Makalah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Konsep Penyelenggaraan Asuhan Mandiri Kestrad
Makalah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Konsep Penyelenggaraan Asuhan Mandiri Kestrad
KESEHATAN TRADISIONAL
OLEH :
ANDI MASNAANI,SKM,M.M.KeS
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemberdayaan
masyarakat melalui asuhan mandiri kesehatan tradisional
Makalah ini secara garis besar berisi informasi tentang pengertian pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan, pengertian asuhan mandiri kesehatan tradisional, dan
pemberdayaan masyarakat melalui asuhan mandiri kesehatan tradisional
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berupaya optimal, walaupun masih
ditemukan banyak kendala dalam penyusunannya. Oleh karena, itu kami berharap
masukan dan saran yang konstruktif untuk perbaikan serta penyempurnaan .
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
tenaga penyuluh kesehatan di lingkup BKTM Makassar
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
D. Manfaat 4
BAB II. TINJAUAN TEORI 5
A. Simpulan 16
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan visi Indonesia sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”.
1
jenis, yaitu Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan dan Pelayanan
2
keluarga dan keterampilan dilakukan bersama antar lintas
sehat sudah sesuai dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009
3
kesehatan secara mandiri untuk mengatasi gangguan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
bidang kesehatan
tradisional
D. Manfaat
tradisional
BAB II
4
TINJJAUAN TEORI
KESEHATAN
2013).
orang-orang yang kurang memiliki bagian yang setara akan sumber daya
berharga memperoleh akses yang lebih besar dan memiliki kendali akan
5
Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya
6
diartikan dalam dua konsep yaitu masyarakat sebagai sebuah tempat
lainnya seperti Polindes, POD (pos obat desa), pos UKK (pos upaya
kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga), dana sehat dan lain-lain.
7
B. PENGERTIAN ASUHAN MANDIRI KESEHATAN TRADISIONAL
dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman serta ketrampilan
yang berhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan bahan-
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
atau hewan dan untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat
dapat bersifat sebagai obat jika sesuai dengan dosis dan waktu yang tepat.
Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang
8
Akupresur adalah metode pemijatan yang efektif untuk meningkatkan
pada titik tubuh tertentu. Banyak masyarakat yang masih belum paham akan
bahan baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak mengerti cara untuk
Ini dapat menyebabkan efek samping yang berbeda bagi tiap orang jika
dosis obat diberikan secara berlebihan serta pemijatan pada titik yang tidak benar.
1992), penggunaan obat rasional yaitu pasien menerima pengobatan yang sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang tepat, jangka waktu pemberian
obat yang benar, dan mendapatkan harga obat yang paling murah terutama untuk
bayi dan balita dianjurkan untuk tidak memberikan obat bebas tanpa
yang sangat besar. Apa lagi saat ini, dimasyarakat sedang berkembang “trend”
agro wisata. Disamping adanya trend tersebut, penggunaan tumbuhan obat dan
memilih obat-obatan dan metode pengobatan alami yang harganya relativ murah,
9
kesehatan puskesmas yang sudah dilatih sebagai fasilitator puskesmas
KESEHATAN TRADISIONAL
10
2. Kebersamaan ditandai dengan adanya perilaku saling berbagi
pengetahuan dan kemampuan.
6. Komitmen
1. Saling mempercayai
2. Saling terbuka
5. Saling belajar
11
6. Memupuk rasa kebersamaan
1. Menyiapkan SDM;
12
d. Fasilitator melakukan orientasi asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan keterampilan bagi kader
dengan menggunakan modul dan bahan belajar yang ditetapkan
3. Pembentukan Kelompok
1) Forming
2) Storming
13
3) Norming
4) Performing
14
untuk berkembang dan mengadakan evaluasi terhadap perbedaan
pendapat.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B.
C. SARAN
16
17
18
Referensi :
19
keluarga yang sakit pertolongan pertama biasanya
dibawa berobat ke penyehat tradisional di
lingkungannya. Dengan berkembangnya pengobatan
tradisional saat ini, pengobatan dengan ramuan dan
keterampilan juga berkembang di masyarakat.
