Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Phospolipase A2 Terhadap Membran Sel

Farah Huda Amani

102016060/C2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida

Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: farah.2016fk060@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Protein merupakan unsur yang sangat berlimpah dibumi. Protein terbagi menjadi beberapa
macam berdasarkan fungsinya, salah satunya adalah enzim yang memiliki fungsi sebagai
biokatalisator. Contohnya adalah pada racun ular indian cobra memiliki enzim phospholipase
A2 yang dapat memutuskan ikatan ester pada phospholipid dan lesitin. Yang dimana
phospholipid dan lesitin merupakan pembangun dari membrane sel sehingga terjadilah
hemolisis yang dikarenakan masuknya larutan kedalam sel darah merah.

Kata kunci: Lipid, Protein, Phospolipase A2, Hemolisis, Membran sel, Enzim

Abstract

Protein is a very abundant element on earth. Protein is divided into several types based on
their function, one of which is an enzyme that has a function as biokatalisator. An example is
the Indian cobra venom phospholipase A2 enzymes that can break the ester bonds in
phospholipids and lecithin. That where phospholipid and lecithin is a builder of the cell
membrane so that there hemolysis due to the influx of solution into red blood cells.

Keywords: Lipids, Proteins, Phospolipase A2, hemolysis, cell membranes, enzymes

1
Pendahuluan

Ular indian cobra atau yang biasa disebut ular sendok adalah salah satu spesies ular
yang banyak menimbulkan kasus gigitan mematikan di india. Karena pada ular indian cobra
terkandung phospholipase A2 yang dapat mengkatalis reaksi hidrolisis asam-asam lemak
pada posisi C-2 glycerophospoipid. Hasil hidrolisis adalah lechitin dan berbagai phospholipid
yang bersifat amfifatik. Pada konsentrasi tinggi, lechitin dan phospholipid dapat merusak
membrane sel eritrosit dan menyebabkan hemolysis. Panjang tubuh ular indian cobra dapat
mencapai 2,3 meter. Ular ini tersebar luas hampir di seluruh India kecuali paling utara,
Pakistan bagian tenggara, Nepal selatan, Bangladesh, dan Sri Lanka.

Fosfolipase

Fosfolipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan ester pada fosfolipid
pada lesitin. Terdapat beberapa macam fosfolipase, yakni fosfolipase A contohnya
fosfolipase A1, fosfolipase B contohnya fosfolipase A2, fosfolipase C contohnya adalah
gliserolfosfatase.1

Protein

Protein tersusun dari asam amino yang digabung menjadi rantai-rantai linear. 1 protein
merupakan unsur yang paling berlimpah dan dalam sel hidup dan sangat bervariasi. Fungsi
dari protein adalah sebagai unsur pembentuk struktur sel dan selain itu dapat pula berfungsi
sebagai protein yang aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala
proses biokimia dalam sel.4 Protein aktif selain enzim adalah hormone, toksin, antibody,
antigen dan lain-lain.2 Struktur protein terbagi menjadi empat macam yaitu, struktur primer
adalah struktur linear dari rantai protein. Dalam struktur ini tidak terjadi interaksi, baik
dengan rantai protein yang lain maupun pada asam amino dalam rantai protein tersebut.3
Struktur sekunder adalah struktur dua dimensi dari protein dikarenakan rotasi ikatan
menyebabkan adanya interaksi antar gugus sehingga terbentuk lipatan. Apabila ikatan antara
CO dan NH2 berasal dari satu polipeptida maka akan membentuk α-Helix dan sebaliknya
apabila CO dan NH2 berasal dari polipeptida yang lain maka akan membentuk lembaran β.3
Struktur tersier menggambarkan pelipatan bagian-bagian antara α-Helix dan lembaran β serta
semua interaksi antar gugus pada rantai samping asam amino. Sehingga membuat bentuk
protein seperti membentuk lipatan.3 Struktur kuartener menunjukan interaksi nonkovalen
2
yang mengikat beberapa rantai polipeptida ke dalam satu moleku tunggal protein, misalnya
hemoglobin.5

