Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah
dikenal orang sejak dahulu. Pada mulanya, konsep terjadinya didasarkan pada
adanya gangguan makhluk halus atau karena kemurkaan dari yang maha
pencipta hingga saat ini, masih banyak kelompok masyarakat di negara
berkembang yang menganut konsep tersebut. Di lain pihak masih ada
gangguan kesehatan/penyakit yang belum jelas penyebabnya, maupun proses
kejadian.
Pada tahap berikutnya, Hipocrates telah mengembangkan teori bahwa
timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi air,
udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak
dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak
dijelaskan faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit
yang timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh
manusia (teori humoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh
manusia ada empat macam cairan, yaitu cairan putih, kuning, merah, dan
hitam. Bila terjadi gangguan keseimbangan pada jenis cairan mana yang
bersifat dominan. Hingga saat ini, teori tersebut masih merupakan dasar dalam
sistem pengobatan Cina tradisional.
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa-sisa
makhluk hidup yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan
pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya. Teori ini berkembang terutama
pada abad pertengahan dan pada waktu itu lebih mengarah pada kebersihan
lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan makhluk hidup.
Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria yang
dikira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-
rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang tetap
menganut teori ini. Akhirnya pada abad-abad selanjutnya, terjadi perubahan
yang cukup besar dalam konsep terjadinya penyakit, dengan didapatkannya
mikroskop, sehingga konsep penyebab penyakit beralih ke jasad renik.
Perkembangan selanjutnya mengantar para ahli ke arah hormonal yang
semakin berkembang. Pada saat itu, orang mulai optimis dalam menghadapi
berbagai penyakit dengan antibiotika, sistem imunitas, dan lain sebagainya.
Ternyata setelah penyakit menular mulai dapat diatasi pada negara-negara
maju, muncullah masalah berbagai penyakit menahun/tidak menular yang
unsur dan faktor penyebabnya sangat berkaitan erat dengan faal/fungsi tubuh,
mutasi dan sifat resistensi tubuh, dan pada umumnya terdiri dari berbagai
faktor yang saling kait mengait.
Keadaan ini sangat erat hubungannya dengan berbagai pengamatan
epidemiologi terhadap gangguan kesehatan. Dan pada saat ini, teori tentang
faktor penyebab penyakit tidak dapat dipisahkan dengan berbagai faktor yang
berperan dalam proses kejadian penyakit yang dikembangkan melalui teori
ekologi ling-kungan yang didasarkan pada konsep bahwa manusia berinteraksi
dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu dan pada keadaan
tertentu akan menimbulkan penyakit yang tertentu pula.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan Masalah dari latar belakang diatas adalah :
a. Bagaimana Konsep Sehat Saktit?
b. Bagaimana Alur konsep Segitiga Epidemologi?
c. Bagaimana Proses terjadinya penyakit Infeksi?
d. Apa saja factor yang menyebabkan timbulnya penyakit?
e. Apa itu Masa Tunas?
f. Bagaimana Perjalanan Penyakit Ulamra?
g. Bagaimana cara Pencegahan Penyakit tersebut?
h. Bagaimana Alur/Mekanisme Transmisi Penyakit?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan Penulisan Makalah adalah :
a. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Sehat Saktit?
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Alur konsep Segitiga Epidemologi?
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses terjadinya penyakit Infeksi?
d. Untuk Mengetahui Apa saja factor yang menyebabkan timbulnya
penyakit?
e. Untuk Mengetahui Apa itu Masa Tunas?
f. Untuk Mengetahui Bagaimana Perjalanan Penyakit Ulamra?
g. Untuk Mengetahui Bagaimana cara Pencegahan Penyakit tersebut?
h. Untuk Mengetahui Bagaimana Alur/Mekanisme Transmisi Penyakit?
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Konsep Penyebab Penyakit


Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor-faktor
tersebut yang memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit “penyebab
itu harus mendahului akibat”.

B. Teori Terjadinya Penyakit


Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang terjadinya penyakit
diantarnya adalah :
a. Teori Contagion : teori yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit
kusta di Mesir ini menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat kontak
antara satu orang dengan orang lain.
b. Teori Hippocrates : teori ini mengemukakan bahwa penyakit timbul
akibat pengaruh lingkungan (air,udara,tanah,cuaca,dll). Dalam teori ini
tidak dijelaskan kedudukan manusia dalam interaksi tersebut dan faktor
lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral : teori yang berkembang di China ini mengemukakan
bahwa penyakit timbul akibat gangguan dari ketidakseimbangan cairan
dalam tubuh. Tubuh terdiri dari 4 cairan (merah,kuning,putih, dan hitam)
bila terjadi ketidakseimbangan maka akan timbul penyakit. Jenis
penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
d. Teori Miasma : teori abad pertengahan yang mengemukakan bahwa
penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan
sehingga menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
e. Teori Epidemic : teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit
berhubungan dengan cuaca dan faktor geografi.
f. Teori Kuman / Jasad Renik : dengan ditemukannya mikroskop oleh
Anthony Van Leuewenhoek pada abad ke 18 muncullah teori yang
mengemukakan bahwa penyakit disebabkan oleh mikroorganisme.
C. Kausa
a. Kausa Mutlak : suatu penyebab yang pasti akan menimbulkan penyakit.
b. Kausa Esensial : suatu penyebab yang harus ada untuk memungkinkan
terjadinya suatu penyakit.
c. Kausa Sufisien : suatu penyebab yang umumnya terdiri dari beberapa
penyebab, yang secara bersama-sama saling mempengaruhi untuk
terjadinya penyakit.

D. Model Hubungan Penyebab dengan Penyakit


a. Single Cause / Single Effect Model
Penyakit disebabkan oleh satu penyebab.
a. Multiple Cause / Multiple Effect Model
Penyakit disebabkan oleh beberapa penyebab yang saling berinteraksi
satu sama lain.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengertian Sehat Sakit


Keadaan sehat sakit adalah dalam kehidupan kita sehar-hari tidak akan
terlepas dari kedua hal tersebut. Karena memang manusia juga tidak akan
selamanya sehat, terkadang sakit atau kondisi tubuh sedang kurang fit sehingga
tubuh akan mudah terserang penyakit.
Karena itulah kita juga perlu untuk mengetahui dan juga mengetahui
akan konsep sehat sakit yang benar sehingga dari hal ini kita akan menyadari
akan pentingnya manfaat kesehatan bagi kehidupan kita ini.
Hidup sehat dan menjaga kesehatan akan sangat berarti dan juga
berdampak banyak dalam menunjang segala aktifitas kita dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam lingkup pekerjaan kita maupun pada
kehidupan bersosial kita dengan masyarakat lingkungan sekitar rumah
kediaman kita masing-masing. Untuk itu Hamizan Update akan berbagi sedikit
banyak mengenai hal tersebut.
a. Konsep Sehat
Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang
fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani
yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau
berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan
sehat yang sempurna.
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi
tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.
Pengertian konsep sehat menurut WHO adalah merupakan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan. Sehingga makna kesehatan secara umum
adalah merupakan keadaan sehat baik dalam hal fisik mental serta sosial.

Maka bila saja ada kekurangan dalam satu hal saja, misal ada
gangguan mental, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai manusia
individu yang sehat. Untuk itulah penting juga akan arti sehat mental
psikologis bagi kita semuanya.

Dewasa ini seseorang dikatakan sehat banyak diartikan dalam kadar


dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada individu
yang artinya bahwa individu seseorang tidak merasakan keluhan atau pun
gejala penyakit atau kurang sehat.
Adapun sebaliknya keadaan sakit pada umumnya diartikan suatu
keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang. Contohnya saja
bila seseorang mempunyai keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas,
dan lain sebagainya.
b. Pengertian Sehat Sakit
Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan arti makna dan definisi
sehat sakit dari beberapa ahli kesehatan.
Pengertian sehat antara lain dikemukakan oleh :
 Menurut Undang-Undang Kesehatan N0. 23/1992 yang dimaksud
dengan kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
 Menurut pengertian sehat dari Pender, 1982 yang dimaksud dengan
pengertian kesehatan adalah
 Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan
dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang
sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan
integritas struktural.
 Sedangkan menurut Paune tahun 1983 pengertian makna sehat
adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care
Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care
actions) secara adekuat. Self care Resouces : mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
Itulah beberapa makna arti dari sehat dan kesehatan berdasarkan UU dan
juga ahli-ahli kesehatan. Untuk berikutnya adalah pengertian sakit yang
merupakan bagian dari konsep rentang sehat sakit ini yaitu :
 Pengertian konsep sakit menurut Perkins bahwa sakit adalah sebagai
suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
 Definisi sakit adalah merupakan suatu keadaan dari badan atau
sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau
menyimpang.
 Sakit adalah merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal
tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian

B. Segitiga Epidemologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang
memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan)

