Anda di halaman 1dari 3

 

ANALISA JURNAL : PICO

Jamu Pada Pasien Tumor/Kanker sebagai Terapi Komplementer

Herbal as A Compelementary Therapy for Tumor/Cancer Patients

Disusun Oleh :

Tingkat 1 Jalur B

Nama : Shienthia Riska Ananda

Nim : (190204057)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

2020
Jurnal 1:

Jamu pada pasien tumor/kanker sebagai terapi komplementer

P: Populasi 
Diperoleh 71 pasien kanker dengan total 129 kunjungan, bervariasi antara 1-4 kali
kunjungan per pasien. Jenis tumor/kanker terbanyak ditemukan organ payudara (32%).
Dari 71 pasien tumor/kanker, 80,3% menerima terapi jamu; 14,1%menerima terapi
kesehatan konvensional dan jamu; 2,8% menerima terapi konvensional jamu dan
kesehatantradisional; 1,4% menerima terapi jamu dan kesehatan tradisional.

I: Intervensi/Indikator
Diberikan intervensi terapi jamu dan diberikan intervensi kepada pasien tumor/kanker.

C: Comparasion/Perbandingan, Kontrol
Pembanding pada jurnal ini adalah kelompok control diberikan perlakuan terapi jamu
yang diberikan kepada pasien tumor/kanker sebelum dan setelah.
O:Out Came/Hasil
Dari penelitian Jamu Registry ini diperoleh 71 pasien tumor/kanker dengan total 129
kunjungan yang bervariasi antara 1 sampai 4 kali kunjungan. Kunjungan I
=57,3%,kunjungan II = 24,2 %, kunjungan III = 11,3 % dan kunjungan IV =
7,3%.Terjadi penurunan jumlah kunjungan sejak kunjungan pertama ke kunjungan
berikutnya, hal ini mungkin terjadi karena pasien merasakan ada perbaikan pada kualitas
hidupnya sehingga merasa tidak perlu berobat lagi. Hal ini tampak pada penilaian quality
of life (QoL) akhir yang membaik sejumlah 79,6% dan tidak satupun pasien yang
mengalami memburuknya kondisi pada QoL akhir.

T: Time/Waktu

dilakukan selama 10 bulan dengan menggunakan rekam medik dokter praktek jamu serta
program entri pada website Badan Litbangkes.
Kesimpulan

Sepuluh komponen jamu yang paling banyak digunakan pada pasien tumor/kanker berturut
turut adalah kunyit putih, rumput mutiara, bidara upas,sambiloto, keladi tikus, temulawak,
temu mangga, daun dewa, benalu, dan daun sirsak.Pada akhir terapi ditemukan 79,6% pasien
dengan kualitas hidup yang membaik dan 20,4% yang menetap, pada penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terapi komplementer alternatif dapat meningkatkan kualitas hidup pada
pasien tumor/kanker yang berobat di dokter praktek jamu yang terlibat dalam penelitian
ini.Sebanyak 3,1% pasien yang hanya diterapi jamu saja tanpa diterapi konvensional
mengalami kejadian yang tidak diinginkan berupa mual, muntah, alergi pada kulit, rasa
kembung dan cepat kenyang, dan masa perdarahan menstruasi yang lebih pendek dari satu
minggu. Hal ini terjadi pada terapi komponen jamu temulawak, keladi tikus, kunir
putih,rumput mutiara, sambiloto, daun ungu,temu putih, daun dewa, kunyit, dan bidara
upas.Perlu penelitian dengan jumlah responden yang lebih besar dan dilakukan di pusat
rujukan kanker agar evaluasi terapi secara medis juga bisa dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai