Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Septiana Monichs Putri

NPM : 1653043005

Prodi : Pendidikan Sendratasik

Dr. I Wayan Mustika, S.Sn.,M.Hum

Tari Muli Siger

Penerbit
Anugrah Utama Raharja (AURA)
Printing & publishing

ANGGOTA IKAPI
No. 003/LPI/2013

Cetakan Pertama : Desember 2012


Cetakan Kedua : Maret 2013
Jumlah Halaman : 106

Kebudayaan merupakan suatu hal yang tidak pernah habis untuk dibahas kebudayaan adalah
sebuah gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar,beserta keseluruhan
dari hasil budi dan karyanya itu kebudayaan berfungsi sebagai pedoman bagi manusia untuk
bertindak melakukan aktivitasnya,bahkan berkreasi sekalipun yang secara sadar atau tidak
menjadi dasar perilakunya. Secara tegas C.A van Peursen mengatakan, bahwa kebudayaan
dewasa ini dipengaruhi oleh suatu perkembangan yang pesat dan manusia modern sadar akan
hal ini.
R.M. Soedarsono dalam bukunya yang berjudul ‘Seni Pertunjukan Indonesia di Era
Globalisasi’ mengatakan bahwa, ada beberapa bentuk seni pertunjukan indonesia yang dari
aspek kesejarahannya jelas berasal dari Masa Prasejarah seperti misalnya Sanghyang Jaran
dari Bali dan Jaran Kepang dari Jawa. Seni bukan saja berkaitan dengan ekonomi, tetapi lebih
dari itu menurut Arnold Hauser dalam bukunya yang berjudul ‘The Sociology of Art’ bahwa
seni dikatakan sebagai produk masyarakat. Produksi ‘hasil’ karya seni tergantung pada proses
sochiohistorical pada sejumlah faktor yang beragam.
Pertunjukan adalah aktivitas pelaku di situasi tertentu yang ditampilkan untuk mempengaruhi
penonton (audience) dan tercipta dari perilaku yang diulang (restored behavior) atau
kebiasaan yang dilatih. Pertunjukan tradisi di Lampung juga dipengaruhi oleh faktor luar
seperti budaya asing yang masuk ke pedesaan, seperti melalui media televisi maupun
elektronik.
Seni pertunjukan tari Lampung yang dibedakan menurut fungsinya antara lain : (1) tari yang
tergolong dalam upacara adat, tari Cangget, Nyambai, Kipas, Serujung, Piring, Sahwi atau
Ceti, dan tari Topeng Lampung, (2) tari yang tergolong sebagai penyajian estetis yang
meliputi Tari Sembah, Manjau, Serai Serumpun, dan Tari Bedayo Tulang Bawang.
Hawkins menyatakan tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi
bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai
ungkapan sang pencipta. Curt Sachs menyatakan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis.
Dalam tari juga dikenal dengan wiraga (tubuh), wirama (irama), wirasa(penghayatan),
wirupa(wujud). Keempat unsur tersebut merupakan satu ikatan yang membentuk harmoni.
Tari Muli Siger adalah tari kreasi baru karya Dr. I Wayan Mustika, M.Hum.,dari hasil
penelitian. Tarian ini merupakan tari tradisi Lampung sebuah garapan baru yang pada
awalnya mendapat ide dari seni Cangget. Seni Cangget merupakan tari tradisional pada
masyarakat Lampung yang beradat pepadun dipentaskan untuk mengiringi upacara
perkawinan dan pemberian gelar adat. Tari Muli Siger bertemakan tentang gadis-gadis cantik
Lampung yang sedang berhias dengan menggunakan siger emas sebagai lambang
kehormatan. Muli Siger yang muli berarti gadis cantik dan siger merupakan lambang
kehormatan. Penata tari Muli Siger berjumlah 6 orang gadis. Dipilihnya enam orang gadis ini
karena tarian tersebut memang dibuat untuk menampilkan keindahan dan kecantikan gadis-
gadis Lampung yang menggunakan siger sebagai mahkota kehormatan.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam menyusun sebuah tarian,seperti observasi,
eksplorasi, improvisasi, dan forming.
Berikut ini adalah urutan ragam gerak tari Muli Siger secara keseluruhan yaitu:
Lapah ngusung siger(berjalan membawa siger), Butakhi (akan menari), Samber Melayang
(gerak menirukan burung terbang), pungu ngelik kanan, ngelik mit kanan, samber
melayang,busikhena, samber melayang, pungu ngelik kiri, ngelik mit kiri, samber melayang,
busikhena, bebalikh ngelik kanan-kiri,kanluk,ngelik mit kanan-kiri,mampan siger,ngelik
mejong kanan-kiri,ngelik temegi,mampam siger,ngelik mit kanan-kiri,mejong kenui
bebayang,lapah tabikpun,bebalikh kenui bebayang,lapah tabikpun,kenui bebakhis,kenui
ngangkat ko kepi,ngelik ngehaman,kenui berbakhis,mampam kebelah,lapah tabikpun,hentak
kukut,ngelik,mutokh,umbak,kenui kebayang khanggal,mutokh mampam kebelah,lapah
tabikpun,dan ngeguwai siger.
Tari muli Siger diiringi dengan alat musik tradisional Lampung yang disebut Talo Balak atau
Tala Balak. Secara lengkap talo balak berjumlah 19buah instrumen yang dimainkan oleh 12
orang penabuh yang disebut penayakan. Tata rias merupakan suatu cara atau metode untuk
menutup muka dengan meamakai goresan yang memiliki unsur keindahan yang bertujuan
untuk mendapatkan bentuk karakter atau peran sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri.
Busana yang dipakai oleh penari muli siger diantaranya : Siger atau Makuto, Kalung jimat,
Gelang kano, Tapis, Tapis tutup dada, Ikat pinggang kuning, Selendang.

Anda mungkin juga menyukai