Berdasarkan bentuk molekulnya protein terbagi menjadi dua yaitu protein globular
dan protein serabut atau protein fibrosa. Protein globular mempunyai bentuk bulat atau
hampir bulat, rantai polipeptidanya melipat dengan sangat kompak sehingga sedikit sekali
dan tidak ada rongga interior yang tersedia untuk molekul air. Protein globular larut dalam air
dan larutan garam. Lalu yang kedua adalah protein fibrosa atau protein serabut, rantai
polipeptidanya tidak membentuk bulatan atau elips, tetapi memanjang. Umumnya protein
fibrosa tidak larut dalam air dan larutan garam. Protein fibrosa banyak berperan sebagai
protein pembangun.6

Sifat-sifat protein yakni, denaturasi ialah salah satu Sifat protein yang ditandai dengan
terjadinya suatu proses perubahan konfigurasi susunan suatu molekul dari protein. Perubahan
konfigurasi tersebut kemudian akan merubah struktur baik itu sekunder, tersier dan kuarter
protein. Namun harus digarisbawahi, perubahan-perubahan susunan tersebut sama sekali
tidak merubah susunan suatu ikatan peptide dari protein. Sifat denaturasi protein ini bisa
terjadi karena beberapa hal di antaranya suhu panas yang memutuskan suatu ikatan
hidrogennya, adanya suatu asam basa yang memutus jembatan garam pada struktur tersier
senyawa protein, adanya logam berat yang kemudian akan membentuk protein logam yang
tidak bisa dilarutkan. Yang kedua adalah koagulasi yaitu salah satu Sifat protein yang
ditandai dengan adanya suatu penggumpalan partikel koloid yang sebagai akibat penambahan
senyawa kimia yang pada akhirnya menyebabkan suatu partikel menjadi netral dan akhirnya
membentuk suatu endapan akibat gaya gravitasi. Dan yang ketida adalah Browning ialah
salah satu Sifat protein yang ditandai dengan terjadinya suatu perubahan warna menjadi
coklat. Hal ini merupakan suatu reaksi pencoklatan enzimatis serta non enzimatis. Contohnya
pencoklatan enzimatis yang terlihat pada buah-buah dan juga sayuran yang mengandung
suatu zat fenolik. Sementara itu, contoh untuk pencoklatan non enzimatis yaitu ada pada
karamelisasi gula.7

Hemolisis

Hemolysis adalah pecahnya membrane sel darah merah karena konsentrasi larutan
diluar sel datah merah bersifat hipotonik, air dari larutan tersebut akan ditarik masik kedalam
sel darah sehingga sel mengembang dan pecah.8

3
Lipid

Lipid merupakan molekul yang tidak larut dalam air (nonpolar). Fungsi utama yang
dijalankan oleh lipid pada semua jenis sel berakar dari kemampuannya membentuk
membrane yang berbentuk seperti lembaran yaitu adalah sebagai membrane sel. Membrane
lipid tersusun dari tiga jenis urama yaitu fosfolipid, glikolipid dan sterol.12

Membrane sel

Membrane sel adalah selaput tipis, halus, dan elastis yang menyelubungi permukaan
sel hidup. Pada umumnya, membrane sel bersifat permeable terhadap zal-zal yang
molekulnya kecil atau berbentuk ion, tetapi bersifat impermeable terhadap zat-zat yang
molekulnya besar. Membrane sel. Sebagai komponen membran sel, molekul fosfolipid terdiri
atas molekul fosfat dan molekul lemak. Molekul fosfat bersifat hidrofilik, sedangkan molekul
lemak bersifat hidrofobik.6 Fungsi dari membrane sel adalah mengatur keluar masuknya zat
dari dalam dan luar sel, tempat berlangsungnya beberapa reaksi kimia, dan penghubung
transfer energy antara bagian dalam dan bagian luar sel. Membrane sel dibentuk oleh dua
lapisan lipid yang disebut lipid bilayer.9 pada lipid bilayer membrane sel memiliki protein
ekstrinsik yang disebut sebagai protein perifer dan protein intrinsic yang disebut protein
integral. Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat membentuk glikoprotein
sedangkan karbohidrat yang berikatan dengan lemak disebut glikolipid. Pada lipid bilayer
terdapat protein transmembran.6,9

