Manajemen Pemberian Pakan Ayam Ras Petel PDF
Manajemen Pemberian Pakan Ayam Ras Petel PDF
Oleh :
RISMAWATI RASYID
I 111 12 910
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha ternak unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik, karena
Indonesia yang sabagian besar muslim, harga relative murah dengan akses yang
mudah diperoleh karena sudh merupakan barang publik. Komoditas ini juga
dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani
satu sumber protein hewani yang murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat.
untuk diambil telurnya (Prihatman, 2000). Ayam ras petelur merupakan tipe ayam
dari produktifitas ayam lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur
sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan
kondisi pasar. Banong (2012) bahwa dalam pemeliharaan ayam ras petelur
2
sebelum mencapai umur produktif melewati 3 fase pemeliharaan, yaitu: 1) Fase
starter/brooding yaitu pemeliharaan ayam mulai umur 1 hari (DOC- Day Old
umur 16-18 minggu 3) Fase layer/ masa produksi yaitu pemeliharaan sejak umur
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha peternakan
ayam ras petelur. Jumlah dan kandungan zat-zat pakan yang diperlukan harus
nutrisi yang cukup dan berkualitas menjadi syarat untuk tercapainya produksi
telur yang optimal. Pakan yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan
yaitu meliputi 60-70% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan harus
usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh faktor pakan yang diberikan.
3
Maksud dan Tujuan
Pemberian Pada Pakan Ayam Ras Petelur fase layer adalah untuk melihat dan
Hasanuddin, Makassar.
Pemberian Pada Pakan Ayam Ras Petelur fase layer adalah untuk menambah
pemeliharaan ayam ras petelur khususnya dalam manajemen pemberian pakan dan
pelaksana Praktek Kerja Lapang memiliki pengalaman kerja yang berguna dalam
dunia usaha/wirausaha.
4
PEMBAHASAN
Letak Geografis
ketinggian 50-150 m dari permukaan laut, dengan permukaan tanah datar dan
berbukit, serta curah hujan berkisar 2000-3000 mm/tahun. Aktivitas yang ada di
ras petelur dan pedaging serta pemeliharaan ayam koleksi. Laboratorium ini
bidang perunggasan berbasis peternakan rakyat sesuai dengan visi misi Fakultas
5
Visi fakultas peternakan universitas hasanuddin yaitu sebagai pusat
Mengembangkan penelitian dan kajian teknologi yang berkaitan dengan ilmu dan
6
1. Ruang kuliah.
2. Ruang dosen.
beserta peralatannya.
beserta peralatannya.
beserta peralatannya.
7
Keadaan Khusus Lokasi Praktek Kerja Lapang Di Unit Ternak Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Perkandangan
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan
untuk melindungi ternak dari panasnya matahari, hujan, angin, dan udara yang
(Cahyono, 1944).
Hasanuddin dekat dengan sumber air. Lokasi peternakan telah dibatasi dengan
pagar kawat. Fadilah (2004) menyatakan lokasi yang dipilih untuk peternakan
harus tersedia sumber air yang cukup, terutama pada musim kemarau. Air
merupakan kebutuhan mutlak untuk ayam karena kandungan air dalam tubuh
ayam bisa mencapai 70%. Susilawati (2010) menambahkan lokasi kandang harus
kandang sebaiknya dibuat dengan sistem dinding terbuka agar hembusan angin dapat
masuk dengan leluasa karena hembusan angin yang cukup akan mengurangi udara
8
panas dalam kandang. Kandang pemeliharaannya menggunakan sistem battery yang
dibuat dengan dua tingkat (Double deck) yaitu kandang bujur sangkar yang disusun
berderet dan membujur dari timur ke barat. Ukuran kandang battery adalah
panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm dengan kapasitas 2 ekor ayam tiap
kotaknya. Hal ini sesuai dengan Suprijatna, dkk (2005) menyatakan bahwa
Kandang battery berbentuk kotak terbuat dari kawat atau bambu. Ukuran setiap
kotak 40x30x40, biasanya dibuat rangkaian terdiri dari beberapa buah (4-5 buah).
lokal petelur umumnya battery yang terbuat dari bambu atau kawat. Kandang
sistem battery dapat dibuat secara bertingkat mulai dari satu sampai tiga yang
dilengkapi dengan tempat air pakan dan minum. Lantai kandang dibuat celah agar
kotoran langsung jatuh ke bawah. Pada kandang sistem battery ini akan lebih
Gudang pakan ayam ras petelur berukuran 2 × 2 m berada di dalam unit kandang.
