel 2. Kandungan Senyawa Kimia Buah Merah

No Bahan Kimia Kandungan

1 Tokoferol 511 ppm

2 Alfatokoferol 351 ppm

3 Betakaroten 59,7 ppm

4 Protein 0,27 %

5 Kalsium 9,730 mg

6 Besi 17,885mg

7 Fosfor 0,774%
8 Vitamin C 0,088 ug/g

9 Asam Palmitoleat 1091 mg

10 Asam oleat 66057 mg

11 Asam linoleat 5532 mg

12 Asam alfa linolenat 589 mg

Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses
penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.
Ketiga senyawa ini membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa antioksidan ini
bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Keberadaan ketiga senyawa ini
membuat buah merah sangat berpotensi dalam mengobati penyakit kanker (Anoymous, 2007)

Peran buah merah dalam membantu penyembuhan kanker ini karena kandungan tokoferol dan
betakarotennya yang relatif tinggi. Kedua senyawa kimia ini bekerja sama sebagai antioksidan
dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebagai antioksidan, kedua senyawa ini berperan
mencegah dan menekan pembiakan sel-sel kanker. Omega 3 yang terkandung di dalam buah
merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak, sehingga sangat disarankan bagi
penderita kanker payudara.

Mekanisme Kerja Buah Merah Sebagai Obat Kanker Rahim

Tokoferol, alfatokoferol, dan betakaroten yang terkandung dalam buah merah dalam proses
penyembuhan penyakit berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.
Ketiga senyawa inilah yang membantu proses penyembuhan penyakit kanker. Senyawa
antioksidan ini bekerja menekan dan membunuh sel-sel kanker yang berbahaya. Omega 3 yang
terkandung di dalam buah merah juga bisa berfungsi memperbaiki jaringan sel yang rusak
(Anymous, 2008)

Menurut Made, semua bahan yang terkandung dalam buah merah merupa-kan senyawa-senyawa
obat yang aktif. Misalnya, betakaroten dan tokoferol (vitamin E) dikenal sebagai senyawa
antioksidan yang ampuh. Betakaroten ber-fungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan
flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya
dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Betakaroten meningkatkan jumlah sel-sel
pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit. Ada studi yang
membuktikan, bahwa konsumsi betakaroten 30-60 mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh
memiliki sel-sel pembunuh alami lebih banyak (Bagoes Illen, 2007)

Bertambahnya sel-sel pembunuh alami akan menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh
menetralisir radikal bebas-senyawa karsinogen penyebab kanker. Jika antioksidan tersedia setiap
saat dalam darah sel-sel tubuh terlindung dari kerusakan akibat radikal bebas. Berdasarkan
penelitian Made, buah merah menghasilkan antioksidan yang bersifat antikanker dan tokoferol
atau vitamin E.
Peran buah merah sebagai antikarsinogen makin lengkap dengan keha-diran tokoferol. Senyawa
ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tu-buh. Tokoferol juga mengurangi
morbiditas dan mortalitas (kematian) sel-sel ja-ringan, sehingga akan menangkal dan mematikan
serbuan radikal bebas. Kolesterol dalam darah pun dapat dinetralisir oleh tookferol. Selain itu,
buah merah mengandung omega-9 dan omega-3 dalam dosis tinggi. Sebagai asam lemak tak
jenuh, ia gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar proses metabolisme. buah merah
meluruhkan LDL (kolesterol yang mengakibatkan penumpukan flek di dalam pembuluh) dan
meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang memperlancar proses peredaran darah). Efeknya,
terjadi keseimbangan kolesterol di dalam darah

Betakaroten dan Alfa tokoferol dikenal sebagai antioksidan sekunder yang berfungsi menangkap
radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Reaksi inilah yang menghambat
terjadinya penumpukan flek pada arteri, sehingga aliran darah ke jantung dan otak menjadi
lancer. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ia meningkatkan jumlah
sel-sel pembunuh alami dan memperbanyak aktivitas sel-sel T helpers dan limposit

Setahun terakhir, banyak yang membuktikan khasiat buah merah. Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo
dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia membuktikannya melalui riset in vitro. Sang guru
besar itu memanfaatkan sel L 1210 dan HeLa – masing-masing penyebab kanker leukemia dan
kenker rahim. Sel kanker dimasukkan ke media di cawan dan diinkubasikan. Buah merah
diberikan bertahap dari dosis terkecil hingga menyebabkan kematian 50% sel kanker.
Penghambatan  pertumbuhan sel kanker dihitung dengan microplate reder. Kemam-puan buah
merah mematikan 50% sel, indikator adanya aktivitas antikanker. Hasil riset menunjukkan, sari
buah merah terbukti antikanker leukemia. Nilai LC50 mencapai 20,04ug/ml. Artinya, untuk
mematikan 50% total sel kanker, perlu sari buah merah berdosis 20,04ug/ml. Sedangkan nilai
LC50 untuk sel HeLa 240ug/ml. (Anymous, 2008)

Berdasarkan penelitian farmasi UI yang menguji efek farmakologis buah merah didapatkan hasil
uji toksitas menunjukkan LD50 mencit jantan 2,687 g/kg bb. dan menci betina 6,714 g/kg bb.
Hal ini menunjukkan dosis buah merah yang banyak dianjurkan cukup aman (Anymous, 2007)

Dari beberapa hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa buah merah sangat efektif dalam
mengobati kanker terutama kanker rahim hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan
Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo dari jurusan Farmasi Universitas Indonesia yang
membuktikannya melalui riset in vitro. Selain itu, dari segi keamanan buah merah cukup aman
dikonsumsi sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Pemanfaatan Buah Merah Sebagai Obat Kanker.

Pemanfaatan buah merah untuk mengobati penyakit kanker umumnya dalam bentuk sari buah
merah yang tersedia dalam bentuk cair (tincture). Proses pembuatan sari buah merah ini sebagai
berikut:

1.      Memilih buah yang benar-benar matang yaitu kulit buah berwarna merah menyala dan
jarak antar tonjolan cukup jarang.
2.      Buah dibelah, lalu dikeluarkan empelurnya, selanjutnya dipotong-potong, kemudian dicuci
dengan air hingga bersih.

3.      Daging buah dikukus dengan api sedang sekitar 1-1,5 jam. Setelah matang dan daging buah
lunak, diangkat dan didinginkan.

4.      Tambahkan sedikit air, lalu diperas hingga menjadi seperti pasta. Saring pasta untuk
memisahkan bijinya.

5.      Pasta dimasak kembali dalam wajan selama 4-5 jam. Setelah mulai mendidih, pasta tetap
dibiarkan di atas api selama 10 menit hingga muncul minyak berwarna kehitaman di atas
permukaan pasta.

6.      Angkat dan diamkan selama 1 hari. Minyak yang terbentuk diambil perlahan-lahan dengan
menggunakan sendok, pindahkan minyak ke wadah transparan seperti gelas atau mangkuk, lalu
diamkan selama 2 jam hingga minyak dan air benar-benar terpisah.

7.      Kemudian pisahkan minyak ke wadah lain dengan menggunakan sendok. Diamkan lagi
selama 2 jam. Jika sudah tidak ada air yang tercampur, berarti proses pengolahan sudah berakhir.
Dari satu buah akan diperoleh sari buah merah sebanyak 150-200 ml.

(Redaksi Trubus, 2005).

Dosis untuk terapi pengobatan penyakit kanker, sari buah merah diminum 3×1 sendok teh setelah
makan, sedangkan untuk memelihara kesehatan cukup 2×1 sendok teh sehari. Dalam proses
penyembuhan sangat dianjurkan buah merah dikombinasikan bersama herbal lain yang
berkhasiat membunuh kanker secara langsung seperti keladi tikus, dan sambiloto. Selain itu, juga
perlu dikonsumsi bersama dengan suplemen makanan lain seperti spirulina sehingga proses
penyembuahan kanker lebih cepat. Saat mengkonsumsi buah merah, hindari pengencer dari
aspirin atau golongan warfarin (Mangan, 2005).

               Penderita kanker  stadium 2-4 dianjurkan mengonsumsi 1 sendok


makan 3 kali sehari sesudah makan. Jika sedang menjalani kemoterapi, konsumsi
sari buah merah dilakukan 2 hari sesudahnya. Dosis 2 x sehari, masing - masing
1 sendok makan.

Kajian Religi

Bila dikaji dari sisi religius, Allah SWT sangat menganjurkan menggunakan tumbuh-tumbuhan
dalam mengobati suatu penyakit, hal ini seperti tersirat dalam ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai
berikut:

Q.S Al An’am ayat 141: “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.“

Q.S Al Baqarah ayat 57:”Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu
“manna” dan “salwa”[53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang  “menganiaya
diri mereka sendiri”.

Q.S Al Baqarah ayat168: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Q.S An Nahl ayat114:”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.

Q.S Al Maa’idah ayat 88:”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”

Dari ayat-ayat di atas dapat kita ketahui bahwasanya Allah SWT, menganjurkan umatnya untuk
makan-makanan yang halal lagi baik diantarannya adalah mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan tentang “BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) BUAH
ALTERNATIF PENYEMBUH KANKER RAHIM” maka dapat disimpulkan bahwa:

1.      Buah merah sangat berpotensi sebagai obat kanker terutama kanker rahim, hal ini karena
buah merah mengandung senyawa Tokoferol, Alfatokoferol, dan Betakaroten  sebagai senyawa
dalam mengobati penyakit kanker terutama kanker rahim.

2.      Mekanisme buah merah dalam membunuh sel-sel kanker yaitu senyawa Tokoferol,
alfatokoferol, dan  Betakaroten akan menekan dan membunuh sel-sel kanker. Omega 3 akan
memperbaiki jaringan sel yang rusak akibat kanker.

3.      Pemanfaatan buah merah sebagai obat kanker dengan cara diambil sarinya.

SARAN

Berdasarkan penulisan ini, disarankan pada pemerintah lebih mempopuler-kan khasiat buah
merah sebagai alternatif obat penyakit kanker. Masyarakat juga diharapkan lebih memanfaatkan
potensi hayati lokal sebagai obat yaitu buah merah karena telah teruji khasiatnya dalam
mengobati kanker dan harganya lebih murah dari pada pengobatan medis.

DAFTAR PUSTAKA
Anoymous.2008.Buah Merah Mengatasi Berbagai Penyakit Degeratif.(Online).
(http://id.88db.com/id/Members/Member_Info.page?mid=75430). Diakses tanggal 20 Juni 2008

Anoymous.2008. Dicanangkan, Program Nasionai Deteksi Kanker Rahim dan


Payudara. (Online). (http://www.kompas.com/index.php/kesehatan/news).
Diakses tanggal 26 Juni 2008

Anoymous.2008.Fakta Terbaru Buah Merah.(Online).(http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?


menu=profile&pro=iduser=5). Diakses tanggal 22 Juni 2008

Anoymous.2007.Bukti Ilmiah Sari Buah Merah.(Online). (http://www.deherba.com/sekilas-


buah-merah-2.html). Diakses tanggal 20 Juni 2008

Anoymous.2007. KandunganBuah Merah. (Online).

(http://www.deherba.com/tentang -kami-2.html). Diakses tanggal 18 Juni 2008

Anoymous.2007. Wanita Indonesia Rentan Kena Kanker Rahim. (Online).


(http:// www.rmexpose.com). Diakses tanggal 26 Juni 2008

Anoymous.2005. Sari buah merah yang belakangan diketahui dapat


menyembuhkan berbagai penyakit. (Online).
(http://www.jokam.com/jokam_plugins/forum/forum.php). Diakses tanggal
21 Juni 2008

Illen, Bagoes.2007.Ada Harapan Dari Sari Buah Merah.(Online).


(http://students.ukdw.ac.id/~22053818/isi.html). Diakses tanggal 19 Juni 2008

Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia

Mangan, Yelia.2005. Cara Bijak Menaklukkan Kanker. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka

Redaksi Trubus. 2005. Panduan Praktis Buah Merah Bukti Empiris dan Ilmiah.

Penebar Swadaya. Jakarta. 105 hlm

02/08/2009 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 4 Komentar

POTENSI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens) SEBAGAI OBAT PENYAKIT


KANKER PARU-PARU

ABSTRAK
Di Indonesia penyakit kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit
keganasan di rumah-rumah sakit. Cara alamiah dalam mengobati kanker yaitu menggunakan
tumbuhan sarang semut. Penulisan ini bertujuan mengetahui kemampuan sarang semut sebagai
obat alternatif penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Dalam uji in vitro,
Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker paru-paru. Kesimpulan penulisan ini sarang semut
berpotensi dalam mengobati penyakit kanker karena mengandung zat yang penting bagi
penyembuhan penyakit kanker yaitu flavonoid. Mekanisme kerja dari sarang semut adalah
melalui flavonoid. Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker terdapat dalam
bentuk serbuk dan kapsul

Kata Kunci: Sarang Semut, Obat Alternatif, Kanker

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kanker sebenarnya merupakan suatu tumor atau neoplasma atau neoblastama, yang terdiri dari
tumor jinak (benign, benigna) dan tumor ganas (malignant, maligna, kanker). Kanker dapat
tumbuh dari jenis sel apapun dan di dalam jaringan tubuh manapun, dan bukanlah suatu penyakit
tunggal tetapi merupakan sejumlah besar penyakit yang digolongkan berdasarkan jaringan dan
jenis sel asal(Anoymous, 2000). Golongan ini terdiri dari ratusan jenis, tetapi ada empat
golongan utama, seperti: sarkoma, karsinoma, leukemia dan limfoma

Kanker merupakan masalah besar di dunia. Setiap tahun dijumpai hampir 6 juta penderita baru
yang diketahui mengidap kanker, dan lebih dari 4 juta diantaranya meninggal. Kematian akibat
kanker mencakup 10% dari jumlah total kematian. Separuh dari mereka yang terserang kanker,
dan dua pertiga dari mereka yang meninggal akibat kanker, berada di negara berkembang.
(Kardinan, 2003: hal.12). Kanker tercatat sebagai penyebab kematian yang dominan pada anak-
anak usia 3-14 tahun. Menurut American Cancer Society, penyebab kematian terbesar pada
wanita adalah kanker payudara (19%), kanker paru-paru (19%), serta kanker kolon dan rektum
(15%). Sementara pada pria, didominasi oleh kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum
(12%), serta kanker prostat (10%). Diperkirakan, 80-90% kanker disebabkan oleh faktor-faktor
yang terkait dengan lingkungan dan makanan (Anonymous, 2008). Data Depkes menyebutkan,
sekitar enam persen atau 13,2 juta jiwa penduduk Indonesia menderita penyakit kanker dan
kanker merupakan penyebab kematian ke-5 di Indonesia, setelah jantung, stroke, saluran
pernafasan dan diare.

Kanker yang banyak menimbulkan kematian di seluruh belahan dunia adalah kanker paru. Dari
tahun ke tahun jumlahnya meningkat baik di Negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan
Jepang maupun di Negara berkembang termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat kematian karena
kanker paru mencapai 36% dari seluruh kematian kanker pada laki-laki, dan merupakan urutan
pertama penyebab kematian pada laki-laki (Manggunnegoro, 1990). Di Indonesia penyakit
kanker paru menduduki peringkat ke-3 atau ke-4 diantara penyakit keganasan di rumah-rumah
sakit. Atmanto (1992) menyatakan kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi
diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate (CFR) sebesar
24,1%. Pada tahun 1998 di RS kanker Dharmais, kanker paru menempati urutan kedua tebanyak
setelah kianker payudara yaitu sebanyak 75 kasus (Nasar, 2000)

Hingga kini pengobatan neoplastik atau kanker dapat dilakukan dengan dengan 3 cara yaitu:
pembedahan, radiasi, dan dengan pemberian obat anti neoplastik atau anti kanker. Namun, ke-3
cara pengobatan diatas banyak member-kan efek samping kepada pasien sepetri terjadi
komplikasi, dan penekanan fungsi sumsum tulang.

Kenyatan tersebut menuntut perlunya cara alternatif yang aman untuk memberantas kanker
dengan menggunakan bahan alami, dimana bahan dasarnya menggunakan tanaman. Salah satu
yang berpotensi sebagai obat alami adalah tumbuhan sarang semut. Sarang semut mengandung
senyawa Flavonoid, Tanin, dan Poliefenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh
(Subroto, Ahkam dan Hendro Saputro, 2008). Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk
pengobatan berbagai jenis kanker/tumor tersebut diduga kuat berkaitan dengan kandungan
flavonoidnya. Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker,
misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan
diferensiasi, inhibisi angiogenesis, dan pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari
mekanisme-mekanisme tersebut (Anonymous, 2008).

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah yaitu:

–          Bagaimana potensi tumbuhan sarang semut dalam membasmi penyakit kanker terutama
kanker paru-paru?

–          Bagaimana mekanisme kerja dari tumbuhan sarang semut dalam memberantas penyakit
kanker paru-paru ?

–          Bagaimana pemanfaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat dalam memberantas
penyakit kanker paru-paru ?

Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sarang semut sebagai obat alternatif untuk
penyembuhan penyakit kanker yang berasal dari potensi lokal Indonesia.

Manfaat Penulisan

Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah
pada masyarakat tentang manfaat sarang semut sebagai obat alternatif untuk penyembuhan
penyakit kanker terutama kanker paru-paru yang berasal dari potensi lokal Indonesia. Aspek
ekonomi, pemanfaatan sarang semut sebagai obat alternatif penyembuhan kanker paru-paru
dapat menghemat biaya.

PEMBAHASAN
Potensi Sarang Semut

Tumbuhan Sarang Semut (Myrmecodia pendens) merupakan salah satu tumbuhan epifit dari
Hydnophytinae (Rubiaceae) yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini bersifat epifit,
artinya tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada
inangnya, hanya sebagai tempat menempel.

