Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HEMOFILIA

Disusun oleh :

Kelompok 3

Tingkat 2B

1. Rahmadila Ika Purnama P1337420418022 / 11


2. Tata Yulia Deasal Sabella P1337420418026 / 12
3. Aprilia Dwi Winarni P1337420418030 / 13
4. Wulan Sari P1337420418032 / 14
5. Anis Sri Hartanti P1337420418034 /15

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Imun & Hematologi


Sub Pokok Bahasan : Hemofilia
Sasaran : Warga Desa Karangjati
Hari/tanggal : Jumat, 20 September 2019
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tempat : Balai Desa Karangjati, Blora

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah di lakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta mampu


mengetahui dan memahami tentang penyakit Hemofilia

2.      Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang penyakit hemophilia, peserta dapat:


a. Menjelaskan Pengertian Hemofilia
b. Menyebutkan Jenis-jenis Hemofilia
c. Menyebutkan Penyebab Hemophilia
d. Menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala Hemophilia
e. Menyebutkan 2 dari 4 Komplikasi Hemofilia
f. Menjelaskan Pengobatan Hemofilia
B. Materi
1. Pengertian Hemofilia
2. Jenis-jenis Hemofilia
3. Penyebab Hemofilia
4. Tanda dan Gejala Hemofilia
5. Komplikasi Hemofilia
6. Pengobatan Hemofilia
C. Metode : Ceramah, Tanya jawab
D. Media : Leaflet dan Power Point
E. Sumber :
https://www.academia.edu/29585484/SATUAN_ACARA_PENYULUHAN

https://www.scribd.com/doc/237002383/SAP-Hemofilia-n

http://l1a006080.blogspot.com/2009/12/hemofilia.html

F. Proses Belajar Mengajar

Sasaran
No Waktu Kegiatan
Penyaji Peserta
1. 5 Pembukaan  Menyampaikan salam  Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka, maksud dan  Memperhatikan
b. Perkenalan tujuan serta kontrak waktu dan terlihat antusias
c. Menyampaikan pelaksanaan kegiatan mengikuti
tujuan kepada peserta penyuluhan penyuluhan
d. Kontrak waktu dengan bahasa yang sopan
e. Melakukan apersepsi dan jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
 Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti  Menyampaikan materi  Menyimak dan
menit a. Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
 Pengertian sesuai dengan metode penyuluhan dengan
Hemofilia yang dipilih baik dan antusias.
 Jenis-jenis  Menyampaikan materi
Hemofilia tidak berbelit-belit serta
 Penyebab efisien sehingga mencegah
Hemofilia kekurangan waktu
 Tanda dan Gejala  Memanfaatkan semua
Hemofilia media yang tersedia untuk
 Komplikasi menyampaikan materi
Hemofilia dengan baik.
 Pengobatan
Hemofilia
3. 10 Penutup  Melalukan dialog  Peserta penyuluhan
menit a. Sesi tanya jawab interaktif dengan peserta dengan antusias
b. Melakukan evaluasi penyuluhan. bertanya dan
c. Menyimpulkan  Menanyakan beberapa berdialog tentang
materi yang pertanyaan singkat kepada materi penyuluhan.
didiskusikan pasien tentang materi  Bersama penyaji
d. Mengakhiri kegiatan penyuluhan untuk menyimpulkan
dengan salam mengetahui feed back. materi.
Misalnya dengan  Mengerti dan
memberikan studi kasus mempunyai
dan hadiah kepada peserta pengetahuan baru
yang bisa menjawab tentang materi
dengan benar. penyuluhan
 Menyampaikan ditandai dengan
kesimpulan dengan hampir keseluruhan
singkat dan jelas. peserta dapat
 Menyampaikan salam menjawab studi
penutup dan ucapan kasus.
terimakasih dengan sopan  Menjawab salam.
dan jelas.

A. Evaluasi
 Evaluasi selama dilakukan penyuluhan
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab
4. Butir pertanyaan
a. Jelaskan Pengertian Hemofilia!
b. Sebutkan Jenis-Jenis Hemofilia!
c. Sebutkan Penyebab Hemofilia!
d. Sebutkan 3 dari 5 Tanda dan Gejala Hemofilia!
e. Sebutkan 2 dari 4 Komplikasi Hemofilia!
f. Jelaskan Pengobatan Hemofilia!
 Evaluasi setelah dilakukan penyuluhan
1. Evaluasi Struktur
o SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) dan tempat sudah siap
o Moderator dan sekretaris sudah siap.
o Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
o Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana.
o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah
direncanakan.
o Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
o Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik.
o Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami
tentang isi penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Hemofilia

Hemofilia adalah gangguan perdarahan bersifat herediter yang dengan defisiensi atau
kelainan biologik faktor VIII dan (antihemophilic globulin) dan faktor IX dalam plasma
(David Ovedoff, Kapita Selekta Kedokteran).
Hemofilia adalah penyakit gangguan pembekuan darah yang diturunkan melalui
kromosom X. Karena itu, penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya
mempunyai kromosom X, sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa sifat saja
(carrier). Namun, wanita juga bisa menderita hemofilia jika mendapatkan kromosom X
dari ayah hemofilia dan ibu pembawa carrier dan bersifat letal (hemofila. or. Id, 2010).