Pakan yang disimpan tidak pernah lebih dari 1 minggu untuk mencegah kerusakan
pada pakan yang disebabkan oleh kelembaban, serangga maupun tikus. Hal ini
sesuai pendapat Prihatman (2000), bahwa pakan tidak boleh disimpan lebih dar 1
minggu, dan pakan yang didatangkan lebih dulu ke gudang adalah yang
digunakan lebih dulu. Penyimpanan pakan perlu diperhatikan agar pakan tidak
lembab atau rusak. Tempat penyimpanan pakan diusahakan bebas hama. Gudang
pakan harus didesinfeksi serta kondisi ruangan harus kering (Rahmadi, 2009).
9
Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur Fase Layer
Kebutuhan nutrisi ayam ras petelur fase layer dapat dilihat pada Tabel 1.
Jika energi pakan saat fase layer terlalu rendah, komsumsi pakan lebih banyak
sehingga FCR meningkat dan efisiensi pakan menurun (Harms et al., 2000).
Sebaliknya jika energi pakan meningkat akan terjadi penurunan komsumsi pakan.
Jumlah pakan yang diberikan pada ayam ras petelur fase layer yakni sebanyak
Berdasarkan mutu pakan ayam ras petelur fase layer dari Badan
Standarisasi Nasional Indonesia bahwa bahan baku pakan harus bebas dari residu
dan zat kimia yang membahayakan seperti peptisida dan bahan lain yang tidak
hasil peternakan.
Bahan pakan adalah bahan yang dimakan, dicerna dan digunakan oleh
ternak. Bahan pakan yang diberikan pada ayam ras petelur fase layer di
10
Laboratorium Produksi Ternak Unggas yaitu konsentrat, jagung giling dan dedak
Tabel 2. Persentasi bahan pakan pada ayam ras petelur fase layer
Jumlah dalam satu kali
Bahan Pakan Persentasi
pencampuran pakan
Konsentrat 33 % 100 kg
Jagung giling 50 % 150 kg
Dedak 17 % 50 kg
Total 100 % 300 kg
Sumber : Data primer produksi ayam ras petelur Laboratorium Produksi Ternak
Unggas yang telah diolah.
1. Konsentrat
yaitu konsentrat tepung ayam petelur dewasa produksi PT. Charoen Pokphand
Indonesia yang mengandung bahan berupa tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil
kelapa, tepung daging dan tulang, pecahan gangdum, bungkil kacang tanah,
canola, tepung daun, vitamin, kalsium, fosfat, dan trace mineral. Bahan konsentrat
tersebut diolah menjadi satu bahan yang siap dicampur kembali. Hal ini sejalan
Parakkasi (1984), yang menyatakan bahwa konsentrat adalah suatu bahan pakan
yang diperlukan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi
dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai
2. Jagung giling
dibanding bahan makanan sumber energy yang lain karena kandungan energy
11
yang relative tinggi mencapai 3350 kkal/kg (NCR,1994), tingkat ketersediaan
kecuali kekurangan asam amino metionin dan lisin relative tidak ada anti nutrisi
(Anonim, 2001). Hal ini menyebabkan jagung digunakan sebagai campuran pakan
dalam jumlah yang besar, yaitu berkisar 50-60 %. Pada ayam petelur, selain
kuning telur karena mengandung pigmen warna kuning (karoten) (Widodo, 2008).