Genus tumbuhan sarang semut dibagi menjadi beberapa spesies berdasarkan struktur umbinya.
Ditemukan sebanyak 26 spesies sarang semut. Semua spesies dari tumbuhan tersebut memilki
batang menggelembung dan berongga-rongga serta dihuni oleh semut. Tumbuhan ini dapat
ditanam dengan mudah tanpa adanya semut dan etap membentuk batang menggelembung dan
berongga-rongga secara normal.

Penyebaran dan Ekologi

Penyebaran tumbuhan sarang semut banyak ditemukan, mulai dari Semenanjung Malaysia
hingga Filipina, Kamboja, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, Papua Nugini, Cape York hingga
Kepulauan Solomon. Di Propinsi Papua, tumbuhan sarang semut dapat dijumpai, terutama di
daerah Pegunungan Tengah yaitu di hutan belantara Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten Tolikara,
Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Paniai. Secaa ekologi,
tumbuhan sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga
ketinggian 2.400 m di atas permukaan laut (dpl). Tumbuhan sarang semut paling banyak
ditemukan di padang rumput. Tumbuhan sarang semut jarang ditemukan di hutan tropis dataran
rendah, tetapi lebuh banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian
sekitar 600 m dpl.

Kajian Kimia dan Farmokologi

Uji penapisan kimia dari tumbuhan Sarang Semut menunjukkan bahwa tumbuhan ini
mengandung senyawa-senyawa kimia dari golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan
golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan.
Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid
merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi
kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik
untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,
memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C),
antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotic (Subroto, Ahkam dan Hendro
Saputro, 2007)

Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan
mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Fungsi flavonoid sebagai
antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain
itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit
lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/rematik, migren, wasir, dan periodontitis (radang
jaringan ikat penyangga akar gigi). Penelitian-penelitian mutakhir telah mengungkap fungsi-
fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi juga untuk pengobatan kanker.
Tabel 1. Komposisi dan Kandungan Senyawa Aktif

Tumbuhan Sarang Semut

No Parameter Satuan Nilai


01 350,5
Energi Kkal/ 100 g
2
02 Kadar air g/ 100 g 4,54
03 Kadar abu g/100 g 11,13
04 Kadar lemak g/ 100 g 2,64
05 Kadar protein g/100 g 2,75
06 Kadar karbohidrat g/100 g 78,94
07 Tokoferol mg/100 g 31,34
08 Total fenol g/100 g 0,25
09 Kalsium (Ca) g/100 g 0.37
10 Natrium (Na) mg/100 g 68,58
11 Kalium (K) g/100 g 3,61
12 Seng (Zn) mg/100 g 1,36
13 Besi (Fe) mg/100 g 29,24
14 Fosfor (P) g/100 g 0,99
15 Magnesium (Mg) g/100 g 1,50

Seperti dalam tabel di atas tumbuhan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol (vitamin E)
sekitar 313 ppm dan beberapa mineral penting untuk tubuh seperti kalsium, natrium, kalium,
seng, besi, fosfor, dan magnesium.

Analisis antioksidan dari ekstrak kasar tumbuhan sarang semut dengan menggunakan metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas
antioksidan sedang, yaitu diperoleh nilai IC50 sebesar 48,6 ppm. Sementara alfatokoferol yang
merupakan antioksidan kuat dengan nilai IC50 diperoleh angka sebesar 5,1 ppm. IC50 merupakan
konsentrasi dari antioksidan yang dapat meredam atau menghambat 50% radikal bebas. Semakin
kecil nilai IC50 dari suatu antioksidan maka semakin kuat antioksidan tersebut. Alfa-tokoferol
pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas sebanyak 96% dan persentase
inhibisi ini tetap konstan untuk konsentrasikonsentrasi yang lebih tinggi dari 12 ppm. Hasil
penelitian ini mempunyai makna bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi rendah pun telah
memiliki aktivitas peredam radikal bebas hingga mendekati 100%.

Sarang Semut Sebagai Obat Kanker Paru-Paru

Tumbuhan sarang semut  diperkenalkan pertama kali di pedalaman Papua yang biasa digunakan
sebagai obat oleh warga setempat selain buah merah, tanaman ini sudah digunakan secara turun
temurun. Tanaman ini diolah sebagai campuran bubur dan juga sebagi minuman dengan tujuan
untuk meningkatkan imunitas tubuh (Anoymous, 2007). Masyarakat Wamena, Papua, umumnya
merebus 1 sendok makan sarang semut dalam 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1 gelas.
Sejak tahun 2001, Hendro Saputro mulai memproduksi tumbuhan sarang semut dalam bentuk
serbuk sebagai obat tradisional. Secara mengejutkan ekstrak rebusan air (deoktum) dari
tumbuhan sarang semut tersebut dapat menyembuhkan berbagai penyakit berat seperti tumor,
kanker, jantung, TBC dan lain lain. Bukti empiris tersebut membuat semakin banyak masyarakat
yang ingin memanfaatkan sarang semut untuk mengobati berbagai penyakit. Khusus untuk
penyakit kanker tumbuhan sarang semut telah dilakukan ujicoba untuk mengetahui
keampuhannya.

Kemampuan Sarang Semut secara empiris untuk pengobatan berbagai jenis kanker diduga kuat
berkaitan dengan kandungan flavonoid Sarang Semut. Flavonoid merupakan golongan senyawa
bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari
6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian
penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan
flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk
pencegahan kanker. Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,
memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C),
antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.

Dalam banyak kasus, flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan
mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Penelitian-penelitian
mutakhir telah mengungkap fungsi-fungsi lain dari flavonoid, tidak saja untuk pencegahan, tetapi
juga untuk pengobatan kanker terutama knekr paru-paru. Banyak mekanisme kerja dari flavonoid
yang sudah terungkap, misalnya inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel,
induksi apoptosis dan diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat
atau kombinasi dari mekanisme-mekanisme tersebut (Anoym ous,2007).

Dalam uji in vitro, terbukti bahwa Sarang Semut ampuh mengatasi sel kanker terutama kanker
paru-paru (Anoymous, 2007). Yang membuktikan keampuhan itu adalah Qui Kim Tran dari
Universit National of Hochiminch City dan koleganya Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan
Arjun Hari Banskota. Ketiga orang sejawat Qui itu bekerja di Toyama Medical and
Pharmaceutical University

Dalam penelitiannya Qui Kim Tran menggunakan Sarang Semut yang berbobot 2-3 kg,
kemudian diekstrak dengan berbagai pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air.
Mereka lantas menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastesis alias mudah menyebar ke
bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus. Masing-masing hasil
ekstraksi itu lalu diberikan kepada setiap sel kanker. Hasilnya menakjubkan, Sarang Semut
mempunyai aktivitas antiproliferasi. Dalam dunia kedokteran, proliferasi berarti pertumbuhan sel
yang amat cepat dan abnormal. Kanker memang berarti pertumbuhan sel yang cepat dan tak
terkendali. Antiproliferasi berarti menghambat proses perbanyakan sel itu. Seperti dikutip
Biology Pharmaceutical Bulletin, Qui Kim Tran dan rekan-rekannya menuturkan bahwa seluruh
ekstrak Sarang Semut menekan proliferasi sel tumor manusia. Dalam uji itu terbukti tingkat
efektivitas EC50 mencapai 9,97 mg/ml pada ekstrak methanol. Artinya hanya dengan dosis kecil,
9,97 mg/ml, ekstrak Sarang Semut mampu menekan 50% laju pertumbuhan sel kanker.
Sedangkan EC50 pada ekstrak air 22,3 mg/ml; campuran methanol-air, 11,3 mg/ml. Riset
tersebut meneguhkan pengalaman empiris banyak orang yang sembuh dari kanker. Selain itu,
Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E yang berefek antioksidan
efektif. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, guru besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol
itu cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker. Ia menangkal serangan
radikal bebas dengan cara antidegeneratif, katanya. Senyawa kaya vitamin E itu juga berfaedah
sebagai antipenuaan. Bila kita mengkonsumsi banyak lemak dan radikal bebas, dengan adanya
tokoferol akan mengatasinya, ujar ahli Ahmad Sulaeman PhD. Doktor ahli nutrisi alumnus
University of Nebraska Lincoln itu mengungkapkan, peran vitamin E bagi kesehatan amat vital.
Ia mencegah asam lemak tak jenuh, komponen sel membran dari oksidasi oleh radikal bebas.

Dalam segi keamanan konsumen, riset ilmiah yang telah dilakukan oleh Muhammad Ahkam
Subroto, doktor alumnus University of New South Wales Sydney, Australia, telah menjamin
keamanan dari herba ini. Riset itu membuktikan, konsumsi 3 kali 1 sendok makan Sarang Semut
per hari masih sangat aman. Hasil riset tersebut medapati angka LD50 sarang semut amat tinggi
sehingga keamanan konsumen terlindungi. Dimana kriteria obat yang bagus jika dosis efektif
berjauhan dengan LD50. Dari hasil uji yang dilakukan oleh para ahli terdahulu dapat kita ketahui
bahwa ternyata sarang semut sangat efektif dalam membasmi kanker terutama kanker paru-paru,
selain itu dari segi keamanan sarang semut sangat aman digunakan sebagai obat dalam
membasmi penyakit terutama kanker paru-paru karena hasil riset mendapati angka LD50 sarang
semut amat tinggi sehingga sangat aman bagi konsumen.

Ramuan Sarang Semut untuk Mengobati Kanker Paru-Paru

Sebagai obat biasanya sarang semut digunakan dalam bentuk serbuk. Proses pembuatan serbuk
sarang semut ini adalah: kupas kulit dari umbi sarang semut, belah umbi tersebut menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil, iris potongan-potongan umbi tersembut dengan mesin iris,
keringkan irisan potongan-potongan umbi tesebut dengan oven pengering pada suhu 70 0 C
selama 3×24 jam, giling irisan dengan mesin gilig sesuai ukuran mesh yang dikehendaki,
lakukan sterilisasi bubuk kering tersebut, kemas bubuk kering tersebut dalam kantong
alumunium foil.

Selain dalam bentuk serbuk, sarang semut juga bisa dikemas dalam bentuk kapsul, mengenai
proses pembuatan kapsul adalah sebagai berikut: ekstra bubuk kering sarang semut dengan air
atau etanol (pilih salah satunya) menggunakan mesin ekstraktor hingga menjadi bubuk kering
ekstrak, lakukan sterilisasi bubuk kering hasil ekstraksi, masukkan bubuk hasil ekstraksi ke
dalam kapsul, kemas kapsul bubuk kering ekstrak dalam botol. Adapun dosis pemakaian yang
direkomendasikan secara umum untuk berbagai penyakit terutama kanker paru-paru yaitu:
sarang semut hasil rebusan, untuk penyembuhan, minumlah satu gelas air (250 cc) air hasil
rebusan sarang semut secara teratur 2-3 kali sehari hingga sembuh. Jika dalam bentuk kapsul
ukuran 500 mg, dosis pengobatan untuk setiap penyakit adalah 1-2 kapsul sekali minum 3 kali
sehari.

Kajian Religius

Bila dikaji dari sisi religius, pemannfaatan tumbuhan untuk mengobati penyakit dalam perspektif
Islam berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an, dapat tersirat dalam surat-surat sebagai  berikut.
Q.S Al An’am

141. Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Q.S Al Baqarah

57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”.
Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka
menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Q.S Al Baqarah

168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.

Q.S An Nahl

114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.

Q.S Al Maa’idah

88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu,
dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.

Dari ayat-ayat diatas dapat kita ketahui bahwa adanya penyakit-penyakit ini pastilah ada obatnya
karena sesungguhnya Allah SWT dalam penciptaanya selalu memberikan manfaat kepada
umatnya. Seperti telah di sebutkan dalam ayat diatas bahwa Allah sudah menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan untuk di ambil manfaatnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan “Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Tumbuhan Unik


Penggempur Kanker” dapat diambil kesimpulan bahwa:

–          Tumbuhan sarang semut sangat berpotensi digunakan dalam mengobati penyakit kanker
terutama kanker paru-paru karena banyak mengandung zat yang penting bagi penyembuhan
penyakit kanker terutama kandungan flavonoid.
–           Mekanisme kerja dari sarang semut adalah melalui flavonid. Mekanisme kerja flavonoid
yang sudah terungkap dalam membasmi penyakit kanker terutama kanker paru-paru, misalnya
inaktivasi karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan
diferensiasi, inhibisi angiogenesis, serta pembalikan resistensi multi-obat atau kombinasi dari
mekanisme-mekanisme tersebut.

–          Pemanfaaatan tumbuhan sarang semut sebagai obat kanker biasanya dalam bentuk serbuk
dan kapsul

SARAN

Berdasarkan penulisan ini maka dapat disarankan bahwa masyarakat diharapkan lebih memilih
mengkonsumsi sarang semut dalam mengobati penyakit kanker karena khasiatnya telah teruji,
murah dan lebih aman dibandingkan dengan melalui pengobatan yang konvesional

DAFTAR PUSTAKA

Anoymous. 2008. Apa itu Kanker. (Online). http://kanker.roche.co.id/berita_kanker_terbaru.php.


Diakses tanggal 22 Juni 2008.

Anoymous. 2008. Sarang Semut sang Obat. (Online).


http://smilegung.multiply.com/journal/item/21/Sarang_Semut_sang_Obat. Diakses tanggal 21
Juni 2008.

Anoymous. 2007. Bukti Ilmiah Sarang Semut.(Online). http://www.deherba.com/bukti-ilmiah-


sarang-semut-2.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.

Anoymous. 2007. Kandungan Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/kandungan-


sarang-semut.html. Diakses tanggal 20 Juni 2008.

Anoymous. 2007. Sekilas Sarang Semut. (Online). http://www.deherba.com/sekilas-sarang-


semut-2.html. Diakses tanggal 21 Juni 2008.

Anoymus. 2000. Kanker. (Online). http://www.Satumed.com/SemuaBeritaTentangKanker.


Diakses tanggal 21 Juni 2008.

Kardinan, Agus dkk. 2003. Tanaman Obat Penggempur Kanker. Depok: Agromedia.

Mangunnegoro, H. 1990. Menyongsong Era Kanker Paru di Indonesia. Dalam:Yunus, F et al


(eds). Simposium Kanker Paru Diagnosis dan Terapi. 10/3. 1990. Bagian Pulmonologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:  1-8

Nasar, I.M. 2000. Situasi Penyakit Kanker di Akhir Abad ke-20 dan Problemanya. Dalam:
Simatupang, A. et al (eds). Prosiding Seminar Sehari Onkologi. Lembaga Penelitian Universitas
Kristen Indonesia. Jakarta:1-8
Subroto, Ahkam dan Hendro Sapitro. 2007. Gempur Penyakit dengan Sarang Semut. Jakarta: PT
Agromedia Pustaka.

02/08/2009 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 19 Komentar

DIET TERAPHY PADA PENYAKIT JANTUNG

BAB I

PEDAHULUAN

Saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi pembunuh no.1 di Indonesia dan jumlah
penderitanya terus bertambah. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa
penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab terbesar kasus kematian di seluruh dunia pada
tahun 2020.

Di Indonesia Penyakit jantung adalah pembunuh nomor 3. Pertama segolongan masyarakat


menjadi lebih waspada untuk menjaga kesehatan jantungnya. Kedua golongan ini yang bersikap
masa bodoh karena merasa bahwa merasa stiap orang akhirnya akan meninggal dunia. Jantung
adalah organ tubuh yang bekerja paling kuat. Setiap harinya organ tubuh ini memompa ±16.000
liter darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah sepanjang sekitar 90.000 km. Walaupun
relatif kecil namun organ ini bekerja dua kali lebih keras dari pada betis pelari sprint atau otot
lengan petinju kelas berat. Tidak ada otot kecuali otot rahim wanita yang bekerja siang dan
malam selama 70 tahun atau lebih seperti jantung. Berikut ini terdapat beberapa anjuran yang
akan berguna bagi pemeliharaan kesehatan jantung. Namun, yang perlu ditekankan bahwa
dengan mengikuti anjuran – anjuran bukan berarti kita akan kebal terhadap penyakit jantung,
sebab sampai sekarang belum ada sesuatupun yang dapat memberi kekebalan seperti itu.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit jantung

Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya
menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti penyakit
jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa disebut
“angina”) dan penyakit jantung rematik (Wisasi, 2008).

Sabda Nabi SAW:

“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik maka
sehatlah seluruh tubuh itu, dan jika ia rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu.
Sesungguhnya itu adalah jantung”. (HR Bukhari dan Muslim)

Penyakit-penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah) antara lain:


a         Aterosklerosis adalah suatu proses dimana suatu plak (gumpalan) yang terutama terdiri
dari lemak mengendap sepanjang dinding dalam pembuluh darah arteri. Kebanyakan penyakit
jantung (seperti penyakit jantung koroner) terjadi akibat aterosklerosis, dimana terjadi akumulasi
plak didalam dinding arteri.