Segitiga Epidemiologi
Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi
ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment
Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment
akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di
masyarakat
a. Faktor Host
Adalah faktor yang melekat pada Host
 Genetik: DM, asma, hipertensi
 Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
 Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
 Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
 Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
 Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
 Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok,
napza
b. Faktor Agent
Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
 Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
 Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
 Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
 Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
c. Faktor Environment
 Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
 Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan),
demografis (kota dan desa)
 Biologis: flora dan fauna
 Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam,
perang, banjir
d. Karakteristik Host
 Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi
(agent)
o Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh,
baik didapat maupun alamiah
o Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit
yang diderita kepada orang lain
e. Karakteristik Agent
 Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap
lingkungan Host untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak
dalam jaringan Host
 Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis
(penyakit) pada Host setelah infeksi
 Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis
berat yang menyebabkan kematian
 Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang
merusak jaringan Host
 Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam
jaringan Host
 Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host
(membentuk antibodi)
f. Karakteristik Environment
Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah
maupun buatan manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran
penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)
Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi
(struktur geologi, iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi
terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat)
g. Portal of Entry dan Portal of Exit
 Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit,
nafas, kemih
 Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal,
darah, cairan tubuh
 Transmisi: vektornya?
 Bagaimana preventifnya?
 Cuci tangan sebelum makan
 Menolong partus memakai sarung tangan
 Jangan meludah sembarang tempat
h. Kejadian Penyakit Dalam Komunitas
 Endemis: penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan
masyarakat
 tertentu (minimal 3 tahun berturut-turut)
 Epidemi: terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat
sebelumnya) di masyarakat  wabah
 Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas
(mendunia)

Faktor penyebab infeksi (Faktor agen)


Pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya
disebabkan oleh satu faktor penyebab tunggal semata. Pada umumnya,
kejadian penyakit disebabkan oleh berbagai unsur yang secara bersama-sama
mendorong terjadinya penyakit. Namun demikian, secara dasar, unsur
penyebab penyakit dapat dibagi dalam dua bagian utama, yakni :
1. Penyebab kausal primer
Unsur ini dianggap sebagi faktor kausal terjadinya penyakit, dengan
ketentuan bahwa walaupun unsur ini ada, belum tentu terjadi penyakit.
Sebaliknya pada penyakit tertentu, unsur ini selalu dijumpai sebagai unsur
penyebab kausal. Unsur penyebab kausal ini dapat dibagi dalam 5 kelompok
utama.
1) Unsur penyebab biologis, yakni semua unsur penyebab yang
tergolong makhluk hidup termasuk kelompok mikroorganisme (Nur Nasry
Noor, 2008:30). seperti :
a. Virus,
b. Bakteri,
c. Jamur,
d. Parasit,
e. Protozoa,
f. Metazoa.
(Eko Budiarto. 2002: 15).
Unsur penyebab ini pada umumnya dijumpai pada penyakit infeksi dan
penyakit menular. (Nur Nasry Noor, 2008:30).
Agar agent atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive),
maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut
Kemampuan agent penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan
manusia adalah suatu faktor penting dalam epidemiologi infeksi. Setiap bibit
penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri, sehingga ia
dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah reservoir, yang diartikan sebagai
berikut :
1. Habitat, tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang
2. Survival, tempat bibit penyakit tersebut sangat tergantung pada
habitat, sehingga ia dapat tetap hidup.
Reservoir tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda
mati.

Reservoir di dalam manusia


Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir dalam tubuh manusia
antara lain, campak (measles), cacar air (small pox), tifus (typhoid), meningitis,
gonorrhea, dan sifilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang
aktif dfan carier.

Carier
Carier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit dalam tubuhnya ,
tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat
menularkan penyakitnya kepada orang lain. Convalescant Carrier adalah orang
masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.
Cariers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit-penyakit
polio, tifus, meningococcal meningitis dan amebiasis. Hal ini disebabkan
karena:
a. Jumlah (banyaknya cariers jauh lebih banyak daripada orang yang
sakit)
b. Cariers maupun orang yang ditulari samasekali tidak tahu bahwa
mereka menderita/ kena penyakit.
c. Cariers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat
melakukan pekerjaannya sehari-hari.
d. Cariers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang
relative lama.

Reservoir pada binatang


Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang umumnya
adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata
yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang
ini melalui berbagai cara, yakni :
1. Orang makan daging binatang yang menderita penyakit misalnya
cacing pita.
2. Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui
pinjal tikus, malaria, filariasis, demaqm berdarah malalui gigitan nyamuk.
3. Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang, misalnya
rabies.

