CAVERNOUS FISTULA
Oleh :
Audrianto
Pembimbing :
Dr.dr.A.Gunawan Santoso, Sp.Rad(K)
Identitas
Nama : Tn AB
No CM : C620554
Usia : 24 tahun
Pekerjaan : Serabutan
Agama : Islam
Alamat : Kendal
Masuk RS : 5 April 2019
Ruangan : R2A
Anamnesis
Keluhan Utama RPS RPD
2 tahun yll riw trauma
Mata kiri menonjol Mata kiri menonjol (+), mata kiri ec KLL. Pasca
sejak 2 tahun yang lalu merah (+), bengkak (+) trauma pasien
dan nyeri (+) sejak 2 mengeluhkan mata kiri
tahun yang lalu. merah (+), nyeri (+), mual
Riwayat terbentur (-), muntah (-) dan
aspal pada mata kiri pandangan ganda
saat jatuh dari disangkal.
kendaraan bermotor Saat itu pasien
(+) direncanakan untuk rawat
inap dan dijadwalkan
pemeriksaan arteriografi
namun pasien menolak
Pemeriksaan Fisik
KU : sakit sedang Abdomen :
Kesadaran : CM, GCS E4M6V5 • Bising usus (+), nyeri tekan (-),
Tekanan Darah :120/80 mmHg hepar dan lien tak membesar
Pernapasan : 20 kali/mnt Ekstremitas :
Nadi : 88 kali/menit, reguler, • akral hangat, perfusi perifer cukup
Suhu : 36,5 oC Status Lokalis
Mata : lihat status lokalis • Mata kanan: visus 6/6, TIO 19.4
mmHg, segmen anterior tenang,
THT : dbn pupil bulat sentral, refleks pupil (+)
Paru : vesikuler, rh -/-, wh -/- • Mata kiri : visus 6/12, TIO 27.6
Jantung : mmHg, proptosis (+), bruit (+),
konjungtiva mixed injeksi (+),
• BJ I/II reg, murmur (-), gallop (-) sekret (-)
Status Lokalis
VOS Cavernous
ICA
sinus
SC
VOS
ICA
ICA
ECA
CT Scan Angiografi (08 APRIL 2019)
SC
ICA
Pemeriksaan Fisik 11 April 2019 (Pre Tindakan di Cathlab)
Arteriografi
dan
Embolisasi 11
April 2019
Pemeriksaan Fisik Pasca Tindakan
N IV N IV
N VI N VI
N MAX N II
N MAX
SPHENOID
SINUS
Exuberant blood flow Arterialisasi pada VOS Absen flow pada color
Doppler → trombosis
pada VOS
IMAGING PADA CCF
DSA
Gold standard dalam diagnosis dan evaluasi CCF
Menentukan lokasi dan ukuran fistula
Mendeteksi aneurisma carotis
Membedakan tipe direk atau indirek
Menentukan outflow pathway dari SC
Menentukan flow rate fistula
Mendeteksi high risk abN (pseudoanesurisma, varises sinus cavernosus,
drainase venosa kortikal, trauma vaskular terkait)
Gambaran DSA DIRECT CCF
Blood shunting ke sinus cavernosus yang
mengalami distensi dari SC ke berbagai
jalur drainase vena kolateral
Arterialisasi dari VOS atau VOI dengan
flow retrograde
Sinus petrosus superior dan inferior,
sinus pterygoid, vena Sylvii dan sinus
cavernosus kontralateral juga umumnya
terlibat
Penutupan CCF spontan : pada CCF tipe
low flow (25-50%), pada CCF direk
(pasca DSA)
Early opacity pada SC kanan (panah hitam) dan VOS
(panah putih)
CCF TIPE B CCF TIPE C
Angiografi Selektif Pada ACI kanan : CCF Angiografi Selektif ACE pada 2 pasien yang
dengan suplai arterial oleh cabang berbeda menunjukkan aliran vena ke (a) Vena
meningohipofisis dan drainase vena ke oftalmika superior dan (b) sinus petrosus inferior
vena oftalmika superior
PENUTUPAN SPONTAN CCF
Tata Laksana
➢Terkadang dipilih untuk menunggu 1 hingga 2 minggu pasca trauma
atau pada onset CCF tipe spontan → agar fistula (baik morfologi dan flow)
menjadi stabil dan membuat terjadinya kolateral pada blood flow cerebri
➢Beberapa fistula memiliki gambaran klinis dan angiografi yang
memerlukan tata laksana pada fase akut
➢Pada CCF direk : untuk menutup robekan di antara ACI dan SC
sedangkan patensi dari ACI tetap terjaga.