Beberapa teori pembentukan terjadinya aterosklerosis (penyakit jantung):

i. Teori reaksi terhadap kerusakan jaringan yaitu adanya reaksi kerusakan terhadap   
endhotelium dengan terbentuknya deposit yang diisi dengan zat – zat lemak dan zat yang
lainnya.

ii. Teori monoclonal yaitu adanya isoenzim dijumpai pada lesi dan multiplikasi sel ploriferasi
membentuk ateroma.

iii. Teori lisosomal yaitu enzim lisosomal dapat meniadakan degradasi dari sel – sel untuk
melanjutkan pembentukan dari ateroma.

b        Infark miokard adalah sebutan lain dari serangan jantung, terjadi bila sebagian dari otot
jantung tidak menerima oksigen yang cukup, terutama akibat sumbatan arteri koroner. Karena
sel-sel otot jantung, memerlukan oksigen untuk kehidupannya, maka daerah otot jantung yang
mendapat suplai darah yang mengalami sumbatan akan mengalami kematian jaringan. Daerah
otot jantung yang mengalami kematian jaringan ini disebut sebagai area infark. Area yang
mengalami infark tidak berfungsi secara normal, seperti layaknya otot jantung yang sehat.
Kondisi  ini mungkin dapat pulih kembali bila aliran darah yang menuju area infark diperbaiki
atau pembuluh darah arteri yang mengalami sumbatan dikoreksi dengan pembedahan atau obat-
obatan sedini mungkin. Bila terlambat, maka pembuluh darah koroner yang tersumbat tidak
dapat diperbaiki lagi, sehingga kematian jaringan bersifat menetap dan akan menyebabkan
penyulit lain seperti payah jantung kongestif.  Jantung merupakan sebuah pompa yang kuat yang
bertanggung jawab mengalirkan darah menuju alat-alat vital diseluruh tubuh melalui suatu
jaringan kompleks dari pembuluh darah arteri dan vena. Oleh karena itu sangat penting dijaga
agar jantung anda  dan pembuluh-pembuluh darahnya tetap berada dalam kondisi yang baik.

c         Payah Jantung Kongestif adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu memompa
darah yang cukup untuk kebutuhan jaringan diseluruh tubuh. Jaringan yang tidak cukup
menerima suplai oksigen untuk memenuhi kebutuhannya akan menjadi lemah, mengalami
gangguan fungsi dan bahkan kematian jaringan. Penurunan kemampuan jantung untuk
memompakan darah dapat terjadi akibat berbagai sebab, antara lain infark miokard atau
aterosklerosis. Bila terjadi kegagalan fungsi jantung, maka akan terjadi hambatan aliran darah
didalam pembuluh2 darah. Akibatnya sebagian darah akan kembali menuju jantung,
menyebabkan kongesti  dan peningkatan tekanan didalam sirkuit pulmonal dan atau sirkuit
sistemik. Gejala dan tanda-tandanya sebagai berikut:

– Sesak nafas terutama pada saat aktifitas fisik, namun bila berat, sesak bahkan dapat terjadi
pada saat istirahat.

– Pembengkakan hati, perut dan tungkai karena timbunan cairan.


d. Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis) pembuluh arteri
koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang
makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding
pembuluh nadi.

e.  Hipertensi yaitu pengaruh tekanan darah tinggi terhadap sistem kardiovaskular dapat
meningkatkan risiko kerusakan pada jantung, ginjal, mata dan bahkan otak. Tekanan darah tinggi
yang tidak terkendali dapat menimbulkan payah jantung, gagal ginjal, kebutaan dan stroke
(Shahab, 2008)

Gangguan- gangguan/Penyakit pada organ jantung  antara lain:

a         Abnormal Heart Rhythms, normalnya jantung berdetak 60 sampai 100 kali tiap menit
(atau sekiar 100 ribu kali setiap harinya). Jantung yang bedetak tidak normal biasanya disebut
arryhytmia (sering juga disebut dysrhythmia). Jantung yang berdetak terlalu lambat (dibawah 60
kali per menit) disebut bradyarrhythmias. Sedangkan yang berdetak di atas
100permenitdisebuttachyarrhytmias.

b.  Heart Failure atau gagal jantung merupakan yang paling menakutkan. Bukan berarti jantung
tidak dapat bekerja sama sekali, hanya saja jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya.

c. Heart Valve Disease yaitu rusaknya katup jantung. Katup jantung terdapat pada setiap bilik
jantung (jantung kita memiliki 4 buah bilik) yang berfungsi mengatur aliran darah searah menuju
jantung.

d.  Congenitas Heart Disease atau biasa disebut kelainan pada jantung. Menyerang 8 sampai 10
anak dari tiap 1000 kelahiran. Gejala awal biasanya terldeteksi saat kelahiran atau pada masa
kanak-kanak. Di Amerika sekitar 500 ribu orang mengalami kelainan jantung pada masa
pertumbuhannya dan bertambah sektar 20 ribu orang tiap tahunnya.
e.  Cardiomyopathies menyerang pada otot jantung itu sendiri. Orang -orang yang terserang
penyakit ini biasanya mengalamai pembesaran, pengecilan jantung secara tidak normal dan atau
bahkan menjadi kaku. Menyebabkan jantung memompa secara tidak normal (menjadi lebih
lemah). Tanpa penanganan yang baik cardiomyopathies akan menyebabakan penyakit yang lebih
buruk seperti gagal jantung atau menyebabkan jantung berdetak tidak normal.

f.  Pericarditis adalah radang yang mengelilingi lapisan jantung. Jarang terjadi, biasanya
disebabkan oleh infeksi.

Yayasan Jantung Indonesia baru mulai mengampanyekan pentingnya kesadaran perempuan


terhadap bahaya sakit jantung beberapa bulan lalu. Sebagian besar orang berpikir sakit jantung
adalah masalah pria, Kenyataannya justru penyakit jantung lebih fatal pada perempuan. Pasien
perempuan dengan gagal jantung memiliki risiko kematian lebih tinggi dibanding pria. Demikian
pula halnya dengan infark miokard (serangan jantung) pada wanita. Fenomena ini mungkin
karena perempuan cenderung lebih tua saat mendapat infark sehingga mengalami penyulit
lainnya. Pencegahan utama adalah mengubah gaya hidup, meliputi perubahan diet untuk
mengatur berat badan dan pembatasan lemak, selain tentunya olah raga teratur dan berhenti
merokok.

Penderita kadar kolesterol tinggi khususnya LDL adalah sasaran utama untuk menderita penyakit
kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner. Fakta menunjukan 80% pasien penyakit
jantung meninggal mendadak karena penyakit jantung koroner, dan bahkan 50% di antaranya
tanpa gejala sebelumnya. Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang
membentuk plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot
jantung tidak menerima aliran darah. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit
jantung koroner. Selain LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:

1.      Merokok
Lebih dari 57% setiap rumah tangga masyarakat kita mempunyai sedikitnya seorang perokok
dalam rumahnya, dan 91,8% perokok kita itu merokok di rumah. Karenanya diperkirakan
terdapat sekitar 43 juta anak-anak dan ibu rumah tangga yang terkena paparan asap rokok secara
terbuka sebagai perokok pasip yang bahayanya lebih besar diderita oleh mereka yang bukan
perokok.

2.      HDL rendah (< 40 mg/dl)

3.      Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan antihipertensi

4.      Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun

5.      Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit jantung/stroke:

Jika Pria :             < 55 tahun

Jika Wanita :        < 65 tahun (Masino,2005)

Tanda-tanda penyakit jantung

Gejala-gejala penyakit jantung dapat dideteksi dengan satu atau gabungan tanda-tanda berikut :

1. Sakit di dada seperti ditusuk. Sakit ini seringkali hanya dirasakan sesaat, pada beberapa orang
dirasakan agak lama. Sakit ini oleh banyak orang sering disebut angin duduk.

2. Sakit di dada biasanya disertai dengan sesak napas.

3. Mudah letih.

4. Telapak tangan berkeringat


Untuk melakukan deteksi lebih akurat penyakit jantung melalui test treatmill.

Penyakit jantung dan stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Berikut ini beberapa tips
untuk mencegah datangnya penyakit stroke dan penyakit jantung, yaitu:

1. Berhenti merokok sedini mungkin. Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang
terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini
akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada di dinding pembuluh darah yang mengalami
kerusakan sehinga membentuk plak. Risiko terkena serangan jantung akan meningkat 50% jika
menghisap 4 batang setiap hari.
2. Berolahraga secara teratur. Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat
untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga
meningkatkan kadar HDL/kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu
berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
3. Memperbaiki kualitas makanan dan cara makan dengan mengurangi pemasukkan lemak
terutama lemak jenuh (tersaturasi). Disarankan pemasukkan lemak tidak melebihi 30% dari
kalori total dan lemak jenuh tidak melebihi dari total 8-10% dari total pemasukkan kalori.

Surat Al-A’raf ayat 31:

Artinya:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan

1. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Mengkonsumsi porsi makanan kaya akan buah dan
sayuran yang mengandung anti oksidan, beta karoten vitamin C dan E, dan elemen selenium (ex:
wortel, buah sitrun dan brokoli). Sebab makanan tersebut dapat di percaya sebab terdapat
kemungkinan meningkatnya antioksidan bisa memperlambat atau mencegah proses
penyumbatan artei dan menjaga agar tidak terjadi penumpukan plake di dinding arteri.

Surat Al-Baqarah ayat 22:

Artinya:

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-
buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.

Surat Al-Baqarah ayat 168

Artinya:

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu

1. Minum tiga gelas jus jeruk setiap hari. Hal ini dapat meningkatkan HDL sebesar 21%, dalam
waktu empat minggu. Menurut ElZbieta Kurowska, Ph.D dari University of Westrn Ontario,
kandungan flovonoid, bisa disebut hesperidin, dalam jus jeruk yang berpengaruh pada naiknya
kadar HDL (Budiyanto, 2002).
2. Hindari stres yang berlebihan. Stres bisa menyebabkan peningkatan kadar hormon epinefrin
yang mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah
kerusakan pada dinding pembuluh darah.
3. Hindari pola hidup tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit
diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta obesitas, faktor-faktor ini merupakan penyebab
terjadinya penyakit jantung.
4. Mengkonsumsi neutriceutical/herba pilihan. Seperti Omega 3, yang terbukti mampu menekan
LDL/kolesterol jahat, serta Spirulina yang memiliki kandungan antioksidan dan karotenoid dalam
jumlah tinggi. Antioksidan akan mencegah timbulnya plak pada pembuluh darah akibat oksidasi
radikal bebas.

9.      Hal-hal tersebut tadi oleh Yayasan Jantung Indonesia menjadi perhatian bidang penyuluhan
yang harus terus mengingatkan kepada masyarakat melalui Panca Usaha Jantung Sehat  :

S eimbang gizi
E nyahkan rokok
H indari stres
A wasi tekanan darah
T eratur berolah raga

2.2 Kolesterol dan Penyakit Jantung Koroner

Kolesterol adalah salah satu turunan lemak. Bila kadar kolesterol dalam tubuh cukup, maka zat
ini sangat berguna bagi tubuh untuk menjalankan fungsi beberapa organ tubuh seperti empedu,
hormon, prekursor vitamin D, dan menggerakan fungsi beberapa bahan makanan. Oleh karena
itu, apabila tubuh mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol secara berlebihan
maka kolesterol dalam darah cenderung akan meningkat. Kolesterol darah yang berlebihan ini
dapat mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat
menyebabkan penyakit jantung.
Bahan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi adalah : kuning telur, hati, otak, paru,
usus, kepiting, kerang-kerangan, dan lain-lain (Wisasi, 2008).

Penyakit Jantung Koroner adalah penyempitan/penyumbatan (arteriosclerosis) pembuluh arteri


koroner yang disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang
makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding
pembuluh nadi.
Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama
lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak
harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan
di metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna
lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam
darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan
pada pembuluh nadi koroner (arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan
pembuluh nadi menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi
ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang
membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti. Penyakit ini dulunya sering disebut
penyakit orang tua, karena memang dulu cuma orang-orang tua saja yang berusia 50 tahunan
yang rentan terkena penyakit ini. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh
pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup,
terutama pada orang muda perkotaan modern.

Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan konsumsi makanan
berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang berarti pula
menurunkan risiko serangan penyakit mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari
National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa
setiap penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner
sebesar 2%.

Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut dalam air. Jenis serat
ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon (laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek
(short-chain faity acid) dan gas (flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat
asam empedu didalam usus. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat penyerapan
lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah. Selanjutnya, kelebihan asam
empedu di pencernaan akan dibuang bersama – sama feses. Untuk memudahkan pengeluaran
feses perlu dibantu dengan konsumsi serat tidak larut air.
James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pemberian
90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita kolesterol tinggi, mampu
menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan lemak darah itu berasal dari pengurangan
konsumsi lemak selama diet sebanyak 5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan
kolesterol karena penambahan serat larut air dalam menu diet. Data tersebut juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Van Horn dari American Heart Association. Menurut Horn
dengan mengkonsumsi 60g makanan mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang –
kacangan tiap hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg.

Penyakit Jantung Koroner terjadi karena penyempitan/ penyumbatan pembuluh darah koroner
yang berfungsi mendistribusikan darah dan oksigen ke otot jantung. Penyumbatan (plak
aterosklerosis) disebabkan tertumpuknya endapan lemak (terutama kolesterol LDL), sel-sel otot
polos pembuluh darah dan matriks ekstraseluler lainnya di sepanjang dinding arteri sebagai hasil
proses yang berlangsung bertahun-tahun. Jika aliran darah berkurang secara bermakna, maka
penderita perlu segera mendapat tindakan medis. Keluhan penderita PJK bervariasi. Umumnya
angina pectoris, rasa sakit di dada seperti tertekan benda berat yang kadang menjalar ke lengan,
rahang, dan punggung. Ada pula penderita yang mengeluh leher seperti tercekik atau merasa
sakit di ulu hati. Keluhan biasanya terjadi saat penderita melakukan aktivitas fisik atau stres yang
membuat jantung berdenyut lebih kencang dan menuntut lebih banyak oksigen. Makanan khusus
untuk penyakit jantung koroner bertujuan memberikan makanan rendah dalam kalori bagi pasien
yang gemuk. Rendah dalam kolesterol bila ditemui kadar kolesterol tinggi. Kadar kolesterol
normal adalah 150-250 mg %.

Penurunan kolesterol hingga kurang dari 300 mg/ hari telah dianjurkan pada langkah pertama
diet.

KONSUMSI TARGET KADAR KOLESTEROL


YANG DICAPAI
Makanan hewani << Telur dan kacang- < 300 mg/hari
kacangan <

Makanan hewani <<< Telur dan kacang- < 200 mg/hari


kacangan <<<

Ketentuan-ketentuan yang digunakan untuk menunjukan nilai normal kadar kolesterol menurut
Dr.Samsuridjal( Kompas, 2004) adalah:

a.  Kadar kolesterol total yang diinginkan dan diharapkan aman adalah dibawa 200mg/dl.

b. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan  adalah
200-239mg/dl.

c.  Kadar yang tinggi dan berisiko bagi pasien adalah sama atau diatas 240mg/dl.

Ikan Cegah Penyakit Jantung Koroner


Sebagai sumber protein hewani, ikan memang sempurna. Dengan harga yang relativ murah, ikan
kaya akan protein, vitamin, mineral esensial, rendah kolesterol dan kadungan asam lemak
omega-3 yang baik untuk perkembangan otak anak.Banyak manfaat dari mengkonsumsi ikan,
hingga hari pangan se dunia yang ke 16, pemerintah mengangkat tema Melalui Konsumsi Ikan
Kita Tingkatkan Status Gizi Masyarakat. Sayangnya konsumsi ikan di kalangan masyarakat kita
belum membudaya. Konsumsi ikan masarakat Indonesia per kapita per tahunnya masih tergolong
rendah yaitu sekitar 19.14 kg. Hanya daerah Maluku dan Sulawesi Utara yang konsumsinya di
atas 50 kg/kp/tahun. Sangat disayangkan, mengingat Indonesia sebagai negara maritim yang
kaya akan hasil perikanan.

Ikan digolongkan menjadi ikan air tawar, ikan air laut dan ikan migrasi. Dilihat dari komposisi
zat gizinya, ketiga jenis ikan ini sama kayanya akan nutrisi. Umumnya ikan kaya akan protein,
lemak, kalsium, fosfor, besi dan retinol. Nutiri esensial ini sangat penting bagi tubuh, terutama
anak dan remaja di masa pertumbuhan. Nilai cerna protein ikan sangat tinggi yaitu lebih dari
90%. Kondisi ini menjadikan ikan sangat mudah dicerna dan baik untuk lansia, anak-anak dan
bayi. Mengingat kelompok balita dan lansia adalah usai rentan. Balita memiliki sistem
pencernaan yang belum sesempurna orang dewasa. Sedangkan manula organ pencernaan yang
fungsinya mulai menurun. Dua kelompok ini sangat disarankan mengkonsumsi ikan untuk
mencukupi kebutuhan protein tubuh.

Keunggulan lain dari ikan adalah rendahnya kandungan kolesterolnya. Kondisi ini sangat
menguntungkan bagi kesehatan, mengingat lemak jenuh merupakan salah satu pemicu
tersumbatnya pembuluh darah penyebab penyakit jantung koroner. Dengan rajin mengkonsumsi
ikan merupakan salah satu cara diet tepat sebagai penangkal penyakit jantung koroner. Seperti
bangsa Eskimo yang makan ikan 300-400 g/hari ditemukan masarakatnya rendah kasus penyakit
jantung. Vitamin dan mineral juga banyak terdapat di dalam daging ikan. Golongan vitamin yang
banyak terkandung di dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut di dalam lemak, seperti
vitamin A dan D. Sedangkan mineral yang dominan adalah fosfor, besi, kalsium, selenium dan
iodium. Vitamin dan mineral ini bermanfaat baik bagi tubuh, seperti menjaga dan memelihara
kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro. Berikut tabel komposisi zat
gizi dari beberapa jenis ikan air tawar dan laut.

Ikan protein lemak kalsium fosfor besi


Kakap 20.0 g 0.7 g 20 mg 200 mg 1.0 mg

Peda 28.0 g 4.0 g 174 mg 316 mg 3 .1 mg

Teri kering 33.3 g 2.9 g 1209 mg 1225 mg 3.0 mg

Bandeng 20.0 g 4.8 g 20 mg 150 mg 2.0 mg

Ikan mas 16.0 g 2.0 g 20 mg 150 mg 2.0 mg

Lele 18.2 g 2.2 g 34 mg 116 mg 0.2 mg

Kembung 22.0 g 1.0 g 20 mg 200 mg 1.0 mg


Sumber: Oey Kam Nio. Daftar Analisis Bahan Makanan.1995

Anak Obesitas Rentan Penyakit Jantung

Sebuah kampanye peringatan dari World Heart Organization mengungkapkan anak-anak gemuk
atau obesitas memilki resiko tiga hingga lima kali lebih besar kemungkinan mengalami serangan
jantung atau stroke. Hal ini diperparah buruknya pola makan dan jarangnya berolah raga
sehingga serangan jantung dan stroke atau stroke bisa dialami diusia-usia dini. Jumlah anak yang
mengalami obesitas meningkat tiga kali lipat dalam 20 tahun dimana angka tersebut sebesar 10%
nya terjadi pada anak berusia 6 tahun dan meningkat menjadi 17% pada mereka yang berusia 15
tahun.