Seiring dengan sasaran pembangunan kesehatan
tahun 2015-2019, diperlukan keterlibatan masyarakat
untuk mencapai sehat secara mandiri melalui
pemberdayaan masyarakat. Program Indonesia Sehat
dilaksanakan dengan salah satu pilar utama yaitu
paradigma sehat dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif
preventif dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam pemberdayaan masyarakat, peran serta
masyarakat dalam kesehatan disebut UKBM (Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat). Masyarakat
dapat membentuk kelompok yang disebut kelompok
asuhan mandiri. Kelompok asuhan mandiri ini terdiri
dari beberapa keluarga (5-10 keluarga) dengan 1 orang
kader sebagai pembimbing. Para kader mendapat
pembinaan dan penyuluhan dari Puskesmas. Dalam
asuhan mandiri ini,para kader diajarkan cara
memanfaatkan tanaman obat dari cara menanam,
merawat, memanen, hingga mengolahnya untuk
kebutuhan kesehatan diri sendiri, keluarga, maupun
masyarakat. Selain itu kader juga
20
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI BIDANG
KESEHATAN oleh : Syahrul
Legiarto
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhatian terhadap permasalahan kesehatan terus
dilakukan terutama dalam perubahan paradigma sakit
yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma
sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat
orang sakit menjadi sehat, menekankan pada kuratif dan
rehabilitatif, sedangkan paradigma sehat merupakan
upaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada
pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya paradigma
masyarakat akan kesehatan, juga akan merubah pemeran
dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan tidak
mengesampingkan peran pemerintah dan petugas
kesehatan. Perubahan paradigma dapat menjadikan
masyarakat sebagai pemeran utama dalam pencapaian
derajat kesehatan. Dengan peruahan paradigma sakit
menjadi paradigma sehat ini dapat membuat masyarakat
menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan
upaya kesehatannya, hal ini sesuai dengan visi Indonesia
sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”.
21
Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar
menadi sehat sudah sesuai dengan Undang – undang RI,
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa
pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat.
Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi – tingginya. Pemerintah
bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
serta aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya
kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan konsep pemberdayaan
masyarakat ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
Memahami pengertian konsep pemberdayaan
masyarakat
Mengetahui ciri-ciri pemberdayaan masyarakat
Mengetahui jenis-jenis pemberdayaan masyarakat
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
23
Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Konsep Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses
untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).
26
UKBM (upaya kesehatan bersumberdaya manusia) adalah
salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Kondisi ini ternyata mampu
memacu munculnya berbagai bentuk UKBM lainnya
seperti Polindes, POD (pos obat desa), pos UKK (pos
upaya kesehatan kerja), TOGA (taman obat keluarga),
dana sehat dan lain-lain.
27
2. Organisasi masyarakat (community organization)
Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi
kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya
PKK, karang taruna, majelis taklim, koperasi-koperasi
dan sebagainya.
28
pasir atau arang, untuk pencahayaan rumah sehat
menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya
ditaruh kaca. Untuk pengawetan makanan dengan
pengasapan dan sebagainya.
30
3. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari
berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan
pencegahan.
4. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan
terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti
kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan
sebagainya.
2.4. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Prinsipnya pemberdayaan masyarakat adalah
menumbuhkan kemampuan masyarakat dari dalam
masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat bukan
sesuatu yang ditanamkan dari luar. Pemberdayaan
masyarakat adalah proses memanpukan masyarakat dari
oleh dan untuk masyarakat itu sendiri, berdasarkan
kemampuan sendiri. Prinsip-prinsip pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan :
31
Bagaimanapun melimpahnya potensi sumber daya alam,
apabila tidak didukung dengan potensi sumber daya
manusia yang memadai, maka komunitas tersebut tetap
akan tertinggal, karena tidak mampu mengelola sumber
alam yang melimpah tersebut.
4. Menjalin kemitraan
Jalinan kerja antara berbagai sektor pembangunan, baik
pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat,
serta individu dalam rangka untuk mencapai tujuan
bersama yang disepakati. Membangun kemandirian atau
32
pemberdayaan masyarakat, kemitraan adalah sangat
penting peranannya.