3. Dedak
Dedak mengandung kulit ari beras tampa sekam, berasal dari hasil
yakni mencapai 2950 kkal/kg (NCR, 1994) dan vitamin B, dapat digunakan
hingga 25 % dari ransum ayam (FAO, 2009). Penggunaan dedak harus dibatasi
kerana mengandung pitat dalam ikatan posfor pitat sehingga daya cernah rendah,
Tabel 3. Kandungan nutrisi pakan ayam ras petelur fase layer di Laboratorium
Ilmu Ternak Unggas
Kandungan
a
Parameter Konsentrat Jagung gilingb Dedakb Ransumc
(%) (%) (%) (%)
Kadar air 12,0 11,0 9,0 11.0
Protein kasar 35,0 8.5 12,9 18.0
Lemak kasar 3,0 3,8 13,0 5.1
Serat kasar 8,0 2.2 11,4 5.7
Abu 30,0 1,7 8,7 12.2
Kalsium (Ca) 10,0 0.02 0,07 3.3
Fosfor (P) 1,1 0,28 1,50 0.8
a b c
Sumber: Hasil analisis perusahaan; NRC, 1994; Berdasarkan hasil perhitungan
12
1. Lantai untuk mencampur bahan pakan dibersihkan dari kotoran debu, kaca,
2. Jagung giling (150 kg) dituang di lantai yang sudah dibersihkan, kemudian
konsentrat (100 kg) dituang diatasnya. Selanjutnya dedak (50 kg) dituang
homogeny dan tidak banyak bahan baku pakan yang terbuang. Pengadukan
sebaiknya dilakukan dari bawah, dan pembalikan sebaiknya diakukan 4-5 kali
(Widodo, 2008). Pakan berbentuk halus dan memiliki kandungan nutrisi yang
Universitas Hasanuddin adalah bentuk feeder through tipe memanjang terbuat dari
pipa paralon yang berbahan plastik yang dibelah menjadi dua secara memanjang
minum otomatis dari bahan plastik dengan pentil stainless pada bagian atas yang
bila ditekan akan mengeluarkan air. Tempat minum nipple terdiri dari pipa
paralon untuk saluran air minum dan pentil nipple. Jarak setiap nipple adalah 30
13
cm. Setiap satu nipple dapat digunakan 8-9 ekor ayam. Hybro (2001) menyatakan
dalam satu nipple digunakan untuk 8-9 ekor ayam. Letak tempat minum berada di
atas tempat pakan hal ini dikarenakan ayam lebih sering untuk memakan dari pada
minum, selain itu juga dalam sistem kandang battery letak tempat pakan di bawah
tempat pakan sebab ayam lebih sering makan dari pada minum dan tempat
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan
hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan merupakan faktor utama dalam
maupun reproduksi ternak (Anggorodi, 1985). Pakan yang diberikan pada ternak
14
prinsipnya harus seimbang, artinya pakan yang diberikan harus mengandung
nutrien dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan
kebutuhan ternak tersebut sehingga tidak terjadi defisiensi atau kelebihan pakan
(Kristianto, 2013).
secara manual (tenaga manusia) sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00
pagi dan 16.00 sore. Jumlah Pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
ayam perekornya yaitu 120 gram/ekor/hari. Dalam peternakan ini tidak dilakukan
penimbangan sisa pakan melainkan sisa pakan langsung ditambahkan pakan baru
mendapatkan pakan baru. Hal ini sesuai pendapat Aziz, (2007) bahwa khusus
pada layer dilakukan pembalikkan pakan yang bertujuan untuk merangsang nafsu
Pemberian pakan dilakukan sesering mungkin terutama pada pagi dan sore hari
pakan.
Pada saat Pengisian pakan, sebaiknya tidak terlalu penuh agar pakan tidak
tercecer. Junaedi (2008) menambahkan bahwa bila tempat pakan diisi penuh,
pakan yang terbuang mencapai 20%, dengan pengisian 3/4 terbuang 15%,
pengisian 2/3 terbuang 10%, pengisian 1/2 terbuang 3% dan pengisian kurang dari
1/3 terbuang 1%. Oleh karena itu dalam pengisian pakan sebaiknya sedikit-sedikit
PT. Charoen Pokphand. Bahan –bahan yang dipakai adalah jagung, dedak, tepung
15
ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang, pecahan gandum,
bungkil kacang tanah, canola, tepung daun, vitamin, kalsium, fosfat, dan trace
mineral.
Tabel 4. Data produksi ayam ras petelur di Laboratorium Produksi Ternak Unggas
Konsumsi Produksi telur
Umur
pakan Berat telur Egg Mass
(minggu) HDP (%) HHP(%) FCR
(g/e/h) (g/butir) (g/e/h)
45 120 84.8 76.7 61.7 52.3 2.3
46 120 86.9 77.9 63.0 54.7 2.2
47 120 86.8 77.4 62.0 53.8 2.2
48 120 76.3 67.7 60.2 45.9 2.6
49 120 80.1 70.9 62.1 49.8 2.4
50 120 78.9 69.9 61.1 48.3 2.5
Rata-rata 120 82.3 73.4 61.7 50.9 2.3
Ket. : HDP: Hen day production (produksi telur harian); HHP: Hen housed
production (produksi telur kandang); FCR: Feed convertion ratio
(konversi pakan).
Sumber : Data recording produksi Ayam Ras Petelur Laboratorium Produksi
Ternak Unggas yang telah diolah.
1. Konsumsi pakan
Konsumsi pakan pada ayam ras petelur dapat dihitung dengan cara
mengurangi jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa.