Menurut World Heart Federation obesitas, pola makan yang buruk, merokok dan tidak berolah
raga menjadi factor serius kerusakan kesehatan remaja mendatang. Karena itu, federasi jantung
dunia menghimbau untuk melindungi anak dari lingkungan pemicu serangan jantung dengan
mengajarkan kebiasaan makan yang sehat dan membatasi makan-makanan yang tidak sehat.

Selain obesitas, organisasi juga memperingati resiko rokok terhadap masa depan kesehatan
jantung anak-anak. Anak-anak yang menghisap asap cenderung menderita banyak penyakit dari
perokok aktif dan 25% lebih besar terkena resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung dan
80% lebih besar terhadap resiko stroke.

Dampak Obesitas pada Anak:

o   Gangguan psiko-sosial, misalnya rendah diri karena diolok-olok teman akibat berbagai
perbedaan dengan sesama

o   Pertumbuhan fisik yang lebih cepat. Usia tulang juga menjadi lebih cepat disbanding dengan
umur biologiknya.

o   Gangguan pernafasan umpamannya tidur mrndengkur, sering mengantuk disiang hari atau
infeksi saluran nafas.

o   Obesitas berlanjut sampai usia dewasa terutama apabila dimulai pada masa prapubertas.

o   Penyakit degeneratif maupun metabolic seperti darah tinggi, jantung koroner, kencing manis,
dan kelebihan kolesterol maupun lemak protein .

Dalam penelitian yang dilakukannya oleh seorang dokter selama tiga bulan, mereka mengamati
kecenderungan anak-anak usia 6-12 tahun di tiga sekolah dasar (SD) swasta di Jakarta. Hasilnya,
antara lain, ia mendapati sekitar 27,5% murid di ketiga SD itu mengalami kelebihan bobot tubuh.
Jumlah mereka 254 anak, 157 laki-laki dan 97 perempuan. Peneliti juga mencoba memantau
prevalensi faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner pada anak-anak yang kegemukan itu.
Termasuk juga pola makan mereka umumnya. Selama penelitian itu, peneliti mengukur tinggi,
berat badan, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul. Untuk variabel independennya, digunakan
tiga parameter antropometrik, yakni lingkar pinggang, rasio pinggang terhadap tinggi, dan rasio
pinggang terhadap pinggul. Sedangkan variabel dependennya adalah total kolesterol, kolesterol
HDL, kolesterol LDL, indeks atherogenic, gaya hidup, tekanan darah sistolik (SBP), dan tekanan
darah diastolik (DBP).

Hasil penelitian itu cukup mengejutkan. Bukan saja angka 27,5% anak-anak usia SD itu
mengalami obesitas. Yang lebih mengkhawatirkan, tekanan darah sistolik sebagian mereka yang
kegemukan itu (sekitar 33,1%) meningkat. Sebagian lagi, sebanyak 20%, memperlihatkan
kenaikan tekanan darah diastolik. Dengan kata lain, pada anak-anak itu sudah tampak risiko
terkena penyakit jantung koroner. Ternyata sebanyak 64% anak yang diteliti melahap kalori 20%
lebih besar dari batas yang disarankan badan kesehatan dunia, WHO. Badan dunia tersebut
selama ini sudah mematok, kebutuhan kalori yang normal pada anak-anak adalah 1.800-2.000
kalori per hari. Sebanyak 72% dari mereka yang diteliti melahap lemak 30% lebih banyak dari
kebutuhan yang normal.

Untuk jumlah kasus anak obese, hasil penelitian itu tak meleset jauh dari angka yang dilansir dr.
Rachmad Sugih. Ahli gizi dari FK-UI ini menyatakan, prevalensi obesitas di negeri ini pada
2002 berkisar 22%-24%. Dengan kata lain, sekitar 48-53 juta penduduk Indonesia mengalami
kegemukan. Padahal, menurut Rachmad, tiga tahun sebelumnya, prevalensi obesitas ini baru
sekitar 15%-20%.

Meningkatnya kasus-kasus obesitas ini memang bukan hanya ada di Indonesia. Badan kesehatan
dunia, WHO, bahkan menyatakan masalah kelebihan bobot tubuh ini sudah menjadi epidemi
dunia. Menurut laporan Newsweek edisi 11 Agustus silam, kasus obesitas di dunia meningkat
50% dalam sepuluh tahun terakhir ini. Pada lembaga obesitas internasional di London, Inggris,
memperkirakan sebanyak 1,7 milyar orang di bumi ini mengalami kelebihan berat badan.
Menurut laporan itu, Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas
tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di
Brasil, lonjakan obesitas yang cukup mengejutkan justru pada anak-anak, dengan kenaikan kasus
sebesar 239%. Data kenaikan obesitas di Amerika Serikat pun dikeluarkan oleh badan pusat
statistik kesehatan nasional, NCHS. Menurut lembaga itu, hampir sepertiga penduduk negeri itu
tergolong obese. Jumlahnya yang sekitar 31% pada 2000 itu meningkat dua kali lipat dibanding
dua dekade sebelumnya yang hanya sekitar 15%.

Di Eropa, kasus serupa dialami Inggris. Menurut angka yang dilansir dalam konferensi obesitas
internasional di Milan, Italia, pada 6 September silam, “negeri pizza” itu menjadi negara nomor
wahid dalam kasus obesitas pada anak-anak, dengan angka prevalensi 36%. Di bawahnya,
menurut Tim Obesitas Internasional, adalah Spanyol, dengan prevalensi 27%. Kasus serupa juga
dihadapi Inggris, negara lainnya yang cukup terancam dengan kasus obesitas pada anak-anak.
Malah, sebuah penelitian obesitas pada anak di negeri itu memperlihatkan persentase dan hasil
tak jauh berbeda dengan penelitian dr. Damayanti. Hasil riset di Inggris ini menyebutkan, 26%
dari semua anak obese usia 11-14 tahun yang diteliti sudah memperlihatkan beberapa faktor
risiko terkena penyakit jantung koroner. Faktor-faktor itu, antara lain, gejala tekanan darah tinggi
dan meningkatnya kadar lemak jahat (Salim, 2003).

Obesitas alias kegembrotan memang kerap didekatkan dengan penyakit jantung. Dari kasus-
kasus penyakit jantung di dunia, sekitar 21% terkait dengan masalah bobot tubuh sangat
berlebihan ini. Kaitan obesitas dengan penyakit jantung terletak pada adanya unsur enzim lipase
dalam lemak. Di dalam pembuluh darah, lipid berbentuk trigliserida yang bisa berasal dari
beragam makanan, termasuk yang mengandung karbohidrat. Jika kalori dalam tubuh tidak segera
digunakan, trigliserida akan bertumpuk di sel-sel lemak, tak terkecuali di jantung.

2.3 Lemak dan Penyakit Jantung

Lemak adalah salah satu sumber tenaga. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal. Namun,
konsumsi lemak yang berlebihan dapat merugikan kesehatan tubuh.

Adapun jenis-jenis lemak  sebagai berikut:

Lemak dalam makanan dapat berbentuk padat maupun cair (minyak). Kedua bentuk lemak ini
dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh
dibagi menjadi dua jenis yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda.

a         Lemak jenuh : adalah lemak yang dalam struktur kimianya mengandung asam lemak
jenuh. Apabila lemak jenis ini dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, maka dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah. Bahan makanan yang mengandung lemak jenuh adalah : Minyak
kelapa, keju keras, lemak hewani. Lemak tak jenuh tunggal : lemak jenis ini mempunyai
pengaruh sedikit terhadap peningkatan kadar kolesterol darah. Bahan makanan yang
mengandung lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak wijen,
minyak kelapa sawit.

b        Lemak tak jenuh ganda : lemak jenis ini mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadar
kolesterol darah. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda adalah : minyak
jagung, minyak repeseed, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji bunga matahari,
minyak ikan (Wisesa, 2008).

Ada tiga macam sumber utama lemak dalam makanan yaitu :

 Lemak yang tak kelihatan : adalah lemak yang secara alamiah terdapat dalam bahan makanan.
Bahan makanan yang mengandung tinggi lemak tak kelihatan sssadalah daging, telur, biji-bijian
dan kacang-kacangan.
 Lemak kasat mata : adalah lemak yang terlihat oleh mata biasa, seperti minyak goreng, gajih,
margarin dan lain-lain.
 Lemak yang ditambahkan : adalah lemak yang secara komersial ditambahkan ke dalam
makanan, seperti pastry, ice-cream, pie, cake (kue) atau makanan yang digoreng (Wisessa, 2008)

Lemak mengangkut beberapa vitamin ke seluruh tubuh. Lemak dipakai untuk membuat hormon
dan dinding sel, melindungi organ tubuh dan melumasi beberapa bagian tubuh yang bergerak.
Namun terlalu banyak lemak dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan
pankreatitis. Sebagian besar lemak di tubuh kita berbentuk sebagai trigliserida. Kolesterol adalah
bentuk lemak yang lain. Agar dapat diangkut oleh darah, lemak dibungkus oleh molekul protein.
Kumpulan lemak yang terbungkus protein ini disebut lipoprotein. Ukuran lipoprotein berbeda-
beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah (low density
lipoprotein/LDL) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah (very low density
lipoprotein/VLDL). Molekul ini mengangkut lemak dari hati ke bagian tubuh lain. Terlalu
banyak LDL atau VLDL dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh nadi.
Penyempitan ini dapat menyebabkan pengiriman oksigen ke otot jantung berkurang, dengan
akibat serangan jantung.Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi
(high density lipoprotein/HDL). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang ‘baik’ karena
mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi.
Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung.

Faktor Resiko Yang Menyebabkan Penyakit Jantung

Di bawah ini terdapat beberapa faktor resiko yang berperan terhadap terjadinya penyakit jantung
koroner :

Faktor resiko terkena penyakit jantung yang berhubungan dengan lemak :

 Hyperlipidemia or dyslipidemia merupakan peningkatan kadar lemak dan atau lipoprotein di


dalam darah.
 Hyperkolesterolimia adalah penigkatan kadar kolesterol melebihi batas normal (>=240 mg/dl).
Hiperkolesterolemia merupakan faktor utama pembentukan ateroskerosis yang mengawali
terjadinya penyakit kardiovaskuler. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hiperkolesterolemia, salah satu diantaranya adalah merokok.
 Hypertrigeliseridemia yaitu peningkatan kadar trigliserida darah di atas batas normalnya.
Menurut National Cholesterol Educational Program, Expert Panel on Adult Treatment Panel III
(2002) bahwa kadar trigliserida darah normal yaitu kurang dari 150 mg/dl. American Heart
Association Scientific Statement dalam jurnal Circulation (2004) menyebutkan bahwa
hipertrigliseridemia bisa menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner, walaupun tidak
“sehebat” kolesterol LDL tinggi. Selain itu, hipertrigliseridemia bersama obesitas dapat
menyebabkan perlemakan hati (fatty liver), insulin resisten pemicu terjadinya penyakit kencing
manis. Hipertrigliseridemia bisa terjadi karena asupan trigliserida eksogen dan produksi
trigliserida endogen serta pembebasan trigliserida dari jaringan lemak tubuh yang berlebihan.
Selain itu, hipertrigliseridemia sering terjadi pada orang yang menderita obesitas. Trigliserida
eksogen berasal dari makanan yang mengandung lemak tinggi. Makanan sumber trigliserida
utama yaitu minyak goreng, makanan tipis-tipis dan camilan digoreng, lemak hewani, butter,
margarine, keju. Makanan sumber trigliserida tinggi lainnya adalah kulit, sop buntut, sop kaki
(kikil), jerohan seperti otak, lidah, hati, usus, babat. Trigliserida endogen diproduksi hati dari
makanan sumber karbohidrat sederhana dan karbohidrat olahan. Makanan sumber karbohidrat
sederhana banyak pada gula pasir, teh manis, sirup, minuman ringan manis, juice, permen,
coklat, ice-cream, cake. Sedangkan makanan sumber karbohidrat olahan adalah makanan asal
tepung terigu dan tepung beras seperti martabak, donat, kue-kue, cookies, crackers, cake, roti
putih tidak berserat, mie, bihun. Agar trigliserida menjadi normal yaitu kurang dari 150 mg/dl,
Anda harus mengurangi asupan trigliserida eksogen, mencegah produksi trigliserida endogen
dan menambah penggunaan trigliserida. Selain itu, Anda juga bisa mencegah terjadinya
hipertrigliseridemia dengan cara mempertahankan berat badan ideal. Asupan trigliserida
eksogen dikurangi dengan cara Anda menghindari konsumsi makanan sumber lemak tinggi
seperti makanan tipis dan camilan digoreng, lemak hewani, butter, margarine, keju, kulit, sop
buntut, sop kaki (kikil), jerohan seperti otak, lidah, hati, usus, babat. Produksi trigliserida
endogen dicegah dengan cara Anda menghindari konsumsi makanan sumber karbohidrat
sederhana dan karbohidrat olahan tinggi seperti gula pasir, teh manis, sirup, minuman ringan
manis, juice, permen, coklat ice-cream, cake, makanan asal tepung terigu dan tepung beras
seperti martabak, donat, kue-kue, cookies, crackers, cake, roti putih tidak berserat, mie, bihun.
Penggunaan trigliserida untuk mencegah hipertrigliseridemia bisa dilakukan dengan cara
menambah penggunaan energi di dalam tubuh. Anda bisa melakukan olahraga kesegaran
jasmani untuk menambah penggunaan energi. Olahraga aerobik sesuai kaidah-kaidah
kedokteran olahraga seperti jalan kaki, jogging, senam, renang merupakan olahraga kesegaran
jasmani yang menggunakan trigliserida sebagai sumber energi. Makanan yang baik untuk
dikonsumsi adalah makanan alamiah, gizi seimbang, beragam dan bervariasi sesaui kebutuhan.
Anda bisa mengonsumsi makanan berupa gabungan dan kombinasi nasi atau roti gandum
berserat, lauk pauk asal hewani rendah lemak dan kolesterol seperti ikan, lauk pauk asal nabati
seperti tahu, tempe, dan sayuran. Makanan selingan yang baik adalah buah-buahan segar,
seperti buah apel, jeruk, melon, pepaya, nenas. Selain itu, Anda bisa mengonsumsi susu rendah
lemak dengan takaran encer (Primana,2008).

Mengukur Trigliserida

Tingkat trigliserida dalam darah meningkat cepat setelah kita makan. Kita harus puasa makan
sedikitnya delapan jam sebelum contoh darah kita diambil untuk tes tersebut. Banyak orang
dengan HIV mempunyai tingkat trigliserida yang sangat tinggi, terutama yang memakai PI.
Tingkat trigliserida di bawah 1,7 dianggap normal. Tingkat di atas 11 dapat menyebabkan
pankreatitis.

Mengukur Kolesterol

Kolesterol total mencakup LDL yang ‘buruk dan HDL yang ‘baik’. Kolesterol total tidak begitu
cepat berubah setelah kita makan, jadi darah untuk tes ini dapat diambil kapan saja. Tingkat
kolesterol total di bawah 5,2 dianggap baik, dan di atas 6,2 dianggap buruk. HDL adalah
kolesterol baik. Kolesterol ini dapat diukur pada contoh darah yang diambil tanpa puasa.
Semakin tinggi tingkat HDL semakin baik. Tingkatnya di atas 1,0 dianggap baik. LDL adalah
kolesterol buruk. Tingkat LDL dihitung memakai rumusan yang mencakup tingkat trigliserida.
Contoh darah yang diambil setelah puasa dipakai untuk mengukur tingkat trigliserida atau untuk
menghitung kolesterol LDL. Tingkat LDL di bawah 2,6 dianggap baik, sedangkan bila di atas
4,1 menunjukkan risiko tinggi terhadap penyakit jantung. Analisis terhadap hasil uji coba klinis
yang baru dilakukan menemukan bahwa, untuk pasien berisiko tinggi penyakit jantung, LDL
sebaiknya diturunkan di bawah 1,8.

2.4 Serat dan Penyakit Jantung

Serat dalam bahan pangan yang tidak dicerna mempunyai sifat yang positif bagi gizi dan
metabolisme. Serat merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap proses
hidrolisis oleh enzim lambung dan usus kecil. Serat tersebut berasal dari dinding sel dan berbagai
sayuran dan buah – buahan. Secara kimia dinding sel tersebut terdapat dalam jenis karbohidrat
seperti: sellulosa, hemi sellulosa, pectin, dan non karbohidrat seperti: polimer lignin. Senyawa
pectin berfungsi sebagai bahan perekat antara dinding sel yang satu dengan yang lainnya.
Fungsi serat ternyata melibatkan asam empedu, jika mengkonsumsi serat yang tinggi maka
pengeluaran asam empedu akan mengeluarkan lebih banyak kolesterol dan lemak yang
dikeluarkan bersama feses. Dalam hal ini fungsi serat adalah mencegah adanya penyerapan
kembali asam empedu kolesterol dan lemak, sehingga serat dikatakan mempunyai efek
hipolidemik yang sangat bermanfaat bagi penderita hiperkolesterolemia yang dapat berkembang
menjadi gangguan fungsi jantung. Serat makanan merupakan bagian makanan yang tidak dapat
dicerna oleh cairan pencernaan (enzim), sehingga tidak menghasilkan energi atau kalori. Serat
makanan ini termasuk golongan karbohidrat yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, pektin dan
gum. Selulosa dan hemiselulosa tedapat pada bekatul atau sekam padi, kacang-kacangan, dan
hampir pada semua buah dan sayuran. Serat dapat mengurangi kolesterol dalam darah, dan
mengurangi penyakit aterosklerosis. Serat yang dapat diurai di dalam usus halus berubah
menjadi cairan yang lengket atau selaput lendir, kekentalan dan kesempurnaan lapisan lendir
merupakan selapis penghalang yang bersifat membatasi kecepatan daya serap usus kecil. Para
pakar menganggap bahwa jumlah serat mempunyai kaitan tertentu dengan kekentalan kolesterol
plasma. Karena serat dapat bersatu dengan asam empedu dan dikeluarkan bersama tinja berupa
bilirubin. Bagi yang pemasukan seratnya kurang, maka enzim empedu yang dikeluarkan pada
tinja juga sedikit, sehingga kolesterol meningkat, dan menambah risiko terjangkitnya pengerasan
pembuluh darah dan penyakit jantung.