5. Desentralisasi
Upaya dalam pemberdayaan masyarakatpada hakikatnya
memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk
mengembangkan potensi daerah atau wilayahnya. Oleh
sebab itu, segala bentuk pengambilan keputusan harus
diserahkan ketingkat operasional yakni masyarakat
setempat sesuai dengan kultur masing-masing komunitas
dalam pemberdayaan masyarakat, peran sistem yang ada
diatasnya adalah :
33
berpartisipasi dan berkontribusi terhadap program atau
upaya tersebut.
2.5. Peran Petugas Kesehatan
Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan
masyarakat adalah :
2. Proses
Proses, meliputi jumlah penyuluhan yang dilaksanakan,
frekuensi pelatihan yang dilaksanakan, jumlah tokoh
masyarakat yang terlibat, dna pertemuan-pertemuan yang
dilaksanakan.
3. Output
Output, meliputi jumlah dan jenis usaha kesehatan yang
bersumber daya masyarakat, jumlah masyarakat yang
telah meningkatkan pengetahuan dari perilakunya tentang
34
kesehatan, jumlah anggota keluarga yang memiliki usaha
meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkatnya
fasilitas umum di masyarakat.
4. Outcome
Outcome dari pemberdayaan masyarakat mempunyai
kontribusi dalam menurunkan angka kesakitan, angka
kematian, dan angka kelahiran serta meningkatkan status
gizi kesehatan.
2.7. Sasaran
1. Individu berpengaruh
2. Keluarga dan perpuluhan keluarga
3. Kelompok masyarakat : generasi muda, kelompok
wanita, angkatan kerja
4. Organisasi masyarakat: organisasi profesi, LSM, dll
5. Masyarakat umum: desa, kota, dan pemukiman
khusus.
2.8 Jenis Pemberdayaan Masyarakat
2.8.1 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
1. Meja 1 : pendaftaran
2. Meja 2 : penimbangan
3. Meja 3 : pengisian kartu menuju sehat
4. Meja 4 : penyuluhan kesehatan, pemberian oralit,
vitamin A dan tablet besi
5. Meja 5 : pelayanan kesehatan yang meliputi
imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan serta
pelayanan keluarga berencana.
Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu
adalah tidak sedikit jumlah posyandu diberbagai daerah
yang semula ada sudah tidak aktif lagi.
36
pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa
antara lain melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas,
ibu menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi,
penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu
dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader
dan mayarakat.
37
Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah
satu kegiatan dari UKBM yang ada. Gambaran situasi
POD mirip dengan posyandu dimana bentuk pelayanan
menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan
berbagai program kesehatan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi setempat. Beberapa pengembangan
POD antara lain :
38
4. Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD),
dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten, terutama pada
KUD yang sudah tergolong mandiri.
5. Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) dilaksanakan pada 11 kabupaten/kota.
6. Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti
tukang becak, sopir angkutan kota dan lain-lain), telah
dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.
Seharusnya dana kesehatan merupakan bentuk jaminan
pemeliharaan kesehatan bagi anggota masyarakat yang
belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes,
jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana
sehat berpotensi sebagai wahana memandirikan
masyarakat, yang pada gilirannya mampu melestarikan
kegiatan UKBM setempat. Oleh karena itu, dana sehat
harus dikembangkan keseluruh wilayah, kelompok
sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau
bentuk JPKM lainnya.
39
Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah
sebagai berikut
40
41
2.8.9. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
43
masyarakat. Sejalan dengan upaya pemerataan pelayanan
kesehatan di wilayah terpencil dan sukar dijangkau telah
dikembangkan pelayanan puskesmas dna puskesmas
pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat
rujukan bagi jenis pelayanan dibawahnya yakni berbagai
jenis UKBM sebagaimana tertera di atas.
44
dokter kecil, saka bakti husada, santri husada, taruna
husada, dan lain-lain.
4. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat
Bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis
institusi, lembaga atau kelompok kegiatan masyarakat
yang mempunyai aktivitas dibidang kesehatan. Beberapa
contohnya adalah sebagai berikut :
45
9.) Bina keluarga balita (BKB)
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan,
pemberdayaan masayrakat merupakan unsur penting yang
46
tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan kesehatan di bidang
kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi
kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi
global promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment)
sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk
dilakukan agar masyarakat sebagai primary target
memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
47
ode.blogspot.com/2012/10/makalah-pemberdayaan-
masyarakat.html diakses tanggal 31 Oktober 2013 pukul
20 : 00 wib
Supardan, Drg. Iman. 2013 Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan. http://doktergigi-
semarang.blogspot.com/2013/06/pemberdayaan-
masyarakat-bidang-kesehatan.html Diakses tanggal 31
Oktober 2013 pukul 20 : 00 wib
Suriatman, SKM. 2005. Konsep Pemberdayaan
Manyarakat.http://bnnpsulsel.com/pencegahan/gerakan-
pemberdayaan-masyarakat-sebuah-tinjauan-konsep-
dalam-upaya-menekan-penyalahgunaan-narkoba-pusat-
promkes-2005/ Diakses tanggal 31 Oktober 2013 pukul
20 : 00 wib
Wahyudi, Bambang. 2012. Gerakan Pemberdayaan
Masyarakat Sebuah Tinjauan Konsep Dalam Upaya
Menekan Penyalahgunaan Narkoba (Pusat Promkes,
2005). http://bnnpsulsel.com/pencegahan/gerakan-
pemberdayaan-masyarakat-sebuah-tinjauan-konsep-
dalam-upaya-menekan-penyalahgunaan-narkoba-pusat-
promkes-2005/ diakses tanggal 31 Oktober 2013 pukul
20: 00 wib.
48
https://www.mitrakesmas.com/2016/05/pengembangan-kesehatan-tradisional-di-
indonesia.html
Pengembangan Kesehatan
Tradisional di Indonesia
Oleh : Amrin Madolan Mei 23, 2016 Beri Komentar
49
Setelah mengikuti kegiatan tersebut maka kami
mengambil sebuah kesimpulan bahwa "Pengembangan
Kesehatan tradisional bukan berarti kita akan kembali
pada zaman batu melainkan memanfaatkan kesehatan
tradisional untuk membantu kesehatan masyarakat di era
modern dengan memanfaatkan teknik pengobatan yang
telah turun-temurun dilakukan oleh para leluhur kita yang
dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah".
Kesehatan Tradisional
50
Latar Belakang
51
pembangunan kesehatan, penguatan promotif,
preventif dan pemberdayaan masyarakat
Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalah
mendorong masyarakat agar mampu memelihara
kesehatannya, serta mengatasi gangguan kesehatan
ringan secara mandiri melalui kemampuan asuhan
mandiri.
Pelayanan kesehatan tradisional yang merupakan
upaya pengembangan di puskesmas memanfaatkan
keterlibatan masyarakat untuk memelihara
kesehatannya secara mandiri.
Kebijakan
53
Pasal 100 Ayat 2: Pemerintah menjamin
pengembangan dan pemeliharaan bahan baku obat
tradisional.
Pasal 101 Ayat 1: Masyarakat diberi kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan
menggunakan obat tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
Pasal 101 Ayat 2: Ketentuan mengenai mengolah,
memproduksi, mengedarkan, mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 178: Pemerintah dan pemerintah daerah
melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan
terhadap setiap penyelenggara kegiatan yang
berhubungan dengan sumber daya kesehatan di
bidang kesehatan dan upaya kesehatan.
Pasal 191: Setiap orang yang tanpa izin melakukan
praktik pelayanan kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan teknologi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga
mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau
kematian dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
54
masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan
tradisional.