Phospolipid

Phospholipid adalah komponen utama membrane sel, mempunyai kemiripan dengan


lemak, namun molekul ini hanya memiliki dua asam lemak, bukan tiga sepeti pada lemak.
Fosfolipid menunjukkan prilaku ambivalen terhadap air. Ekornya terdiri atas hidrokarbon,
bersifat hidrofobik dan tidak dapat bercampur dengan air. Namun, gugus fosfat dan ikatannya
akan membentuk sebuah kepala hidrofilik yang memiliki afinitas yang kuat terhadap air.
Ketika fosfolipid ditambahkan ke dalam air, molekul-molekul tersebut akan mengumpul
dengan sendirinya membentuk agregat yang melindungi bagian hidrofobiknya dari air.

4
Lesitin

Lechitin adalah zat yang biasa disebut juga senyawa phospatidylcoline. lechitin
berfungsi sebagai salah satu komponen utama membrane sel untuk mempertahankan bentuk
sel agar tetap utuh. lechitin tergolong kedalam jenis fosfolipid. Lebih dari 50% membran sel
tubuh terdiri dari phospholipid, tanpa adanya lecithin pembentukan membran sel tidak akan
terjadi.10,11

Kesimpulan

Phospholipase A2 dapat menghidrolisis ikatan ester pada phospholipid dan lesitin


sehingga sel darah menjadi pecah karena larutan sel darah merah yang memiliki konsentrasi
tinggi sehingga menyebabkan masuknya larutan dari luar sel yang konsentrasinya lebih
rendah apabila dibandingkan dengan larutan yang berada didalam sel. Maka dari itu
penyebab dari hemolisis adaah phospholipase A2.

5
Daftar pustaka

1. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: penerbit EGC;

2000.

2. Julianto TS. Biokimia. Biomolekul dalam perspektif Al-Qur’an. Yogyakarta: Penerbit

Deepublish; 2015.

3. Sunarya Y, Setiabudi A. Mudah dan aktif belajar kimia. Jakarta: setia purna; 2007.

4. Manfaatnyasehat.com. [Homepage on the internet]. Fungsi protein, sumber,

kekurangan, dan kelebihan; February 2015 [cited 30 desember 2016].

5. Yuwono T. Biologi molekular. Jakarta: penerbit Erlangga; 2010.

6. Sumardjo D. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC; 2008.

7. Seputarilmu.com [Homepage on the internet]. Pengertian protein, dan jenis,struktur,

sifat, fungsi, sumber protein beserta 8 manfaat menurut para ahli gizi secara lengkap.

31 januari 2016 [cited 30 Desember 2016].

8. Sutresna N. Cerdas belajar kimia. Bandung: grafindo media pratama; 2007.

9. Karmana O. Cerdas belajar kimia. Bandung: grafindo media pramata; 2010.

10. Indosuntik.com [Homepage on the internet]. Phospatidylcoline. [cited 30 Desember

2016].

11. Melileasupport.com [Homepage on the internet]. Manfaat lesitin bagi tubuh anda.

Oktober 2013[cited 20 desember 2016]. Available from:

http://www.melileasupport.com/2013/10/manfaat-lesitin-bagi-tubuh-anda.html

12. Stansfield WD, Colome JS, Cano RJ. Biologi molekuler dan sel. Jakarta: penerbit

erlangga;2006.

Anda mungkin juga menyukai