Pada orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat dengan glychemic index yang tinggi (GI)
akan dapat mengganggu kesehatan tubuhnya dalam hal ini adalah penyakit jantung yang dapat
mengakibatkan kematian pada penderita. Penjelasan ilmiahnya adalah, bahwa ketika karbohidrat
dipecah dan glukosa dilepaskan kedalam darah, kehadiran glukosa ini memberi tanda pada
pancreas untuk mengeluarkan insulin, yaitu suatu hormon yang mengankut glukosa kedalam sel
– sel tubuh. Jika karbohidrat mempunyai GI yang tinggi maka gluosa akan menyebar ke dalam
sistem tunuh dan insulin juga akan dikeluarkan dengan cepat yang ini akan berdampak dengan
membanjirnya hormon insulin, jika terjadi berulang kali dapat menaikkan kadar glukosa dalam
darah. Dalam sebuah penelitian “British Medical Journal” menunjukkan bahwa pada orang –
orang yang pada glukosanya lebih tinggi dari normal mempunyai resiko 2,5 X lebih besar
menibggal karena penyakit jantung. Beberapa penelitian pada manusia telah menemukan
hubungan berbalikan antara asupan serat dan risiko penyakit jantung koroner. Beberapa peneliti
menduga bahwa serat mencegah penyakit jantung melalui perannya dalam mencegah
kegemukan, penggumpalan darah, dan aterosklerosis. peneliti lain masih meragukan bahwa serat
per se bukan faktor pelindung yang sebenarnya. mereka beranggapan bahwa mengonsumsi
makanan berserat tinggi merupakan ciri dari gaya hidup dan pola makan sehat yang berperan
pada menurunnya resiko penyakit jantung.

Rata-rata negara di dunia ini menetapkan sebanyak 30 gr  kebutuhan akan serat setiap harinya.
Makanan berserat tinggi sangat penting bagi tubuh, karena tidak tercerna oleh enzim yang
disekresikan oleh tubuh. Burkitt dkk.(1974) adalah yang pertama kali menunjukkan hubungan
antara konsumsi serat denga insiden kanker kolon, kemudian berkembang ke kardiovaskuler dan
penyakit lainnya. Juka dikemukakan bahwa vegetarian yang mengkonsumsi lebih banyak serat
makanan tidak banyak penyakitnya (mereka juga secara umum mengkonsumsi sedikit protein
hewan, lebih banyak vitamin dan sedikit kolesterol). Yang termasuk dalam kategori serat adalah
selulose dan hemi selulose dari dinding sel tanaman, pectin (bagian dari buah – buahan yang
digiling) yang semuanya termasuk dalam karbohidrat. Serat yang berasal dari golongan
karbohidrat sangat penting untuk menggantikan kolesterol yang hilang akibat penurunan lemak
jenuh. Makanan yang mengandung serat adalah serealia, gandum jagung, dedak, kacang –
kacangan, sayur serta buah -buahan.

Kandungan Serat pe 100 gram Makanan

Jenis Makanan Kandungan Serat dalam Gram

Kacang Kedelai 4,9

Kacang Tanah 2

Kacang Hijau 4,1

Jagung 2,9

Kedelai Bubuk 2,5

Kecap Kental 0,6

Tahu 0,1

Susu Kedelai 0,1

Taoge 0,7

Tempe 0

Sumber : IPB

Kandungan Serat Per 100 Gram Buah

Jenis Buah Kandungan Serat dlm Gram

Alpukat 1,4

Anggur 1,7

Apel 0,7

Belimbing 0,9

Jambu biji 5,6

Jeruk bali 0,4


Jeruk sitrun 2

Mangga 0,4

Melon 0,3

Nanas 0,4

Pepaya 0,7

Pisang 0,6

Semangka 0,5

Sirsak 2

Srikaya 0,7

Sumber : IPB

Kandungan Serat pada 100 gram Sayuran

Jenis Sayuran Kandungan Serat dalam gram

Bayam 0,8

Kangkung 1

Daun Pepaya 2,1

Daun Singkong 1,2

Kol 1,2

Sawi Hijau 1,2

Seledri 0,7

Selada 0,6

Tomat 1,2

Paprika 1,4
Cabai 0,3

Buncis 1,2

Kacang Panjang 2,5

Bawang Putih 1,1

Bawang Merah 0,6

Kentang 0,3

Lobak 0,7

Wortel 0,9

Brokoli 0,5

Kembang Kol 0,9

Asparagus 0,6

Jamur 1,2

Sumber : IPB

Ada korelasi langsung antara kadar serat diet (selulose dan hemiselulose) dengan gerak laju zat –
zat makanan ingesta melalui saluran pencernaan. Diperkirakan serat dapat melembekkan feses,
sehingga mengurangi tekanan pada dinding kolon dan mempercepat pengeluaran feses. 
Pengkonsumsian serat yang terlarut dalam jumlah tinggi sekitar 15-30 gr/hari, telah
menunjukkan kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara mengikatnya
dengan garam – garam dan asam – asam empedu yang terbentuk dari kolesterol. Pengikat ini
mencegah terjadinya aterosklerosis. Serat terlarut dapat ditemukan pada gandum, elai, kacang-
kacangan dan beberapa buah-buahan dan sayur-sayuran. Serat seharusnya ditambahkan secara
bertahap untuk mencegah adanya gejala ketidakberesan dalam gastrointestinal yang dapat terjadi
seiring dengan fungsinya.

Kebutuhan dan Sumber Serat


Ada kesepakatan umum, orang dewasa mestinya mengonsumsi serat 20 – 35 g per hari atau 10 –
13 g per 1.000 kkal menu. Bagi masyarakat AS dianjurkan mengonsusmi serat makanan 25 g per
2.000 kkal menu atau 30 g per 2.500 kkal menu sehari. Kenyataannya, asupan serat makanan
pada masyarakat AS lebih rendah dari anjuran, umumnya 10 – 15 g per hari. Asupan serat 20 –
35 g setara 9 – 13 buah apel atau 12 – 16 potong roti gandum per hari. Selain itu bila asupan
makanan seseorang adalah 2000 kkal, maka kebutuhan seratnya adalah antara 20 hingga 26 gram
setiap hari.Asupan serat orang Asia tidak jauh berbeda. Rata-rata konsumsi serat penduduk
Indonesia adalah 10,5 gram (Hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001). Angka ini
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar 1/3 dari
kebutuhan ideal rata-rata 30 gram setiap hari. Yang mengherankan, rata-rata konsumsi serat
masyarakat Yogjakarta jauh lebih tinggi dibanding konsumsi serat masyarakat Jawa Barat. Ini
merupakan salah satu bukti bahwa untuk memenuhi kebutuhan serat sebaiknya dipenuhi dari
beragam menu makanan, tidak hanya dari lalapan saja (Anonymous,2008). Pada masyarakat
Singapura, berdasarkan survei 1983, asupan serat rata-rata 15 g per hari. Begitu pula di
Hongkong (1995), asupan serat kurang dari 10 g sehari, seperti dilaporkan Food Facts Asia
(1999).

Sampai saat ini belum ada penelitian tentang asupan serat untuk bayi dan anak-anak di bawah
umur dua tahun. Bagi orang tua, asupan serat makanan yang dianjurkan 10 – 13 g per 1.000 kkal.
Minum juga memadai untuk menghindari gangguan pencernaan, termasuk konstipasi.

Untuk anak-anak dan remaja umur 2 hingga 20 tahun. Menurut rekomendasi ADA (American
Dietetic Association), kebutuhan seratnya sama dengan umur (dalam tahun) ditambah 5 gram
serat setiap hari. Misalnya untuk anak berusia 5 tahun, maka kebutuhan seratnya adalah 10 gram
atau (5 + 5) gram setiap hari. Kebiasaan pola makan yang kaya serat sebaiknya diperkenalkan
sejak dini, misalnya 2 tahun, karena pada masa inilah seseorang belajar akan pola makan yang
sehat. Pola makan dengan kandungan gizi lengkap-seimbang pada masa ini menjadi sangat
penting karena merupakan langkah pencegahan akan beragam penyakit degeneratif di masa
dewasa dan tua. Pada usia 20 tahun, kebutuhan seratnya sudah mencapai 25 gram atau (20 + 5)
gram serat setiap hari.

Cara memenuhi kebutuhan ideal serat hingga mencapai 25 gr – 35 gr setiap hari terpenuhi bila
setiap hari mengkonsumsi :

o 2 – 3 porsi nasi dari beras tumbuk yang masih ada kulit arinya
o 1 – 2 porsi biji-bijian ( kacang hijau , kedelai , lady finger )
o 4- 6 porsi sayur & buah-buahan
o ditambah 8 – 10 gelas air agar serat berfungsi optimal.

Sayangnya, pada jaman modern ini orang cenderung memilih makanan yang praktis & enak
seperti junk food, hot dog, hamburger, sop Buntut, jeroan goreng sea food, sate es krim dan fried
chicken yang juga merpakan makanan mewah yaitu maknan yang umumnya diolah dari bahan-
bahan makanan yang mempunyai protein tinggi, kadar kolesterol dan lemak tinggi terutama
lemak hewani tetapi rendah serat.

2.5 Tomat dan penyakit Jantung

Tomat merupakan buah yang tak asing lagi bagi masyarakat kita. Dalam kehidupan sehari-hari
tomat memegang peranan penting.,terutama bagi ibu rumah tangga yang gemar memasak. Pada
tomat mengandung vitamin dan mineral sehingga tomat memiliki warna yang merah merekat,
rasanya segar, manis dan agak kenasam-masaman. Dalam sebuah tomat terdapat 30 kalori,
vitamin C 40 mg, vitamin A 1500 SI, zat besi, kalsium dan lain-lain sehingga tomat juga berguna
bagi orang-otang yang ingin langsing. Sebab zat tersebut bergizi tetapi tidak menggemukkan.
Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan warna
merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan. Manfaat tomat
sebenarnya sudah di teliti sejak lama, seperti penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby
University, Ohio, yang dilakukan pada November 1834. Hasil penelitiannya menunjukkan tomat
dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi lever dan serangan empedu.
Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan gel berwarna
kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah
penyebab stroke dan penyakit jantung. Tomat juga mampu memulihkan lemah syahwat dan
meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.

Tabel Kandungan Gizi Tomat/100 g

Tomat Masak Tomat Muda

Kalori 20 kkal Kalori 23 kkal

Protein 1.0 g Protein 2.0 g

Lemak 0.3 g Lemak 0.7 g

Karbohidrat 4.2 g Karbohidrat 3.3 g

Kalsium 5 mg Kalsium 5 mg

Vitamin A 1500 SI Vitamin A 320 SI

Viamin C 40 mg Vitamin C 30 mg

Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan. Depkes (1979)

Kandungan Kimia

Buah mengandung alkaloid solanin (0,007%), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat,
bioflavonoid (termasuk rutin), protein, lemak, gula (glukosa, fruktosa), adenine, trigonelin,
kholin, tomating, mineral, (Ca, Mg, P, K, Na, Fe, sulfur, chlorine), vitamin (B1, B2, B6, C, E,
likopen, niasin), dan histamine. Rutin dapat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Klorin
dan sulfur adalah trace element yang berkasiat detoksikan. Klorin alamiah menstimulir kerja hati
dari terjadinya sirosis hati dan penyakit hati lainnya. Likopen adalah pigmen kuning betakaroten
pada tomat. Tomatin berkasiat antibiotic. Daun mengandung pektin dan alkaloid.

Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Seperti yang terungkap dari
penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukan jika
kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan
kandungan likopen akan meningkat 10 kali lipat ketika tomat diolah menjadi saus atau pasta
tomat. Likopen merupakan bagian dari karotenoid yang larut dalam lemak, namun likopen yang
larut di dalam lemak justru sulit di serap oleh tubuh. Karenanya, disarankan mengolah tomat
dengan cara di rebus atau dikukus. Mengkonsumsi sebaiknya pilih yang tomat organik. Tomat
organik lebih sehat karena bebas dari residu kimia, baik dari pupuk dan pestisida. Tomat dari
hasil organik juga lebih tinggi kandungan kalsiumnya, sekitar 23 mg dibandingkan tomat
unorganik yang hanya mengandung 5 mg kalsium.

Tanaman ini dapat tumbuh dimana saja, asal masih bisa mendapatkan sinar matahari yang penuh
sepanjang hari. Jumlah penyinaran matahari akan mempemgaruhi banyaknya kadar vitamin
dalam buah tomat. Kadar vitamin C buah tomat akan rendah bila tanaman mendapat jumlah
penyinaran yang rendah. Demikian juga sebaliknya. Jumlah penyinaran yang tinggi
menyebabkan kadar vitamin C yang tinggi juga. Dalam buah tomat terkandung zat-zat yang
berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung didalamnya adalah vitamin C, vitamin A
(karoten), dan mineral. Nilai gizi buah tomat segar (dari tiap 100 gr buah) menurut Directorat
Gizi Departemen Kesehatan RI (1972) adalah sebagai berikut:

Zat gizi Nilai gizi

1. karoten (Vit A) 1500 S.I

2. Thiamin (vit B) 60 mg


3. Riboflamin (Vit B )

4. Asam Askorbat (Vit C) 40 mg

5. Protein 1g

6. Karbohidrat 4,2 g

7. Lemak 0,3

8. Kalsium (Ca) 5 mg

9. Fosfor (P) 27 mg

10. Zat besi (Fe) 0,5 mg

11. Bagian yang dapat dimakan 95%

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a.       Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih
tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh pentakit jantung seperti
penyakit jantung koroner, serangan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, sakit di dada (biasa
disebut “angina”) dan penyakit jantung rematik.

b.      Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain LDL,
faktor risiko lain yaitu: merokok, HDL rendah (< 40 mg/dl), Hipertensi, faktor usia, adanya
riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit jantung/stroke.

c.       Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi
terutama lemak jenuh.

d.      Kadar kolesterol normal adalah 150-250 mg %.

e.       Gejala-gejala penyakit jantung dapat dideteksi dengan satu atau gabungan tanda-tanda
berikut : sakit di dada seperti ditusuk, sakit di dada biasanya disertai dengan sesak napas, mudah
letih dan telapak tangan berkeringat.

f.       Fungsi serat adalah mencegah adanya penyerapan kembali asam empedu kolesterol dan
lemak, sehingga serat dikatakan mempunyai efek hipolidemik yang sangat bermanfaat bagi
penderita hiperkolesterolemia yang dapat berkembang menjadi gangguan fungsi jantung.

g.      Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan
warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan, .  gel berwarna
kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah
penyebab stroke dan penyakit jantung.

h.      Menurut World Heart Federation obesitas, pola makan yang buruk, merokok dan tidak
berolah raga menjadi factor serius kerusakan kesehatan remaja mendatang.

3.2 Saran

1. Setelah di ketahui diet teraphy pada penyakit jantung diharapakan pembaca lebih tahu dan
memahami apa yang dimaksud dengan penyakit jantung dan macam-macamnya, faktor-faktor
yang mempengaruhi penyakit jantung, dampak yang diberikan, dan bagaimana cara pencegahan.

2. Masyarakat dapat mengkonsumsi lebih banyak makanan yang sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

3. Masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan dan dapat hidup lebih teratur lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Sehat dengan Serat . (http://nusaindah.tripod.com/tabelseratsayuran.htm).


Diakses Tanggal 25 April 2008.
Anonymous. 2008. Serat, Benteng terhadap Aneka Penyakit.
(http://www.indomedia.com/intisari/2001/Juli/warna_serat.htm). Diakses pada tanggal 11 Mei
2008.

Anonymous. 2008. Fibre For Life-Dietary. (http//:www.google.com). Diakses pada tanggal 11


Mei 2008.

Budiyanto, Dr. H. Agus K. 2002. Gizi dan Kesehatan. UMM Press: Malang.

. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press: Malang.

Gwaspada. 2006.  Alternatif Terapi Penyakit Jantung Koroner .


(http://www.suarapembaruan.com). Diakses pada tanggal 25 April 2008.

Joseph, Godlief. 2008. Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita.


(http://tumoutou.net/702_04212/godlief_joseph.htm). Diakses pada tanggal 25 April 2008.

http://www.nusahealth.com/art-resiko-serangan-jantung.htm

Masino, Msd. 2005. Seperempat Abad Yayasan Jantung Indonesia. (http://id.inaheart.or.id/?


p=44). Di akses pada tanggal 11 Mei 2008.

Primana, dr. Dadang Arief. 2008. Hipertrigliseridemia. (http://www.kikil.com/u-wilz-


2120.html). Di akses pada tanggal 14 Mei 2008.

Shahab, Dr. Alwi. 2008. Mengenal Jantung Anda. (http://www.alwia.com/jantunganda.html).


Diakses pada tanggal 12 Mei 2008

Salim, Erwin Y  dan Heni Kurniasih. 2003. Awas Jantung Anak Gendut.
(http://www.gatra.com/2003-10-16/versi_cetak.php?id=31711). Diakses pada tanggal 11 Mei
2008.

Sutomo, Budi. 2008. Likopen Tomat Cegah Penyakit Jantug


(http://myhobbyblogs.com/food/2007/06/25/likopen-tomat-cegah-penyakit-jantung/). Dakses
tanggal 12 Mei 2008.