Benda-benda mati sebagai Reservoir


Penyakit-penyakit mempunyai reservoir pada benda-benda mati pada
dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit panyakit ini
berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila
terjadi perubahan temperatur atau kelembaban dari kondisi dimana ia dapat
hidup, maka ia berkembangbiak dan siap infektif. Contoh Clostridium
penyebab tetanus, C.otulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.
Macam-macam penularan ( mode of transmission )
Mode penularan dalah suatu mekanisme dimana agent/ penyebab
penyakit tersebut ditularkan dari orang ke orang lain, atau dari reservoir kepada
indung semang baru. Penularan ini ,melalui berbagai cara antara lain:
a. Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang
berjubel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang
penduduknya masih jarang.
b. Pernafasan (inhalation)
Yaitu penularan melaui udara atau pernafasan. Oleh karena itu, ventilasi
rumah yang kurang, berjejalan (over crowding). dan tempat-tempat umum
adalah faktor yang sangat penting dalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit
yang ditularkan melalui udara ini sering disebut “ air birne infection “
(penyakit yang ditularkan melalui udara).
c. Infeksi
Penularan melaui tangan, makanan atau minuman
d. Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit
misalnya cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui
luka tetanus.
e. Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita
penyakit pada waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis.
(Soekidjo Notoatmodjo, 2007:39-41)
2) Unsur penyebab nutrisi, yakni semua unsur penyebab yang
termasuk golongan zat nutrisi dan dapat menimbulkan penyakit tertentu karena
kekuranagn maupun kelebihan zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat
arang, vitamin, mineral
3) Unsur penyebab kimiawi yakni semua unsur dalam bentuk
senyawaan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit
tertentu. Unsur ini pada umumnya berasal dari luar tubuh termasuk berbagai
jenis zat racun, obat-obat keras, berbagai senyawaan kimia tertentu dan lain
sebagainya, bentuk senyawaan kimia ini dapat berbentuk padat, cair, uap,
maupun gas. Adapula senyawaan kimiawi sebagai hasil produk tubuh (dari
dalam) yang dapat menimbulkan penyait tertentu seperti ueum, kolesterol, dan
lain-lain
4) Unsur penyebab fisika yakni semua unsur yang dapat menimbulkan
penyakit melalui proses fisika, umpamanya panas (luka bakar), irisan, tikaman,
pukulan (rudapaksa) radiasi dan lain-lain. Proses kejadian penyakit dalam hal
ini terutama melalui proses fisika yang dapat menimbulkan kelainan dan
gangguan kesehatan.
5) Unsur penyebab psikis yakni semua unsur yang bertalian dengan
kejadian penyakit gangguan jiwa serta gangguan tingkah laku sosial. Unsur
penyebab ini belum jelas proses dan mekanisme kejadian dalam timbulnya
penyakit, bahkan sekelompok ahli lebih menitikbertkan kejadian penyakit pada
unsur penyebab genetika. Dalam hal ini kita harus berhati-hati terhadap factor
kehidupan sosial yang bersifat nonkausal serta lebih menampakkan diri dalam
hubungannya dengan proses kejadian penyakit maupun gangguan kejiwaan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sifat hubungan kausal,
antara lain:
1. Kuatnya hubungan statistik, artinya makin kuat hubungan
statistik antara kausal dan efek makin besar kemungkinannyya mempunyai
hubungan kausal.
2. Adanya hubungna dosis respons, artinya peningkatan dosis pada
factor kausal akan meningkatkan pula kemungkinan terjadinya efek, dan
sebaliknya.
3. Adanya konsistensi berbagai penemuan penelitian, artinya hasil
yang dicapai relevan dengan penemuan-penemuan sebelumnya.
4. Hubungannya bukan hasil sementara, artinya hasil hubungan
tersebut bukan situasi sementara, melainkan lebih bersifat lanjut.
5. Sesuai dengan teori yang sudah ada, artinya hasil yang dicapai
dalam hubungan tersebut sesuai pula dengan teori yang sudah ada atau tidak
bertentangan dengan teori yang telah di uji kebenarannya.
6. Sesuai dengan hasil percobaan laboratorium, artinya bila
dilakukan uji coba laboratorium akan memberikan hasil yang tidak berbeda.
7. Sesuai dengan hukum biologis artinya hubungan tersebut tidak
bertentangan dengan hokum biologis yang ada.
(Nur Nasry Noor, 2008:30-32)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam epidemiologi, penyakit dipandang sebagai keadaan yang
disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya oleh karena adanya
mikroorganisme yang menganggu fungsi biologis tubuh, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti lingkungan fisik dan sosial. dengan
memandang keberadaan penyakit secara lengkap maka penanganan akan akan
dapat dilakukan dengan lebih komprehensif.
Terjadinya penyakit digambarkan dalam tiga konsep yaitu konsep
segitiga, jaring-jaring sebab akibat dan model roda. Dalam konsep segitiga
penanganan penyakit dapat dilakukan dengan menyeimbangkan interaksi
antara host, agent dan lingkungan. Dalam konsep jaring-jaring, penyakit
dapat ditangani dengan memutuskan salah satu rantai jaring-jaring. Dalam
konsep roda, penyakit dapat ditangani dengan adaptasi yang tepat sesuai
pergeseran roda kondisi lingkungan dan internal.

Noor, 1997, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Jakarta, PT. Rineka


Cipta
Bustan, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Jakarta,
PT. Rineka Cipta
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan
Kabupaten, Bandung, ITB

Anda mungkin juga menyukai