➢Pada CCF indirek : untuk menginterupsi hubungan fistula dan
mengurangi tekanan pada SC
Konservatif
Pilihan utama pada tata laksana endovaskuler untuk CCF direk high flow
Dapat dilakukan: detachable platinum coils, silk atau agen emboli cair: n-
butyl cyanoacrylate (n-BCA) dan ethylene-vinyl alcohol copolymer (EVOH)
Transarterial :
➢ Penempatan guiding catheter di arteri carotis interna regio cervical
➢ Mikrokateter didorong hingga ke segmen cavernosus arteri carotis interna
via robekan ke sinus cavernosus
Wanita 82 tahun dengan CCF direk kanan (A) Angiogram carotis lateral kanan menunjukkan CCF tipe direk dengan
trak fistel kecil (panah) dan sinus cavernosus yang kecil (kepala panah), (B,C) Dilakukan embolisasi Transarterial
detachable coil (DC) dengan total oklusi pada fistel yang menempatkan tiga DC sepanjang 48 cm di sinus cavernosus
(diambil dari Lu Bao, dkk)
Covered Stent Graft
➢ Metode alternatif pada kerusakan
arterial terutama pada kondisi
penempatan balon yang gagal
➢ Obliterasi cepat CCF direk
sekaligus mempertahankan
patensi ICA
➢ Menurunkan resiko stroke iskemik
dengan mempertahankan arteri
yang terlibat sekaligus melapisi
lokasi fistula
Pendekatan posterior transvena melalui IJV dengan guiding catheter, selanjutnya microcatheter
dimasukkan ke CS melalui inferior petrosal sinus (IPS) dan microcoil dimasukkan untuk menutup
fistel (diambil dari Young, dkk)
DIAGNOSIS BANDING
Penyebab vaskuler Marginal sinus fistulas (with a restriction of venous
drainage via the jugular bulb)
Anomalous intracranial venous drainage
(sigmoid sinus hypoplasia/aplasia)
Trombosis sinus cavernosus
Embolisasi bakteri
Trombosis
(A) CT non kontras menunjukkan pelebaran sinus cavernosus kiri, (B) CT kontras menunjukkan
filing defek pada sinus cavernosus kiri, (C) CT kepala non kontras menunjukkan pelebaran vena
ophtalmika superior bilateral yang hiperdens dengan periorbital swelling dan adanya swelling
pada masticator space kiri (diambil dari Scicluna W)
(A) MRI Axial T2: proptosis kiri, orbital dan periorbital swelling, dan penebalan mukosa
sinus sphenoid, (B) Axial T1 C+: trombus yang unenchanced pada VOS kiri dan
pelebaran VOS kanan dan penabalan dural di sinus cavernous kiri, (C) Coronal T1 C+:
penebalan dural pada sinus cavernosus kiri (diambil dari Tsoriev A)
Orbital Cavernous Hemangioma
Lesi vaskular orbita yang paling sering terjadi pada usia dewasa (30-50 th)
Hemangioma : bukan merupakan tumor → tidak ada proliferasi selular →
malformasi vaskular yang secara gradual bertambah besar
Predileksi pada wanita
Klinis : massa orbita yang tumbuh lambat dan menyebabkan proptosis,
diplopia dan defek pada lapang pandang (ec kompresi nervus opticus)
Lokasi : >80% berlokasi di intraconal, mayoritas aspek lateral
Orbital Cavernous Hemangioma
USG : lesi retrobulbar batas tegas dengan ekogenesitas moderate-tinggi. Flow (-)
CT scan : massa soft tissue bentuk bulat atau oval yang tampak hipodens dan
akan enhance secara bertahap pasca injeksi kontras
MRI :
➢ T1WI isointens dan hiperintens bila terdapat area trombosis.