Wisesa, Kurnia. 2008. Lemak dan Kesehatan Jantung. (http//:www.google.com). Di akses pada
tanggal 12 Mei 2008.

02/06/2009 Posted by zaifbio | Dasar-Dasar Ilmu Gizi | 2 Komentar

DIET THERAPY PADA OBESITAS

PENDAHULUAN
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak disimpan secara
berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan
melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan permasalahan sejak zaman
dahulu kala. Keadaan ini adalah merupakan salah satu kelainan metabolisme yang paling lama
tercatat dalam suatu sejarah seperti terlihat pada sebuah patung tanah liat yang berasal dari
zaman lebih kurang 22.000 SM. Patung tersebut menggambarkan seorang wanita setengah baya
yang obes. Obesitas kemudian masih selalu tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan
Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun tetap menjadi persoalan, terutama dalam hal
pengobatannya.

Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun masalah medis.
Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan
orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih
besar dan dapat pula mempunyai masalh dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering
ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita lebih sering untuk sakit.
Penderita obesitaspun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi berat
badan normal. Data New York Metropolitan life Insurance menunjukkan bahwa pada kelompok
umur 40-69 tahun yang obes ditemukan angka kematian 42% lebih besar daripada rata-rata pada
laki-laki dan 36% lebih besar daripada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita obesitas sendiri
dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan menimbulkan keinginan
yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan keinginan untuk menjalani
berbagai macam program diet.

PEMBAHASAN

Diet terhapy obesitas

2.1.1 Pengertian obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Seperti pernyataan diatas
bahwa secara klasik obesitas telah diidentifikasi bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang
layak bagi wanita dan pria untuk tinggi tertentu. Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau
pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak pada
keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan
subkutan dan didalam jaringan tirai usus (omentum).

Obesitas itu sendiri adalah istilah untuk menyatakan badan. Obesitas berarti lemak tubuh yang
dapat membahayakan kesehatan, sedangkan overweight menggambarkan kelebihan
dibandingkan berat badan normal.

Kelebihan berat badan dulu sering dikaitkan dengan kemakmuran. Namun, kemudian kelebihan
berat badan lebih berkait dengan penampilan, dan akhirnya orang sadar bahwa kondisi ini terkait
dengan banyak penyakit. Overweight dan obesitas diketahui dapat memicu beberapa penyakit
degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus tipe 2, hipertensi dan
dislipidemia.
Overweight dan obesitas yang tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan penyakit penyerta,
memendekkan usia harapan hidup, serta merugikan dari sisi hilangnya produktifitas pada usia
produktif. Overweight dan obesitas juga berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain seperti
artritis (radang sendi), kesulitan bernapas, berhenti napas saat tidur, nyeri sendi, gangguan
menstruasi, serta beberapa gangguan kesuburan.

Pengertian berat badan sendiri adalah seseorang yang mempunyai ukuran ideal apabila bentuk
tubuhnya tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat badan dan
tinggi badan, agar tubuh seseorang ideal, lemak yang ada didalam tubuhnya harus dalam keadaan
normal. Untuk menunjang kehidupan seseorang, di dalam tubuh harus ada lemak minimal 3%
dari berat badan baik pada wanita maupun pria, lemak yang disebut adalah lemak esensial.

Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebihi 3% dari berat badan disebut timbunan lemak.
Seseorang dikatakan mengalami kegemukan (Obesitas) jika terjadi kelebihan berat badan sebesar
20% dari berat badan ideal.

Kegemukan dapat diukur dari timbunan lemak tubuh pada wanita dewasa, dikategorikan
kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 30% dari berat badan idealnya. Sedangkan pada
pria dewasa, dikatakan kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 27% dari berat badan
idealnya.

Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10 % dari berat badan ideal.
Obesitas merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu
kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam sejarah seperti terlihat pada sebuah patung
tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 tahun sebelum masehi, patung tersebut
menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu
tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun
masih menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.

2.1.2 Faktor-faktor obesitas

Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketidak seimbangan
asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi makanan berlebihan,
sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah.

Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telah menciptakan suatu
lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau kurang gerak dan pola makan dengan
makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan asupan energi disimpan dalan jaringan
lemak.

Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita overweight atau obesitas
adalah berdasarkan berat badan dan tinggi badan yaitu menggunakan suatu indeks berdasarkan
berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter pangkat dua, yang disebut indeks
massa tubuh (IMT). Tahun 2000 WHO telah membuat klasifikasi IMT yang dianggap cocok
untuk orang Asia.
Dapat juga digunakan ukuran komposisi lemak tubuh. Pengukuran lemak tubuh dapat diukur
menggunakan alat berupa skin fold atau body fat analizer. Wanita dikatakan obesitas apabila
komposiosi lemak tubuhnya lebih dari 25 % berat badan, sedangkan laki – laki disebut obesitas
bila komposisi lemak tubuhnya lebih dari 20 % berat badan.

Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, ada dua jenis penimbunan lemak. Penimbunan lemak
di bagian bawah tubuh disebut bentuk genoid dan penimbunan lemak dibagian perut disebut
bentuk android lebih dikenal obesitas abdominal / obesitas sentral.

Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang erat antara obesitas abdominal dan
faktor resiko penyakit kardiovaskuler yaitu diabetes melitus, hipertensi, dan dislipidemi.
Obesitas abdominal dapat ditentukan menggunakan berbagai alat seperti CT scan, MRI, dan
DEXA.

Cara pengukuran sederhana untuk mengetahui adanya obesitas abdominal telah dibuktikan
manfaatnya adalah mengukur lingkar pinggang (waist circumference). Wanita asia dianggap
berisiko mendapat penyakit penyerta bila lingkar pinggang di atas 80 cm dan untuk pria asia bila
diatas 90 cm.

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi terjadinya kegemukan (obesitas) terhadap seseorang,
yaitu :

1. Aspek Gizi

Ditinjau dari segi seseorang yang menderita obesitas mengalami kelebihan energi, zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh sudah terpengaruh seperti karbohidrat, protein dan lemak, kelebihan
energi didalam tubuh diatas menjadi lemak dan ditimbun pada tempat-tempat tertentu. Jaringan
lemak ini merupakan jaringan yang relatif inaktif.

1. Aspek Ekonomi

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa obesitas tidak hanya terjadi akibat kelebihan
karbohidrat tetapi juga lemak. Akhir-akhir ini banyak makanan siap saji (fast food). Makanan
siap saji itu relatif mahal dan kebanyakan yang mengkonsumsi adalah masyarakat golongan
ekonomi tinggi.

1. Aspek Sosial dan Budaya

Dalam masyarakat indonesia mempunyai pola makanan yang berbeda dengan orang barat.
Dimana masyarakat kita cenderung lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung karbohidrat dan lemak. Kebiasaan lain masih melekat dari masyarakat indonesia
adalah kebiasaan ngemil, hal itu bukanlah jelek, tetapi akan mempengaruhi berat badannya.

Dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa kita diperintahkan untuk makan makanan yang halal dan
tidak boleh makan secara berlebihan. Sesuai dengan ayat Al Qur’an yang dijelaskan dalam surat
(Almaidah : 87).
‫ياايهاالذ ين امنو التحرمؤاطيبت مااخل هللا لكم وال تعت``ذؤ̀ا ان هللا اليحب المعت``ذ ين وكلؤامم``ارزقكم هللا حلال طيباواتقواهللا ال``ذي‬
‫انتم به مؤمنؤن‬

Artinya :

” Hai orang – orang beriman, janganlah kamu haramkan apa – apa yang baik yang Allah telah
halalkan bagimu, dan janganlah kamu melampui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang – orang yang melampui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya “.
(Almaidah : 87)

1. Genetis

Gen merupakan pembawa sifat atau kode yang di wariskan kepada keturunannya. Salah satu sifat
yang di wariskan adalah obesitas. Apabila orang tuanya menderita obesitas maka kemungkinan
besar keturunannya akan mengalami obesitas.

Dampak obesitas

Obesitas menimbulkan berbagai dampak baik segi psikologis maupun masalah medis. Orang
yang obeis mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari dan orang
yang obeispun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan yang lebih besar dan
dapat pula mempunyai masalah dalam hubungan suami istri dan pada anak kecil sering
ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita obesitas lebih sering untuk
sakit. Penderita obesitas pun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi
berat badan normal. Data New York Metropolitan Life Insurance menunjukkan bahwa pada
kelompok umur 40 – 69 tahun yang obeis ditemukan angka kematian 42% lebih besar dari pada
rata-rata pada laki-laki dan 36% lebih besar dari pada rata-rata pada wanita. Bagi si penderita
obeis sendiri dapat pula timbul rasa rendah diri, rasa tertekan, serta keputusasaan dan
menimbulkan keinginan yang besar untuk menjadi lebih ramping, yang terlihat dengan
keinginannya untuk menjalani berbagai program diet.

Overweight dan obesitas dapat dimulai pada usia berapapun. Beberapa periode usia
menunjukkan kemungkinan yang besar terhadap terjadinya Overweight dan obesitas. Overweight
dan obesitas sejak usia belia cenderung lebih berat dan berisiko tinggi menjadi obesitas di masa
dewasa. Karena itu, pencegahan Overweight dan obesitas pada masa anak sangat penting. Pada
wanita dewasa, kehamilan dan menopouse merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya
obesitas.

Massa lemak tidak hanya tempat penyimpanan cadangan energi, tetapi juga sebagai jaringan
dinamis dengan berbagai fungsi. Kelebihan massa lemak juga dikaitkan dengan keadaan
resistensi insulin yang berhubungan dengan diabetes melitus. Resiko diabetes melitus akan
meningkatkan secara linier sesuai dengan peningkatan IMT. Overweight akan meningkatkan
angka kejadian diabetes melitus 3-4 kali dibandingkan orang dengan IMT normal.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada 11.400 wanita menunjukkan bahwa wanita
dengan IMT antara 25-26.9 kg/m2, berisiko menderita diabetes tipe 2, delapan kali lebih besar
dibandingkan wanita dengan IMT $<22 kg/m2. resiko

Tha nguoi dung noi se yeu minh toi mai thoi thi gio day toi se vui hon. Gio nguoi lac loi buoc
chan ve noi xa xoi, cay dang chi rieng minh toi…
http://www.freewebtown.com/nhatquanglan/index.html

$> 31 kg/m2.

Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan meningkat tajam sesuai peningkatan
berat badan. Resiko terjadinya hipertensi meningkat 1,6 kali untuk overweight dan menjadi 2,5-
3,2 kali untuk obesitas kelas 1 serta menjadi 3,9-5,5 kali untuk obesitas kelas 2 dan 3. Penurunan
berat badan juga terbukti menurunkan tekanan darah.

Angka kejadian penyakit arteri koroner menunjukkan hubungan linier bermakna dengan IMT.
Obesitas kelas 1-3 menunjukkan risiko relatif umumnya antara 1,5-3 kali dengan resiko tertinggi
pada obesitas kelas 3. stroke (cerebrovascular accident) juga berhubungan dengan obesitas.

Obesitas juga berhubungan dengan peningkatan low density lipoprotein (LDL) kolesterol,
peningkatan VLDL dan trigliserida, serta penurunan high density lipoprotein (HDL) kolesterol.
Gangguan lipid darah ini cenderung terjadi pada individu dengan obesitas abdominal.

Obesitas tiga kali lebih banyak dijumpai pada wanita, keadaan ini disebabkan metabolisme pada
wanita lebih rendah apalagi pada pascamenopouse. Obesitas dapat menyebabkan gangguan
proses reproduksi pada wanita, salah satunya adalah sindroma ovarium polikistik (SPOK).

Jantung Koroner

Salah satu penyebab jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama
lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredaran darah dan diserap tubuh maka lemak
harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan
di metabolisme menjadi kolesterol pembentukan asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna
lemak. Semakin banyak konsumsi lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam
darah. Penumpukan kolesterol tersebut dapat menyebabkan (arteriosklerosis) atau penebalan
pada pembuluh nadi koroner (arteria koronaria). Kondisi ini mengakibatkan kelenturan
pembuluh nadi menjadi berkurang. Serangan jantung koroner pun akan lebih mudah terjadi
ketika pembuluh nadi koroner mengalami penyumbatan. Ketika itu pula aliran darah yang
membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti.

Selain mengurangi konsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, peningkatan konsumsi makanan
berserat setiap hari ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah yang berarti pula
menurunkan risiko serangan penyakit mematikan ini. Dari hasil penelitian para ilmuwan dari
National Heart, Lung and Blood Institut di Bethesda, Maryland, Amerika dikatakan bahwa
setiap penurunan1% kolesterol dalam darah akan menurunkan risiko serangan jantung koroner
sebesar 2%.
Serat makanan yang efektif menurunkan kolesterol adalah serat yang larut dalam air. Jenis serat
ini mudah difermentasikan oleh bakteri kolon (laktobacillus) menjadi asam lemak rantai pendek
(short-chain faity acid) dan gas (flatus). Asam lemak rantai pendek tersebut mampu mengikat
asam empedu didalam usus. Berkurangnya asam empedu akan memperlambat penyerapan
lemak. Hal ini berarti pula akan menurunkan kadar kolesterol darah. Selanjutnya, kelebihan asam
empedu di pencernaan akan dibuang bersama – sama fases. Untuk memudahkan pengeluaran
fases perlu dibantu dengan konsumsi serat tidak larut air.

James Anderson dari Universitas kentucky, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pemberian
90g oatmeal atau kacang-kacangan setiap hari pada penderita kolesterol tinggi, mampu
menurunkan kolesterol darah hingga 20%. Penurunan lemak darah itu berasal dari pengurangan
konsumsi lemak selama diet sebanyak 5% dan 15% sisanya merupakan angka penurunan
kolesterol karena penambahan serat larut air dalam menu diet. Data tersebut juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Van Horn dari American Heart Association. Menurut Horn
dengan mengkonsumsi 60g makanan mengandung serat larut air seperti oatmeal atau kacang –
kacangan tiap hari, dapat menurunkan kolesterol darah sebanyak 5,6 – 6,5 mg.

Kencing Manis ( Diabetes Mellitus )

Penyakit diabetes mellitus (DM) terjadi karena hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas
tidak memadai lagi jumlahnya untuk proses metabolisme karbohidrat secara normal. Akibatnya,
sebagian besar glukosa yang dikonsumsi tidak dapat diubah menjadi glikogen. Akibatnya, gula
darah bertambah tinggi (hiperglikemia). Sedangkan sebagian dari kelebihan glukosa dalam darah
tersebut akan dibuang melalui urin (glikosuria).

Gejala – gejala yang dirasakan penderita penyakit ini adalah sering merasa haus dan cepat lelah
yang disertai penurunan berat badan meskipun nafsu makan tidak berubah. Hasil penelitian
epidemiologi, menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi serat makanan dengan penyakit
diabetes mellitus (DM). Prevalensi penyakit ini lebih rendah dan jarang terjadi pada negara yang
masyarakatnya punya kebiasaan makan makanan berserat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel
1 berikut ini.

TABEL 1.

DIABETES MELLITUS DIKAITKAN DENGAN KEBIASAAN MAKAN


Prevalensi DM (%)
Konsumsi serat
negara
(g/hari)

1 1
afrika
10 – 25 3
Amerika dan
Inggris
3,5 – 11

Sumber: Simposium Manfaat Serat Untuk Kesehatan, 1989.

Hasil penelitian Jenkins tahun 1976, menyebutkan bahwa penambahan serat larut air pada diet
penderita diabetes mellitus ringan, dapat menurunkan kadar gula darah dan menyebabkan respon
terhadap insulin semakin menurun.

Didalam usus halus serat tersebut dapat memperlambat penyerapan glukosa dan meningkatkan
kekentalan isi usus yang secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi permukaan
mukosa usus halus. Akibat kondisi tersebut, kadar gula dalam darah mengalami penurunan
secara perlahan, sehingga kebutuhan akan insulin juga berkurang. Dari hasil penelitian diketahui
bahwa terjadi penurunan jumlah insulin pada tubuh penderita sampai 12,5% per hari.

Diet theraphy pada obesitas

Dalam usaha mencegah dan mengobati tumbuhnya obesitas, diperlukan pengetahuan tentang
penyebab munculnya kelebihan lemak dalam tubuh. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan
untuk mengurangi terjadinya obesitas, yaitu:

1.
1.

1. Olahraga

2. Mengurangi konsumsi lemak

3. Lebih banyak mengkonsumsi protein

4. Banyak mengkonsumsi serat makanan.

Secara umum pengobatan obesitas dapat dilakukan melalui:

1. Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat
dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric emptlyng
tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol, transit time (waktu
tinggal di usus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama.

2. Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi
dengan pembatasan masukan kalori.

3. Pengubahan perilaku dimana diet dapat dilakukan dengan mengubah nafsu makan dengan
menginduksikan suatu keadaan metabolic yang merangsang anoreksia yang disertai
dengan mobilisasi lipid.

4. Pembedahan

5. Farma kologik

Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan
normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang dianjurkan pada tahap pertama adalah 10
persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan
0,5 -1 Kg setiap minggu. Penurunan berat badan berlebihan tidak dianjurkan karena umumnya
tidak bertahan lama.

Pengobatan obesitas yang dianjurkan adalah modifikasi diet, peningkatan aktivitas fisik, dan
perubahan perilaku. Pemberian obat hanya dianjurkan pada penderita obesitas berisiko tinggi
yaitu pada penderita dengan IMT 25-29,9 atau penderita dengan lingkar pinggang yang lebih dari
normal dengan dua atau lebih faktor risiko, dan penderita dengan IMT = 30.

Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 500-1.000
kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari. Penurunan asupan energi
sebesar 500-1.000 kalori per hari akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.