Pasal 70 Ayat 2: Pemberdayaan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan agar
masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri (asuhan mandiri) dan benar
Pasal 70 Ayat 3: Perawatan kesehatan secara
mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilaksanakan dengan pemanfaatan taman obat
keluarga dan keterampilan
55
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat
Pasal 5: Dalam melaksanakan tugas Puskesmas
menyelenggarakan fungsi : 1.UKM tingkat pertama
di wilayah kerjanya; 2.UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
Pasal 6: Dalam menyelenggarakan fungsi,
Puskesmas berwenang untuk : c. Melaksanakan
komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
56
- Tahun 2019 : 75% dari jumlah puskesmas
Definisi operasional: Puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap
masyarakat di wilayah kerjanya yang memenuhi
salah satu kriteria di bawah ini :
- Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah
dilatih pelayanan kesehatan tradisional
- Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri
kesehatan tradisional ramuan dan keterampilan
- Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan
meliputi pengumpulan data Kesehatan Tradisional,
fasilitasi registrasi/perizinan dan bimbingan teknis
serta pemantauan pelayanan kesehatan tradisional
dan komplementer
Asuhan Mandiri
57
3. Pelaksanaan pembinaan asuhan mandiri secara
berjenjang.
58
Pembentukan Kelompok Asuhan Mandiri
59
Pengembangan Asuhan Mandiri
61
http://sebartani.com/2018/09/06/mari-budidayakan-
taman-obat-keluarga-toga/
http://sebartani.com/2018/09/06/mari-budidayakan-
taman-obat-keluarga-toga/
MARI BUDIDAYAKAN
TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA)
Rizki Ramadhani | September 6, 2018 | Tanaman Obat | No Comments
62
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2016 tentang Upaya Pengembangan Kesehatan Tradisional
melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan
Keterampilan berisi bahwa masyarakat agar berperan aktif dalam
memanfaatkan Taman Obat Keluarga dan Keterampilan sebagai
bagian dari upaya kesehatan tradisional, masyarakat agar dapat
melakukan perawatan kesehatan secara mandiri untuk mengatasi
gangguan kesehatan ringan dan memelihara kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya Asuhan Mandiri
Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Keterampilan yang
dibina antar lintas program kementerian dan lintas sektor
kementerian.
64
https://growup-clinic.com/2011/09/12/pemanfaatan-toga-
tanaman-obat-keluarga/
65
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat atau bahan ohat
dan
selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang
berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan Tanaman Obat Berbicara tentang
pemanfaatan
tanaman obat atau bahan obat alam pada umumnya sebenarnya bukanlah
merupakan hal
yang baru. Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan
pula
alam sekitarnya mulai dari Baru itu pula manusia mulai mencoba
memanfaatkan alam
sekitarnya untuk memenuhi keper uan alam kehidupannya, termasuk
keperluan akan
obat-obatan dalam angka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya.
Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan
alam tersebut,
masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Hal ini
menunjukkan bahwa chat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya
tanaman
telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya
kesehatan
masyarakat.
66
Secara ekonomis pemanfaatan TOGA dapat digunakan sebagai sarana
untuk pemertaan
pendapatan Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan
bahan obat
bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber pengbasilan bagi
keluarga
tersebut. Selain itu pemanfaatan TOGA juga sebagai sarana keindahan
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada di sekitarnya.
Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman
yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
67
Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan
obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.Pengetahuan tanaman
obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15,
sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat
dilakukan.Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis
mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-
1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal
and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun
1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman
obat dan berdagang lintah.Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan
tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai
dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter
terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of
Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih
diterbitkan.[2] Tahun 1864, National Association of Medical
Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi
pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar
praktek pengobatan.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung ribuan tahun yang lalu.Pada pertengahan abad ke XVII
seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan
khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali
et Medica.Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi
buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A.
van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus
Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch
Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan
menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.Selanjutnya penelitian
dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
68
http://diskes.baliprov.go.id/id/ASUHAN-MANDIRI-KESEHATAN-
TRADISIONAL-UNTUK-MENJAGA-KESEHATAN
70
Apa itu akupresur?
Akupreusur adalah metode pemijatan yang efektif untuk
meningkatkan kesehatan ataupun mengatasi masalah
kesehatan dengan melakukan penekanan pada titik tubuh
tertentu. Misalnya tekanan pada titik di perpotongan garis
tegak lurus dari sudut kuku jari kelingking sebanyak 30 kali,
sangat efektif untuk memperlancar ASI pada ibu menyusui.
72