➢ T2WI tampak hiperintens dan mungkin terdapat septasi yang hipointens.
➢ Pasca injeksi kontras akan tampak enhancement ireguler bertahap dengan
delayed washout
Hemangioma Cavernosum. CT scan sagital kontras fase arterial (A),
delayed (B) dan axial (C) menunjukkan massa pada retrobulbar yang
enhance di fase delayed berbatas tegas yang menyebabkan proptosis
kanan (diambil dari Lin, dkk)
Orbital Hemangioma Cavernosum. (A) T1WI, (B) T2WI, (C) T1WI+C dan
(D) T1FS+C. MRI menunjukkan massa bulat berbatas tegas pada
retrobulbar yang tampak isointens pada T1WI dan hiperintens pada T2WI
serta enhance secara gradual pasca injeksi kontras (diambil dari Lin, dkk)
Mucocele Sinus Paranasal
Opasifikasi komplit drainase SPN oleh mukus , sering dikaitkan dengan
perluasan ke tulang
Kandungan mucocele bervariasi bisa kaya air atau protein
Lokasi : sinus frontalis (tersering), sinus ethmoid
Kombinasi CT scan (melihat perubahan tulang) dan MRI (melihat perluasan
ke orbita atau kompartemen intracranial) → paling bagus
CT Scan : perselubungan atenuasi jernih/tebal dengan batas meluas pada
SPN, area resorpsi tulang (+/-), kalsifikasi perifer (+/-). Pasca injeksi kontras
enhancement perifer
MRI : tergantung kandungan mukus, kaya protein atau air
➢ T1WI : kaya air (hipo), protein (hiper) ➢ DWI : enhancement di perifer
➢ T2WI : berlaku sebaliknya ➢ +C : berlaku sebaliknya
CT Scan Tulang Wajah (A. Axial, B. Sagittal). Adanya convex space-occupying opacity pada sinus
ethmoid dengan dinding tulang yang mengalami erosi dan penipisan serta pergeseran struktur di
dekatnya dengan isinya yang homogen (diambil dari du Mayne, dkk)
MRI Wajah (A. Axial T1, B. Axial T1 gadolinium, C. Axial T2, D. Coronal T2). Mucocele memiliki
intensitas sinyal tinggi pada T1 dan intensitas sinyal tinggi dan homogen pada T2 (diambil dari du
Mayne, dkk)
Thyroid Associated Orbitopathy
Penyebab tersering proptosis pada dewasa → Graves disease
Ciri : pembesaran simetris dan bilateral dari otot-otot extraokular
Urutan I'M SLOW (m.rectus inferior > m.rectus medial > m.rectus
superior>m.rectus lateral>m.obliqus)
Klinis :retraksi kelopak mata, proptosis, kemosis dan kekeringan kornea serta
ulserasi, kompresi n.opticus, diplopia dan hipoglobus
CT Scan : exoftalmus, pelebaran otot extraocular bilateral dan simetris (Coca-
cola bottle sign), pe>> retroocular orbital fat, neuropati optik, penebalan
glandula lacrimalis, kemosis dan displacement anterior septum orbita
MRI :
➢ T1WI : penebalan isointens otot ekstaokular yang terlibat, adanya infiltrasi lemak
➢ T2WI : peningkatan intensitas sinyal ec inflamasi
➢ T1+C : enhancement pasca injeksi kontras
CT Scan Pasien Orbital Thyroidopathy. (a) Potongan Coronal, (b,c)
Potongan axial. Tampak penebalan m.rectus medial kanan kiri yang
membentuk gambaran coca cola bottle sign