Diet rendah kalori sebaiknya dengan jenis – jenis makanan berderajat kekenyangan tinggi
sehingga dapat membantu penderita tetap taat. Pemilihan jenis makanan sebaiknya disesuaikan
dengan jenis makanan penderita sebelumnya, hanya jumlah kalorinya dibatasi. Cara paling
mudah adalah dengan mengurangi frekuensi makan di luar waktu makan utama atau mengurangi
camilan, terutama yang padat kalori. Memilih jenis makanan rendah lemak dan mengganti
dengan makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran. Namun, asupan vitamin dan mineral
harus dijaga agar mencukupi kebutuhan harian.

Latihan fisik pada penderita obesitas harus dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk
meningkatkan pembakaran lemak, latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan
agar tidak mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah olah raga dengan intensitas sedang
selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga memperbanyak
aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta mengurangi pola hidup sedentary seperti
menonton televisi dan bermain video games.

Penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter yang mengerti benar penangganan obesitas
karena tidak semua penderita obesitas memberi reaksi positif terhadap obat.
Banyak permasalahan yang timbul bila penderita obesitas hanya mengandalkan diet saja seperti
penderita sudah mencoba berbagai macam diet dan membatasi berbagai macam asupan makanan,
penderita obesitas merasa makanannya sudah sedikit dan sangat susah mengurangi yang sudah
sedikit tersebut. Penderita pun kadang lebih tersiksa dengan program dietnya dari pada masalah
kegemukannya sendiri. Pergi berkonsultasi dengan dokter keluarga pun kadang tidak membantu.
Salah satu penelitian besar menunjukkan bahwa lebih dari setengah yang menjalani diet
mengatakan adalah menghabiskan waktu dengan mengunjungi dokter untuk menanyakan saran
melangsingkan badan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari dokter
keluarganya sendiri mempunyai masalah kelebihan berat badan.

Pada diet penurunan kolesterol mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu :

1. Penurunan total lemak

2. Penurunan lemak jenuh

3. Lemak tak jenuh sebagai pengganti sebagian lemak jenuh

4. Penurunan kolestrol

5. Penurunan karbohidrat

6. Penambahan serat terlarut (soluble fibes)

7. Penurunan kalori untuk mencapai berat badan ideal.

Total lemak, lemak jenuh, dan kolestrol dibatasi penggunaannya dengan petunjuk sebagai
berikut :

1. Daging, ikan dan unggas dibatasi

2. Lemak dan minyak dibatasi

3. Keju seharusnya tidak mengandung lemak lebih dari 2-6% g/ons. Keju seharusnya
digunakan sebagai pengganti daging untuk ditambahkan pada daging.

Konsumsi serat makanan yang seimbang setiap hari mampu mengatur berat badan seseorang. Ini
tentu merupakan cara yang efektif dalam mengatasi kegemukan.

Diet rendah kalori yang diimbangi dengan makanan tinggi serat merupakan alternatif utama
dalam menanggulangi kegemukan. Bahan makanan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
mengandung serat tinggi, terutama jenis serat yang larut air, misal pektin, musilase, dan gum.
Serat yang larut dalam air mampu memberikan rasa kenyang lebih lama. Serat yang larut dalam
air mampu membentuk gel, namun rendah kalori. Hal ini menyebabkan volume makanan dalam
lambung menjadi besar (voluminous bulky) sehingga orang cepat merasa kenyang. Fungsi lain
dari serat larut air di dalam usus halus adalah mampu mengikat asam ampedu. Berkurangnya
asam empedu akan memperlambat daya serap usus halus terhadap lemak. Hadirnya serat juga
berperan melapisi mukosa usus halus yang akan meningkatkan kekentalan volume makanan dan
memperlambat penyerapan glukosa. Alhasil tubuh dapat terhindar dari kelebihan kalori.

Seperti telah dijelaskan, makanan berserat atau buah-buahan akan lebih lama didalam lambung.
Dengan demikian laju pengosongan di dalam lambung berjalan lambat dan rasa kenyang terasa
lebih lama. Setidaknya, waktu yang dibutuhkan untuk mengunyah buah menjadi lebih lama,
dibandingkan bila seseorang memakan sari buah (juice). Semakin panjang waktu yang
dibutuhkan untuk memakan buah akan berdampak memperlambat proses pencernaan makanan.
Hal ini juga dapat mendorong timbulnya rasa kenyang lebih cepat.

TABEL 2.

WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGHABISKAN TIGA BUAH APEL DALAM


TIGA BENTUK MAKANAN

Bentuk makanan Waktu makan (menit)

Buah apel segar


17
Bubur apel
6
(apel yang dilumatkan)
2
Sari buah apel

Sumber : Ilmu Gizi dan diet, 1993

Kegunaan serat makanan sebagai berikut :

 Serat makanan mampu melindungi kolon dari gangguan konstipasi, diare, divertikulum,
wasir, dan kanker kolon.

 Serat makanan mencegah terjadinya gangguan metabolisme sehingga tubuh terhindar dari
kegemukan dan kemungkinan serangan penyakit diabetes melitus, jantung koroner, dan
batu empedu.

Peranan serat makanan tidak kalah pentingnya dibanding komponen esensial lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi yang dilakukan oleh Burkitt dan Trowell tahun 1970-
an diperoleh fakta bahwa penyakit degeneratif jarang dijumpai di Afrika dibanding di Inggris.
Rupanya, pola konsumsi masyarakat di kedua negara itu juga berbeda. Sebagian masyarakat
Afrika lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat dibanding masyarakat Inggris.

Sumber Serat Makanan


1.

1. Cara Memperoleh Makanan

1. Serealia

Serealia adalah bahan pangan dari tanaman yang termasuk famili rumput-rumputan
(Gramineae), diantaranya padi (Oryza sativa L.), gandum (Triticum sp.), dan sorgum (Sorghum
vulgare L.).

Kulit luar biji serealia, lebih banyak 14,3%), yakni dari jenismengandung serat tidak larut
dalam air ( selulosa dan hemiselulosa. Sedangkan bagian endosperma merupakan cadangan
makanan untuk biji. Bagian ini menduduki porsi terbesar, sekitar 83% yang terbagi dalam dua
unsur, yaitu sebagian besar pati dan sisanya merupakan serat makanan. Jumlah serat makanan
yang terkandung dalam endosperma tidak sebesar jumlah serat yang terdapat pada kulit luar biji.

Endosperma mengandung jenis serat tidak larut air seperti musilase dan gum. Adapun lembaga
sebenarnya merupakan bakal benih (embrio tanaman) yang meliputi sekitar 2,5% dari
keseluruhan biji serealia. Posisi lembaga melekat erat di bagian pangkal biji. Kandungan serat
makanan pada bagian ini relatif sedikit, namun sebaliknya mengandung protein, vitamin dan
mineral lebih banyak.

1.

1. Padi (Oryza sativa L.)

Beras adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Di pasaran, masyarakat
dapat menemukan dua jenis beras, yaitu beras giling dan beras tumbuk.

Umumnya masyarakat lebih suka beras giling, karena lebih putih dan tahan lama. Padahal, beras
giling telah banyak kehilangan serat dan zat gizi lainnya.

Kandungan serat lebih banyak terdapat pada beras tumbuk. Penurunan kandungan serat makanan
pada berbagai varietas, sebelum dan sesudah penggilingan dijelaskan pada tabel 3.

TABEL 3.

KANDUNGAN SERAT KASAR DALAM 100 G BERAS TUMBUK DAN GILING

Jenis beras Kandungan serat kasar (g)

Varietas pelita I/1

 0,5
o Tumbuk
o Giling 0,4

Varietas pelita II/1

 0,7

o Tumbuk 0,4

o Giling

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1990.

1.

1. Gandum

Biji gandum yang telah diolah menjadi tepung, umumnya mengalami penurunan kandungan
serat. Akan tetapi, daya cerna dan sifat panggangnya semakin meningkat. Itu sebabnya, tepung
gandum lebih banyak diolah menjadi roti, kue atau biskuit.

Hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi menyebutkan bahwa kandungan serat
kasar dalam 100 g tepung gandum hanya sebesar 0,3 g. Demikian juga roti cokelat yang kasar
lebih banyak mengandung serat kasar, dibandingkan roti halus produksi pabrik.

TABEL 4.

KANDUNGAN SERAT MAKANAN PADA ROTI

Jenis roti Berat (g) URT Kandungan serat (g)

Roti putih 20 1 iris 1

Roti kasar 20 1 iris 3,5

Sumber : Nutrition and Dietitics for Nurses, 1993.

Keterangan . URT = ukuran rumah tangga

1.
1. Jagung (Zea mays)

Pengolahan jagung menjadi tepung juga menyebabkan menurunnya kandungan serat. Untuk
mendapatkan jagung dengan kandungan serat tinggi, dapat dipilih jagung yang masih terbungkus
kelobot. Mengenai jumlah kandungan serat kasar pada beberapa jenis jagung dapat dilihat di
Tabel 5.

TABEL 5.

KANDUNGAN SERAT PADA BEBERAPA JENIS JAGUNG

Jenis jagung Kandungan serat kasar (g)

Varietas kuning 2,2

Varietas harapan 2,6

Varietas metro 2,9

Sumber : Puslitbang Gizi, 1990.

1.

1. Sorgum (Sorghum vulgare L.)

Sorgum giling mempunyai tekstur yang lebih kasar dan tidak seputih beras padi. Akibat
penggilingan sorgum akan kehilangan bagian kulit luar dan sebagian biji lainnya sehingga
kandungan seratnya menjadi berkurang. Namun, penggilingan biji sorgum menjadi tepung akan
meningkatkan daya cerna dan nilai rasa sorgum. Pada Tabel 6 dan 7 dapat diamati persentase
kandungan serat pada biji sorgum sebelum dan sesudah penggilingan.

TABEL 6. KANDUNGAN SERAT

KASAR BIJI SORGUM KASAR BIJI PRA DAN

PASCA GILING

Bagian biji Serat kasar


(%)

Kulit luar 8,6 Perlakuan Serat kasar (%)

Endosperma 1,3 Sebelum 2,1


digiling
Sesudah 0,4
digiling
Lembaga 2,6
Sumber : Hahn, 1969. Sumber : Nayarana, et al.,1958.

Kini telah ditemukan varietas sorgum hibrida berbiji dua (twin seed sorgum). Varietas ini
memiliki kandungan serat relatif lebih tinggi dibandingkan dengan sorgum berbiji tunggal.

1.
1.

1. Kacang – kacangan

Bahan nabati dari golongan kacang – kacangan yang biasa dikonsumsi, meliputi kacang kedelai,
kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, serta kacang hijau. Diantara jenis kacang – kacangan
tersebut, kacang kedelai paling banyak variasi olahannya. Sebaiknya tidak mengkonsumsi
kedelai mentah, karena kandungan zat toksiknya, tripsin inhibitor. Bila sampai tertelan, orang
bersangkutan akan mengalami keracunan. Agar aman maka sebelum dikonsumsi direbus atau
dipanaskan dahulu.

TABEL 8.

KANDUNGAN SERAT PADA BEBERAPA JENIS KACANG – KACANGAN

Jenis kacang – kacangan Serat (g)

Kacang kedelai 4,9

Kacang tanah 2,0

Kacang hijau 4,1

Sumber : U.S.A. Departement of Agriculture, 1975 dan Thirumaran and Seralathan, 1988

Berikut ini diberikan pula data tentang besarnya kandungan serat pada biji kedelai dalam
berbagai olahan.

TABEL 9.

KANDUNGAN SERAT PADA 100 G KEDELAI OLAHAN

Jenis olahan Kandungan serat (g)


Kedelai bubuk 2,5 – 3,0

Kecap kantal 0,6

Tahu 0,1

Susu kadelai 0,1

Taoge 0,7

Tempe 0

Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 1985

1.
1.

1. Sayur – sayuran

Sayur – sayuran merupakan tanaman atau bagian tanaman yang dapat dihidangkan atau dimakan
dalam keadaan mentah maupun matang. Sayuran memang disukai oleh hampir semua orang.
Bahan nabati ini sangat dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiap hari sesuai dengan jumlah dan
komposisi yang seimbang. Selain itu, sayuran bermanfaat bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat
– zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuran pun kaya serat.

Sayuran dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran
umbi, dan sayuran batang muda. Pada tabel 10 dapat dilihat beragam sayuran dan kandungan
seratnya.

TABEL 10.

KANDUNGAN SERAT DALAM 100 G (BDD) SAYURAN]

Kandungan Serat
Jenis Sayuran
(g)

Sayuran Daun

 0,8
o Bayam
1,0

o Kangkung 2,1
o Daun Pepaya
o Daun Singkong 1,2
o Kubis
o Sawi Hijau 1,2
o Seledri
o Selada 1,2

0,7

0,6

Sayuran Buah

 1,2
o Tomat
o Paprika 1,4
o Cabai
o Buncis 0,3
o Kacang panjang
1,2

2,5

Sayuran Umbi

1,1

o Bawang putih 0,6
o Bawang merah
o Kentang 0,3
o Lobak
o Wortel 0,7

0,9

Sayuran Bunga

 0,5
o Brokoli
o Kembang kol
0,9

Sayuran Batang muda

 0,6
o Asparagus
o Jamur 1,2

Sumber : wirakusumah, E.S., 1994.

Keterangan : BDD = berat yang dapat di makan

Guna mendapatkan serat yang optimal pada sayur – sayuran, tentu harus dipilih sayuran yang
bagus. Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memilih
sayuran yang baik sesuai dengan jenis sayurannya.

1.

1. Cara Memilih Sayuran

1. Sayuran Daun

 Daunnya segar, tidak berwarna buram atau belum menguning.

 Daun sehat dan utuh, tidak berbercak atau berlubang.

 Tidak terlalu tua yang ditandai tekstur daun tidak liat.

 Tulang daun tampak jelas.

 Batang daun segar dan mudah dipatahkan.

1.
1.

1. Sayuran Buah

 Buah utuh tidak pecah atau memar.

 Buah tidak lunak atau terlihat kesat, tidak berair, dan tidak busuk.

 Untuk tomat dan cabai sebaiknya dipilih yang sudah masak.


 Sedang untuk sayuran polong, misal kacang panjang atau buncis, pilih yang muda, warna
polong hijau tua, batas antara biji pada polong belum tampak jelas, dan bentuk polong
silindris.

1.
1.

1. Sayuran Umbi

 Kulit umbi tidak memar atau luka

 Tidak berlubang, tidak lunak, dan tidak berair.

 Untuk kentang pilih umbi yang tidak berlekuk

 Bawang putih dan bawang merah, pilih yang tidak terlalu kering, tidak terlalu basah atau
segar (tidak keriput)

 Sedangkan untuk sayuran jenis wortel, dipilih yang masih muda, berwarna jingga cerah
dengan sedikit lapisan putih tampak lebih jelas pada permukaan kulit, lekukan pada umbi
belum membentuk akar halus, dan tidak terasa lunak apabila dipegang.

1.
1.

1. Sayuran Bunga

 Untuk brokoli pilih yang bunganya berwarna cerah, tidak layu. Warna bunga (tergantung
varietas). Yaitu hijau, hijau muda, ungu atau putih. Kepala bunga tersusun atas kuntum-
kuntum bunga yang kompak, sedang tangkai bunga berdaging tebal.

 Untuk kembang kol, pilih bunga yang masih segar. Bunga kembang kol yang tersusun
dari rangkaian bunga kecil ada varietasnya tersendiri. Sedapat mungkin pilih tangkai
yang masih berwarna hijau muda, pendek, berserat halus, padat dan berdaging tebal.

1.
1.

1. Sayuran Batang Muda

1.
1.

 Untuk memilih asparagus, sebaiknya dipilih yang masih berwarna hijau,


rebugnya masih segar, dan besar dengan panjang antara 25-35 cm.
 Sedangkan untuk memilih jamur, pilihlah jamur yang permukannya
lembut, bersih/tidak banyak bercak-bercak dan masih utuh/tidak terpotong
-potong.

1.

1. Tips Mempertahankan Serat Makanan

1. Sayuran

Cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang tepat mempunyai peranan cukup besar dalam
mempertahankan kandungan serat. Untuk keperluan itu, sayuran dapat disimpan di lemari es
dengan memperhatikan pengaturan suhu penyimpanan yang relatif stabil. Cara pengemasan,
kebersihan, dan susunan bahan yang disimpan. Melalui cara tersebut, akan dapat menghambat
kerusakan dan perubahan yang merugikan. Juga sebelum proses pengolahan, sayuran mengalami
tahap penyiangan, pencucian, pengirisan lalu pemasakan. Apabila rangkaian proses ini ditangani
dengan tepat, selain dapat mempertahankan kandungan serat juga akan meningkatkan daya
cerna, cita rasa maupun penampilan sayuran agar tetap menarik.

Beberapa sayuran hanya mengandung sedikit serat. Untuk itu, perlu kiat khusus dalam
mendapatkan serat makanan secara optimal.

o jangan memasak sayuran terlalu matang, untuk menghindari hilangnya kandungan


zat gizi maupun non-gizi yang terdapat didalamnya.

o Gunakan minyak sayur untuk menggoreng atau memasak.

o Lebih baik bila memasak sayuran dengan cara mengukus atau menumis.

o Untuk jenis sayuran tertentu, seperti kubis-kubisan, wortel dan bawang-bawangan


akan lebih baik bila dikonsumsi dalam bentuk segar.

o Makanlah sayuran secara teratur dan bervariasi setiap hari dengan porsi yang
dianjurkan.

1.
1.

1. Buah-buahan

Buah-buahan juga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. Selain dinikmati dalam
bentuk segar, buah-buahan juga dapat diolah dalam bentuk jus atau dihidangkan bersama
sayuran.
Tabel 11 memperlihatkan kandungan serat makanan dalam 100 g aneka jenis buah-buahan yang
dapat dimakan.

TABEL 11.

KANDUNGAN SERAT MAKANAN DALAM 100 G (BDD) BUAH

Jenis buah Kandungan serat (g)

Avokad 1,40

Anggur 1,70

Apel 0,70

Belimbing 0,90

Jambu biji 5,60

Jeruk bali 0,40

Jeruk sitrun 2,00

Mangga 0,40

Melon 0,30

Nanas 0,40

Pepaya 0,70

Pisang 0,60

Semangka 0,50

Sirsak 2,00

Srikaya 0,70

Sumber : Wirakusumah, E.S., 1994.