B. Jenis Hemofilia
Penyakit hemofilia terbagi atas 3 jenis, A, B dan C:
1. Hemofilia A
Hemofilia A juga dikenal hemofilia klasik, karena jenis hemofilia ini adalah
yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah. Selain itu, tipe ini juga
dikenal hemofilia kekurangan facktor pembekuan VIII, yang terjadi karena
kekurangan faktor 8 protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses
pembekuan darah.
2. Hemofilia B
Hemofilia B juga dikenal penyakit Christmas, karena ditemukan untuk
pertama kalinya oleh seorang bernama Steven Christmas yang berasal dari Kanada.
Hemofilia faktor pembeku darah IX, yang terjadi karena kekurangan faktor 9 (Factor
IX) protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
3. Hemofilia C
Hemofilia C adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh protein pembekuan
Faktor XI yang hilang atau rusak. Penyakit ini pertama kali diketahui pada tahun 1953
pada pasien yang mengalami perdarahan hebat setelah pencabutan gigi. Penyakit
hemofilia C jarang terjadi, diperkirakan 1 dari 100.000 orang.
C. Penyebab/ Etiologi Hemofilia

Gen yang mengatur produksi faktor VIII dan IX hanya ditemukan pada kromosom X.
Penyakit hemofilia disebabkan oleh mutasi pada faktor VIII atau gen faktor IX pada
kromosom X.
Jika seorang wanita membawa gen abnormal pada salah satu kromosomnya (wanita
memiliki sepasang kromosom X), tidak hanya dia yang mengalami hemofilia, tetapi dia
akan menjadi pembawa kelainan tersebut. Itu berarti bahwa ia dapat meneruskan gen
hemofilia kepada keturunannya (penyakit turunan).
Ada kemungkinan 50% bahwa salah satu putranya akan mewarisi gen dan akan
dilahirkan dengan penyakit hemofilia. Ada juga kemungkinan 50% bahwa salah satu
putrinya akan menjadi pembawa gen, tanpa memiliki hemofilia sendiri.
Sangat jarang seorang anak perempuan terlahir dengan hemofilia, tetapi itu bisa
terjadi jika sang ayah menderita hemofilia dan sang ibu membawa gen untuk hemofilia.
Pada sekitar 20% dari semua kasus hemofilia, kelainan ini disebabkan oleh mutasi
gen spontan. Dalam kasus seperti itu tidak ada riwayat keluarga dengan perdarahan
abnormal. (digilib. unsri. ac. id, 2010).

D. TANDA DAN GEJALA


1. Terjadi perdarahan spontan pada sendi dan otot yang berulang disertai dengan rasa
nyeri dan terjadi bengkak.
2. Perdarahan sendi yang berulang menyebabkan atropi hemofilia dengan
menyempitkan ruang sendi, Krista tulang dan gerakan sendi yang terbatas.
3. Biasanya perdarahan juga dijumpai pada Gastrointestinal, hematuria yang berlebihan
dan juga perdarahan otak
4. Terjadi hematoma pada extremitas
5. Keterbatasan dan nyeri sendi yang berkelanjutan pada perdarahan.

E. Komplikasi Hemofilia
Berikut berbagai komplikasi hemofilia yang timbul pada penderitanya, meliputi:
1. Pendarahan internal yang dalam
Pendarahan yang terjadi pada otot dalam dapat menyebabkan anggota badan
membengkak. Pembengkakan dapat menekan saraf dan menyebabkan mati rasa atau
terasa sakit.
2. Kerusakan sendi
Pendarahan internal juga dapat menekan sendi, menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Jika tidak segera diobati, perdarahan internal yang sering dapat menyebabkan radang
sendi atau kerusakan sendi.
3. Infeksi
Penderita hemofilia juga mungkin mendapatkan transfusi darah, sehingga
meningkatkan risiko menerima darah yang terkontaminasi. Darah menjadi lebih aman
setelah pertengahan 1980-an karena skrining darah yang disumbangkan untuk
hepatitis dan HIV.
4. Efek samping pengobatan faktor pembekuan
Pada beberapa penderita hemofilia, sistem kekebalan tubuh memiliki reaksi negatif
terhadap faktor pembekuan yang digunakan untuk mengobati perdarahan. Ketika ini
terjadi, sistem kekebalan mengembangkan protein (inhibitor) yang menonaktifkan
faktor pembekuan, membuat pengobatan menjadi kurang efektif.

F. Pengobatan/ Terapi Hemofilia


Terapi Suportif
Pengobatan rasional pada hemofilia adalah menormalkan kadar factor anti hemophilia
yang kurang.Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Melakukan pencegahan baik menghindari luka atau benturan
• Merencanakan suatu tindakan operasi serta mempertahankan kadar aktivitas factor
pembekuan sekitar 30-50%
• Untuk mengatasi perdarahan akut yang terjadi maka dilakukan tindakan pertama
seperti rest, ice, compression, elevation (RICE) pada lokasi perdarahan.
• Kortikosteroid, pemberian kortikosteroid sangat membantu untuk menghilangkan
proses inflamasi pada sinovitis akut yang terjadi setelah serangan akut
hemartrosis. Pemberian prednisone 0,5-1 mg/kg BB/hari selama 5-7 hari dapat
mencegah terjadinya gejala sisa berupa kaku sendi(artrosis) yang menggangu
aktivitas harian serta menurunkan kualitas hidup pasien hemophilia.
• Analgetika. Pemakaian analgetika diindikasikan pada pasien hemartrosis dengan
nyeri hebat, dan sebaiknya dipilih analgetika yang tidak mengganggu agregasi
trombosit (harus dihindari pemakaian aspirin dan antikoagulan)
• Rehabilitasi medik

Anda mungkin juga menyukai