Pakan yang diberikan kurang lebih 120 gram/ekor/hari (kandungan protein 21,6
gram), dan selalu habis dikomsumsi. Sehingga konsumsi pakan pada ayam ras
unggas yaitu 120 gram/ekor/hari (Tabel 4). Konsumsi pakan ayam petelur
16
2. Produksi telur (Hen Housed Production dan Hen Day Productiion)
dan hen day productiion. Hen housed production (HHP) adalah ukuran produksi
telur yang didasarkan pada jumlah ayam mula-mula yang dimasukkan ke dalam
kandang (Suprijatna, 2005). Hen day production (HDP) adalah perhitungan yang
jumlah dari produksi telur hari itu dibagi dengan jumlah ayam produktif hari itu
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 4, diketahui Hen day dari
dengan umur ≥ 45 minggu berkisar 82.3 % dan Hen housed berkisar 73.4 %. Hal
ini menunjukkan bahwa hen day dan hen housed yang diperoleh rendah,
dikarenakan sudah melewati periode puncak produksi ayam ras petelur yaitu pada
umur 27-29 dengan kisaran hen day 94-96 % (Anonim, 2014). Semakin lama
periode bertelur, semakin rendah HDP (Mussawar et al., 2004). Nilai HHP dan
HDP tiap harinya mengalami perubahan, hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan
dipengaruhi oleh kualitas pakan, umur ayam, kesehatan ayam yang terganggu,
serta cuaca yang tidak mendukung. Kualitas pakan yang jelek, nutrisinya kurang
atau tidak seimbang dengan pakan, mengandung zat racun yang dapat
Menurut Banong (2012), daya hidup yang baik dari ayam petelur (tingkat
17
tergolong tinggi yakni mencapai 9,1 % saat memasuki minggu ke 45, dibanding
standar yang hanya 1,7 % (Anonim, 2014). Tingkat kematian dari minggu 45
3. Egg mass
Egg mass adalah perkalian antara persentase produksi telur dengan rata-
rata bobot telur. Berata telur dan egg mass ayam ras petelur di unit kandang
dilihat pada Tabel 4. Berat telur sering digunakan sebagai kriteria seleksi uantuk
ayam petelur (Kabir, 2010). Berat rata-rata telur sekitar 61,7 g/butir.
bobot cangkang semakin menurun karena isi telur meningkat, akibatnya rasio
cangkang dan isi telur menurun. Pakan yang mengandung EM terlalu tinggi, yaitu
lebih dari 2800 kkal/kg pada fase layer menyebabkan penurunan bobot telur
telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam petelur
yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih
FCR atau nilai rata-rata konversi pakan dari ayam petelur di unit kandang petelur
Laboratorium Produksi Ternak dengan umur ≥ 45 minggu adalah 2,3. Hal ini
18
menunjukkan bahwa konversi pakan dalam peternakan ini melebihi batas normal,
sehingga pakan dianggap tidak efisien. Produksi relatif rendah, di bawah standar
Ket: HD: Hen Day (produksi telur harian); HH: Hen Housed (produksi telur
kandang)
Gambar 4. Kurva produksi telur
umur 21-72 minggu (Anonim, 2014). Menurut Rasyaf (2005), tingkat konversi
pakan yang berbeda-beda tergantung kadar protein dan energi metabolisme pakan,
suhu lingkungan, umur ayam, kondisi kesehatan dan komposisi pakan. Apabila
nilai konversi pakan semakin kecil maka konversi pakan semakin baik, berarti
ayam petelur dapat menggunakan pakan dengan baik dan dapat menghasilkan
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Universitas Hasanuddin Makassar pada dasarnya sudah cukup baik dan memenuhi
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2001. Pengetahuan Bahan Makanan Ternak. Penerbit IPB Press. Bogor.
Aziz, D. 2007. Mengenal Ayam Petelur. Penerbit CV. Sinar Cemerlang Abadi,
Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Pakan Ayam Ras Petelur (layer). SNI 01-
3929-2006.
Kabir, F., and M.T. Haque. 2010. Study on production performance of ISA Brown
strain at Krishibid Firm, Ltd., Trishal, Mymensingh. Bangladesh Research
Publication Journal 3 (3): 1039-1044.
Kristianto, W. 2013. Kegiatan usaha ayam niaga petelur periode produksi PT.
Sembilan Jaya Farm Desa Sasanggaran Kecamatan Kebon Pedes
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Laporan Magang. Bandung.
Hal: 1-32.
22
Martono, P. 1996. Membuat Kandang Ayam. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
23