Buah sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong dan jangan dikonsumsi bersama makanan
lain. Mengapa demikian ? tujuannya adalah agar penyerapan zat-zat tersebut tidak terhambat
oleh kehadiran makanan lain, juga untuk menghindari fermentasi di dalam kolon.
Bila terjadi fermentasi di dalam perut maka cairan lambung menjadi asam. Padahal seharusnya
alat pencernaan kita sangat membutuhkan kondisi alkali. Untuk menetralisir kondisi asam lemak
tersebut maka lambung mengeluarkan cairan melebihi normal. Keadaan ini tentu membuat
kesehatan terganggu.

Konsumsi buah-buahan dalam jumlah banyak tentu sulit dilakukan. Bentuknya yang
mengesankan porsi besar (bulky), kadang membuat orang enggan menyantapnya. Namun,
dengan adanya food processor kendala tersebut sedikit banyak teratasi. Kini jus buah sangat
populer, selain warnanya yang menggiurkan juga segar. Menurut pakar Juice therapy, dr. RA.
Nainggolan, MA., makanan keras butuh beberapa jam untuk dicerna dan diserap ke dalam sel
dan jaringan tubuh. Sedangkan sari buah (jus), hanya membutuhkan beberapa menit saja dalam
pencernaan. Dianjurkan, tidak mengurangi kandungan serat yang terdapat dalam buah-buahan,
misal saat membuat jus apel harus menyertakan kulitnya, karena sebagian besar serat terdapat
dikulit.

Konsumsi Serat Makanan yang Dianjurkan

Pengertian konsumsi serat makanan adalah jumlah asupan dan jenis bahan pangan sumber serat
yang dikonsumsi per hari. Hasil penelitian di Amerika Serikat, mengemukakan beberapa kriteria
konsumsi serat makanan yang dianjurkan.

Walaupun konsumsi serat makanan berpengaruh positif bagi tubuh dan sangat dianjurkan, namun
harus memperhatikan nilai kecukupannya bagi tubuh. Mengapa demikian?

Bagaimanapun, kalau konsumsi serat makanan berlebihan akan berdampak negatif bagi
kesehatan. Tubuh akan mengalami defisiensi mineral dan perut menjadi kembung (Sutardjo,
1989). Kondisi ini muncul akibat menumpuknya serat di dalam kolon sehingga menyebabkan
fermentasi serat di dalam kolon. Fermentasi ini lalu memicu timbulnya gas, seperti gas-gas
metan, hidrogen dan karbondioksida di dalam sekum dan kolon yang terbentuk dari kerja enzim-
enzim bakteri yang memetabolisis serat. Jumlah gas yang dihasilkan tergantung dari serat
makanan yang dikonsumsi dan flora bakterial.

Kelebihan volume serat juga dapat mengurangi absorpsi mineral seng, besi dan kalsium.
Meskipun ada bakteri di dalam usus besar yang berangsur-angsur akan beradaptasi dengan
adanya asupan serat makanan. Namun, asupan yang terlalu tinggi tetap tidak dapat
menghilangkan rasa kembung dalam perut. Lebih jauh Dra. E.S. Wirakusumah, M.Sc. (1993)
menambahkan, konsumsi serat makanan yang terlalu banyak dapat menghalangi absorpsi
vitamin B12, A, D, E dan K, karena adanya pektin.

Terhalangnya absorpsi vitamin sering dijumpai pada para vegetarian. Asam fitat di dalam
lambung para vegetarian ini mampu mengikat serat. Devisiensi vitamin-vitamin itu sendiri
bermula dari serat makanan yang larut dalam air mengikat dan menyingkirkan asam empedu
yang berfungsi mencerna lemak di dalam tubuh.

Menurut Mayer dan Goldberg (1990), orang dewasa sehat dianjurkan mengkonsumsi serat
makanan paling sedikit 10-13 g/1.000 kalori. Konsumsi serat makanan yang dianjurkan untuk
pria dewasa sebanyak 27-35 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.700 kal/hari) dan untuk
wanita dewasa sebanyak 21-27 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.000 kal/hari. Data lain
juga diberikan oleh “National Cancer Institut”. Amerika Serikat yang menganjurkan konsumsi
serat makanan untuk orang dewasa adalah sebanyak 20-30 g/hari. Sedangkan “Amerika Diet
Association” (ADA) merekomendasikan konsumsi serat makanan untuk orang dewasa sebanyak
25-35 g/hari.

Menyusun Menu Berserat

Diet yang dianjurkan saat ini adalah mengurangi konsumsi pati, gula murni, lemak, garam, serta
alkohol tetapi sebaliknya lebih meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.

Mengubah pola makan memang cukup sulit. Oleh karena itu, sangat tepat diterapkan program
diet yang praktis dan mudah dilaksanakan terutama oleh para penderita penyakit degeneratif.
Yang terpenting, program diet harus efektif dan didasarkan pada perubahan sederhana terhadap
kebiasaan makanan. Dengan cara demikian, diharapkan program diet yang dilaksanakan dapat
digunakan untuk mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, bahkan berperan dalam
pengobatan penyakit.

Menu Berserat untuk Diet Kegemukan

1.

1. Cara sederhana menaksir berat badan

Telah dijelaskan bahwa seseorang disebut kegemukan apabila berat badannya 20% melebihi
berat badan ideal (Tabel 12, baku Harvard). Sebelum melaksanakan program diet ini anda harus
mengetahui kriteria berat badan anda, termasuk golongan gemuk, ideal atau kurus.

Untuk itu, pengaturan makanan rendah kalori, namun tinggi serat menjadi perhatian utama.
Selain itu, konsumsi jenis makanan tertentu, seperti sumber makanan mengandung gula dan
lemak perlu dikurangi kuantitasnya.

Program penurunan kolesterol

Kolesterol dalam makanan dapat meningkatkan kolesterol darah, tetapi lebih sedikit
dibandingkan lemak yang hanya ditemukan pada bahan makanan hewan.

Kolesterol ditemukan pada telur, produk susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber yang
kaya akan kolesterol adalah kuning telur dan organ-organ dalam, seperti hati, kelenjar perut dan
otak. Kandungan kolesterol dalam makanan Amerika rata-rata 350-450 mg/hari. Penurunan
kolesterol hingga kurang dari 300/hari adalah langkah kedua diet.

Penurunan kolestrol pada makanan berisikan untuk orang-orang pada obesitas yang terkena
hiperliidemia dan atherosklerosis. Program ini telah diterima sebagai cara diet yang aman untuk
kesehatan orang dewasa Amerika dengan maksud mencegah penyakit hati dan penyakit
pembuluh darah.

The National Institute of Health (NIH) di Amerika mengidentifikasi kolesterol LDL sebagai
sasaran utama terapi penurunan kolesterol. Akan tetapi, metoda umum yang digunakan untuk
menentukan nilai LDL adalah dengan perhitungan, yakni berdasarkan nilai kolesterol total,
kolesterol HDL dan trigliserida, yang dilaporkan akuarsinya hanya sekitar 70%.

Masalah utama dalam perhitungan adalah trigliserida. Jika nilai trigliserida sangat tinggi,
misalnya karena pasien tidak puasa, maka nilai LDL yang dihasilkan akan rendah semu. Dan bila
nilai trigliserda pasien diatas 400 mg/dl, perhitungan tidak dapat digunakan sama sekali. Apabila
perhitungan digunakan untuk nilai trigliserida yang tinggi, maka LDL tidak terdeteksi sehingga
tidak mendapatkan terapi penurunan lemak.

Kriteria NCEP untuk stadarisasi pemeriksaan kolesterol :

Untuk meningkatkan standarisasi pengujian kolesterol, NCEP telah mengeluarkan pedoman


untuk pengukuran kolesterol HDL dan LDL.

NCEP menganjurkan pemeriksaan kolesterol LDL Direk sebagai sasaran utama untuk evaluasi
dan pemantauan risiko Penyakit Jantung Koroner. Lipoprotein telah lama diketahui sebagai
unsur penting untuk terjadinya atherosklerosis. Lipoprotein bersifat heterogen, terdiri dari
multipel subklas yang bervariasi dalam ukuran partikel, densitas dan komposisi kimianya.

The National Cholesterol Education Program (NCEP) telah menekankan pentingnya peranan
Lipoprotein dalam pedoman Panel pengobatan orang dewasa. Dalam edisi tahun 2001, secara
khusus pedoman tersebut menekankan pada kadar kolesterol sebagai tolak ukur untuk intervensi,
dengan atau tanpa pengobatan.

Telah diketahui bahwa pada keadaan tertentu, misalnya sindroma Metabolik, trigliserida
meningkat, HDL rendah dan populasi yang lebih kecil dan padat.

Hal ini menyebabkan the American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) menaruh
perhatian pada kenyataan bahwa partikel small denses LDL agaknya sangat atherogenik dan
umumnya menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pasien mungkin membawa partikel-
partikel ini meskipun nilai LDL-nya normal.

Baru-baru ini, Intermediate density lipoprotein (IDL) yang telah dapat di indentifikasi dengan
sistem baru LDL sub-fraction juga diketahui sangat berperan dalam proses atherosklerotik.

Sistem LDL SUb-Fraction

Lipoprint, metoda yang telah disetujui FDA untuk pemeriksaan sub-fraksi kolesterol LDL,
merupakan sistem terintegrasi yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan reagensia
siap pakai. Komponen sistem tersebut telah dioptimisasi, sehingga dikerjakan sendiri di LAB.
Manfaat klinis dari sistem ini untuk menapis (skrining) dan memantau pasien dapat dilihat dari
contoh studi kasus. Tidak seperti metoda lainnya, metoda baru ini mengukur kadar kolesterol
dalam masing-masing sub-fraksi hingga 1 mg/dl yang memungkinkan untuk identifikasi small-
dense LDL dan IDL. Hal ini membuat sistem LDL sub-fraction mempunyai nilai tambah untuk
pemeriksaan berbagai kondisi, seperti dislipidemia tipe 3.

Nilai normal yang telah di tetapkan dalam pedoman NCEP (ATP III) adalah:

1. Kolesterol total : < 200mg/dl

2. Trigliserida : < 150mg/dl

3. Kolesterol HDL : > 40 mg/dl

4. Kolesterol LDL : < 130mg/dl

Seperti diketahui kolesterol di dalam tubuh tidak dapat dioksidasi sebagai sumber energi. Satu-
satunya cara menurunkan kolesterol dalam darah adalah dengan memperbesar jumlah
pengeluaran kolesterol sebagai asam empedu.

Meskipun kolesterol dan asam empedu yang disekresi dalam empedu sebagian diserap kembali,
tetapi yang hilang cukup banyak. Sekitar 50 mg asam empedu dibentuk dari kolesterol yang
hilang setiap hari tanpa diserap lagi. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada kadar serat
makanan. Serat mempunyai fungsi berbeda-beda. Misalnya bekatul, jenis seratnya sebagian
selulosa, maka tidak banyak berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol,tapi sangat efektif
melunakkan tinja. Sedangkan serat yang larut (khususnya β -glukan dan pektin), yang banyak
terdapat dalam biji-bijian, sayuran, buah-buahan, polong-polongan dan kacang-kacangan
merupakan serat yang baik, karena dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan kolesterol total
lebih banyak dibandingkan dengan diet rendah kolesterol dan lemak jenuh.

Dari suatu meta analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap gram peningkatan serat
menurunkan kolesterol LDL rata-rata 2,2 mg/dl. Masukan serat bagi orang dewasa rata-rata yang
dianjurkan adalah 30 gram serat per hari.

Kandungan serat yang larut dalam berbagai jenis bahan makanan (dalam 100 gram bahan
makanan)

Jenis bahan Serat yang larut (Soluble)


(gr).

Dedak gandum : 3,3


(wheat bran)
Dedak gandum olahan : 14,0
(oat bran)
Jagung (corn) : 1,8
Jagung olahan (corn flakes) : 7,2
Kacang : 3,7
Kentang : 1,1
Apel : 0,9
Jeruk : 0,6
Pisang : 0,8
Pear : 0,3

Sumber : RE.Kowalski, 8 -weeks Cholesterol Cure, 1987


Batasi Asupan Garam (Natrium klorida)
Asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi
mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan
darah tinggi merupakan bahaya terselubung karena tidak ada gejala jelas yang tampak sebagai
tanda peringatan awal. Maka banyak orang yang merasa sehat dan segar meskipun sesungguhnya
mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Respon tekanan darah terhadap perubahan asupan garam bervariasi diantara individu sebagian
karena faktor genetik dan yang lainnya karena usia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penurunan asupan garam, sebanyak kurang
lebih 1,8 gram per hari menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik masing-masing sebesar
4 dan 2 mmHg pada individu yang menderita hipertensi dan penurunan lebih sedikit pada
individu yang tekanan darahnya normal. Disarankan asupan garam kurang dari 6 gram/ hari.

Selain dikonsumsi dalam bentuk garam dapur, ada beberapa makanan yang diproses dengan
garam, seperti telur asin, ikan asin, ikan kaleng dan semua makanan yang diawetkan dengan
natrium benzoat (biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jeli). Juga makanan yang
mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat)yang lebih dikenal
sebagai bumbu penyedap masakan.

Program penurunan tigelisirida

Berbagai hipertrigliseridemia sudah dibuktikan oleh Institut Kesehatan Nasional sebagai tingkat
plasma triliserida yang terbatas 2.500 mg/dL. Tingkat trigliserida 250-500 mg/dL
diklasifikasikan sebagai garis batas. Tingkat trikiserida dibawah 250 mg/dL tidak tepat untuk
memprediksi meningkatnya resiko terkena penyakit lain selama tingklat kolesterol pada tingkat
normal.

Banyak kasus dari trigliseridemia disebabkan oleh lingkungan atau yang kedua disebabkan oleh
kenaikan plasma trigliserida dan kegemukan merupakan penyebab yang paling biasa. Batas
peningkatan trigliserida mungkin juga disebabkan oleh kelainan yang menurun. Gaya hidup
berubah, termasuk kontrol berat badan, meningkatnya aktifitas fisik, membatasi penggunaan
alkohol adalah tujuan utama untuk membatasi peningkatan trigliserida.

Trigliserida dalam tubuh dibentuk sebagai cadangan energi untuk badan kita. Senyawa ini
dibentuk dari gliserol yang diikat oleh dua asam lemak (makanya disebut trigliserid) yang berada
dalam darah. Akhir2 ini diketahui bahwa trigliserid juga berperan dalam pembentukan plak
dalam pembuluh darah koroner yang dapat menyebabakan penyumbatan pembuluh tsb dan
mengakibatkan penyakit jantung koroner (PJK),

Dalam kondisi triglesid yang tinggi, darah cenderung kental sehingga jantung akan bekerja keras
untuk memompa darah, dan distribusi oksigen juga terganggu (badan sering terasa “masuk
angin”). Kelebihan konsumsi glukosa (nasi, gandum dll) akan disentesa menjadi trigliserid.
Untuk itu ada beberapa cara untuk menurunkan kadar trigliserid agar tetap di bawah kadar 200
sbb :

1. Olah raga secara rutin selama minimal setengah jam, seminggu tiga kali.
2. Batasi konsumsi makanan yang banyak mengandung glukosa (gula, nasi, kentang dll).
3. Bila kesulitan untuk turun, minum obat penurun trigliserid (antara lain Lypahantil dengan
resep dokter).

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

 Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Seperti pernyataan
diatas bahwa secara klasik obesitas telah diidentifikasi bobot yang lebih besar dari 20%
bobot yang layak bagi wanita dan pria untuk tinggi tertentu. Obesitas disebabkan oleh
ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak
dibanding kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan
dalam bentuk jaringan lemak pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa
tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus
(omentum).

 Pada diet penurunan kolesterol mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu :

1. Penurunan total lemak

2. Penurunan lemak jenuh

3. Lemak tak jenuh sebagai pengganti sebagian lemak jenuh

4. Penurunan kolestrol

5. Penurunan karbohidrat

6. Penambahan serat terlarut (soluble fibes)

7. Penurunan kalori untuk mencapai berat badan ideal.


 Kolesterol ditemukan pada telur, produk susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber
yang kaya akan kolesterol adalah kuning telur dan organ-organ dalam, seperti hati,
kelenjar perut dan otak. Kandungan kolesterol dalam makanan Amerika rata-rata 350-450
mg/hari. Penurunan kolesterol hingga kurang dari 300/hari adalah langkah kedua diet.

 Berbagai hipertrigliseridemia sudah dibuktikan oleh Institut Kesehatan Nasional sebagai


tingkat plasma triliserida yang terbatas 2.500 mg/dL. Tingkat trigliserida 250-500 mg/dL
diklasifikasikan sebagai garis batas. Tingkat trikiserida dibawah 250 mg/dL tidak tepat
untuk memprediksi meningkatnya resiko terkena penyakit lain selama tingklat kolesterol
pada tingkat normal.

 Saran

 Setelah diketahui mengenai diet therapy obesitas diharapkan pembaca tahu dan
memahami apa yang dimaksud dengan obesitas, apa dampaknya, dan bagaimana
pencegahannya.

 Masyarakat mereflaksikan makanan sehat didalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto.MAK. 2002. Gizi Dan Kesehatan.UMM Press Malang.

Budiyanto. MAK. 2002. Dasar – dasar Ilmu Gizi. UMM Press Malang.

< CLASS = ” WN ” Penulis : Dr. Noviani ( Dokter Ahli Akupuntur ).

Fiastuti Witjaksono Dokter Gizi Medik, Pengurus Indonesian Society For The Study Of Obesity
( ISSO ) / Himpunan Obesitas Indonesia ( HISOBI ).

Sulistijani, Dino A. 1999. Sehat Dengan Menu Berserat. PT Trubus Agriwidya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai